Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I

TENTANG COVID-19

DISUSUN OLEH :

Kelas A / Semester 4

Suminah (18100024)

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Boifrida Butar Butar, S.kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. Pengertian COVID-19
Penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: coronavirus disease 2019, disingkat
COVID-19)[7][8] adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2,
salah satu jenis koronavirus.[9][10] Penyakit ini mengakibatkan pandemi
koronavirus 2019–2020.[11][12] Penderita COVID-19 dapat mengalami demam,
batuk kering, dan kesulitan bernapas.[6][13][14] Sakit tenggorokan, pilek, atau bersin-
bersin lebih jarang ditemukan.[15] Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini
dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.[11][12] Infeksi
menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran
pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. [12][16] Waktu dari
paparan virus hingga timbulnya gejala klinis berkisar antara 1–14 hari dengan
rata-rata 5 hari.[12][17][18][19] Metode standar diagnosis adalah uji reaksi berantai
polimerase transkripsi-balik (rRT-PCR) dari usap nasofaring atau sampel dahak
dengan hasil dalam beberapa jam hingga 2 hari. Pemeriksaan antibodi dari
sampel serum darah juga dapat digunakan dengan hasil dalam beberapa hari.[20]
Infeksi juga dapat didiagnosis dari kombinasi gejala, faktor risiko, dan
pemindaian tomografi terkomputasi pada dada yang menunjukkan gejala
pneumonia.[21][22] Mencuci tangan, menjaga jarak dari orang yang batuk, dan tidak
menyentuh wajah dengan tangan yang tidak bersih adalah langkah yang
disarankan untuk mencegah penyakit ini. [23] Disarankan untuk menutup hidung
dan mulut dengan tisu atau siku yang tertekuk ketika batuk.[23] Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS
(CDC) merekomendasikan kepada orang-orang yang menduga bahwa mereka
telah terinfeksi untuk memakai masker bedah dan mencari nasihat medis dengan
memanggil dokter dan tidak langsung mengunjungi klinik. Masker juga
direkomendasikan bagi mereka yang merawat seseorang yang diduga terinfeksi
tetapi tidak untuk digunakan masyarakat umum.[24][23] Belum ada vaksin atau obat
antivirus khusus untuk COVID-19; tata laksana yang diberikan meliputi
pengobatan terhadap gejala, perawatan suportif, dan tindakan eksperimental. [25]
Angka fatalitas kasus diperkirakan antara 1–3%.[26][27]
B. Tanda dan gejala COVID-19
Menurut WHO, gejala infeksi corona adalah demam, batuk, sesak napas dan
kesulitan bernapas. Bahkan, dalam kasus yang lebih parah, virus ini bisa
menyebabkan pneumonia, kegagalan banyak organ dan kematian. Perkiraan masa
inkubasi virus ini antara terinfeksi dan timbulnya gejala berkisar antara satu
hingga 14 hari. Sampai saat ini, kebanyakan orang yang terinfeksi menunjukkan
gejala dalam lima hingga enam hari. Namun, terdapat juga pasien yang terinfeksi
tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun. Artinya mereka tidak menunjukkan
gejala yang telah disebutkan sebelumnya meskipun mereka memiliki virus pada
sistem tubuh.
Orang-orang yang terinfeksi mungkin bersifat asimtomatik atau memiliki gejala
ringan, seperti demam, batuk, dan kesulitan bernapas.[6][13][14] Gejala diare atau
infeksi saluran napas atas (misalnya bersin, pilek, dan sakit tenggorokan) lebih
jarang ditemukan.[15] Kasus dapat berkembang menjadi pneumonia berat,
kegagalan multiorgan, dan kematian.[11][12] Masa inkubasi diperkirakan antara 1–
14 hari oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)[12] dan 2–14 hari oleh Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). [17] Tinjauan
WHO terhadap 55.924 kasus terkonfirmasi di Tiongkok mengindikasikan tanda
dan gejala klinis berikut:[28]

 Jalur penyakit dan komplikasi

Ada tiga jalur utama yang mungkin ditempuh penyakit ini. Pertama, penyakit
mungkin berbentuk ringan yang menyerupai penyakit pernapasan atas umum
lainnya. Jalur kedua mengarah ke pneumonia, yaitu infeksi pada sistem
pernapasan bawah. Jalur ketiga, yang paling parah, adalah perkembangan cepat
ke sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome atau
ARDS).[29] Usia yang lebih tua, nilai d-dimer lebih besar dari 1 μg/mL, dan nilai
SOFA yang tinggi (skala penilaian klinis yang menilai berbagai organ seperti
paru-paru, ginjal, dsb.) diasosiasikan dengan prognosis terburuk. Begitu pula
dengan peningkatan level interleukin-6 dalam darah, troponin I jantung
sensitivitas tinggi, dehidrogenase laktat, dan limfopenia dikaitkan dengan kondisi
penyakit yang lebih parah.
Komplikasi COVID-19 adalah sepsis, serta komplikasi jantung seperti gagal
jantung dan aritmia. Orang dengan gangguan jantung lebih berisiko mengalami
komplikasi jantung. Juga, keadaan hiperkoagulopati tercatat pada 90% penderita
pneumonia.[30]

