Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN SEMINAR KHASUS PRAKTIK PROSESI NERS STASE

KEPERAWATAN JWA RUANG RAJAWALI PADA Tn. S DENGAN


SKIZOFERINIA PARANOID DI RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
TAHUN 2023

Disusun oleh :

Anisya Descara (22300025)


Ferlen Feliany (22300029)
Indah Permata Sari (22300043)
Muliati (22300074)
Monica Lorenza (22300078)
Rosa Nopirin (22300001)
Sudarmadi (22300011)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat
yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan
lebih gawat ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan
pada segi fisik, psikologis dan sosial budaya (Irawan, 2013). Definisi skizofrenia
terus mengalami perubahan seiring dengan ditemukan banyak gejala klinis yang
berbeda-beda. Definisi skizofrenia telah mengalami pergantian melalui tiap edisi
dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) dari DSM
hingga DSM-5. Secara umum disepakati bahwa skizofrenia adalah gangguan jiwa
berat (psikosis) yang ditandai dengan distorsi pada pikiran, presepsi, emosi,
pembicaraan, tilikan diri, dan perilaku (Tandon et al., 2013). Permasalahan utama
yang sering terjadi pada pasien skizofrenia adalah perilaku kekerasan. Perilaku
kekerasan apabila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan beberapa
dampak seperti mencederai diri sendiri, memukul bahkan sampai melukai orang lain
serta merusak lingkungan. Hal tersebut dapat terjadi diakibatkan karena
ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan amarah secara kondusif
(Prabowo, 2014).
Kasus gangguan jiwa di indonesia berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(2018) meningkat. Peningkatan ini terlihat dari kenaikan prevalensi rumah tangga
yang memiliki ODGJ di Indonesia. Ada peningkatan jumlah menjadi 7 permil
rumah tangga. Sehingga jumlahnya diperkirakan sekitar 450 ribu 2 ODGJ berat.
Prevalensi (permil) rumah tangga dengan ART gangguan jiwa Skizofrenia menurut
tempat tinggal menunjukan yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia/psikosis
lebih banyak diperdesaan (7,0%) dan di perkotaan (6,4%). Dalam Renstra
Kementrian Kesehatan 2015-2019 terdapat indikator kinerja direktorat Pencegahan
dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza yaitu indikator jumlah
Kabupaten/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan
jiwa dengan target 230 kabupaten/kota tahun 2018 dengan capaian sebanyak 247
kabupaten/kota. Proposi pengobatan rumah tangga dengan ART gangguan jiwa
Skizofrenia/psikosis tahun 2018, yang pernah berobat ke Rs Jiwa sebesar 85,0 %
dan yang tidak berobat sebesar 15,0% sedangkan penderita gangguan jiwa
skizofrenia yang minum obat rutin 1 bulan terakhir sebesar 48,9 % (menurut
Riskesdes 2018). Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang bersifat
berat dan kronis yang menyerang 20 juta orang di seluruh dunia (WHO, 2019).
Pada tahun 2021 di rumah sakit dr. Arif Zainudin Surakarta berdasarkan
laporan setiap tahunnya terdapat diangnosa keperawatan halusinasi 22.272 pasien,
resiko perilaku kekerasan 5.756 pasien, harga diri rendah 142 pasien, isolasi sosial
216 pasien, defisit perawatan diri 95 pasien. Pada bulan januari 2022 pasien
halusinasi 3481 pasien, pasien risiko perilaku kekerasan 1071 pasien, harga diri
rendah 6 pasien, isolasi sosial 15 pasien, defisit perawatan diri 16 pasien.
Kasus gangguan jiwa di rumah sakit dr. Arif Zainudin Surakarta Tahun
2019 pada diagnosa penyakit rawat jalan skizofrenia tak terinci 7613 pasien,
skizofrenia residual 5307 pasien, dan skizofrenia paranoid 3130 pasien, untuk 3
rawat inap tahun 2019 skizofrenia tak terinci 1661 pasien, skizofrenia paranoid 324
pasien, dan gangguan skizofrenia lainnya 121 pasien. Diangnosa penyakit pada
tahun 2020 pada rawat jalan skizofrenia tak terinci 12236 pasien, skizofrenia
residual 2961 pasien. Skizofrenia paranoid 2658 pasien, dan skizofrenia lainnya
1657 pasien, untuk rawat inap skizofrenia tak terinci 1577 pasien, skizofrenia
paranoid 231 pasien, dan skizofrenia lainnya 96 pasien. Pada tahun 2021 untuk
rawat jalan skizofrenia tak terinci 14890 pasien, skizofrenia paranoid 2983 pasien,
skizofrenia residual 1509 pasien, dan skizofrenia lainnya 1259 pasien, untuk rawat
inap skizofrenia tak terinci 1530 pasien, skizofrenia paranoid 191 pasien, dan
skizofrenia lainnya 48 pasien.
Salah satu perilaku skizofrenia adalah perilaku kekerasan (Videbeck 2014).
Tanda dan gejala perilaku kekerasan bisa mengancam, mengumpat dengan kata-kata
kasar, suara keras bicara ketus, menyerang orang lain, melukai diri sendiri dan
orang lain, merusak lingkungan, dan perilaku ageresif atau amuk adapaun gejala
dan tanda lain mata melotot serta pandangan tajam, tangan mengepal, rahang
mengatup, wajah memerah, dan postur tubuh kaku (SDKI 2017). Pasien dengan
perilaku kekerasan membutuhkan dukungan keluarga yang mampu memberikan
perawatan secara optimal, tetapi keluarga sebagai sistem pendukung utama sering
mengalami beban yang tidak ringan dalam memberikan perawatan selama pasien
dirawat di rumah sakit maupun setelah kembali ke rumah. Beban keluarga adalah
tingkat stress keluarga sebagai efek dari kondisi anggota keluarganya. Kondisi ini
menyebabkan peningkatan stress emosional dan ekonomi keluarganya (Fontaine,
2014).Pada pasien perilaku kekerasan bila tidak segera dilakukan tindakan dengan
tepat dan cepat maka akan berdampak masalah keperawatan yang lebih serius
seperti perilaku kekerasan hingga resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.
Berdasarkan Permasalah tersebut solusi yang dapat diberikan oleh perawat
yaitu memberikan strategi pelaksanaan perilaku kekerasan membina hubungan
saling percaya, mengidentifikasi (penyebab perilaku kekerasan, tanda gejala yang
dirasakan, akibat dan cara mengontrol perilaku kekerasan), mengontrol dengan obat
(berapa obat yang diminum, warna obat, jam berapa minum obat, label kotak
obatnya, dosis yang diminum, di obat tertera nama pasien) dan sesuai dengan 6
benar. Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal (tarik nafas dalam, pukul
banatal dan kasur, mengungkapkan perasaan kesal). Melatih dengan cara spiritual
(dengan mengajarkan solat dan mengaji). Dari strategi pelaksanaan yang telah
disusun dimasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien. Serta memberikan asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
Berdasarkan hal ini Saya tertarik mengambil studi kasus Karya Tulis
Ilmiah yang Berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Skizofrenia dengan
Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan”.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Skizofrenia dengan Masalah
Keperawatan Perilaku Kekerasan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk melakukan Asuhan Keperawatan pada Pasien Skizofrenia dengan


Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengkaji masalah kesehatan pada pasien skizofrenia dengan masalah


keperawatan perilaku kekerasan.

b. Merumuskan Diagnosa keperawatan pada penderita skizofrenia dengan


masalah keperawatan perilaku kekerasan.

c. Merencanakan intervensi keperawatan pada pasien skizofrenia dengan


masalah keperawatan perilaku kekerasan.

d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien skizofrenia dengan


keperawatan perilaku kekerasan.

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien skizofrenia dengan masalah


keperawatan perilaku kekerasan.

f. Melakukan dokumentasi pada pasien skizofrenia dengan masalah


keperawatan perilaku kekerasan.
1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Studi kasus ini diharapakan bisa memberikan pegetahuan yang lebih


kepada mahasiswa untuk meningkatkan proses belajar untuk memacu
mahasiswa lebih aktif dalam megembangkan pengetahuan tentang Asuhan
Keperawatan pada Pasien Skizofrenia dengan Masalah Keperawatan
Perilaku Kekerasan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi pasien dan keluarga Manfaat praktis studi kasus ini bagi pasien dan
keluarga yaitu supaya pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran
umum tentang asuhan keperawatan pada pasien skizofrenia dengan masalah
keperawatan perilaku kekerasan beserta perawatan yang benar bagi klien
agar penderita mendapat perawatan yang tepat dalam keluarganya.

2. Bagi profesi keperawatan Studi kasus ini dapat menjadi bahan informasi
untuk pendidikan atau mahasiswa dalam bidang keperawatan secara
professional dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

3. Bagi institusi Studi kasus ini menambah khasanah kepusatakaan bidang


ilmu keperawatan atau sumber refrensi untuk mahasiswa keperawatan dalam
menangani kasus khususnya tentang asuhan keperawatan pada pasien
skizofrenia dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan.

4. Bagi penulis Studi kasus ini diharapkan sebagai pengalaman yang


berharga bagi penulis dalam kemampuan mengembangkan ilmu dan
pegetahuan khususnya tentang asuhan keperawatan pada pasien skizofrenia
dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
a. Pengertian skizofrenia paranoid
Skizofrenia paranoid yaitu tipe ini adanya pikiran-pikiran yang absurd
( tidak ada pegangannya) tidak logis, dan delusi yang berganti-ganti sering diikuti
halusinasi dengan akibat kelemahan penilaian kritis (critical judgement)nya dan
aneh tidak menentu tidak dapat di dug, dan kadang-kadang berperilaku yang
bebahaya. Orang-orang dengan tipe ini memiliki halusinasi dan delusi yang sangat
mencolok, yang melibatkan tema-tema tentang peniksaan dan kebesaran.
Skizofrenia merupakan kelompok ganguan psikosis atau psikotik yang di
tandai oleh distrosi-distrosi mengenai realitas, adanya perilaku menarik diri dari
interaksi sosial serta disorganisasi dan pragmentasi dalam hal persepsi pikirian
kognisi
b. Pengeritian isolasi sosial
Isolasi sosial merupakan ketidakmampuan untuk membina hubungan yang
erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017).
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien mungkin merasa di tolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).
Isolasi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi
dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyak kesempatan untuk berbagi rasa, dan pikiran. Klien mengalami
kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang
dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup
berbagi pengalaman.
Menurut Carpenito (2001), menarik diri adalah suatu usaha untuk
menghindari interaksi dengan orang lain dan menghindari berhubungan, ini
merupakan pertahanan terhadap stressor dan ansietas yang berhubungan dengan
suatu stressor atau ancaman.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial
adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan kejiwaan dan
menjadikan dirinya merasa tersisihkan, tidak mampu berkomunikasi dengan orang
lain disekitarnya sehingga sulit untuk diajak bicara dan senang menyendiri.
B. Penyebab Isolasi Sosial
Menurut Direja (2011), terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi
diantaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan
individu tidak percaya pada diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah,
pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan
merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi
dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan
kegiatan sehari-hari terabaikan.

