Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ilham Istaputra

Kelas : XI MIPA 3
No. Absen : 17
Judul : Artikel Biologi mengenai Covid-19

Apakah itu Covid-19?


COVID-19 merupakan keluarga besar dari virus SARS and MERS yang menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Virus ini merupakan virus jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia, yang kemudian pertama kali
didentifikasi di kota Wuhan, China pada Desember 2019. Virus corona dapat ditularkan
antara hewan ke manusia dan manusia ke manusia. Gejala klinis akan muncul setelah 2-14
hari setelah terinfeksi, namun dapat menular meski belum menunjukkan gelaja infeksi.
Cara penularannya ?
Infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran
pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Penyebaran corona bisa menyebar
juga melalui sentuhan tangan dari penderita positif corona, bisa juga dapat melalui barang
logam atau besi dan juga uang logam.
Cara pemeriksaan screening test berkaitan dengan respon imunologi, metode misal
rapid test, PCR?
Para ilmuwan dari Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford dan Oxford Suzhou
Centre for Advanced Research (OSCAR) telah mengembangkan teknologi pengujian cepat
(rapid test) untuk virus corona baru SARS-CoV-2 (COVID-19). Tim, yang dipimpin oleh
Prof Zhanfeng Cui dan Prof Wei Huang, telah bekerja untuk meningkatkan kemampuan uji
coba ketika virus menyebar secara internasional. Tes baru ini jauh lebih cepat dan tidak
memerlukan instrumen yang rumit. Tes viral load sebelumnya membutuhkan 1,5 hingga 2
jam untuk memberikan hasil. Tim peneliti telah mengembangkan tes baru, berdasarkan pada
teknik yang mampu memberikan hasil hanya dalam setengah jam - tiga kali lebih cepat
daripada metode saat ini.
Teknologi ini hanya membutuhkan blok panas sederhana yang mempertahankan suhu
konstan untuk transkripsi balik RNA dan amplifikasi DNA, dan hasilnya dapat dibaca dengan
mata telanjang. Ini membuatnya berpotensi berguna di daerah pedesaan atau pusat kesehatan
masyarakat. Teknologi ini telah divalidasi dengan sampel klinis nyata di Rumah Sakit
Shenzhen Luohou di Cina. Rumah Sakit Luohu Shenzhen telah menerapkan rapid test pada
16 sampel klinik, termasuk 8 positif dan 8 negatif, yang telah dikonfirmasi oleh metode RT-
PCR konvensional dan bukti klinis lainnya. Hasil tes menggunakan rapid test semuanya
berhasil.
Apa saja gejala-gejala yang muncul, dan apa itu Social distancing?
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya
mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; atau
gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa
menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius)


 Batuk
 Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah terpapar virus Corona.
Social distancing (Pembatasan sosial atau menjaga jarak) adalah serangkaian tindakan
pengendalian infeksi nonfarmasi yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat
penyebaran penyakit menular.
Cloroquine ?
Hydroxycloroquine atau Chloroquine phospate merupakan obat yang digunakan dalam
dunia medis sejak 70 tahun lalu. Chloroquine atau yang lebih dikenal sebagai pil kina
memang aman digunakan pada dosis rendah dan sedang, tapi juga dapat menjadi racun dalam
dosis yang tinggi.
Dokter dan Direktur Institute of Molecular Biology dan Biotechnology National
Institutes of Health University of the Philippines, Manila Edsel Salvana, mengatakan
konsumsi Hydroxycloroquine dan Azithromycin hanya diperbolehkan dengan resep dokter,
karena keduanya termasuk obat keras. Sebab, kombinasi kedua obat tersebut dapat
menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Terutama jika pasien mengkonsumsi obat lainnya dan memiliki riwayat penyakit jantung.
Call center 119, Halodoc, Sehat pedia dll….
Layanan Call center 119 merupakan program pemerintah. Peluncuran 119 sejalan
dengan agenda ke lima Nawa Cita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia,
sehingga dalam perjalanannya Kementerian Kesehatan terus berupaya memberikan pelayanan
terbaik dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat. Salah satu caranya
adalah melalui Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Layanan 119
merupakan kolaborasi nasional antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, dimana
terjadi integrasi layanan antara Pusat Komando Nasional atau National Command Center
(NCC) yang berada di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, dengan Public Safety Center
(PSC) yang berada di tiap Kabupaten/Kota.
HaloDoc merupakan salah satu layanan yang diluncurkan oleh PT Media Dokter
Investama. Sebelum HaloDoc, perusahaan yang fokus di bidang farmasi dan kesehatan ini
telah meluncurkan layanan LabConx untuk pengecekan hasil laboratorium
secara online dan ApotikAntar yang memudahkan pengguna mendapatkan obat.

Sehat Pedia telah diluncurkan Kemenkes pada 8 November 2018. Aplikasi ini
memudahkan masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan, berupa konsultasi dengan
dokter umum, gigi, dan spesialis. Selain itu, disediakan juga berbagai artikel yang terkait
dengan kesehatan dan ditulis oleh para dokter UPT Kemenkes. Selain sebagai edukasi, artikel
dalam aplikasi ini juga berguna menangkal hoaks kesehatan yang banyak beredar di
masyarakat. Walaupun begitu, Sehat Pedia bukan satu-satunya startup kesehatan di Indonesia
yang memungkinkan pasien bisa berkonsultasi dengan dokter secara langsung. Namun, Agus
mengakui bahwa aplikasi Sehat Pedia berbeda dengan layanan kesehatan daring lainnya.