C. Pencegahan COVID-19

Saat ini para ilmuwan di seluruh dunia tengah berlomba untuk menciptakan
vaksin untuk sebagai alat penyembuhan virus corona. China sendiri saat ini telah
memberikan batasan perjalanan baik dari atau menuju wilayah Wuhan. Selain itu,
banyak maskapai penerbangan Internasioal yang akhirnya menutup akses
penerbangan mereka ke China. Bahkan beberapa negara telah menutup akses
masuk bagi warga China dan mengevakuasi warga mereka yang berada di
Wuhan. Mendengar berita bahwa corona sudah menyerang berbagai negara tidak
terkecuali Indonesia memang kerap membuat panik. Namun jangan khawatir,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa virus ini terbilang memiliki
tingkat kematian yang cenderung rendah jika dibandingkan dengan SARS dan
MERS. Jika dilihat dari ArcGIS Online yang mendeteksi penyebaran virus
corona secara real time, diusung oleh John Hopkins University, saat ini terdapat
50.682 pasien corona yang sudah sembuh dari total 93.129 pasien yang terjangkit
virus ini.
Sebelum kita masuk ke langkah-langkah pencegahan virus corona, terdapat hal
yang perlu kamu ketahui mengenai penyebaran virus corona:
1. Penyebaran virus corona bukan melalui udara, namun menular melalui
tetesan cairan yang keluar saat seseorang yang terinfeksi virus tersebut
batuk dan bersin. Seseorang baru akan tertular saat menyentuh tetesan
tersebut. Menteri Kesehatan Singapura, Gan im Yong mengatakan bahwa
bukti yang telah terjadi di Singapura menunjukkan bahwa sebagian besar
virus terjadi melalui tetesan. Artinya, virus ini dibawa dalam tetesan yang
berasal dari orang yang terinfeksi, ketika batuk dan bersin.

Jika tetesan ini bersentuhan dengan mata, hidung, atau mulut seseorang
secara langsung atau tidak langsung melalui tangan yang yang telah
kontak dengan orang yang terinfeksi, maka orang tersebut bisa tertular.
Gan Kim Yong kembali menjelaskan bahwa hasil medis saat ini adalah
virus corona memang lebih mudah menular tetapi tidak semematikan
SARS.

2. Ketika kamu melihat orang di sekitarmu batuk atau bersin, kamu bisa
menjaga jarak dari mereka. Jarak 0.5m-2m bisa menjagamu tetap aman
dari jangkauan partikel virus.

3. Kamu juga bisa mengambil langkah dalam penyebaran virus corona, yaitu
dengan memberikan masker untuk mereka yang sedang batuk atau bersin.
Dengan begitu, kamu turut melindungi orang-orang sekitar dari
penyebaran virus.

4. Jika kamu tidak memiliki kepentingan yang mengharuskan kamu bertemu


orang banyak, ada baiknya untuk kamu hindari keramaian terlebih dahulu.
Karena kamu tidak akan tahu siapa saja yang kemungkinan sedang sakit.
Bisa jadi orang yang mau jumpai di transportasi umum dan kelihatannya
baik-baik saja sebenarnya sudah terinfeksi namun tidak menunjukkan
gejala apapun.

5. Karena penyebaran virus corona melalu tetesan, maka sebisa mungkin


tingkatkan lagi kebersihanmu pada barang-barang, seperti kenop pintu,
pulpen, mouse, tisu, sendok, perangkat digital dan barang umum lainnya.

6. Virus corona dapat menempel pada permukaan benda lebih dari 24 jam,
maka cara yang efektif untuk membasminya adalah dengan mencucinya
menggunakan sabun.

Oleh karena itu, ada baiknya kamu mengikuti langkah-langkah berikut


ini agar terhindar dari virus tersebut: 

o Usahakan untuk tidak menyentuh wajahmu. Jika memang harus,


cucilah tangamu terlebih dahulu dengan sabun secara menyeluruh.
o Mencuci tangan menyeluruh, berarti: cucilah bagian belakang
telapak, sela-sela jari, dan bagian bawah kuku selama 20 detik.

o Buanglah masker jika terasa kotor, jangan menggunakan masker


lebih dari satu kali. Karena bakteri dapat berkembang biak di
dalam maskermu jika dipakai terlalu lama.

o Jangan pernah menyentuh bagian luar masker, jika tidak sengaja


menyentuh langsung cuci tangamu kembali dengan sabun.

o Jangan berbagi peralatan makanan atau handuk.

o Jika bisa, usahakan menyentuh fasilitas umum seperti tombol lift,


membuka/menutup pintu menggunakan siku atau bahumu.

Yang terpenting adalah selalu mencuci tangamu dengan sabun, baik sebelum
makan mau pun setelah pergi ke tempat umum.

Tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan infeksi antara lain tetap


berada di rumah, menghindari bepergian dan beraktivitas di tempat umum, sering
mencuci tangan dengan sabun dan air selama minimum 20 detik, tidak
menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci, serta
mempraktikkan higiene pernapasan yang baik.[53][54] CDC merekomendasikan
untuk menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin dan
menggunakan bagian dalam siku jika tidak tersedia tisu. [53] Mereka juga
merekomendasikan higiene tangan yang tepat setelah batuk atau bersin.[53]
Strategi pembatasan fisik diperlukan untuk mengurangi kontak antara orang yang
terinfeksi dengan kerumunan besar seperti dengan menutup sekolah dan kantor,
membatasi perjalanan, dan membatalkan pertemuan massa dalam jumlah besar.[55]
Perilaku pembatasan fisik juga meliputi menjaga jarak dengan orang lain sejauh 6
kaki (sekitar 1,8 meter).[56]
Karena vaksin untuk SARS-CoV-2 baru tersedia paling cepat 2021,[57] hal penting
dalam penanganan pandemi penyakit koronavirus 2019 adalah menekan laju
penyebaran virus atau yang dikenal dengan melandaikan kurva epidemi.[49] Hal
ini dapat menurunkan risiko tenaga medis kewalahan dalam menghadapi lonjakan
jumlah pasien, memungkinkan perawatan yang lebih baik bagi penderita, dan
memberikan waktu tambahan hingga obat dan vaksin dapat tersedia dan siap
digunakan.[49] Berdasarkan WHO, penggunaan masker hanya direkomendasikan
untuk orang yang sedang batuk atau bersin atau yang sedang menangani pasien
terduga.[58] Di sisi lain, beberapa negara merekomendasikan individu sehat untuk
memakai masker, terutama Tiongkok,[59] Hong Kong, dan Thailand. Untuk
mencegah penyebaran virus, CDC merekomendasikan untuk pasien agar tetap
berada di dalam rumah, kecuali untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Sebelum ingin mendapatkan perawatan, pasien harus menghubungi rumah sakit.
Selain itu, CDC merekomendasikan untuk menggunakan masker ketika
berhadapan dengan orang atau berkunjung ke tempat yang diduga terdapat
penyakit koronavirus, menutup mulut dengan tisu ketika batuk dan bersin, rutin
mencuci tangan dengan sabun dan air, serta menghindari berbagi alat rumah
tangga pribadi.[60][61] CDC juga merekomendasikan untuk mencuci tangan
minimal selama 20 detik, terutama setelah dari toilet, ketika tangan kotor,
sebelum makan, dan setelah batuk atau bersin. Lalu, rekomendasi berikutnya
adalah menggunakan penyanitasi tangan dengan kandungan alkohol minimal
60% jika tidak tersedia sabun dan air.[62] WHO menyarankan agar menghindari
menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci. [63]
Meludah di sembarang tempat juga harus dihindari.[64]

D. Dampak COVID-19

Menurut Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dampak


ekonomi wabah virus corona bisa lebih buruk daripada yang diperkirakan
sebelumnya. Ekonomi Negara China pun yang merupakan negara manufaktur
raksasa dunia saat ini telah mengalami penurunan drastis. OECD kembali
memperkirakan bahwa pertumbuhan dunia di tahun 2020 ini akan berkisar pada
angka 2.4%, turun dari angka 2.9% pada bulan November.
Namun menurut mereka, jika wabah ini menjadi lebih intensif lagi, maka
pertumbuhan bisa hanya tinggal 1.5% hampur separuh dari tahun lalu. Adapun,
sepanjang bulan Februari 2020, ekonomi China mengalami penurunan terendah
sejak tahun 2005 seiring langka pemerintah menangani penyebaran virus.
Menurut data dari Kantor Statistik Nasional China (ONE), patokan Purchasing
Managers’ Index (PMI) dari sektor manufaktur jatuh 14,3 poin ke 35,7 setelah
sebelumnya mencapai angka 50 poin pada bulan Januari tahun ini. Angka ini
merupakan rekor terendah. Sebelumnya angka terendah terjadi pada November
2008 ketika dunia terlanda krisis finansial global. Saat ini, China juga tengah
melakukan pembatasan yang akhirnya mempengaruhi beberapa perusahaan,
seperti Apple, Diageo, Jaguar, Land Rover dan Volkswagen. Dilansir dari
Bloomberg Economics, pabrik di China hanya beroperasi 60% hingga 70% dari
kapasitas mereka minggu ini. Kebanyakan pabrik tergantung pada 300 juta buruh
dari berbagai kota di China, yang sepertiganya masih belum bekerja lagi karena
adanya karantina. Di Indonesia sendiri, wabah virus corona menyebabkan lesunya
pariwisata Indonesia. Yang mana, hingga saat ini, wabah ini telah membuat
pengusaha jasa pariwisata kehilangan 30% keuntungan akibat pembatalan atau
penundaan perjalanan. Selain itu, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata
Indonesia (ASITA) memprediksi potensi kerugian sektor industri pariwisata bisa
mencapai puluhan miliar per bulan karena anjloknya turis dari China.

Anda mungkin juga menyukai