Anda di halaman 1dari 80

PENYAKIT KARANTINA DAN

PENGELOLAAN PENYAKIT
KARANTINA

DR. CUT KHAIRUNNISA, M.KES


DEPT. IKM FK UNIMAL
VISI PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 2020-2024
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong - Royong, dimana
peningkatan kualitas manusia Indonesia menjadi prioritas utama
dengan dukungan pembangunan kesehatan yang terarah, terukur,
merata dan berkeadilan.

• meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap
Tujuan
orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya
• Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat tersebut,
dibutuhkan program kesehatan yang bersifat preventif dan
promotif salah satunya adalah Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (P2P).
• Berbagai kegiatan dilakukan untuk mendukung pencegahan
dan pengendalian penyakit, di pintu masuk negara
dilakukan upaya kekarantinaan
PENGERTIAN KARANTINA

KARANTINA ADALAH PEMBATASAN AKTIVITAS ORANG


SEHAT ATAU BINATANG YANG TELAH TERPAJAN
(EXPOSED) KASUS PENYAKIT MENULAR TERTENTU.
UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN PENYAKIT LEBIH
LANJUT.
TUJUAN KARANTINA

• Menolak dan mencegah masuk dan keluarnya penyakit


karantina dengan sarana angkutan darat, laut dan udara
• Mencegahnya penyebaran penyakit yg berpotensi
kedaruratan kesehatan masyarakat yg dpt dg cepat
menyebar antar manusia.
DASAR HUKUM & PENGERTIAN

• UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan


Dalam Undang-undang Pokok Kesehatan pasal 6 sub
3 tercantum kewajiban  mencegah penyakit
menular dengan usaha karantina.

UU No. 1 Tahun 1962 Tentang Karantina Laut


UU No. 2 Tahun 1962 Tentang Karantina Udara
UU No. 4 tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular
Tantangan

• meningkatnya faktor resiko penyakit di pintu masuk


• ancaman dalam bentuk risiko biologi, kimia, terorisme,
radio-nuklir
• penyakit zoonosis (penyakit tular hewan)
• kedaruratan kesehatan masyarakat,
• ancaman penyakit yang baru muncul (new emerging
diseases)

pembelajaran terkait kesiapsiagaan menghadapi


COVID-19 (2020) penyakit baru muncul (new emerging diseases),
khususnya dalam menyiapkan sistem kesehatan
yang mampu merespon kegawatdaruratan kesehatan
masyarakat
APA YANG
DIBUTUHKAN
DALAM
PENGELOLAAN
PENYAKIT
KARANTINA??????
1. SUMBER DAYA MANUSIA
2. TUPOKSI
 melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit
potensial wabah
 surveilans epidemiologi,
 kekarantinaan,
 pengendalian dampak kesehatan lingkungan
 pelayanan kesehatan
 pengawasan OMKABA
 pengamanan terhadap penyakit baru dan
 penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia
 pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara

3. SUMBER DANA, SARANA DAN PRASARANA


SASARAN STRATEGIS KEGIATAN
SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN
(RPJMN &RENSTRA KEMENKES 2020-2024

• Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat


dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans dan
kekarantinaan kesehatan yang akan dicapai pada kurun
waktu 2020-2024:
INDIKATOR CAPAIAN:
 Bayi usia 0-11 bulan yg mendapat imunisasi dasar lengkap 95%
 Persentase anak usia 18-24 bulan yg mendapat imunisasi lanjutan
campak 95%
 Persentase bayi usia 0-11 bulan yg mendapat imunisasi dasar lengkap
di papua dan papua barat 95%
 Persentase kab/kota yg memiliki pelabuhan/bandarayg mempunyai
kapasitas sesuai standar dalam pencegahan dan pengendalian
kedaruratan kesehatan masyarakat 100%
 Persentase kab/kota yg merespon peringatan dini KLB minimal 80%
 Persentase kab/kota yg memiliki peta risiko penyakit infeksi
emerging 42%
Jenis Penyakit Karantina
Jenis-jenis Penyakit Karantina
1. Pes (Plague);
2. Kolera (Cholera)
3. Demam kuning
4. Cacar (smallpox)
5. Tifus bercak wabahi - Typhus exanthematicus infectiosa
(Louse borne typhus)
6. Demam balik-balik (Louse borne Relapsing fever)
7. Meningitis
8. Hanta virus
9. Sars
10. Ebola
11. Japanese encephalitis
12. H1N1
13. dll
Usaha Karantina

• Yang disebut usaha karantina ialah tindakan-tindakan untuk


mencegah penjalaran sesuatu penyakit yang dibawa oleh
seorang yang baru masuk wilayah Indonesia dengan alat-alat
pengangkutan Darat, Laut dan Udara. (Penjelasan UU No. 1
dan UU No. 2)
TINDAKAN KHUSUS TERHADAP
PENYAKIT KARANTINA
• Tindakan terhadap penyakit karantina dilakukan
oleh dokter pelabuhan.

• Baik Instansi pemerintah maupun swasta


memberi bantuannya jika diminta dokter
pelabuhan utk melaksanakan tindakan tsb.
SUATU PELABUHAN/WILAYAH DINYATAKAN
TERJANGKIT PENYAKIT KARANTINA APABILA PD
PELABUHAN ATAU WILAYAH ITU TERDAPAT:

• Seorang penderita penyakit karantina yg bkn berasal dari luar


pelabuhan/ wilayah itu
• Tikus berpenyakit pes
• Binatang yang bertulang punggung dan mengandung virus
demam kuning yang aktif
• Wabah demam kuning
KEPMENKES RI
NO.612/MENKES/SK/V/2010
Pedoman penyelenggaraan karantina kesehatan pd
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyaarakat yg
meresahkan dunia
PELAKSANAAN KARANTINA
KESEHATAN
• Aspek legalitas
• Biaya
• Kemampuan manajemen
• Dukungan unsur2 manajemen
DAMPAK KARANTINA
KESEHATAN
• HAM
• Kelangsungan dunia usaha
• Perekonomian
• Budaya
• Keamanan
• Hubungan luar negeri
• dll
REGULASI TERKAIT KEKARANTINAAN
• Undang – undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan
• Undang – undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Undang – undang No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2014
tentang Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan;
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan;
• Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 424 Tahun 2007
tentang pedoman upaya kesehatan pelabuhan dalam rangka
karantina kesehatan.
• SOP KIPI (Kejadian Ikutan pasca Imunisasi
• SOP Layanan terpadu penerbitan sertifikat Vaksinasi
Internasional
• SOP Jejaring Informasi
• SOP Karantina rumah atau wilayah
• SOP Pemantauan K3JH
• SOP Penemuan Kasus
• SOP Penerbitan Sertifikat Vaksinasi Internasional
• SOP Penerbitan Sertifikat Free Pratique
• SOP Penerbitan SSCEC/SSCC/OME Sailing Permit
• SOP Pemeliharaan Vaksin
• SOP Penyimpanan Vaksin
• SOP Pengadaan Dan Penerimaan Vaksin
• SOP Rujukan dan Tata Laksana
• SOP Pendistribusian Vaksin
PENYAKIT PES

• Penyebab : Bakteri Yersinia pestis


• Gejala Klinis :
• Gejala Umum : Demam
• Gejala Khusus :
• pembesaran kelenjar getah bening paling
sering di daerah selangkang/inguinal,
paling jarang terjadi di daerah ketiak.

• pes paru (batuk dengan dahak cair


berbercak darah, sesak pernafasan
melemah,gagal nafas, efusi pleura)
PENYAKIT PES
• Masa Inkubasi : 1 - 7 hari

• Cara Penularan :
• Gigitan kutu tikus (Xenopsylla Chepsis),
gigitan atau cakaran kucing,
• Gigitan pinjal Pulex Iritans
• Gigitan kutu manusia
PENGAWASAN PENDERITA,
KONTAK DAN LINGK SEKITAR
• Laporkan kpd institusi kesehatan setempat.
• Isolasi:
• bersihkan penderita, pakaian dan barang2 dari pinjal dengan
insektisida kutu
• Rujuk ke RS
• Lakukan kewaspadaan standar terhadap sekret penderita dan
kemungkinan penyebaran lewat udara sampai 48 jam setelah terapi
efektif selesai
• Disinfeksi serentak :
Dilakukan thdp dahak dan alat-alat tercemar
• Karantina:
kemoprofilaksis dan pengawasan ketat selama 7 hari terhadap
orang yang serumah dan kontak langsung dengan pes paru
PENGAWASAN PENDERITA, KONTAK
DAN LINGK SEKITAR

• Investigasi Kontak:
semua orang yang kontak langsung dengan penderita pes paru

• Investigasi sumber infeksi :


binatang pengerat yang sakit atau mati beserta kutunya.

• Pengobatan spesifik: Streptomycin (obat pilihan utama)


TINDAKAN
INTERNATIONAL
• Pemerintah melaporkan dlm wkt 24 jam kpd WHO dan negara
tetangga.
• Lakukan semua upaya yg diwajibkan bagi kapal, pesawat udara
atau transportasi darat yg datang dari daerah pes
• Semua kapal hrs bebas dari binatang pengerat
• Bangunan di pelabuhandan bandara hrs bebas dr tikus
• Bagi yg melakukan perjalanan international mewajibkan utk
isolasi slm 6 hr sblm berangkat dihitung dr saat terakhir
terpajan.
KAPAL DITETAPKAN
TERJANGKIT PES, JIKA
• Pd wkt tiba di pelabuhan terdpt penderita pes atau terdpt
tikus pes dikapal.
• Lebih dari enam hari sesudah embarkasi terjd peristiwa pes.
TINDAKAN KHUSUS TERHADAP
PENYAKIT PES
• Tindakan terhdp kapal terjangkit atau tersangka pes adalah
a. Pemeriksaan awak kapal dan penumpang
b. Para penderita diturunkan, diisolasi dan dirawat
c. Para tersangka diawasi selama-lamanya 6 hr terhitung dari
tibanya kapal di pelabuhan
d. Bagasi seorg tersangka serta barang miliknya yg dipakai oleh
sipenderita dihapushamakan.
e. Seluruh kapal dihapustikus jika perlu.
TINDAKAN KHUSUS TERHADAP
PENYAKIT PES
• Tindakan terhdp kapal yg sehat pes yg datang dari
pelabuhan atau daerah terjangkit adalah
a. Seorang tersangka yg turun diawasi selama-lamanya 6
hr, terhitung dari tanggal ia meninggalkan
pelabuhan/daerah terjangkit.
b.Jika perlu dinkes pelabuhan dpt melakukan
hapushama tikus terhadap muatan/kapal.
CARA PENCEGAHAN

- Berikan penyuluhan kpd masyarakat


- Lakukan survei populasi binatang pengerat scr
berkala
- Penanggulangan tikus pd kapal atau dermaga atau
gedung
- Gunakan APD
- Imunisasi aktif dgn vaksin
PENYAKIT KOLERA

• Agen Penyebab : Vibrio Cholera


• serogroup O1, terdiri 2 biotype : 1) Vibrio klasik 2) Vibrio El Tor
yang terdiri dari serotipe Inaba, Ogawa dan Hikojima.
Tahun 1992 muncul serotype baru yang disebut v. cholera O139
• Reservoir: manusia, zooplankton
• Masa Inkubasi: beberapa jam – 5 hari, umumnya 2-3 hari
• Cara Penularan: melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi secara langsung atau tidak langsung oleh tinja atau
muntahan dari orang yang terinfeksi
PENYAKIT KOLERA

• Masa Menular: beberapa hari setelah sembuh. Pada penderita


‘carrier’ v. cholera di dalam feses dapat menetap sampai
beberapa bulan.

• Gambaran :
• onset tiba-tiba, diawali dengan mual dan muntah
• diare berat, cair terus menerus seperti air cucian beras,
• tanpa sakit perut,.
• komplikasi : dehidrasi, kolaps, gagal ginjal.
PENGAWASAN PENDERITA, KONTAK ATAU
LINGK SEKITARNYA

• Laporkan kpd Instansi kesehatan setempat.

• Isolasi: perawatan di RS dengan melaksanakan kewaspadaan


diperlukan utk pasien berat.
• Disinfeksi Serentak : terhadap tinja, muntahan dan linen
dengan pemanasan, dan melakukan pembersihan menyeluruh.
• Pengobatan
1. Terapi rehidrasi agresif
2. antibiotika yang tepat
3. Pengobatan komplikasi.
• Managemen Kontak:
surveilans terhadap orang yang mengkonsumsi minuman dan
makanan yang sama dengan penderita, selama 5 hari setelah kontak
terakhir.
Jika ada kemungkinan adanya penularan sekunder dalam rumah
tangga diberikan terapi kemoprofilaksis.

• Investigasi Sumber Infeksi : ditanyakan tentang masukan


makanan dan minuman dalam 5 hari sebelum sakit. Pencarian
dengan mengkultur tinja disarankan untuk anggota rumah tangga
atau yang kemungkinan terpajan dari satu sumber (common source)
di daerah yang sebelumnya tidak terinfeksi.
TINDAKAN
INTERNATIONAL
• Pemerintah suatu negara hrs melapor kpd WHO dan negara
tetangga.
• Pelancong international imunisasi dengan vaksin oral dianjurkan
untuk yang akan bepergian dari negara maju ke negara endemis
atau negara yang sedang mengalami wabah kolera.
• Peraturan kesehatan International menyatakan bahwa : orang
yang melakukan perjalanan internasional dan datang dari daerah
terjangkit kolera yang masih dalam masa inkubasi dan orang
yang menunjukkan gejala kolera harus menyerahkan tinjanya
untuk dilakukan pemeriksaan.
KAPAL DITETAPKAN
TERJANGKIT KOLERA, JIKA
• Pada wkt tiba di pelabuhan terdpt penderita kolera
di dalamnya
• Dalam 5 hr sblm tiba di pelabuhan terdpt
penderita kolera di dalamnya.
TINDAKAN KHUSUS TERHADAP
PENYAKIT KOLERA
• Tindakan terhdp kapal terjangkit atau tersangka kolera adalah
a. Pemeriksaan awak kapal dan penumpang
b. Para penderita diturunkan, diisolasi dan dirawat
c. Penderita dgn tanda-tanda klinis kolera diperlakukan sbg penderita
kolera.
d. Penumpang dan awak kapal yg mpy surat ket vaksinasi kolera yg
berlaku, diawasi selama 5 hr sjk kapal tiba di pelabuhan.
e. Penumpang yg tdk mpy srt ket vaksinasi kolera yg berlaku di isolasi.
TINDAKAN KHUSUS TERHADAP
PENYAKIT KOLERA
f. Barang-barang seseorg yg tersangka atau barang lain yg
disangka mengandung hama, dihapushamakan.
g. Air dan tempatnya di dlm kapal yg dianggap mengandung
hama di hapushamakan.
h. Pembongkaran dilakukan di bwh pengawsn dinkes
pelabuhan
i. Org yg melakukan pembongkaran diawasi slm 5 hr
TINDAKAN PENCEGAHAN

•  imunisasi aktif :
• vaksin kuman yang dimatikan dan disuntikkan saat wabah
kurang efektif, memberikan perlindungan parsial 50% kasus
dalam waktu hanya 3-6 bulan

• vaksin oral, dapat menghasilkan antibody dengan kadar


tinggi yang dapat melindungi sampai beberapa bulan.

.
PENYAKIT YELLOW FEVER

• Etiologi : Flavivirus

• Cara Penularan :
• Siklus penularan di hutan reservoarnya adalah primata dan
nyamuk Haemogogus.
• Siklus penularan di kota adalah manusia dan nyamuk Aedes
aegypty.

• Masa inkubasi : 3 hingga 6 hari.


PENYAKIT YELLOW FEVER

• Gejala Klinis :
Merupakan infeksi virus akut dengan durasi pendek dan
mortalitas yang bervariasi.

Demam mendadak, menggigil, dan nyeri punggung, mual dan


muntah.
Denyut nadi lemah dan pelan walau suhu meningkat.
PENGAWASAN PENDERITA

• Isolasi : kewaspadaan universal terhadap darah dan


cairan tubuh paling sedikit sampai 5 hari setelah
sakit, penderita dihindari dari gigitan nyamuk
• Desinfeksi serentak : tidak dilakukan desinfeksi.
Rumah penderita dan sekitarnya disemprot dengan
insektisida efektif.
• Imunisasi : bagi mereka yang kontak dengan
penderita sebelumnya.
• Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi
di semua tempat yang dikunjungi penderita 3 – 6
hari sebelum mereka sakit.
TINDAKAN INTERNATIONAL

• Segera laporkan kpd WHO dan negara tetangga


• Karantina thdp hewan
Monyet yg datang dari daerah endemis. Dilakukan karantina
slm 7 hr stlh meninggalkan daerah endemis.
• Perjalanan International :
Mereka yang datang dari daerah endemis Afrika dan
Amerika Selatan diwajibkan memiliki sertifikat vaksinasi
yang masih berlaku, bila belum diimunisasi, perlu dilakukan
selama 6 hari sebelum diijinkan melanjutkan perjalanannya.
Demikian juga mereka yang akan berkunjung ke daerah
endemis perlu diberikan imunisasi sebelumnya.
(International Certificate of Vaccination (ICV) untuk
demam kuning berlaku mulai 10 hari sampai 10 tahun
setelah imunisasi. )
KAPAL DITETAPKAN
TERJANGKIT DEMAM KUNING,
JIKA
• Pada wkt tiba di pelabuhan terdpt penderita demam kuning
di dalamnya.
• Di dalam perjlanan terdpt peristiwa demam kuning di
dalamnya
TINDAKAN KHUSUS TERHADAP
PENYAKIT DEMAM KUNING
• Tindakan terhdp kapal terjangkit atau tersangka adalah
a. Pemeriksaan awak kapal dan penumpang
b. Pengukuran suhu badan semua penumpang dan awak kapal
c. Penderita demam kuning diturunkan, diisolasi dan dilindungi thdp
gigitan nyamuk
d. Penumpang dan awak kapal lainnya yg memiliki srt vaksinasi demam
kuning yg blm berlaku, diisolasikan sampai srt ketnya berlaku selama-
lamanya 6 hr.
e. Kapal hrs msk dlm karantina sampai dinyatakan bebas dr nyamuk
aedes aegypti.
CARA PENCEGAHAN

• Pencegahan : Imunisasi aktif bagi semua orang (bayi 9 bulan


ke atas) yang oleh karena tempat tinggal, pekerjaan dan
perjalanan berisiko terpajan infeksi. Antibodi terbentuk 7-10
hari setelah imunisasi.

• Pembasmian nyamuk aedes aegypti


PENYAKIT TIFUS

• Etiologi : Rickettsia prowazekii

• Cara Penularan :
• Kutu badan yg menghisap darah penderita akut akan
terinfeksi kmd menularkan kpd org lain.

