UMUM
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar : Wilayah kerja
Bandara dan Pelabuhan
UPT Kemenkes Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
UU N0.6 TH 2018 TTG KEKARANTINAAN KESEHATAN
PENATALAKSANAAN
SDM:
Dokter/dokter gigi, perawat, analis, Apoteker, Epidemiololog, Supir ambulance
BAHAN
BBM ambulance, buku register, kartu label triage, infus set, spuit, urine
cateter, obat-obat emergency
DEMAM KUNING
ETIOLOGI: Flavivirus
CARA PENULARAN:
Siklus penularan dihutan nyamuk Haemogogus
Siklus penularan dikota manusia dan nyamuk Aedes aegypty
MASA INKUBASI
3-6 hari
PERJALANAN INTERNASIONAL
Daerah endemis afrika dan amerika selatan wajib memiliki ICV yg
masih berlaku, bila belum diimunisasi perlu dilakukan 6 hari
sebelum diijinklan melanjutkan perjalanan. ICV berlaku 10 hari
sampai seumur hidup setelah diimunisasi.
DIAGNOSTIK DAN GEJALA
Stadium Awal:
Demam mendadak, menggigil, cefalgia, mialgia, nyeri
punggung, mual muntah. Denyut nadi lemah dan pelan
walau suhu meningkat. Kadang-kadang disertai ikterus
sedang, albuminuria dan anuria. Lekopenia terlihat jelas pada
hari ke5. kebanyakan infeksi membaik pada stadium ini.
Setelah remisi singkat selama beberapa jam hingga 1 hari.
Beberapa kasus berkembang menjadi stadium intoksikasi.
Stadium intoksikasi:
Gejala perdarahan seperti mimisan, perdarahan gusi, muntah
darah hitam dan bercak darah hitam. Disertai gagal ginjal
dan hati. 20%-50% kasus ikterus berakibat fatal. Mortalitas
di daerah endemis pada penduduk asli adalah 5% dan
meningkat menjadi 20%-40% pada wabah tertentu
PENATALAKSANAAN SUSPEK
1. Petugas menyiapkan peralatan dan bahan
2. Petugas memakai APD lengkap
CARA PENULARAN:
Burung yang terinfeksi menularkan virus melalui saliva,
sekresi nasal dan feses.
RADIOLOGI:
Foto thorax dapat normal pada masa prodromal. Pada sejumlah
besar px, fase saluran nafas bawah ditandai dengan infiltrat awal
yg berupa infiltrat fokal yg berkembang menjadi lebih luas,
patchy, dan interstisial. Beberapa px menunjukan area
konsolidasi.
LABORATORIUM:
Limfosit menurun, Leukosit normal/menurun. Pada puncak fase
saluran nafas, leukopeni dan trombositopeni. Peningkatan
creatinin phosphokinase dan transaminase (2-6 kali)
PENATALAKSANAAN SUSPEK
Petugas menyiapkan peralatan dan bahan.
Petugas memakai APD lengkap
RESERVOIR:
Saat ini virus variola hanya tersimpan didalam lemari
pendingin CDC Atlanta dan di State Research Center or
Virology and Biology di Koltsovo, Novosibirsk, Rusia.
Penyimpanan ini bertujuan untuk penelitian counterterrorism
thd kemungkinan penyimpanan virus oleh negara lain scr gelap
dan jatuh ke tangan teroris.
DIAGNOSTIK DAN GEJALA
MASA INKUBASI: 7-19 hr
CARA PENULARAN:
Tidak mudah menular, diperlukan kontak erat dgn
penderita agar dpt menular. Penularan umumnya terjadi
saat wabah dimana 50% dari mereka yg tidak divaksinasi
akan tertular.
Saat paling menular: periode preeruptive melalui droplet
aerosol dari lesi orofaringeal.
Virus sangat stabil diluar tubuh dan dapat hidup sampai
18 bln dlm bola kapas.
Jika digunakan sebagai senjata biologis, virus disebarkan
melalui udara.
MASA PENULARAN:
Mulai dari berkembangnya lesi kulit sampai menghilangnya
semua keropeng, sekitar 3 mg.
GAMBARAN KLINIS:
Cacar : penyakit virus sistemik dgn gejala khas adanya erupsi
kulit.
