Anda di halaman 1dari 9

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER PADA

MASALAH KASUS KRITIS SISTEM PERNAFASAN : COVID-19

Kelompok 6
IKP-4B 1. Cintya Ramadanty
1. Sri Ayu Fujastuti
2. Ida Sonia
2. Via Febrianti
3. Karlina Julianti
3. Yono
4. Rafi Kharisma M
4. Ripadi (Lanjutan)
5. Rima Ferdilla R
Pengertian COVID-19

 Apakah Coronavirus/COVID-19 itu?


Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernafasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa
muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). (Kemenkes RI)
Tahap-Tahap Pencegahan COVID-19
1. Pencegahan Primer → Pencegahan yang bertujuan untuk menghindari atau meminimalisir perkembangan
penyakit atau kecacatan yang mungkin diidap atau terjadi pada individu. Pencegahan primer dapat dilakukan
dengan promosi kesehatan dan perlindungan diri.

a. Pencegahan primer dengan promosi kesehatan.


1. Menyaring informasi dari media sosial : Informasi tentang COVID-19 mudah sampai ke masyarakat, namun juga
tidak semua informasi akurat → Pola pikir masyarakat → Kecemasan pada individu → Respon negatif →
Gangguan psikosomatik, terjadinya penimbunan alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer.

2. Menerapkan etika batuk → Mencegah droplet yang keluar sehingga tidak menulari individu lain → Menutup
mulut dan hidung saat bersin dan batuk dengan menggunakan tissue atau lipatan tangan → Mencuci tangan.

3. Konsumsi makanan bergizi → Mencukupi kebutuhan cairan, melakukan aktivitas fisik teratur, istirahat dan tidur
yang cukup, serta mengurangi stress.

4. Olah raga Olahraga intensitas sedang → Aerobik, olahraga beban (dumble), olahraga keseimbangan (push
up atau shit up), olahraga latihan mobilisasi dan koordinasi (latihan peregangan).

5. Resignasi → Mendorong individu untuk berfikir dan memaknai sisi positif pandemi COVID-19.
Lanjutan

b. Pencegahan primer dengan perlindungan diri

1. Membersihkan tangan secara rutin → COVID-19 dapat menular saat memegang mulut atau
hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang terkontaminasi
atau kontak erat dengan dengan penderita COVID-19.
2. Menggunakan masker → Mencegah masuknya virus melalui hidung dan mulut.
3. Sosial distancing → Mengurangi kemungkinan kontak fisik antara orang yang terinfeksi
dengan orang yang tidak terinfeksi sehingga meminimalkan penularan penyakit.
4. Menghindari kontak tanpa pelindung dengan hewan liar
5. pengendalian/pembatas orang masuk ke negara lain terutama ke indonesia. Mereka yang
masuk ke negara tersebut harus di karantina selama masa inkubasi COVID-19 yaitu 14 hari.
6. Vaksin COVID-19 → Pembentukan imunitas (anti bodi) sistem imun di dalam tubuh..
2. Pencegahan Sekunder / Secondary Prevention : Pencegahan ini dilakukan dengan
mendeteksi sedini mungkin penyakit yang mungkin diderita. Hal ini dilakukan agar penyakit
tidak semakin parah atau terjadinya komplikasi.

1. Early diagnosis and prompt treatment (Diagnosis awal dan pengobatan segera atau
adekuat), antara lain melalui : Pemeriksaan kasus dini (early case finding),
pemeriksaan umum lengkap (general check up), pemeriksaan missal (mask
screening), survei terhadap kontak, sekolah dan rumah (contects survei, school
survei, house hold survei), kasus (case holding) , pengobatan adekuat (adekuat
treatment).

2. Disability limitation (Pembatasan kecacatan). Penyempurnaan dan intensifikasi


terhadap terapi lanjutan, pencegahan komplikasi, perbaikan fasilitas kesehatan,
penurunan bebas sosial penderita, dll.
Lanjutan

Deteksi dini dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1. Anamnesis atau pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung kepada pasien (auto
anamnese) atau pada keluarga (Allo anamnese) untuk menegakkan diagnosa.
2. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis.

 Pengkajian awal (Initial Assessment pada pasien COVID-19)


1. Pengkajian Airway
a. Patikan jalan nafas paten saat berbicara dengan pasien.
b. Kaji apakan ada dipsnea, nafas abnormal, suara nafas abnormal, batuk dan pengeluaran sputum.
2. Pengkajian Breathing
a. Kaji apakah ada takipnea (>20/mnt), dypsnea
b. Ukur saturasi oksigen (SpO2 >96%)
c. Auskultasi untuk mendengarkan apakah ada suara tambahan (ronchi atau wheezing)
d. Lakukan pemeriksaan diagnostic terkait paru-paru (ro thorax, CT Scan Thorax)
3. Pengkajian Circulation
a. Kaji apakah ada sianosis, capillary refill time (100beats/mnt)
b. Kaji tekanan darah, MAP dan Pulse Pressure
c. Kaji apakah ada tanda-tanda shock (hipotensi)
Lanjutan

4. Pengkajian Disability
a. Kaji kesadaran menggunakan AVPU, GCS dan pupillary reflex
b. Kaji apakah ada komorbid, kaji riwayat pengobatan, kaji kapan terakhir kali minum obat penurun panas dan
anti nyeri.
c. Kaji apakah mengalami lemah otot
d. Ukur GDS pasien
5. Pengakajian Exposure
a. Kaji riwayat kontak erat sesuai pedoman WHO atau kemenkes Revisi 5
b. Lakukan pemeriksaan sekunder juga pemeriksaan Head to Toe
6. Pengkajian Extra
a. Hasil laboratorium
b. EKG 12 Lead
c. CT Scan Thorax
d. Ro Thorax
e. PCR
7. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium : Darah lengkap/ darah rutin, LED, Gula Darah, Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT, Natrium, Kalium,
Chlorida, Analisa Gas Darah, Procalcitonin, PT, APTT, Bilirubin direct, Bilirubin Indirect,
Bilirubin total, pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
b. Radiologi : Thorax AP/PA
3. Pencegahan tersier : Pencegahan tersier adalah pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi
berbagai dampak negatif yang mungkin terjadi dari suatu penyakit. Pencegahan ini juga dilakukan untuk
meminimalisir komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit.
Dalam situasi COVID-19 ini dapat melibatkan penggunaan antiretroviral untuk mencegah
penggandaan dan efek merusak dari virus di paru-paru menjadi lebih khusus seperti
Lopinavir/Ritonavir. Pneumonia terkait COVID-19 bisa sangat parah sehingga pasien mungkin
memerlukan ventilasi mekanis. Penggunaan ventilator untuk melestarikan kehidupan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai