Disusun Oleh:
Zahrotun Nisak (6411417033)
Syntia Veronica Rozana (6411417041)
Okta Mega Gres Endika (6411417049)
Siti Putri Nur Kholifah (6411417051)
1. Pes (Plague).
2. Kolera (Cholera).
b. Kolera
Pengawasan Penderita, Kontak atau Lingkungan Sekitarnya
Laporakan kepada instansi kesehatan setempat
Isolasi: perawatan di rumah sakit dengan melaksanakan
kewaspadaan diperlukan untuk pasien berat
Disinfeksi serentak: terhadap tinja, muntahan dan linen dengan
pemanasan, dan melakukan pemnersihan menyeluruh
Pengobatan: terapi rehidrasi regresif, antibiotika yang tepat,
pengobatan komplikasi
Manajemen kontak: surveilans terhadap orang yang mengonsumsi
minuman dan makanan yang sama dengan penderita, selama 5 hari
setelah kontak terakhir
Investigasi sumber infeksi: ditanyakan tentang masukan makanan
dan minuman dalam 5 hari sebelum sakit. Pencarian dengan
mengkultur tinja disarankan untuk anggota rumah tangga yang
kemungkinan terpajan dari satu sumber (common source) di daerah
yang sebelumnya tidak terinfeksi
Tindakan Pencegahan
Imunisasi aktif: vaksin yang disuntikkan saat wabah kurang efektif,
memberikan perlindungan parsial 50% kasus dalam waktu hanya 3-
6 bulan
Vaksin oral dapat menghasilkan antibodi dengan kadar tinggi
c. Yellow Fever
Pengawasan Penderita
Isolasi: kewaspadaan universal terhadap darah dan cairan tubuh
paling sedikit sampai 5 hari seyelah sakit, penderita dihindari dari
gigitan nyamuk
Rumah penderita dam sekitarnya dengan insektisida efektif
Imunisasi: bagi orang yang kontak dengan penderita sebelumnya
Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi: di semua tempat
yang dikunjungi penderita 3-6 hari sebelum sakit
Tindakan Pencegahan
Imunisasi aktif
Pembasmian nyamuk Aedes aegypti
d. Tifus
Pengawasan Penderita
Isolasi: tidak perlu dilakukan
Desinfeksi serentak: taburkan insektisida pada pakaian dan tempat
tidur penderita dan kontak
Penanganan kontak: semua kontak diamati selama 2 minggu
Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi: segala upaya harus
dilakukan untul melacak sumber penularan
Pengobatan spesifik: pemberian doksisiklin tunggal 200 mg
e. Demam Balik-Balik
Pengawasan Penderita
Isolasi: penderita beserta pakaian dan semua kontak serumah dan
lingkungan sekitar harus dibebaskan dari tungau dan kutu
Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi
Pengobatan spesifik dengan tetracylin
f. Cacar
Penderita harus dikarantinakan. Sistemik dapat diberikan obat
antiviral (asiklovir atau vasiklovir) misalnya isoprinosin, dan
interferon dapat pula diberikan globulin gama. Kecuali itu obat
yang bersifat simtomatik, misalnya analgetik/antipiretik. Diawasi
pula kemungkinan timbulnya infeksi sekunder, maupun infeksi
nosokomial, serta cairan tubuh dan elektrolit. Jika dimulut masih
terdapat lesi, diberikan makanan lunak. Pengobatan topical bersifat
penunjang, misalnya kompres dengan antiseptik atau salap
antibiotic.
Vaksinasi dilakukan dengan memberikan vaksin hidup virus vaksinia
secukupnya secara intradermal. Tempat yang dianjurkan untuk
vaksinasi ialah bagian luar lengan atas pada insersi otot deltoid.
Caranya ialah dengan melakukan tusukan ganda dan penekanan
ganda dengan jarum tajam.
Tata laksana pemberantasan tikus di pelabuhan yaitu dengan teknik
pemasangan perangkap, baik perangkap hidup ( cage trap),
maupun perangkap mati (back break trap), dengan memelihara
predator, memberikan poisoning (rodentisida), dan lokal fumigasi
(dengan Posphine).