Cara menjaga tubuh supaya terhindar dari Covid-19?

 Cara menjaga kebersihan diri yang harus diikuti

Melakukan cara menjaga kebersihan diri sebenarnya tidak sulit. Bahkan, cara ini
juga harus dikenalkan dan mulai diajarkan kepada anak-anak. Berikut ini langkah-
langkah yang bisa Anda ikuti:

1. Sering mencuci tangan

Virus corona bisa


menular melalui droplet
atau percikan air liur.
Percikan itu berpotensi
keluar dari mulut
penderita saat bersin atau
batuk. Jika percikan
tersebut menempel ke
tangan atau permukaan
benda-benda yang sering
Anda sentuh, maka virus
akan dengan mudah masuk ke tubuh.

Kabar baiknya, virus ini bisa mati jika kita mencuci tangan dengan air mengalir
dan sabun, atau menggunakan hand sanitizer  yang mengandung alkohol dengan kadar
setidaknya 70%. Jadi, apabila ada droplet yang mengandung virus corona menempel di
tangan, virus ini bisa hilang dengan cuci tangan sehingga Anda tidak tertular.

2. Menjaga jarak (social distancing)

Droplet atau percikan air liur yang berisi virus corona, bisa terbang sejauh
kurang lebih 2 meter. Jika Anda berdiri berdesakan atau tidak menjaga jarak dengan
orang yang positif COVID-19, maka droplet akan dengan mudah menempel di tubuh
Anda dan virus pun ikut berpindah.

Itulah alasannya, social distancing  sangat disarankan sebagai pencegahan infeksi


virus corona. Lagipula, kita sudah memiliki banyak bukti nyata. Ketika social
distancing tidak dipraktikan, maka penularan virus corona secara massal sangat mudah
terjadi, seperti di kota Daegu Korea Selatan, dan Malaysia, yang saat ini harus melalui
lockdown untuk menahan laju persebaran penyakit.

3. Tidak sering menyentuh wajah

Cara menjaga kebersihan yang satu ini, mungkin terdengar sederhana, tapi
sebenarnya sedikit lebih sulit dilakukan dibandingkan langkah lainnya. Sering sekali,
secara tidak sadar kita menyentuh wajah  dengan mengusap hidung, mengucek mata,
atau menyentuh mulut.

Namun demi terhindar dari infeksi corona, mulai sekarang kita perlu benar-benar
menghentikan kebiasaan ini, kecuali Anda yakin betul bahwa tangan dalam keadaan
bersih. Wajah kita, tepatnya mata, hidung, dan mulut, adalah pintu masuk virus
corona, dan apabila kita terus menyentuhnya dengan tangan yang kotor, sama saja kita
membuka pintu itu lebar-lebar.

4. Mempraktikkan etika bersin dan batuk

Sebenarnya, saat sedang tidak pandemi corona pun kita harus menerapkan etika
batuk dan bersin ini. Biasakan, saat Anda batuk dan bersin, tutup mulut Anda
menggunakan tisu. Jika tidak ada tisu, tutuplah mulut dengan siku bagian dalam.

Dengan begitu, droplet yang keluar dari mulut kita (yang bisa saja mengandung
virus penyebab COVID-19) tidak menyebar dengan mudah ke tempat lain. Etika batuk
dan bersin ini juga berguna untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit infeksi lain,
termasuk TBC.

5. Segera ke dokter jika sudah mengalami gejala

Gejala umum dari infeksi virus corona adalah demam, batuk kering, dan sesak
napas. Jika Anda sudah mulai mengalami salah satu atau bahkan ketiganya, dan punya
riwayat berkontak langsung dengan penderita COVID-19, maka segeralah periksakan
diri Anda ke dokter .

Ini juga termasuk cara menjaga kebersihan diri. Sebab dengan begitu, Anda
sudah berusaha untuk mencegah penularan virus corona.

6. Memakai masker jika sedang sakit

Bagi Anda yang sedang mengalami gejala COVID-19, maka Anda disarankan
untuk menggunakan masker di dalam, maupun di luar rumah saat akan berangkat ke
dokter. Mengapa di dalam rumah juga perlu menggunakan masker?

Sebab, Anda bisa saja menularkan ke anggota keluarga. Selain itu, langkah ini
juga dilakukan untuk mencegah droplet Anda jatuh di berbagai permukaan di rumah,
termasuk meja makan atau remote televisi.

7. Membersihkan permukaan barang yang sering disentuh

Virus ini diperkirakan bisa bertahan di permukaan benda selama beberapa jam
hingga hari. Jadi, Anda sebaiknya sering-sering untuk memberishkan benda yang
sering disentuh, seperti telepon genggam, gagang pintu, keyboard komputer, serta
meja kerja.

Anda dapat membersihkannya menggunakan cairan disinfektan. Cairan


disinfektan berbeda dengan hand sanitizer. Anda bisa membuat cairan disinfektan
sendiri mencampurkan 5 sendok makan pemutih pakaian yang dicampur dengan
sekitar 3,7 liter air atau menggunakan alkohol dengan kadar 70%.

Anda mungkin juga menyukai