2. Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
3. Demam intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa
jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu
derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti
oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.
(Nelwan,2014)
Nelwan, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4 jilid ke-1. jakarta : Internal
Publishing.
1e. Apa saja etiologi nyeri tenggorokkan, nyeri kepala, dan nyeri sendi
Jawab:
2. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Selalu
menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih
(yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet
dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian,
dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat
dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi
dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan sebagainya.
Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan
jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari
dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko penyakit.
Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti diabetes,
hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi
immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain
lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum.
Ada empat pesan protokol kesehatan secara umum untuk mencegah covid-19 yang
disampaikan saat sosialisasi meliputi 4 M :
1. Memakai masker dengan benar
2. Mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir atau hand saniter
3. Menjaga jarak minimal 1 meter
4. Menghindari kerumunan (Kemenkes, 2020).
Maddocks, S. & Jenkins, R., 2016. Understanding PCR: A Practical Bench-Top Guide.
Academic Press.
Bachman, J., 2013. Reverse-Transcription PCR (RT-PCR). Methods in Enzymology, Volume
530, pp. 67-74.
Pemeriksaan CT-scan thoraks adalah pemeriksaan yang utama untuk mengidentifikasi lesi pada
paru-paru dan memiliki peran penting dalam mendiagnosis kondisi klinis, pengamatan efek
pengobatan, dan evaluasi prognostik penyakit COVID-19. Sehingga pemeriksaan CT-scan
thoraks dapat membantu penegakan diagnosis sekaligus mengetahui gambaran CT-scan thoraks
pada pasien. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk membantu diagnosis COVID-19 dan
mengetahui gambaran pemeriksaan CT-scan thoraks pada pasien
12. Apa prognosis pada kasus