1. Faktor Predisposisi
a. Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.
Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan
menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan
masalah.

TahapPerkembangan Tugas
Masa bayi Menetapkan rasa percaya
Masa bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku
mandiri
Masa pra sekolah Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung
jawab, dan hati nurani
Masa sekolah Belajar berkompetisi, bekerjasama, dan
berkompromi
Masa pra remaja Menjalin hubungan intim dengan teman
sesama jenis kelamin
Masa remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau
bergantung
Masa dewasa muda Menjadi saling bergantung antara oang tua
dan teman, mencari pasangan, menikah dan
mempunyai anak
Masa tengah baya Belajar menerima hasil kehidupan yang
sudah dilalui
Masa dewasa tua Berduka karena kehilangan dan
mengembangkan perasaan keterikatan
dengan budaya
Sumber : Stuart dan Sundeen (1995), hlm.346 dikutip dalam fitria(2009)
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk
masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan
(double bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota keluarga
menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau
ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk
berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga.

c. Faktor sosial budaya


Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu
faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini
disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana
setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit
kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.

d. Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien
skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki
struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran
dan bentuk sel-sel dalam limbic dan daerah kortikal.
2. Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan
eksternal seseorang. Faktor stressor presipitasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Faktor eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh faktor
sosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansietas atau
kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat
tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan
individu.
C. Tanda dan Gejala Isolasi Sosial
1. Subyektif
a. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
f. Pasien merasa tidak berguna
g. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
2. Obyektif
a. Tidak memiliki teman dekat
b. Menarik diri
c. Tidak komunikatif
d. Pasien sering menunduk
e. Tindakan berulang dan tidak bermakna
f. Asyik dengan pikirannya sendiri
g. Tidak ada kontak mata
h. Tampak sedih, afek tumpul

D. Akibat yang ditimbulkan dari Isolasi Sosial


Perilaku isolasi sosial (menarik diri) dapat berisiko terjadinya perubahan persepsi
sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah persepsi sensori yang
salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai
dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan atau mendengarkan suara-suara
yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indera,
diaman orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat disebabkan oleh
psikotik, gangguan fungsional, organik/histerik. Halusinasi merupakan pengalaman
mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya stimulus sensori eksternal yang meliputi
lima perasaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, perabaan) akan
tetapi yang paling umum adalah halusinasi pendengaran.
E. Rentang Respon

1. Respons Adaptif
Rentang respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan kebudyaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut
masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap
yang termasuk respons adaptif.
a. Menyendiri : respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah terjadi dilingkungan sosialnya.
b. Otonomi : suatu kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
c. Bekerjasama : kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.
d. Interdependen : saling ketergantungan antara individu dan orang lain dalam
membina hubungan interpersonal.

2. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respons yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan
disuatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respons maladaptif :
a. Menarik diri: seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan
secara terbuka dengan orang lain.
b. Ketergantungan: seseorang gagal dalam mengembangkan rasa percaya diri
sehingga tergantung dengan orang lain.
c. Manipulasi: seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu
sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
d. Curiga: seseorang gagal mengembangkan percaya terhadap orang lain.
F. Pohon Masalah

G. Penatalaksanaan
1. Therapy Farmakologi
Electri Convulsive Therapi, (ECT) atau yang lebih dikenal dengan elektroshock
adalah suatu terapi psikiatri yang menggunakan energi shock listrik dalam usaha
pengobatannya. Biasanya ECT ditujukan untuk terapi pasien gangguan jiwa yang
tidak berespon kepada obat psikiatri pada dosis terapinya.
2. Therapy Kelompok
Therapy kelompok merupakan suatu psikotherapy yang dilakukan sekelompok
pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa. Therapy ini bertujuan
memberi stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal.
3. Therapy Lingkungan
Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan harus
mendapatkan perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara
kesehatan manusia. Lingkungan berkaitan erat dengan stimulus psikologi seseorang
yang akan berdampak pada kesembuhan, karena lingkungan tersebut akan
memberikan dampak baik pada kondisi fisik maupun kondisi psikologis seseorang
(Dermawan, Deden 2013).

H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien  meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, tanggal MRS. Informan, tanggal pengkajian, No rumah pasien dan
alamat
b. Keluhan utama  keluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang
lain), komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, mrnolak
interaksi dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehri-hari.
c. Faktor predisposisi  kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua yang tidak
realisis, kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya, perubahan
struktur sosial, perceraian, putus sekolah, perasaan malu karena sesuatu yang
terjadi misalnya perkosaan, perlakuan orang lain yang tidak mengahargai
pasien/perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
d. Aspek fisik/biologis  hasil pengukuran TTV, dan keluhan fisik yang dialami
oleh pasien
e. Aspek psikososial
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
2) Konsep diri
a) Citra tubuh  menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang
berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau
yang akan terjadi. Menolak penjelasan perasaan tubuh, persepsi negative
tentang tubuh. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang,
mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan.
b) Identitas diri  ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan
keinginan, dan tidak mampu mengambil keputusan.
c) Peran  berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit,
proses menua, putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri  mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya,
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi
e) Harga diri  perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap
diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat,
mencederai diri, dan kurang percaya diri.
f) Pasien mempunyai gangguan/hambatan dalam melakukan hubungan
sosial dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelompok yang
diikuti dalam masyarakat.
g) Keyakinan pasien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah (spiritual).
h) Status mental  kontak mata pasien kurang/tidak dapat mempertahankan
kontak mata, kurang dapat memulai pembicaraan, pasien suka menyendiri
dan kurang mampu berhubungan dengan orang lain, adanya perasaan
keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup.
i) Kebutuhan persiapan pulang
 Pasien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
 Pasien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC,
membersihkan dan merapikan pakaian
 Pada observasi mandi dan cara berpakaian pasien terlihat rapi
 Pasien dapat melakukan istirahat dan tidur, dapat beraktivitas didalam
dan diluar rumah
 Pasien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar
- Mekanisme koping  pasien apabila mendapat masalah takut atau
tidak mau menceritakannya pada orang lain (lebih sering
menggunakan koping menarik diri)
- Aspek medic  terapi yang diterima pasien bisa berupa terapi
farmakologi ECT, psikomotor, TAK, dan rehabilitas.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial
b. Harga diri rendah
c. Defisit perawatan diri
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan (SDKI)
1. Isolasi Sosial(D.0121) Keterlibatan Sosial Promosi Sosialisasi
(L.13116) : (I.09313):
Definisi: Setelah dilakukan Observasi :
Ketidakmampuan untuk tindakan keperawatan 1. Identifikasi kemampuan
membina hubungan yang selama 3x24 jam melakukan interaksi
erat, hangat, terbuka, dan diharapkan keterlibatan dengan orang lain
interdependen dengan sosial klien meningkat 2. Identifikasi hambatan
orang lain dengan kriteria hasil: melakukan interaksi
1. Minat interaksi dengan orang lain
meningkat Terapeutik :
2. Verbalisasi isolasi 3. Motivasi meningkatkan
menurun keterlibatan dalam suatu
3. Verbalisasi hubungan
ketidakamanan di 4. Motivasi kesabaran
tempat umum dalam mengembangkan
menurun suatu hubungan
4. Perilaku menarik diri 5. Motivasi berpartisipasi
menurun dalam aktivitas baru dan
kegiatan kelompok
6. Motivasi berinteraksi di
luar lingkungan
7. Diskusikan kekuatan dan
keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan
orang lain
8. Diskusikan perencanaan
kegiatan di masa depan
9. Berikan umpan balik
positif dalam perawatan
diri
10.Berikan umpan balik
positif pada setiap
peningkatan kemampuan
Edukasi :
11. Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
12. Anjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
13. Anjurkan berbagi
pengalaman dengan
orang lain
14. Anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak orang
lain
15. Anjurkan penggunaan
alat bantu
16. Anjurkan membuat
perencanaan kelompok
kecil untuk kegiatan
khusus
17. Latih bermain peran
untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi
18. Latih mengekspresikan
marah dengan tepat
4. Implementasi Keperawatan
Menurut (Norma, 2013) Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat dalam
proses keperawatan yang merupakan serangkaian kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh
perawat kepada klien. Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat. Ukuran intervensi
keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan
untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana
keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan
dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah teratasi
dengan mengacu pada kriteria evaluasi yaitu Isolasi Sosial teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.

Jakarta : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.

Jakarta : PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :

PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN DIAGNOSA
SKIZOFERINIA PARANOID DI RUANG ELANG
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAILIAT
BANGKA BELITUNG TAHUN 2023

Ruang Rawat : Ruang Elang Tanggal Dirawat : 31/01/2023

Tanggal Pengkajian : 11/02/2023

I. IDENTITAS KLIEN: PENAGGUNG JAWAB :

Inisial klien : Tn. S Inisial : Ny. S

Umur : 20 Th Umur : 55 Th

Informan : Klien Hubungan : PSM

No.Rm : 04.36.36

II. Alasan Masuk RSJ:

Klien mengatakan bahwa ia tidak memiliki tempat tinggal dan sering menggelandang di jalan.

III. Riwayat Perjalanan Penyakit :

Klien mengatkan ia sebelumnya belum pernah datang di rsj dan belum pernah di rawat.

IV. Faktor Peridisposisi

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

Klien mengatakan bahwa ia belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya

2. Pengobatan sebelumnya

Klien mengatakan bahwa ia belum pernah berobat sebelumnya

3. Amiaya fisik

Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami riwayat aniaya fisik apapun.

Aniaya seksual

Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami riwayat aniaya seksual apapun.

4. Penolakan

Klien mengatakan bahwa ia sering dijauhi teman-temannya.


5. Kekerasan dalam rumah tangga

Klien mengatakan bahwa ia sebelumnya tidak pernah memiliki riwayat kekerasan

dalam rumahnya.

6. Anggota keluarga yang mengalami ganguan jiwa?

Klien mengatakan bahwa pamannya pernah mengalami penyakit yang sama.

7. Pengalaman yang tidak menyenangkan?

Klien mengatakan bahwa perasaan yang tidak menyengkan adalah ia merasa dijauihi

oleh orang-orang.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

V. FISIK

1. Tanda Vital : TD :136/81 mmHg, N :66 x/i, RR : 20 x/i, T : 36,6°c

2. Ukur : TB :152 cm, BB : 50 kg

3. Keluhan : klien mengatakan tidak mengeluh apapun

VI. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

x x x x

........................................

..........................................

Keterangan :

: Laki-laki : G. Pernikahan //// : G. Tidak serumah lagi

: Perempuan : G. Keturuan x : Meninggal dunia

: Klien ......... : G. Tinggal serumah


1) Pola asuh → pola asuh dalam keluarganya dulu adalah terbuka.

2) Pengambilan kepurusan → klien mengatakan bahwa kaknya lah yang paling

dominan dalam mengambil keputusan.

3) Pola asuh dalam keluarga adalah demokratis

2. Konsep Diri :

a. Gambar diri : klien mengatakan bahwa ia menyukai seluruh anggota tubuhnya.

b. Identitas diri : klien merupakan anak ketiga dati tiga bersaudra

c. Peran : klien mengatakan dulu peran ia saat berada menjadi adik

d. Ideal dri: harapan klien adalah ia ingin cepat sembuh agar bisa pulang

e. Harga diri : klien mengatakan bahwa ia sering merasa dijauhi oleh orang-orang

yang ada di sekitarnya

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti, klien mengatakan orang yang paling berarti didalam

hidupnya ialah mendiang ibunya.

b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat, klien mengatakan bawa ia tidak

memiliki peran apapun dalam kelompok masyarakat.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien mengatakan bahwa ia

merasa sering dihindari oleh orang-orang pada saat dilakukan pengkajian awal

kontak mata kurang, minat dalam berbicara kurang.

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Agama yang dianut adalah agama Islam

b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan kegiatan agama yang dianut adalah sholat

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


VII. STATUS MENTAL

1. Penampilan : Rambut tampak kurang teratur,kulit tampak bersisik, gigi tampak kuning,

kuku tangan tampak panjang dan kotor, klien tapak sering mengeropeti kuku kakinya

sehingga kuku kakinya tampak luka dan rusak.

Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri

2. Pembicara : Minat berbicara klien tampak kurang,cara bicara lambatdan lirih, kontak

mata klien tampak kurang saat diajak berbicara

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

3. Aktivitas motorik : Klien tampak tenang tidak ada gerak yang abnormal, namun saat

berjalan klien tampak sedikit lambat klien saat bejalan selalu menunduk, klien tampak

sering menyendiri

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Afek : Klien mengatakan perasaanya saat ini adalah senang

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. Afek : Ekspresi wajah klien tampak datar ketika saat dijak bicara, kontak amata kurang

saat diajak bicara.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

6. Interaksi selama wawancara : Pada saat berbicara kontak mata tapak kurang, minat bicara

kurang, bicara pelan dan lirih.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

7. Persepsi halusinasi : Klien mengatan ia tidak pernah mendengar ataupun melihat hal-ha

lyang tidak nyata.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8. Proses berfikir : klien bebicara tampakerulang-ulang, dan proses berfikirnya tampak

lambat.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

9. Isi pikir : Klien mengatakan bahwa ia sangat ingin sembuh agar bisa pulang

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


10. Tingkat kesadaran : Klien megatakan bahwa ia sadar saat ini ia berada di rumah sakit

jiwa, klien masih bisa menyebutkan namanya sendiri saat dilakukan pengkajian.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

11. Memori : klien mengatakan dulu ia sangat suka sekali memancing ikan.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan perhitungan : Klien mampu menjawab pertanyaan ketika ditanya

soal pertambahan seperti 10 + 3 = 13

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan Penilaian: klien mampu mengambil keputusan sendiri

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tilik diri : Klien mengatakan bahwa ia tidak menyalahkan siapapun atas kondisinya

saat ini.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan : Klien mampu makan dengan sendirinya tanpa dibantu orang lain

2. BAB/BAK : Klien mampu melakukan toileting dengan sendirinya tanpa dibantu orang

lain

3. Mandi : Klien mengatakan bahwa ia mampu mandi sendirinya tanpa dibantu orang

lain

4. Berpakaian/ berhias : Klien mampu mengenakain pakaiannya sendiri tanpa dibantu orang

lain

5. Istirahat tidur : klien magatakan tidurnya nyenyak dan ia tidak memiliki gngguan pola

tidur

6. Penggunaan obat : Klien mampu meminum obatnya sendiri tanpa dibantu orang lain

7. Pemelihara kesehatan : Klien tidak mampu menjawab

8. Kegiatan dalam rumah :

Mempersiapkan makanan : Klien mengatakan ia makan sebarang dan makan

makanan yang dikasih orang dijalan.

Menjaga kerapian rumah : Klien mengatakan bahwa ia tidak memiliki rumah.


Mecuci pakaian : Klien megatakan bahwaia tidak pernah mencuci

baju

Peraturan keuangan : Klien mengatakan bahwa ia tidak bisa mengelolah

keuangannya

9. Kegiatan diluar rumah:

Belanja : Klien mengtkan ia tidak bisa berbelanja

Transportasi : Klien megatakan bahwaiatidak memiliki alat transportasi

IX. MEKANISME KOPING

Klien tampak sering meyendiri dan melamun, kemampuan bekomunkasi baik (adaptif) namun

kontak mata tampak kurang, bebicara pelan, minat berbicara kurang.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

1) Masalah dukungan

Klien mengatakan ia tidak memiliki dukungan

2) Masalah berhubungan dengan lingkungan

Klien megatakan bahwa ia tidak pernah bertengkar dengan siapapun

3) Masalah pendidikan

Klien megatakan bahwa ia sudah lama putus sekolah

4) Masalah dengan perumahan

Klien megatakan bahwa ia tidak memiliki rumah. Ia sudah tidak tinggal lagi dengn

kakaknya ia hidup menggelandang di jalan.

5) Masalah dengan ekonomi

Klien mengatakan bahawa ia tidak memiliki masalah ekonomi.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


XI. TERAPI OBAT

OBAT DOSIS INDIKASI EFEK SAMPING

Resperidone 2 x 2 mg Obat yang digunakan untuk  Atasi

skizoferinia akut dan kronik  Konstipasi

serta kondisi psikologis yang  Peningkatan BB


lain, dengan gejala tambahan
 Dan gejala lainnya

Clozapin 1 x 25 mg Obat yang digunakan untuk  Pusing

meredahkan gejala  Kantuk

skizoferinia, yaitu gangguan  Mulut kering/justru


mental yang menyebabkan ngences
seseorang mengalami  Gelisah
halusinasi, delusi,
 Sakit kepala
sertagangguan berfikir dan
 Gemetar/ tremor
berperilaku.
 Penglihatan buram

 Sembelit

 Peningkatan BB
ANALISA DATA

NO. DATA MASALAH KEPERAWATAN

1. Ds : Isolasi sosial b/d ketidakmampuan menjalin

Klien megatakan bahwa orang-orang hubungan yang memuaskan

menghidar saat berinteraksi

dengannya.

Do :

- Klien tamak sering murung

dan memyendiri

- Kontak mata kurang

- Sering melamun

2. Ds : Harga diri rendah b/d riwayat penolakan

Klien mengatakan bahwa ia sering

dijauihi saat beinteraksi, sehingga ia

merasa malu saat berinteraksi dengan

orang lain.

Do :

- Berjalan menunduk

- Kontak mata saat berinteraksi

kurang

- Berbicara pelan dan lirih

3. Ds : Defisit perawatan diri b/d penurunan

Klien mengatakan ia mandi 2x sehari motivasi/minat

menggunakan shampo dan sabun

mandi.

