Kelompok 6
IKP-4B 1. Cintya Ramadanty
1. Sri Ayu Fujastuti
2. Ida Sonia
2. Via Febrianti
3. Karlina Julianti
3. Yono
4. Rafi Kharisma M
4. Ripadi (Lanjutan)
5. Rima Ferdilla R
Pengertian COVID-19
2. Menerapkan etika batuk → Mencegah droplet yang keluar sehingga tidak menulari individu lain → Menutup
mulut dan hidung saat bersin dan batuk dengan menggunakan tissue atau lipatan tangan → Mencuci tangan.
3. Konsumsi makanan bergizi → Mencukupi kebutuhan cairan, melakukan aktivitas fisik teratur, istirahat dan tidur
yang cukup, serta mengurangi stress.
4. Olah raga Olahraga intensitas sedang → Aerobik, olahraga beban (dumble), olahraga keseimbangan (push
up atau shit up), olahraga latihan mobilisasi dan koordinasi (latihan peregangan).
5. Resignasi → Mendorong individu untuk berfikir dan memaknai sisi positif pandemi COVID-19.
Lanjutan
1. Membersihkan tangan secara rutin → COVID-19 dapat menular saat memegang mulut atau
hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang terkontaminasi
atau kontak erat dengan dengan penderita COVID-19.
2. Menggunakan masker → Mencegah masuknya virus melalui hidung dan mulut.
3. Sosial distancing → Mengurangi kemungkinan kontak fisik antara orang yang terinfeksi
dengan orang yang tidak terinfeksi sehingga meminimalkan penularan penyakit.
4. Menghindari kontak tanpa pelindung dengan hewan liar
5. pengendalian/pembatas orang masuk ke negara lain terutama ke indonesia. Mereka yang
masuk ke negara tersebut harus di karantina selama masa inkubasi COVID-19 yaitu 14 hari.
6. Vaksin COVID-19 → Pembentukan imunitas (anti bodi) sistem imun di dalam tubuh..
2. Pencegahan Sekunder / Secondary Prevention : Pencegahan ini dilakukan dengan
mendeteksi sedini mungkin penyakit yang mungkin diderita. Hal ini dilakukan agar penyakit
tidak semakin parah atau terjadinya komplikasi.
1. Early diagnosis and prompt treatment (Diagnosis awal dan pengobatan segera atau
adekuat), antara lain melalui : Pemeriksaan kasus dini (early case finding),
pemeriksaan umum lengkap (general check up), pemeriksaan missal (mask
screening), survei terhadap kontak, sekolah dan rumah (contects survei, school
survei, house hold survei), kasus (case holding) , pengobatan adekuat (adekuat
treatment).
1. Anamnesis atau pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung kepada pasien (auto
anamnese) atau pada keluarga (Allo anamnese) untuk menegakkan diagnosa.
2. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis.
4. Pengkajian Disability
a. Kaji kesadaran menggunakan AVPU, GCS dan pupillary reflex
b. Kaji apakah ada komorbid, kaji riwayat pengobatan, kaji kapan terakhir kali minum obat penurun panas dan
anti nyeri.
c. Kaji apakah mengalami lemah otot
d. Ukur GDS pasien
5. Pengakajian Exposure
a. Kaji riwayat kontak erat sesuai pedoman WHO atau kemenkes Revisi 5
b. Lakukan pemeriksaan sekunder juga pemeriksaan Head to Toe
6. Pengkajian Extra
a. Hasil laboratorium
b. EKG 12 Lead
c. CT Scan Thorax
d. Ro Thorax
e. PCR
7. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium : Darah lengkap/ darah rutin, LED, Gula Darah, Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT, Natrium, Kalium,
Chlorida, Analisa Gas Darah, Procalcitonin, PT, APTT, Bilirubin direct, Bilirubin Indirect,
Bilirubin total, pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
b. Radiologi : Thorax AP/PA
3. Pencegahan tersier : Pencegahan tersier adalah pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi
berbagai dampak negatif yang mungkin terjadi dari suatu penyakit. Pencegahan ini juga dilakukan untuk
meminimalisir komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit.
Dalam situasi COVID-19 ini dapat melibatkan penggunaan antiretroviral untuk mencegah
penggandaan dan efek merusak dari virus di paru-paru menjadi lebih khusus seperti
Lopinavir/Ritonavir. Pneumonia terkait COVID-19 bisa sangat parah sehingga pasien mungkin
memerlukan ventilasi mekanis. Penggunaan ventilator untuk melestarikan kehidupan tersebut.