• Masa inkubasi : 1-2 minggu rata-rata 12 hari


PENYAKIT TIFUS

• Gejala :
Ditandai dgn skt kepala, mengigil, lelah, demam dan skt
disekujur tubuh.
Timbul bercak dikulit pd hr ke-5 dan ke 6, mulai muncul
pd badan bagian atas kmd menyerbu keseluruh tubuh,
namun tdk mengenai muka, telapak tangan dan telapak
kaki.
PENGAWASAN PENDERITA

• Isolasi : Tidak perlu dilakukan


• Desinfeksi serentak : Taburkan insektisida pd
pakaian dan tempat tidur penderita dan kontak.
• Karantina: Mereka yg tubuhnya mengandung kutu
dan terpajan dgn penderita tifus dikarantina slm 15
hr stlh badannya ditaburi insektisida.

• Penanganan kontak : semua kontak hrs diamati


terus menerus slm 2 minggu.

• Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi:


Segala upy hrs dilakukan utk melacak sumber
penularan.
PENGAWASAN PENDERITA

• Pengobatan spesifik: Pemberian doksisiklin dosis


tunggal 200 mg biasanya sdh cukup utk
menyembuhkan sipenderita.
TINDAKAN INTERNATIONAL

• Segera laporkan kpd WHO

• Wisatawan mancanegara: Tdk satupun negara yg mewajibkan


para wisatawan utk mendapatkan imunisasi sblm memasuki
negara tsb
KAPAL DITETAPKAN SEHAT, JIKA

• Kapal ditetapkan sehat walaupun dikapal itu terdapat seorg


penderita tifus.
TINDAKAN KHUSUS TERHADAP
PENYAKIT TIFUS
• Pemeriksaan kesehtan semua penumpang dan awak
kapal.
• Penderita diturunkan, diisolasi, dihapusseranggakan
dan dirawat
• Mereka yg tersangka dihapusseranggakan dan diawasi
selama-lamanya 14 hr.
• Bagasi, barang2 lain dan bag.kapal yg dianggap
mengandunghama, dihapushamakan.
CARA PENCEGAHAN

• Didaerah yg lingk kutunya tinggi, teburkan bubuk


insektisida pd pakaian.

• Perbaikan kondisi kesehatan lingkungan

• Lakukan tindakan thdp mereka yg tinggal didaerah


risiko tinggi dgn menaburkan insektisida.
PENYAKIT DEMAM BOLAK BALIK

• Etiologi :
Yang ditularkan oleh tungau disebabkan oleh Borrelia recurrentis

• Gejala :
Ditandai demam berlangsung 2-9 hr diikuti periode tanpa demam slm 2-4 hr.
Jumlah kekambuhan bervariasi dari 1-10x bahkan lebih.

• Cara Penularan :
• Ditularkan oleh vektor.

• Masa inkubasi : 5-15 hr, biasanya 8 hari


PENGAWASAN PENDERITA

• Isolasi : Penderita beserta pakaian dan semua kontak


serumah dan lingk sekitarnya hrs dibebaskan dr
tungau dan kutu.

• Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi:


temukan kasus-kasus tambahan dan sumber infeksi
• Pengobatan yg spesifik: dgn tetracycline
KAPAL DITETAPKAN SEHAT, JIKA

• Kapal ditetapkan sehat walaupun dikapal itu terdapat seorg


penderita demam bolak balik
TINDAKAN KHUSUS TERHADAP
PENYAKIT TIFUS
• Pemeriksaan kesehtan semua penumpang dan awak
kapal.
• Penderita diturunkan, diisolasi, dihapusseranggakan
dan dirawat
• Mereka yg tersangka dihapusseranggakan dan diawasi
selama-lamanya 8 hr.
• Bagasi, barang2 lain dan bag.kapal yg dianggap
mengandunghama, dihapushamakan.
CARA PENCEGAHAN

• Berantas tungau dan kutu


• Gunakan perlindungan diri sbg peganti repellent
• Antibiotik dpt digunakan stlh terpajan.
SARS
DEFINISI

• Adalah Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan


penyakit infeksi pada jaringan paru manusia
DEFINISI KASUS
DEFINISI KASUS

2. Probable SARS 
Adalah kasus Suspect ditambah dengan gambaran
foto toraks menunjukkan tanda-tanda pneumonia
atau  respiratory distress syndrome
• ETIOLOGI

Penyebab SARS adalah Corona virus atau Parimoxyviridae


virus. Etiologi ini sebagai temuan awal yang masih
memerlukan penelitian lebih lanjut para ahli.