Do :
- Rambut tampakkurang teratur

- Gigi tampak kuning

- Kuku tampak panjang dan

kotor

- Kulit tampak kering


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA

Inisial Klien : Tn.S Tanggal : 15/2/2023

Ruangan : Ruang Elang No RM : 04.36.36

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


1. Isolasi social berhubungan dengan Setelah dilakukan Promosi Sosialisasi
ketidakmampuan menjalin hubungan intervensi (I.13498)
yang memuaskan keperawatan selama Definisi:
1x24 jam maka Meningkatkan
Dibuktikan dengan : Keterlibatan social kemampuan
Ds : Klien mengatakan bahwa orang- Meningkat dengan berinteraksi dengan
orang enggan berinteraksi kriteria hasil : orang lain
dengannya 1. Minat Observasi
Do : interaksi 1. Identifikasi
- Klien masih sering merenung dan meningkat kemampuan
menyendiri 2. Perilaku melakukan
- Kontak mata tampak kurang menarik diri interaksi
ketika di ajak interaksi menurun dengan orang
- Klien sering melamun 3. Aspek lain
murung / 2. Identifikasi
sedih hambatan
menurun melakukan
4. Kontak mata interaksi
meningkat dengan orang
lain
Teraupetik
1. Motivasi
meningkatkan
ketertiban
dalam
hubungan
2. Diskusi
kekuatan dan
keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang
lain
3. Berikan
umpan balik
positif dalam
perawatan diri
Edukasi
1. Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
lain secara
bertahap
2. Anjurkan
berbagi
pengalaman
dengan orang
lain
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Inisial klien : Tn.S Ruangan : Ruang Elang


No RM : 04.36.36 Tanggal : 15/2/2023

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf


1. Isolasi Sosial 1. Mengidentifikasi Hari : Senin
Berhubungan dengan kemampuan Tanggal: 12.02.2023
ketidakmampuan melakukan interkasi
menjalin hubungan dengan orang lain S:
yang memuaskan 2. Mengidentifikasi Klien mengatakan
hambatan melakukan Bahwa orang-orang
interaksi dengan Enggan berinteraksi
orang lain dengannya
3. Mampu O:
Meningkatkan 1. Klien sering
keterlibatan dalam Murung dan
suatu hubungan menyendiri
4. Mendikusikan 2. Kontak mata
kekuatan dan tampak kurang
Keterbatasan dalam ketika diajak
berkomunikasi interaksi
dengan orang lain 3. Klien sering
5. Memberikan umpan melamun
balik positif dalam
perawatan diri A: Isolasi Sosial
6. Menganjurkan
berinteraksi dengan P: Intervensi
Orang lain secara Dianjurkan
bertahap 1. Identifikasi
7. Menganjurkan kemampuan
berbagi pengalaman
dengan orang lain melakukan
interaksi
dengan orang
lain
2. Identifikasi
hambatan
melakukan
interaksi
dengan orang
lain
3. Motivasi
meningkatkan
ketertiban
dalam
hubungan
4. Diskusi
kekuatan dan
keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang
lain
5. Berikan
umpan balik
positif dalam
perawatan diri
6. Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
lain secara
bertahap
7. Anjurkan
berbagi
pengalaman
dengan orang
lain
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

HARI : 1

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan bahwah orang-orang enggan berinteraksi kepadanya
 Orang-orang menghindar saat berinteraksi dengannya
Data objektif
 Klien tampak sering murung dan menyendiri
 Kontak mata kurang
 Klien sering melamun
2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial
3. Tunjuan
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
 Perilaku menarik diri menurun
 Afek murung dan sedih menurun
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyeab isolasi soial pasien
c. Mengajarkan klien cara berkenalan degan satu orang
d. Menganjurkan masuk kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian
B. PROSES PELAKSANAAN
1. Fase orientasi
a. Salam teraupetik
Assamualikum, selamat pagi dek, perkenalkan namaa saya muliati bisa di
panggil kak mul, saya mahasiswa STIKES CITRA DELIMA yang berdinas di
ruang elang selama 3 minggu hari ini saya dinas dari jam 07:00-14:00. Saya
akan merawat adek selama dirumah sakit ini, nama adek siapa? Senangnya di
panggil apa?.
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan adek selama disini? Apakah tidur nyenyak semalam dek?
c. Kontrak
Topik:
Baiklah dek, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan
adek? Apa kemampuan yang adek miliki? Apakah bersedia? Tujuannya agar
adek dan saya dapat kenal lebih baik lagi, agar adek bisa berinteraksi dengan
orang lain.
2. Fase kerja
Bagaimana dulu biasanya cara adek saat berkenalan dengan orang lain? Apa yang
menghambat adek dalam berteman dan bercakap-cakap dengan orang lain?
Menurut adek apa keuntungan kita kalau mempunyai temen? Adek kalau kita
punya banyak teman kita dapat berbincang-bincang dengan teman kita sehingga
tidak akan merasa kesepian?. Apa yang biasa membuat adek dapat berteman
dengan seseorang dan apa saja yang biasa membuat adek tidak dekat dengan
orang lain? Menurut adek apa kerugian kalau kita tidak memiliki temen? Nah
kalau begitu adek mau gak belajar berteman dengan orang lain? Untuk
memulainya adek belajar berkenalan dengan saya terlebih dahulu ya. Begini
dengan berkenalan dengan orang lain kita sebutkan nama kita dulu dan nama
panggilan yang disukai contohnya nama saya muliati, senang di panggil muli.
Selanjutnya adek menanyakan nama orang yang diajak kenalan, contohnya siapa
nama bapak? Senang di panggil apa? Ayo dek, praktekan !! setelah berkenalan
dengan orang, tersebut diajak mengobrol tentang hal-hal yang menyenangkan
misalnya tentang keluarga, pekerjaan, hobinya apa? Dan sebagainya ?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi data subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan adek setelah berkenalan dengan saya dan dengan abang-
abang disini? Coba sebutkan cara berkenalan yang sudh di ajarkan tadi?
b. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan bercakap-cakap tadi ditambahkan ke latihan
hariannyaadek, jam berapa adek mau kita melakukan latihannya? Ini ada
jadwal kita isi di jam 11:00, kegiatan adek adalah berbincang-bincang dengan
teman sekamar adek apakah adek bersedia
c. Kontrak waktu
Topik: baiklah dek bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
pengalaman adek, apakah adek bersedia?
Waktu:
adek mau jam berapa? Bagaimana kalau jm 11:00
tempat :
adek mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di teras? Baiklah kita
besok akan jumpa lagi ya? Permisi pak assamualaikum.
ANALISA PROSES INTERAKSI

(API)

KOMUNIKASI KOMUNIKASI ANALISA ANALISA RASIONAL


VERBAL NON VERBAL BERPUSAT BERPUSAT
PADA PADA PASIEN
PERAWAT
P: Assamualaikum P: duduk Perawat mulai Klien menyambut Memberi
selamat pagi dek berhadapan bercakap baik kedatangan salam adalah
perkenalkan nama terseyum dengan sikap perawat hal yang baik
saya muliati bisa di mengulurkan terbuka dalam
panggil mul tanggan untuk memulai
mahasiswa stikes berjabattanggan interaksi
citra delima saya K: Melihat ke arah
akan merawat adek perawat dan
selama di rumah terseyum, ekpresi
sakit ini nama adek tampak datar
siapa senangnya
dipanggil apa
K: Walaikumsalam K: Menatap kearah Perawat Klien menjawab Menjawab
nama saya perawatdengan menghargai pertanyaan sabil salam
supriyadi wajah malu klien terunduk menunjukkan
klien mau
mengawali
pembicaraan
dengan
perawat
P: Bagaimana P: menatap klien Menunjukkan Klien Memberikan
perasaan adek saat dengan tersenyum rasa empati menunjukkan kesempatan
ini, apakah K: duduk terdiam pada klien adanya perhartian kepada klien
tidurnya nyenyak terhadap untuk
semalam pertayaan yang mengungkapk
diajukan oleh an
perawat perasaannya
K: Iya nyenyak K: menundukkan Menunjukan Klien Memberikan
kepala perhatian kepada mengungkapkan kesempatan
P: Menatap klien klien perasaannya kepada klien
sambil tersenyum untuk
mengungkapk
an
perasaannya
P: Baiklah dek, K:klien menunduk Meminta Memperhatiakan Memberikan
bagaimana kalau Jawaban klien persetujuan klien pertanyaan kesempatan
kita berbincang- hanya mengangguk perawat pada klien
bincang tentang dan diam untuk
perasaan adek? memutuskan
Apa tindakan yang
kemampuan akan di
yang adek berikan
miliki? Apakah
bersedia?
Tujuannya agar
adek dan saya
dapat kenal
lebih baik lagi,
agar adek bisa
berinteraksi
dengan orang
lain.

P: Bagaimana K: menjawab Menunjukan Memperhatikan Dengan


dulu biasanya pertanyaan sambil perhatian kepada pertantayaan menunjukan
cara adek saat menunduk klien perawat tanggapan
berkenalan yang baik
dengan orang kepada klien
lain klien percaya
K: Tidak pernah pada perawat
berkenalan pada
orang lain
P: Apa yang K: Menundukkan Mengidentifikasi Menunjukan rasa Untuk
menghambat kepala seseklai isi isolasi sosial percaya diri saat mengetahui isi
adek dalam melihat perawat klien menjawab isolasi klien
berteman dan pertanyaan
bercakap-cakap perawat
dengan orang
lain
K: terdiam
( tidak
menjawab)
P: Menurut adek P: duduk Mendengaran Menunjukan rasa Agar klien
apa keuntungan disamping klien penjelasan klien percaya diri saat merasa
kita kalau dan memperhatikan menjawab perawat peduli
mempunyai klien pertanyaan kepadanya
temen perawat
K:
mendengarkan
perawat dan
klien diam
P: Nah kalau K: klien menjawab Mengidentifikasi Memperhatikan Untuk
begitu adek mau pertanyaan perawat yang menimbulkan pertanyaan mengetahui
gak belajar P: Menjaga kontak isolasi sosial perawat situasi yang
berteman mata menimbulkan
dengan orang isolasi sosial
lain? Untuk klien
memulainya
adek belajar
berkenalan
dengan saya
terlebih dahulu
ya.
K: Iya mau
P: Begini dengan K: Menjawab dengan Memperhatikan Memperhatikan Agar klien
berkenalan jelas dan sambil penjelasan klien pertanyaan merasa perwat
dengan orang tertunduk perawat peduli
lain kita P: kepadanya
sebutkan nama Mendengarpenjelasa
kita dulu dan n klien dan kontak
nama panggilan mata di pertahankan
yang disukai
contohnya nama
saya muliati,
senang di
panggil muli.
Selanjutnya
adek
menanyakan
nama orang
yang diajak
kenalan,
contohnya siapa
nama bapak?
Senang di
panggil apa?
Ayo dek,
praktekan
K: nama saya S.
Senang di
panggil S.
P:setelah K: Klien diam dan Menunjukan Klien diam Pertanyaan
berkenalan menundukan kepala perhatian kepada persetujan dari
dengan orang, klien klien
tersebut diajak menunjukan
mengobrol bahwa klien
tentang hal-hal perduli denga
yang kondisinya
menyenangkan
misalnya
tentang
keluarga,
pekerjaan,
hobinya apa?
Dan sebagainya

P: Bagaimana K: Mendengarkan Menunjukan rasa


perasaan adek pertanyan perawat percaya diri
setelah sambil duduk dan
berkenalan tertunduk
dengan saya dan
dengan abang-
abang disini?
K: senang ?
P: Bagaimana K: Diam dan
mengangguk
kalau latihan
bercakap-cakap
tadi
ditambahkan ke
latihan
hariannyaadek,
jam berapa adek
mau kita
melakukan
latihannya? Ini
ada jadwal kita
isi di jam 11:00,
kegiatan adek
adalah
berbincang-
bincang dengan
teman sekamar
adek apakah
adek bersedia
P: baiklah dek P: berbicara dengan Perawat mengakhiri Klien setuju Kontrak
nada bersahabatdan dengan bersahabat dengan kontrak dengan klien
bagaimana kalau jelas yang di ajuhkan akan
besok kita K: Diam dan oleh perawat meningkatkan
menatap di kepercayaan
berbincang- sekelilingnya klien pada
bincang perawat

pengalaman
adek, apakah
adek bersedia?
adek mau jam
berapa?
Bagaimana
kalau jm 11:00:
adek mau
berbincang-
bincang
dimana?
Bagaimana
kalau di teras?
Baiklah kita
besok akan
jumpa lagi ya?
Permisi pak
assamualaikum.
K: Iya
walaikumsalam
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA

Inisial Klien : Tn.S Tanggal: 16-02-2023

Ruangan : Ruang Elang No RM : 04.36.36

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


1. Isolasi Sosial Setelah dilakukan Promosi Sosialisasi (I.13498)
Berhubungan dengan intervensi keperawatan Definisi: Meningkatkan
ketidakmampuan selama Kemampuan berinteraksi
menjalin hubungan 2x24jam maka keterlibatan dengan orang lain
yang memuaskan social meningkat dengan Observasi
kriteria hasil : 1. Identifikasi
Dibuktikan dengan : 1. Minat interaksi kemampuan
DS : Klien mengatakan meningkat melakukan interaksi
bahwa ia sudah mulai 2. Afek murung/sedih dengan orang lain
berinteraksi dengan menurun 2. Identifikasi hambatan
orang-orang 3. Kontak mata Melakukan interaksi
sebenarnya Meningkat dengan orang lain
Teraupetik
DO: 1. Motivasi meningkatkan
1. Klien masih ketertiban dalam
Sering murung hubungan
dan menyendiri 2. Diskusi kekuatan dan
2. Kontak mata keterbatasandalam
kurang berkomunikasi dengan
3. Klien sering orang lain
Melamun 3. Berikan umpan balik
positif dalam
perawatan diri
Edukasi
Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain
secara bertahap
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Inisial klien : Tn.S Ruangan : Ruang Elang


No RM : 04.36.36 Tanggal : 16-02-2023

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan
1. Isolasi social 1. Mengidentifikasi Hari : Selasa
Berhubungan dengan kemampuan Tanggal: 13.02.2023
ketidakmampuan melakukan interkasi
menjalin hubungan dengan S:
yang memuaskan orang lain Klien mengatakan
2. Mengidentifikasi Bahwa ia sudah mulai
hambatan berinteraksi dengan
melakukan interaksi orang-orang
dengan sekamarnya
orang lain O:
3. Mampu 1. Klien masih
Meningkatkan tampak sering
keterlibatan dalam merenung dan
suatu hubungan menyendiri
4. Mendikusikan 2. Kontak mata
kekuatan dan tampak kurang
keterbatasan dalam ketika diajak
berkomunikasi interaksi
dengan orang lain 3. Klien masih
5. Memberikan umpan sering
balik positif dalam melamun
perawatan diri
6. Menganjurkan A: Isolasi Sosial
berinteraksi dengan
orang lain secara P: Intervensi
bertahap Dianjurkan
7. Menganjurkan 1. Identifikasi
berbagi pengalaman kemampuan
dengan orang lain
melakukan
interaksi
dengan orang
lain
2. Identifikasi
hambatan
melakukan
interaksi
dengan orang
lain
3. Motivasi
meningkatkan
ketertiban
dalam
hubungan
4. Diskusi
kekuatan dan
keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang
lain
5. Berikan
umpan balik
positif dalam
perawatan diri
6. Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
lain secara
bertahap
7. Anjurkan
berbagi
pengalaman
dengan orang
lain
SRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

HARI : 2

A. Fase kerja
1. Kondisi klien
Ds:
 Klien mengatakan malu berinteraksidengan orang lain
Do:
 Klien tampak menyendiri di kamar
 Klien tampak sering melamun sendirian
2. Diagnosa keperawatan : isolasi sosial
3. Tujuan
 Klien dapat memperaktekan cara berkenalan dengan orang lain
 Klien memliki keingginan untuk berbincang-bincang dengan orang lain
4. Tindakan keperawatan
1. Mengevaluasi jadwal harian pasien
2. Memberi kesempatan pasien untuk memperaktekkan cara berkenalan dengan satu
orang
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincangdengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian.
B. PROSES PELAKSANAAN
1. Fase orientasi
 Salam teraupetik
Assamualaikum, selamat pagi dek perkenalkan nama saya masih ingat
dengan saya
 Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan adek hari ini? Apakah adek mulai berkenalan dengan
orang lain
 Kontrak
Topik
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan
bagaimana berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar adek
semakin banyak teman?
Waktu
Berlama adek berbincang-bincang ? bagaimana di ruangan kamu
2. Fase kerja
Baiklah dek hari ini datangkan 2 teman saya dari stikes adek bisa
memperkenalkan? Apakah adek masih ingat bagaimana cara berkenalan? ( jika
pasien lupa bantu untuk mengingatkan kembali cara perkenalan). Wah bagus
sekali dek, adek sudah memiliki teman baru lagi nah kalau kita punya banyak
teman kita tidak akan merasa kesepian dek inilah salah satu manfaatnya adek
mulai bisa berinteraksi dengan orang baru walau adek masih malu –malu. Tapi
adek sudah melakukan cara berkenalan dengan baik sesuai yang sudah di ajarkan
kemarin?. Baiklah adek besok saya akan kembali lagi dan kita akan mulai
berbincang-bincang lagi dengan lebih semangat lagi, besok kita akan bercerita
hal-hal apa saja yang adek sukai?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Bagaimana perasaan adek setelah berbincang-bincang tadi?
b. Kontak yang akan datang
 Topik
Baiklah dek bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman yang serulainya dek?
 Waktu
Adek mau jam berpa? Bagaimana kalau jam 11:00
 Tempat
Adek maunya dimana kita berbincang-bincang nanti? Bagaimana kalau
disini saja?baiklah dek kakak permisi dulu ya sampai bertemu kembali
besok?
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
Inisial klien : Tn.S Tanggal : 17-02-2023
Ruangan : Ruang Elang No RM : 04.36.36

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


1. Isolasi social berhubungan Setelah dilakukan intervensi Promosi Sosialisasi
dengan ketidakmampuan
keperawatan selama 3x24jam (I.13498)
menjalin hubungan yang
memuaskan maka keterlibatan social Definisi:

Dibuktikan dengan : meningkat Meningkatkan


DS : Klien mengatakan ia dengan kriteria hasil : kemampuan
sudah mulai berinteraksi
dengan temannya dan 1. Minat interaksi meningkat berinteraksi dengan
direspon baik oleh teman 2. Perilaku merenung diri orang lain
sekamarnya
menurun Observasi
DO: 3. Afek murung/sedih 1. Identifikasi
- Klien masih sering
murung menurun kemampuan
- Kontak mata masih 4. Kontak mata meningkat melakukan
kurang
interaksi
dengan orang
lain
2. Identifikasi
hambatan
melakukan
interaksi
dengan orang
lain
Teraupetik
1. Motivasi
meningkatkan
ketertiban
dalam
hubungan
2. Diskusi
kekuatan dan
keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang
lain
3. Berikan umpan
balik positif
dalam
perawatan diri
Edukasi
1. Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
Lain secara
bertahap
2. Anjurkan
berbagi
pengalaman
dengan orang
lain
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn.S Ruangan : Ruang Elang
No RM : 04.36.36 Tanggal: 17-02-2023

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan
1. Isolasi Sosial 1. Mengidentifikasi Hari : Rabu
berhubungan dengan kemampuan Tanggal: 14.02.2023
ketidakmampuan melakukan interkasi
hubungan yang dengan orang lain S:
memuaskan 2. Mengidentifikasi Klien mengatakan
hambatan Ia sudah mulai
melakukan interaksi berinteraksi
dengan orang lain dengan orang-orang
3. Mampu sekamarnya dan
Meningkatkan direspon baik oleh
keterlibatan dalam teman sekamarnya
suatu O:
hubungan 1. Klien masih
4. Mendikusikan sering
kekuatan dan merenung dan
keterbatasan dalam menyendiri
berkomunikasi 2. Kontak mata
dengan orang tampak kurang
lain
5. Memberikan umpan A: Isolasi Sosial
balik
Positif dalam P: Intervensi
perawatan diri Dianjurkan
6. Menganjurkan 1. Identifikasi
berinteraksi dengan kemampuan
orang
Lain secara melakukan
bertahap interaksi
7. Menganjurkan
berbagi pengalaman dengan orang
dengan orang lain
lain
2. Identifikasi
hambatan
melakukan
interaksi
dengan orang
lain
3. Motivasi
meningkatkan
ketertiban
dalam
hubungan
4. Diskusi
kekuatan dan
keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang
lain
5. Berikan
umpan balik
Positif dalam
perawatan diri
6. Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
lain secara
bertahap
7. Anjurkan
berbagi
pengalaman
dengan orang
lain
STRATEGI PELAKSANA KEPERAWATAN

HARI : 3

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan bahwa ia sudah mulai berinteraksi dengan orang orang
sekitarnya.
Data objektif
 Klien masih sering murung dan menyendiri
 Kontak mata kurang
 Klien sering melamun
2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial
3. Tunjuan
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
 Perilaku menarik diri menurun
 Afek murung dan sedih menurun
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyeab isolasi soial pasien
c. Mengajarkan klien cara berkenalan degan satu orang
d. Menganjurkan masuk kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian
B. PROSES PELAKSANAAN
1. Fase orientasi
a. Salam teraupetik
Assamualikum, ketemu lagi ya dengan saya.
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan adek hari ini? Apakah tidur nyenyak semalam dek?
c. Kontrak
Topik:
Bagimana kalau kita belajar lagi tentangbekenalan seperti kemarin, kirakira
berapa lama kita berbincangnya? Bagaimana kalau 10 mnt.
4. Fase kerja
Bagaimana apakah adek sudah mencoba untuk berkenalan dengan teman teman
sekamar adek? Apa yang membuat adek terhambat dalam berkenalan dengan
orang lain? Adek kan sudah tau kalau kita mempunyai banyak teman kita tidak
akan merasakan kesepian, dan apa lagi keuntunganya? Nah,benar dek. Adek bisa
memulai berteman dengan berkenalan terlebih dahulu kan, terus setelah
berkenalan adek bisa berbincang tentang pengalamana adek.
5. Fase terminasi
a. Evaluasi data subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan adek setelah berkenalan dengan saya dan dengan abang-
abang disini? Coba sebutkan cara berkenalan yang sudh di ajarkan tadi?
b. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan bercakap-cakap tadi ditambahkan ke latihan
hariannya adek, jam berapa adek mau kita melakukan latihannya?
c. Kontrak waktu
Topik: baiklah dek bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
pengalaman adek, apakah adek bersedia?
Waktu:
adek mau jam berapa? Bagaimana kalau jm 12:00
tempat :
adek mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di teras? Baiklah kita
besok akan jumpa lagi ya?
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn.S Tanggal : 18-02-2023
Ruangan : Ruang Elang No RM : 04.36.36

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1. Isolasi Sosial Setelah dilakukan Promosi Sosialisasi (I.13498)
Berhubungan dengan
Intervensi keperawatan Definisi: Meningkatkan
ketidakmampuan
menjalin hubungan selama 4x24jam maka kemampuan berinteraksi dengan
yang memuaskan
keterlibatan social orang lain
Dibuktikan dengan : meningkat dengan Observasi
Ds: Klien masih
kurang dalam kriteria hasil : 1. Identifikasi kemampuan
berinteraksi 1. Minat interaksi melakukan interaksi

DO : meningkat dengan orang lain


- Klien masih 2. Perilaku 2. Identifikasi hambatan
Tampa ksering
menyendiri merenung diri melakukan interaksi
- Kontak mata menurun dengan orang lain
Kurang
3. Afek Teraupetik
murung/sedih 1. Motivasi meningkatkan
menurun ketertiban dalam hubungan
4. Kontak mata 2. Diskusi kekuatan dan
Meningkat
Keterbatasan dalam
Berkomunikasi dengan
orang lain
3. Berikan umpan balik
positif dalam perawatan
diri
Edukasi
1. Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
2. Anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn.S Ruangan : Ruang Elang
No RM : 04.36.36 Tanggal : 18-02-2023

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


keperawatan
1. Isolasi social 1. Mengidentifikasi Hari : Kamis
berhubungan dengan kemampuan Tanggal: 15.02.2023
ketidakmampuan melakukan interkasi
menjalin hubungan dengan orang lain S:
yang memuaskan 2. Mengidentifikasi Klien mengatakan
hambatan Ia sudah mulai
melakukan interaksi Berinteraksi dengan
dengan orang lain Teman sekamarnya dan
3. Mampu Direspon baik
Meningkatkan oleh teman sekamarnya
keterlibatan dalam
suatu O:
hubungan 1. Klien masih
4. Mendikusikan sering
kekuatan dan merenung dan
keterbatasan dalam menyendiri
berkomunikasi 2. Kontak mata
dengan orang lain mulai membaik
5. Memberikan umpan
balik A: Isolasi Sosial
Positif dalam
perawatan diri P: Intervensi
6. Menganjurkan Dianjurkan
berinteraksi dengan 1. Identifikasi
orang lain secara kemampuan
bertahap
7. Menganjurkan melakukan
berbagi pengalaman interaksi dengan
dengan orang lain
orang lain
2. Identifikasi
hambatan
melakukan
interaksi dengan
orang lain
3. Motivasi
meningkatkan
ketertiban
dalam
hubungan
4. Diskusi
kekuatan dan
keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang
lain
5. Berikan umpan
balik positif
dalam
perawatan diri
6. Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
Lain secara
bertahap
7. Anjurkan
berbagi
pengalaman
dengan orang
Lain
STRATEGI PELAKSANA KEPERAWATAN

HARI : 4

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan bahwa ia sudah mulai berinteraksi dengan orang orang
sekitarnya.
Data objektif
 Klien masih sering murung dan menyendiri
 Kontak mata kurang
2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial
3. Tunjuan
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
 Perilaku menarik diri menurun
 Afek murung dan sedih menurun
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyeab isolasi soial pasien
c. Mengajarkan klien cara berkenalan degan satu orang
d. Menganjurkan masuk kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian
B. PROSES PELAKSANAAN
1. Fase orientasi
a. Salam teraupetik
Assamualikum, ketemu lagi ya dengan saya apakah masih ingat nama say?
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan adek hari ini? Apakah tidur nyenyak semalam dek?
c. Kontrak
Topik:
Bagimana kalau kita belajar lagi tentang bekenalan seperti kemarin, kirakira
berapa lama kita berbincangnya? Bagaimana kalau 10mnt.
e. Fase kerja
Bagaimana apakah adek sudah mencoba untuk berkenalan dengan teman
temansekamar adek? Apa yang membuat adek terhambat dalam berkenalan
dengan orang lain? Adek kan sudah tau kalau kitamempunyai banyak teman kita
tidak akan merasakan kesepian, dan apa lagikeuntunganya? Nah,benar dek. Adek
bisa memulai berteman dengan berkenalan terlebih dahulu kan, terus setelah
berkenalan adek bisa berbincang tentang pengalamana adek.
f. Fase terminasi
d. Evaluasi data subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan adek setelah berkenalan dengan saya dan dengan abang-
abang disini? Coba sebutkan cara berkenalan yang sudh di ajarkan tadi?
e. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan bercakap-cakap tadi ditambahkan ke latihan
hariannya adek, jam berapa adek mau kita melakukan latihannya? Bagaimana
kalau jam 09.00 wib?
f. Kontrak waktu
Topik: baiklah dek bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
pengalaman adek, apakah adek bersedia?
Waktu:
adek mau jam berapa? Bagaimana kalau jm 11:00
tempat :
adek mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di meja makan?
Baiklah kita besok akan jumpa lagi ya?
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn.S Tanggal : 20-02-2023
Ruangan : Ruang Elang No RM : 04.36.36

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1. Isolasi Sosial Setelah dilakukan Promosi Sosialisasi (I.13498)
Berhubungan dengan
Intervensi keperawatan Definisi: Meningkatkan
ketidakmampuan
menjalin hubungan selama 4x24jam maka kemampuan berinteraksi dengan
yang memuaskan
keterlibatan social orang lain
Dibuktikan dengan : meningkat dengan Observasi
Ds: Klien masih
kurang dalam kriteria hasil : 3. Identifikasi kemampuan
berinteraksi 5. Minat interaksi melakukan interaksi

DO : meningkat dengan orang lain


- Klien masih 6. Perilaku 4. Identifikasi hambatan
Tampa ksering
menyendiri merenung diri melakukan interaksi
- Kontak mata menurun dengan orang lain
Kurang
7. Afek Teraupetik
murung/sedih 4. Motivasi meningkatkan
menurun ketertiban dalam hubungan
8. Kontak mata 5. Diskusi kekuatan dan
Meningkat
Keterbatasan dalam
Berkomunikasi dengan
orang lain
6. Berikan umpan balik
positif dalam perawatan
diri
Edukasi
3. Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
4. Anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn.S Ruangan : Ruang Elang
No RM : 04.36.36 Tanggal : 20-02-2023

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


keperawatan
1. Isolasi social 8. Mengidentifikasi Hari : Kamis
berhubungan dengan kemampuan Tanggal: 15.02.2023
ketidakmampuan melakukan interkasi
menjalin hubungan dengan orang lain S:
yang memuaskan 9. Mengidentifikasi Klien mengatakan
hambatan Ia sudah mulai
melakukan interaksi Berinteraksi dengan
dengan orang lain Teman sekamarnya dan
10. Mampu Direspon baik
Meningkatkan oleh teman sekamarnya
keterlibatan dalam
suatu O:
hubungan 3. Klien masih
11. Mendikusikan sering
kekuatan dan merenung dan
keterbatasan dalam menyendiri
berkomunikasi 4. Kontak mata
dengan orang lain mulai membaik
12. Memberikan umpan
balik A: Isolasi Sosial
Positif dalam
perawatan diri P: Intervensi
13. Menganjurkan Dianjurkan
berinteraksi dengan 8. Identifikasi
orang lain secara kemampuan
bertahap
14. Menganjurkan melakukan
berbagi pengalaman interaksi dengan
dengan orang lain
orang lain
9. Identifikasi
hambatan
melakukan
interaksi dengan
orang lain
10. Motivasi
meningkatkan
ketertiban
dalam
hubungan
11. Diskusi
kekuatan dan
keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang
lain
12. Berikan umpan
balik positif
dalam
perawatan diri
13. Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
Lain secara
bertahap
14. Anjurkan
berbagi
pengalaman
dengan orang
lain
STRATEGI PELAKSANA KEPERAWATAN

HARI: 5

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan bahwa ia sudah mulai berinteraksi dengan orang orang
sekitarnya.
Data objektif
 Klien masih sering murung dan menyendiri
 Kontak mata kurang
2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial
3. Tunjuan
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
 Perilaku menarik diri menurun
 Afek murung dan sedih menurun
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyeab isolasi soial pasien
c. Mengajarkan klien cara berkenalan degan satu orang Menganjurkan masuk
kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
B. PROSES PELAKSANAAN
1. Fase orientasi
a. Salam teraupetik
Assamualikum, ketemu lagi ya dengan saya apakah masih ingat nama say?
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan adek hari ini? Apakah tidur nyenyak semalam dek?
c. Kontrak
Topik:
Bagimana kalau kita belajar lagi tentang bekenalan seperti kemarin, kirakira
berapa lama kita berbincangnya? Bagaimana kalau 10mnt.
2. Fase kerja
Bagaimana apakah adek sudah mencoba untuk berkenalan dengan teman
temansekamar adek? Apa yang membuat adek terhambat dalam berkenalan
dengan orang lain? Adek kan sudah tau kalau kitamempunyai banyak teman kita
tidak akan merasakan kesepian, dan apa lagikeuntunganya? Nah,benar dek. Adek
bisa memulai berteman dengan berkenalan terlebih dahulu kan, terus setelah
berkenalan adek bisa berbincang tentang pengalamana adek.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi data subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan adek setelah berkenalan dengan saya dan dengan abang-
abang disini? Coba sebutkan cara berkenalan yang sudh di ajarkan tadi?
b. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan bercakap-cakap tadi ditambahkan ke latihan
hariannya adek, jam berapa adek mau kita melakukan latihannya? Bagaimana
kalau jam 09.00 wib?
c. Kontrak waktu
Topik: baiklah dek bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
pengalaman adek, apakah adek bersedia?
Waktu:
adek mau jam berapa? Bagaimana kalau jm 11:00
tempat :
adek mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di meja makan?
Baiklah kita besok akan jumpa lagi ya?
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
Inisial klien : Tn.S Tanggal : 21-02-
2023
Ruangan : Ruang Elang No RM : 04.36.36

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


1. Harga diri Rendah Setelah dilakukan Promosi Harga Diri
Berhubungan dengan Intervensi keperawatan (I.09308)
Riwayat penolakan Selama 1x24 jam maka Definisi:Meningkatkan
Harga diri meningkat penilaian
Dibuktikan dengan : dengan kriteria hasil : pernyataan/persepsi
Ds : Klien mengatakan 1. Berjalan terhadap diri sendiri
bahwa ia sering dijauhi menampilkan kemampuan diri.
saat berinteraksi, wajah meningkat
sehingga ia malu soal 2. Postur tubuh Obsevarsi :
berinteraksi dengan menampakkan 1. Monitor verbalisasi
orang lain wajah meningkat Yang merendahkan
3. Kontrol muka diri
Do: Meningkat 2. Monitor tingkat
- Berjalan masih Harga diri setiap
tampak Waktu sesuai
menuduk kebutuhan
- Kontak mata
saat berinteraksi Teraupetik
tampak kurang 1. Diskusikan
- Berbicara pelan pengalaman yang
dan teririh meningkatkan harga
diri
2. Berikan umpan
balik positif atas
mencapai tujuan

Edukasi
1. Anjurkan
mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi
dengan orang lain
2. Anjurkan untuk
membuka diri
terhadap kritik
negative
3. Anjurkan untuk
mengevaluasi
perilaku
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn.S Ruangan : Ruang Elang
No RM : 04.36.36 Tanggal : 21-02-2023

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan
1. Harga Diri rendah 1. Memonitor Hari : Senin
Berhubungan dengan verbalisasi yang Tanggal : 13-02-2023
Riwayat penolakan merendahkan diri
2. Memonitor tingkat S:Klien mengatakan
harga diri setiap bahwa ia sering dijauhi
waktu, saat berinteraksi,
sesuai kebutuhan sehingga ia malu saat
3. Mendiskusikan berinteraksi dengan
pengalaman yang orang lain
meningkatkan
harga diri O:
4. Memberikan - Berjalan masih
umpan balik tampak
Positif dalam menunduk
peningkatan - Kontak mata
mencapai tujuan saat berinteraksi
5. Mengajarkan tampak kurang
mempertahankan - Berbicara pelan
kontak mata saat dan teririh
berkomunikasi
dengan orang A: Harga diri rendah
lain
6. Menganjurkan P: Intervensi
untuk membuka dilanjutkan
diri terhadap - Monitor
kritik negative verbalisasi yang
7. Menganjurkan merendahkan
untuk diri
mengevaluasi - Monitor tingkat
perilaku harga diri setiap
waktu sesuai
kebutuhan

Teraupetik
- Diskusikan
pengalaman
yang
meningkatkan
harga diri
- Berikan umpan
balik positif
atas mencapai
tujuan

Edukasi
- Anjurkan
mempertahanka
n kontak mata
saat
berkomunikasi
dengan orang
lain
- Anjurkan untuk
membuka diri
terhadap kritik
negative
- Anjurkan untuk
mengevaluasi
perilaku
STRATEGI PELAKSANA KEPERAWATAN

HARI: 6

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan bahwa ia sering dijauhi saat berinteraksi, sehingga dia
malu saat berinteraksi dengan orang lain.
Data objektif
 Klien berbicara pelan dan teririh
 Kontak mata kurang
2. Diagnosa keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Tunjuan
 Klien dapat menilai kemampuan yang masih bisa digunakan
 Membantu klien memilih kemampuan yang dapat digunakan
 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
4. Tindakan keperawatan
a. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
b. Membantu pasien menilai kemmpuan pasien yang dapat digunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan disesuaikan dengan
kemampuan pasien
B. PROSES PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
a. Salam teraupetik
Assamualikum, ketemu lagi ya dengan saya apakah masih ingat nama say?
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan adek hari ini? Apakah tidur nyenyak semalam dek?
c. Kontrak
Topik:
Bagimana kalau kita mengobrol tentang tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah adek lakukan, adek mau mengobrol berapa lama? Bagaimana
kalau 10mnt,adek mau ngobrolnya dimana? Bagaimana kalau di teras depan?.
2. Fase kerja
Mengapa adek merasamalu saat berinteraksi dengan orang lain?, kira kira
pengalaman apa yang memnuat adek bangga dengan diri adek?, nah bagus sekali
dek, adek kalau kita sedang berbincang dengan orang sebaiknya kita melihan
kearah orang tersebut jangan menundukan kepaladek, jika ada yang mengomentari
adek yang jelek jelek adek hiraukan saja buktikan pada orang kalau adek
mempunyai kemampuan, sebaiknya adek lakukan kegiatan dan prilaku positif
setiap harinya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi data subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan adek setelah berbincang tadi? Coba sebutkan apa saja
yang sudh di ajarkan tadi?
b. Rencana tindak lanjut
Nah kemampuan ini dapat juga dilakukan dirumah setelah pulang nanti?
c. Kontrak waktu
Topik: baiklah dek bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
pengalaman adek, apakah adek bersedia?
Waktu:
adek mau jam berapa? Bagaimana kalau jm 11:00
tempat :
adek mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di meja makan?
Baiklah kita besok akan jumpa lagi ya?
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
Inisial klien : Tn.S Tanggal : 22-02-2023
Ruangan : Ruang Elang No RM : 04.36.36

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


1. Harga diri Rendah berhubungan Setelah dilakukan Promosi Harga Diri
dengan Riwayat penolakan intervensi keperawatan (I.09308)
selama 2x24 jam maka Definisi :
Dibuktikan dengan : harga diri meningkat Meningkatkan
Ds : Klien mengatakan bahwa ia dengan kriteria hasil : penilaian
masih merasa malu untuk mulai 1. Berjalan pernyataan/persepsi
berinteraksi dengan orang lain menampilkan terhadap diri sendiri
wajah meningkat kemampuan diri.
Do: 2. Postur tubuh
- Berjalan masih tampak menampakkan Obsevarsi :
menuduk wajah meningkat 1. Monitor
- Kontak mata saat 3. Kontrol muka verbalisasi
berinteraksi tampak meningkat yang
kurang merendahkan
- Berbicara pelan dan diri
teririh 2. Monitor
tingkat harga
diri setiap
waktu sesuai
kebutuhan

Teraupetik
1. Diskusikan
pengalaman
yang
meningkatkan
harga diri
2. Berikan umpan
balik positif
atas mencapai
tujuan

Edukasi
1. Anjurkan
mempertahank
an kontak mata
saat
berkomunikasi
dengan orang
lain
2. Anjurkan
untuk
membuka diri
terhadap kritik
negative
3. Anjurkan
untuk
mengevaluasi
perilaku
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn.S Ruangan : Ruang Elang
No RM : 04.36.36 Tanggal : 21-02-2023

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan
1. Harga diri rendah 1. Memonitor Hari : Selasa
Berhubungan dengan verbalisasi yang Tanggal : 14-02-2023
riwayat penolak merendahkan diri
2. Memonitor tingkat S: Klien mengatakan
harga diri setiap bahwa ia masih
waktu, merasa malu untuk
sesuai kebutuhan memulai berinteraksi
3. Mendiskusikan dengan
pengalaman yang orang lain
meningkatkan
harga diri O:
4. Memberikan - Berjalan
umpan balik masih tampak
Positif dalam menunduk
peningkatan - Kontak mata
mencapai tujuan saat
5. Mengajarkan berinteraksi
mempertahankan tampak kurang
kontak mata saat - Berbicara
berkomunikasi pelan dan
dengan orang teririh
lain
6. Menganjurkan A: Harga diri rendah
untuk membuka
diri terhadap P: Intervensi
kritik negative dilanjutkan
7. Menganjurkan - Monitor
untuk verbalisasi
mengevaluasi yang
perilaku merendahkan
diri
- Monitor
tingkat harga
diri setiap
waktu sesuai
kebutuhan

Teraupetik
- Diskusikan
pengalaman
yang
meningkatkan
harga diri
- Berikan
umpan balik
positif atas
mencapai
tujuan

Edukasi
- Anjurkan
mempertahank
an kontak
mata saat
berkomunikasi
dengan orang
lain
- Anjurkan
untuk
Membuka diri
Terhadap
kritik
negative
- Anjurkan
untuk
mengevaluasi
perilaku
STRATEGI PELAKSANA KEPERAWATAN

HARI: 7

A. Proses keperawatan

1.Kondisi klien

Data subjektif :
 Klien mengatakan bahwa ia masih malu untuk memulai berinteraksi
dengan oranglain.