Masa prodromal 2-4 hr pertama dimana virus mudah
diisolasikan. Penyakit muncul mendadak dgn gejala demam,
tidak nafsu makan, sakit kepala, badan lemah, sakit pinggang
berat, kadang-kadang sakit perut dan muntah, gambaran klinis
menyerupai influenza.
Kemudian demam mulai turun dan muncul ruam berisi virus
yg infeksius yg berkembang menjadi macula, papula, vesikula,
pustula dan selanjutnya mengering menjadi kusta (keropeng)
yg akan rontok setelah 3-4 mg.
Ruam muncul secara serentak dalam bentuk/stadium yg
sama (uniform), menyebar secara centrifugal, ruam kulit
terutama diwajah dan punggung, sedikit diperut dan dada.
Berbeda dgn cacar air (varicella) ruam kulit muncul dalam
stadium berbeda dan terutama pd bagisn tubuh yg tertutup
dan menyebar secara centripetal.
Ada 2 tipe wabah cacar: Variola Minor (Alastrim) dgn
angka kematian <1% dan Variola Mayor (Ordinary) dgn
angka kematian pd orang yg belum divaksinasi 20%-40%.
<3% pd Variola Mayor dpt terjadi kematian pd stadium
prodromal disertai perdarahan kulit, dibawah kulit dan
selaput lendir. Walaupun ruam yg biasanya muncul tdk
tampak, shg dpt disangka leukemia berat,
meningococcemia/ idiophathic trombocytopenic purpura.
PENATALAKSANAAN SUSPEK
Petugas menyiapkan peralatan dan bahan.
Petugas memakai APD lengkap
RESERVOIR:
Manusia, sumber penularan: penderita tanpa gejala (inapparent
infection) terutama anak2.
CARA PENULARAN:
Kontak langsung droplet hidung dan tenggorokan
GEJALA KLINIS:
Demam mendadak, nyeri kapala hebat, mual dan sering muntah,
kaku kuduk dan sering timbul ruam petekie, macula merah muda
atau sangat jarang vesikel. Sering terjadi delirium dan koma.
PENATALAKSANAAN SUSPEK
Petugas menyiapkan peralatan dan bahan
Petugas memakai APD lengkap
Profilaksis:
Orang dewasa: Rifampisin 2X sehari selama 2 hr, Ceftriaxone
250mg IM dosis tunggal, atau Ciprofloxasin 500mg per oral
dosis tunggal. Penisillin parenteral, ampisilin, klorampenikol
juga efektif.
Pasien di rujuk ke RS Rujukan Penyakit Menular
COVID-19
PENDAHULUAN
PADA JANUARI 2020
PENATALAKSAAN SUSPEK
PENCEGAHAN COVID-19 DENGAN
VAKSINASI, DI AWAL TAHUN 2021
PENATALAKSAAN ALUR PEMERIKSAAN
KEDATANGAN WISMAN TAHUN 2021
PENATALAKSAAN PENGAWASAN
KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN
PENUMPANG DOMESTIC
HAC
EHAC
5. Ruang Karantina
6. Thermal Scanner
7. Body Cleaner
8. Rompi
Bahan
9. Formulir Check List Boarding
10.ATK
12.ICV
13.Desinfektan
PERSIAPAN AVAKUASI
Persiapan alat dan obat, Oksigen dan alat penghantar, Nebulaizer
ASKEP
Pengkajian: Kaji pola nafas, TTV, Rw allergen, Obat yg biasa digunakan bila terjadi serangan ashma.
Dx Kep:
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d Hiperventilasi
NOC:
Dx. 1. Status pernafasan ventilasi adekuat dan Respon alergi sistemik terkontrol
NIC:
2. Managemen Asma (monitor reaksi asma, tentukan pemahaman Px/Klg mengenai penyakit, Ajarkan
tehnik yg tepat untuk menggunakan pengobatan dan alat, Monitor kecepatan, irama dan kedalaman
pernafasan).
3. Managemen Alergi (identifikasi alergi yg diketahui, Dokumentasikan informasi ttg alergi,
Instruksikan px mengenai pengobatan alergi, instrusikan untuk mencegah penggunaan bahan yg
membuat alergi.
4. Monitor pernafasan (kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan pernafasan. Catat pergerakan dada.
Monitor suara nafas tambahan. Palpasi kesimetrisan paru, catat lokasi trakea. Auskultasi pernafasan,
Buka jalan nafas).