• MASA INKUBASI

Berdasarkan penelitian sementara ditetapkan masa inkubasi 3-


10 hari
CARA PENULARAN
• Cara penularan penyakit melalui kontak langsung dengan
penderita SARS baik karena berbicara, terkena percikan
batuk atau bersin (“Droplet Infection”).   

• Periode aman dari kemungkinan terjadinya penularan pada


unit pelayanan atau pada kelompok masyarakat yang
terjangkit KLB SARS adalah setelah lebih dari 14 hari
sejak kasus terakhir dinyatakan sembuh.
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN
SARS DI BANDARA, PELABUHAN DAN
LINTAS BATAS 
a)Semua Penumpang termasuk awak (crew) pesawat
yang  datang dari Negara/wilayah terjangkit SARS
diberikan “Health Alert Notice” oleh crew dan diisi di
dalam pesawat selama penerbangan.

b)Pemberitahuan tentang informasi SARS kepada


penumpang dengan menggunakan media komunikasi
c)  Jika dalam penerbangan ditemukan penumpang/crew yang
sakit dengan gejala demam tinggi (>38°C)   dan salah satu atau
lebih gangguan pernafasan), maka crew harus melakukan
tindakan sebagai berikut :
• mengisolasi penumpang/crew yang sakit dari
penumpang dan crew lainnya.
• Penumpang/crew yang sakit diminta menggunakan
masker pelindung dan mereka yang memberikan
perawatan.menggunakan sarung tangan dan masker
• Menyiapkan toilet yang hanya boleh digunakan oleh
penumpang/crew yang sakit.
• Kapten pesawat melakukan kontak radio ke
bandara tujuan menginformasikan tentang adanya
kasus Suspect, agar petugas  KKP segera
menyiapkan ruang terpisah (Poliklinik diterminal)
guna pemeriksaan penumpang/crew yang sakit.
PEMERIKSAAN SARS PADA SAAT
PESAWAT PARKIR DI BANDARA

Tim Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dengan


menggunakan masker naik ke atas pesawat  setelah Pesawat parkir,
kemudian bersama Crew melakukan tindakan-tindakan sbb : 
a)  Penumpang tidak diperkenankan turun dari pesawat.
b) Pemberitahuan tentang adanya pemeriksaan kesehatan berkaitan dengan
kewaspadaan terhadap SARS
c)  Menganjurkan kepada penumpang dan crew untuk segera berobat jika
dalam jangka 10 hari berikutnya jatuh sakit (timbul gejala SARS) serta
menginformasikan Rumah Sakit Rujukan
PEMERIKSAAN SARS PADA SAAT
PESAWAT PARKIR DI BANDARA

d)  Pemeriksaan secara cepat terhadap semua penumpang. 


e)  Bila ditemukan Kasus Suspect, maka petugas KKP segera melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut :  
- Petugas KKP yang menangani “Suspect case” menggunakan
masker.
- Kasus Suspect (“Suspect Case”) dipasangkan masker, kemudian
diperiksa lebih lanjut di Poliklinik terminal dan segera merujuk ke
Rumah Sakit rujukan serta melaporkan identitas dan alamat lengkap
“Suspect Case” dan kontak ke Dirjen PPM & PL dan Dinas
Kesehatan Setempat.
f)  Penumpang dan crew diarahkan ke Counter  Kesehatan. Untuk dilakukan
pengecekan
PEMERIKSAAN SARS DI
“COUNTER” KESEHATAN
1) Petugas KKP pada counter Kesehatan mengumpulkan dan
memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian “Health Alert
Notice” penumpang/crew lainnya serta memisahkan  Health Alert 
Notice penumpang dan crew yang diduga sebagai Kasus Suspect
(“Suspect Case”),

2)  Selanjutnya penumpang dan crew pesawat menuju counter Imigrasi.