Data objektif
 Klien berbicara pelan dan teririh
 Kontak mata kurang
2. Diagnosa keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Tunjuan
 Klien dapat menilai kemampuan yang masih bisa digunakan
 Membantu klien memilih kemampuan yang dapat digunakan
 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
4. Tindakan keperawatan
a. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
b. Membantu pasien menilai kemmpuan pasien yang dapat digunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan disesuaikan dengan
kemampuan pasien
B. PROSES PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
a. Salam teraupetik
Assamualikum, ketemu lagi ya dengan saya apakah masih ingat nama saya
dek?
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan adek hari ini? Apakah tidur nyenyak semalam dek?
c. Kontrak
Topik:
Bagimana kalau kita mengobrol tentang tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah adek lakukan seperti kemarin, adek mau mengobrol berapa lama?
Bagaimana kalau 10mnt,adek mau ngobrolnya dimana? Bagaimana kalau di
teras depan?.
2. Fase kerja
Mengapa adek masih merasa malu untuk berinteraksi dengan orang lain?, kira
kira pengalaman apa yang memnuat adek bangga dengan diri adek?, nah bagus
sekali dek, adek ingat yang saya bilang kemarin kalau kita sedang berbincang
dengan orang sebaiknya kita melihan kearah orang tersebut jangan
menundukan kepaladek, jika ada yang mengomentari adek yang jelek jelek
adek hiraukan saja buktikan pada orang kalau adek mempunyai kemampuan,
sebaiknya adek lakukan kegiatan dan prilaku positif setiap harinya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi data subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan adek setelah berbincang tadi? Coba sebutkan apa saja
yang sudh di ajarkan tadi?
b. Rencana tindak lanjut
Nah kemampuan ini dapat juga dilakukan dirumah setelah pulang nanti ya
dek?
c. Kontrak waktu
Topik: baiklah dek bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
pengalaman adek, apakah adek bersedia?
Waktu:
adek mau jam berapa? Bagaimana kalau jm 11:00
tempat :
adek mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di meja makan?
Baiklah kita besok akan jumpa lagi ya?
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
Inisial klien : Tn.S Tanggal : 22-02-2023
Ruangan : Ruang Elang No RM : 04.36.36

No Diagnosa keperawatan SLKI SIKI


1. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan Dukungan perawatan diri
berhubungan dengan Intervensi keperawatan (I.11348)
penurunan motivasi/minat Selama 1x24 jam maka Definisi: Memfasilitasi
perawatan diri meningkat Pemenuhan kebutuhan
Dibuktikan dengan : dengan kriteria hasil: perawat diri
Ds: klien mengatakan ia - Kemampuan mandi
mandi 2x sehari meningkat Observasi :
menggunakan shampoo - Verbalisasi keinginan - Monitor tingkat
dan sabun mandi dan ia melakukan perawatan kemandirian
juga menyikat giginya diri - Identifikasi
menggunakan sikat gigi meningkat kebutuhan alat
- Mempertahankan bantu, kebersihan
Do: kebersihan diri diri, berpakaian
- Rambut tampak meningkat dan makan.
tidak teratur - Memepratahankan Teraupetik :
- Gigi tampak kebersihan mulut - Siapkan keperluan
kuning meningkat pribadi (mis,
- Kuku tampak parfum,sikat gigi
panjang dan kotor dan sabun mandi
- Dampingi dalam
melakukan
perawatan diri,
sampai mandiri
- Fasilitasi
kemandirian, bantu
jika tidak mampu
melakukan
perawatan dri
- Jadwalkan rutinitas
perawatan
Edukasi: Anjurkan
melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai
kebutuhan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn.S Ruangan : Ruang Elang
No RM : 04.36.36 Tanggal: 22-02-2023

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan
1. Defisit perawatn 1. Memonitor tingkat Hari : senin
diri berhubungan kemandirian Tanggal : 13-04-2023
dengan penurunan 2. Mengidentifikasi
motivasi/minat kebutuhan alat S: Klien mengatalan
bantu kebersihan ia mandi 2x sehari
diri,berpakaian, menggunakan
berhias dan shampoo dan sabun
makan mandi,ia juga
3. Menyiapkan Mengatakan ia sikat
keperluan pribadi gigi.
(mis,parfum,sikat
gigi,dan sabun O:
mandi) - Rambut
4. Mendampingi dalam tampak tidak
melakukan teratur
perawatan diri - Gigi klien
sampai mandiri tampak kuning
5. Memfasilitasi - Kuku masih
kemandirian, bantu tampak
jika tidak mampu panjang dan
melakukan perawatn kotor
diri
6. Menjadwalkan A: Defisit Perawatan
rutinitas perawatan diri
7. Menganjurkan
perawatan diri P:Intervensi
Secara konsisten dilanjutkan
sesuai kebutuhan - Monitor
tingkat
kemandirian
- Identifikasi
kebutuhan alat
bantu,
kebersihan
diri,
berpakaian dan
makan.
- Siapkan
keperluan
pribadi(mis,
parfum,sikat
gigi dan sabun
mandi
- Dampingi
dalam
melakukan
perawatan diri,
sampai
mandiri
- Fasilitasi
kemandirian,
bantu jika
Tidak mampu
melakukan
perawatan dri
- Jadwalkan
rutinitas
perawatan
STATEGI PELAKSANA KEPERAWATAN

HARI: 8

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan malas untuk mandi dan merawat diri.
Data objektif
 Klien berbicara pelan dan teririh
 Kontak mata kurang

2. Diagnosa keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Tunjuan
 Klien dapat mengetahui pentinganya kebertihan diri
 Klien dapat mengetahui cara membersihkan diri
 Klien dapat latihan menjaga kebersihan diri

3. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan pasien
b. Mengidentifikasi cara merawat diri
c. Menjelaskan cara dan alat kebersihan diri
d. Menjadwalkan waktu harian kegiatan pasien

B. Proses pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
Assamualaikum dek, selamat pagi perkenalkan muliati biasa di panggil muli
saya mahasiswa stikes citra delima bangka belitung yang berdinas di ruang
elang selama 3 minggu hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00-14:00. Saya
akan merawat adek selama adek di rumah sakit ini, nama adek siapa?
Senangnya di panggil apa
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan adek? Saya tadi melihat adek mengeropet-keropet kuku adek
sampai bedarah? Kenapa dek? Maukah adek belajar bagaimana cara kebersihan
diri?
c. Kontrak
 Topik
Baik adek karena adek mau kita akan berbincang-bincang tentang cara
menjaga kebersihan diriya.
 Waktu
Berapa lama adek mau berbincang-bincang? Bagaimana 15 menit ? dimana
adek ingin berbincang-bincang
d. Fase kerja
Apabila adek bisa membersihkan diri sendiri seperti memotong kuku bersisir
sendiri? Coba adek sebutkan alat-alat apa saja yang biasa disediakan disini? Oh
adek tidak punya sandal ya? Berhubung adek menjadi pasien kelolahan kakak,
kakak akan membantu adek membelikan sandal untuk adek? Kan kuku adek
panjang dan kotor, dan kaki adek juga tampak kotor walaupun adek mengikutkan
bahwa adek 2x sehari, sekarang bisakah adek memotong kuku adek sendiri agar
lebih bersih, selanjutnya bisakah adek meniyikat kaki adek sendri agar lebih bersih.
Apakah adek bisa melakukanya sendiri? Kalau tidak bisa kakak bisa membantu
adek , nah kan sekarang sudah bersih bagus sekali dek, kita akan melakukan
kegiatan memotong kuku ini selama seminggu sekali ya dek, agar adek tetap
keliatan bersih dan sehat? Adek sebaiknya kegiatan seperti menyikat gigi dan
menyikat kaki, dilakukan setiap mandi ya?
e. Fase terminasi
1. Evaluasi respon
Bagaimana perasaan adek setelah berbincang-bincang mengenal cara
menjaga kebersihan diri?
2. Kontrak yang akan datang
 Topik
Baik dek, bagaimana kalau besok kita berbincang kembali dan latihan cara
perawatan diri?
 Waktu
Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Kalau 10 menit saja
 Tempat
Dimana kita akan latihanan? Bagaimana jika disini saja dek? Baik kalau
begitu dek sebelum saya pamit apa yang adek ingin adek tanyakan? Jika
tidak ada saya permisi dulu ya dek ?
ANALISA PROSES INTERAKSI

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dari hasil pengkajian yang telah di jalani penulis
terhadap Tn. S didapatkan informasi subyektif
bahwa orang-orang menghindar saat berinteraksi
dengannya. Informasi objektif klien tampak sering
murung dan menyendiri, kontak mata kurang,sering
melamun.
2. Hasil pada pengkajian yang di jalani penulis
terhadap Tn.S diagnosa yang dapat diambil dalam
pengkajian merupakan Isolasi sosial:
Ketidakmampuan menjalin hubungan yang
memuaskan
3. Dari informasi yang telah dikumpulkan penulis,
penulis perlu untuk merencakanan asuhan
keperawatan buat mengukur keahlian penderita
dalam berhubungan dengan orang lain,
membuktikan rasa yakin kepada tetangga ataupun
perawat, penderita sanggup melaksanakan kegiatan dengan baik.
4. Bersumber pada informasi yang di kumpulkan, penulis bisa mengevaluasi Tn. S
dengan kendala isolasi sosial: menarik diri sehingga dapat mengukur reaksi pasien

B. SARAN
Dari beberapa kesimpulan diatas penulis dapat memberikan beberapa saran yaitu:
1. Bagi penulis dan perawat
Dalam merawat pasien dengan diagnosa medis Skizofrenia paranoid
dengan Isolasi Sosial, Defisit perawatan diri, Harga diri rendah diharapkan
lebih mengutamakan komunikasi yang efektif sehingga klien merasa
termotivasi untuk kesembuhan dan perubahan dirimenja dilebih baik lagi.
2. Bagi pasien dan keluarga
Bagi keluarga yang menghadapi anggota keluarga yang mengalami
gangguan isolasi sosial, defisit perawatan diri, harga diri rendah untuk dapat
berinteraksi secara bertahap, selalu melakukan komunikasi yang baik
sehingga pasien merasa dihargai dan termotivasi untuk sembuh.

Anda mungkin juga menyukai