ASPEK THT PADA PENERBANGAN
Hukum Boyle: penurunan atau peningkatan pada tekanan
lingkungan akan memperbesar atau menekan suatu
volume gas dlm ruang tertutup. Bila gas terdapat dlm
struktur yg lentur , maka struktur tersebut dapat rusak
krn ekspansi/kompresi. Barotrauma dpt terjadi ruang-
ruang berisi gas dlm tubuh(telinga tengah&paru-paru)
menjadi ruang tertutup.
Pada saat pesawat turun, Tuba Eustachii akan bekerja seperti klep dan
tetap tertutup meskipun tekanan udara berubah-ubah. Tuba eusthachii
hanya terbuka bila otot-otot berkontraksi/adanya tekanan positif yg
besar. Pembukaan Tuba Eustachii akan menyamakan tekanan udara.
ETIOLOGI
Kegagalan ventilasi auris media pada perubahan tekanan
atmosfir yg lebih rendah ke tekanan atmosfir lebih tinggi.
Penyebab tersering Common cold/Flu atau infeksi traktus
respiratoris bagian atas.
GEJALA KLINIK
1. Gejala descent/turun barotrauma
• Nyeri pd telinga yg terpapar
• Vertigo
• Tinnitus/tuli ringan
KOMPLIKASI
Ruptur/perforasi gendang telinga, infeksi telinga akut, kehilangan
pendengaran yg menetap& vertigo.
PERSIAPAN EVAKUASI
Otoskop
ASKEP
Pengkajian: Rw penyakit THT
Dx Kep:
1. Nyeri akut b/d agen cedera biologi
NOC:
Dx.1. Nyeri terkontrol, TTV dalam batas normal
NIC:
Manajemen nyeri (pengkajian nyeri komprehensif, Obs petunjuk non
verbal, Pastikan perawatan analgesik, Gali pengetahuan, Berikan
informasi, Ajarkan penggunaan tehnik non farmakologi)
TRAPED GAS
Pengertian
Pengembangan gas di dalam tubuh yang disebabkan
karenan perubahan tekanan disekitar kita.
PENCEGAHAN:
Menghindari makan dan minum yg menghasilkan gas (kacang-kacang,
kol, ketimun, bawang, minuman ringan, dll)
PENATALAKSANAAN
1. Menggunakan pesawat kabin bertekanan dgn ketinggian permukaan
laut.
2. Bila menggunakan colostomi sblm dievakuasi dgn pesawat kolostomi
harus dikosongkan
3. Pasang NGT
PERSIAPAN EVAKUASI
Persiapan Alat:
NGT, Suction, Kantong kolostomi, Spuit irigasi 10 ml
ASKEP
Pengkajian: Rw penyakit, rw takut terbang, kondisi px sebelum terbang, mengantisipasi
kebutuhan px saat terbang
Dx Kep:
1. Nyeri akut b/d agen cedera biologi (gas terperangkap)
2. Ketidakefektifan Pola nafas b/d posisi tubuh yg menghambat ekspansi paru (ketinggian
terbang)
NOC:
Dx. 1. Nyeri terkontrol, TTV dalam batas normal
Dx. 2. Status pernafasan ventilasi adekuat
NIC:
Dx. 1. Manajemen nyeri (pengkajian nyeri komprehensif, Obs petunjuk non verbal, Pastikan
perawatan analgesik, Gali pengetahuan, Berikan informasi, Ajarkan penggunaan tehnik non
farmakologi)
Dx.2. Monitor pernafasan (kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan pernafasan. Catat
pergerakan dada. Monitor suara nafas tambahan. Palpasi kesimetrisan paru, catat lokasi trakea.
Auskultasi pernafasan).
SIMULASI EVAKUASI IBU HAMIL
DAFTAR PUSTAKA
Aditama Y.T (2009). Standar Operasional Prosedur Nasional Kegiatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Di Pintu Masuk Negara. Jakarta: Dirjen
PP&PL Kemenkes RI
Gultom L dan Ambarwati D (2013). Modul Keperawatan Penerbangan.
Jakarta.
Herdman, T.Heather (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta. EGC
Moorhead S. dkk (2017). Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi
kelima. Indonesia. Mocomedia -Elsevier.
Bulechek M.G dkk (2017). Nursing Interventions Classification (NIC)
Edisi keenam. Indonesia. Mocomedia-Elsevier
Undang-Undang RI No.6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
Sugihantono. A(2019). Ini tentang Monkeyfox (MPX). Jakarta
www.depkes.go.id
TERIMA KASIH