Bila ditemukan “Health Alert Notice” belum selesai diproses di
counter Kesehatan, petugas imigrasi mengarahkan penumpang ke
counter kesehatan dan proses imigrasi ditunda
3)  KKP melaporkan identitas dan alamat penumpang
bukan transit (penumpang yang tidak melanjutkan
perjalanannya) ke Dinas Kesehatan setempat, 
selanjutnya dilakukan Surveilans aktif oleh Dinas
Kesehatan setempat.

4)  KKP menginformasikan tentang penumpang transit


dalam negeri ke KKP tujuan berikutnya.
PENERBANGAN LANJUTAN KE
LUAR NEGERI
Kapten/Pilot pesawat : 
1)  Memberi penjelasan seperlunya kepada penumpang transit luar negeri
bahwa di dalam pesawat yang ditumpanginya  terdapat kasus
tersangka SARS, dan menganjurkan untuk segera berobat pada Negara
tujuan jika dalam jangka 10 hari berikutnya jatuh sakit (timbul gejala
SARS). 

2) Memberi tahu kepada Bandar Udara tujuan berikutnya bahwa pesawat


tersebut membawa penumpang yang  pernah kontak dengan kasus
tersangaka SARS.
DISINFEKSI PESAWAT

1) Setelah pesawat membawa kasus SARS, semua pintu


harus terbuka dan interior pesawat dialiri udara yang
berasal dari AC
2) Catat semua nama petugas yang melakukan tindakan suci
hama 
3)Semua petugas  harus menggunakan sarung tangan,
pelindung muka dan baju disposibel 
4)Daerah 2 baris didepan dan belakang tempat duduk kasus
Suspect harus di suci hamakan
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN
PESAWAT
Tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara sehat.
• Stlh pesawat datang, agen menyerahkan penumpang kpd petugas
karantina
• Apabila tdk terdpt penumpang/crew skt, petugas karantina kesht
memberikan izin karantina
• Setiap kedatangan pswt dr luar negeri utk mencegah penularan
pykt, sblm penumpang turun dilakukan desinseksi (insektisida
aerosol).
• Kpd penumpang yg sehat disilakan keluar dr pesawat
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN
PESAWAT
• Kepda penumpang yg skt dibw keruang karantina utk
mendptkan pelayanan keshtn
• Penumpang yg skt dan ternyt tdk menderita pyk Menular,
diberikan pengobtan atau dirujuk ke RS pilihan pasien
• Penumpang yg skt dan ternyt menderita pyk menular,
prosedur penanganan.
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN
PESAWAT
Tahap pelaksanaan kedatangan pesawat dari negara terjangkit
• Petugas karantina keshtn mendpt informasi kedatangan pesawat dari
petugas Airlines
• Petugas karantina keshtn naik keatas peswt utk melakukan pemeriksaan
keshtn.
• Sblm penumpang turun utk mencegah msknya serangga penular penykt
dr negara lain dilakukan desinseksi.
• Pd saat pesawat kosong sblm berangkat dilakukan desinfeksi sesuai
standar.
• Penumpang/Crew keluar dr pesawat dihrskan melewati Thermoscanner
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN
PESAWAT
Tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara sehat.
• Stlh pesawat datang, agen menyerahkan penumpang kpd petugas
karantina
• Apabila tdk terdpt penumpang/crew skt, petugas karantina kesht
memberikan izin karantina
• Setiap kedatangan pswt dr luar negeri utk mencegah penularan
pykt, sblm penumpang turun dilakukan desinseksi (insektisida
aerosol).
• Kpd penumpang yg sehat disilakan keluar dr pesawat
REFERENSI

• Depkes, 2000. Manual pemberantasan penyakit menular


• PP No. 82 thn 2000 ttg karantina hewan.
• UU RI No. 1 thn 1962 ttg karantina udara
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai