Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
WHO (Maret 2003) menyatakan perlunya kewaspadaan global suatu
penyakit SARS, yang belum teridentifikasi jelas etiologi dan pengobatannya.
WHO memberi nama penyakit ini sebagai “Severe Acute Respiratory
Syndrome” (SARS) atau penyakit pernapasan akut berat. Kejadian SARS
diberbagai negara periode November – 9 April 2003, WHO melaporkan
negara-negara terjangkit SARS yaitu : Australia, Belgia, Brazil, China,
Hongkong, Taiwan, Perancis, Jerman, Italia, Irlandia, Rumania, Spanyol,
Switzerland, United Kingdom, Amerika Serikat, Thailand, Singapore,
Malaysia, Vietnam dan lan-lain. Total penderita 2.671 dengan 103 kematian
(CFR = 3,9 %).
WHO merekomendasikan setiap orang yang menderita demam panas
mendadak untuk menunda perjalanannya sampai sehat kembali dari negara
terjangkit “affectiv area “ seperti Kanada (Toronto), Singapura, Cina (Beijing,
Guangdong, Hongkong, Shaxi dan Taiwan) serta Vietnam. WHO melaporkan
bahwa 30 % kasus SARS terjadi pada petugas kesehatan. Penularan SARS
terjadi karena kontak pada saat merawat penderita Di samping itu risiko
penularan dapat terjadi pada penderita lain yang sedang dirawat di rumah
sakit, anggota keluarga serumah, orang yang menjaga penderita maupun tamu
penderita. Dalam mengantisipasi penyakit SARS di Indonesia, Departemen
Kesehatan telah menyusun pedoman penanggulangannya. Pedoman
Surveilans Epidemiologi Penyakit SARS ini, merupakan salah satu dan bagian
yang tak terpisahkan dari 7( tujuh) pedoman penanggulangan SARS lainnya.

1
2. RUMUSAN MASALAH
1) Menegetahui penyakit SARS
2) Mengetahui Patofisiologi SARS
3) Mengetahui Tanda dan Gejala
4) Mengetahui penatalaksanaan jika positif terkena SARS
3. TUJUAN
Adapun tujuan khusus dari penulisan Makalah tentang SARS ini, untuk
mengetahui :
1) Definisi
2) Patofisiologi
3) Tanda dan gejala
4) Tes Diagnostic
5) Penatalaksanaan
6) Program pemerintah dalam penanggulangan penyakit infeksi endemis
SARS

2
BAB 2

PEMBAHASAN

1. DEFINISI

Severe Acute Respiratory Syndrome atau yang biasa dikenal dengan


singkatan SARS adalah salah satu jenis penyakit pneumonia. SARS pertama
kali ditemukan menyebar di Cina pada November 2002. Penyakit tersebut
kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan mewabah di 29 negara
dalam beberapa bulan saja, lewat penyebaran dari para penderita berupa turis
dan masyarakat Cina yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Meskipun diketahui bahwa 9 dari 10 penderita SARS dapat sembuh


dari penyakit tersebut, SARS merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian apabila penderita tidak diberikan penanganan segera yang tepat.
Maka dari itu, pemerintah diharapkan untuk bersikap cekatan dalam
mengupayakan suatu bentuk penyadaran masyarakat tentang cara mencegah
SARS, pengadaan alat pengidentifikasi penderita SARS, penemuan metode
yang tepat untuk mendiagnosa penderita, dan pengadaan suatu tempat isolasi
pagi para penderita untuk mencegah penyebaran yang tidak terkendali.

Pada Juli 2013, wabah SARS yang menyebar telah terkendali dan
dapat ditekan hingga angka yang sangat minim sehingga tidak lagi terdapat
suatu keluhan penyakit serupa sejak tahun 2004.

2. PATOFISIOLOGI
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh Corona virus {Family
Pramoxyviridae} yang pada pemeriksaan mikroskop electron. Virus ini stabil
pada tinja dan urine pada suhu kamar selam 1-2 hari dan dapat bertahan lebih

3
dari 4 hari pada penderita diar. Seperti virus lain, corona menyebar lebat
udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Lalu
berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan
paru-paru akan meradang sehingga menjadi sulit bernapas. Metode
penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena
cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk.
Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.
Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya
pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau
kontak langsung dengan secret atau cairan tubuh dengan penderita suspect
atau probable. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi
dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal
tidak kontak langsng berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara
masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan
pernapasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan
yang kontak langsung dengen penderita mempunyai resiko paling tinggi
tertular, lebih-lebih dengan petugas yang melakukan tindakan pada sistem
pernapasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.

3. TANDA DAN GEJALA

Pada awal terjangkitnya SARS, para penderita biasanya mengalami


ciri-ciri keluhan seperti flu biasa, yakni: demam di atas 38 derajat Celcius lalu
diikuti dengan meriang, tubuh gemetar, nyeri otot, sakit kepala, batuk tidak
berdahak, dan kelelahan. Beberapa keluhan yang lebih serius biasanya berupa
pneumonia yang parah dan berkurangnya kadar oksigen pada darah.

4
4. TES DIAGNOSTIC

Proses indentifikasi dan sequencing' DNA coronavirus pada 12


April 2003 berhasil memproduksi beberapa alat tes diagnosis yang sekarang
sedang diuji untuk kelayakan pakai.

Tiga kemungkinan tes diagnosis telah tersedia, masing-masing dengan


kelemahannya. Yang pertama, sebuah tes ELISA (enzyme-linked
immunosorbent assay) mendeteksi antibodi SARS dengan baik namun hanya
dapat dilakaukan setelah 21 hari dari kemunculan gejala. Yang kedua
berupa immunofluorescence assay yang dapat mendeteksi antibodi 10 hari
setelah kemunculan gejala namun memakan waktu dan tenaga karena
membutuhkan mikroskop immunofluorescence dan operator yang
pengalaman. Yang terakhir adalah tes PCR (polymerase chain reaction) yang
bisa mendeteksi materi genetik virus SARS di darah, sputum, sampel
tisu dan stool. Tes PCR hingga kini sangat spesifik namun sangat tidak
sensitif. Artinya sebuah tes positif PCR sangat mengindikasikan si pasien
terinfeksi SARS; hasil negatif tidak berarti si pasien tidak mengidap SARS.

WHO telah mempublikasikan petunjuk menggunakan tes diagnosis tersebut/.

Hingga kini belum ada tes pemeriksaan SARS yang cepat dan penelitian
masih berjalan.

5. PENATALAKSANAAN
Seorang yang sudah positif terkena SARS maka penderita harus
diisolasi di rumah sakit. Pengobatan yang di berikan berupa antibiotic,
antivirus, anti peradangan golongan steroid, oksigen dan bantuan pernapasa.
Walaupun aantibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan
oleh bakteri, namun antibiotic yang memiliki spectrum luas ( menyerang
beberapa jenis bakteri ) umum digunakan dalam pengobatan SARS.
Penggunaan antibiotic untuk mengatasi radang jaringan paru-paru

5
(pneumonia). Antivirus yang digunakan dalam pengobatan SARS adlah
Ribavirin. Namun kegunaan dan efek samping dari Ribavirin masih
diperdebatkan.
Pasien dengan SARS umumnya mengalami gejala depresi dan cemas.
Begitupula dengan keluarga pasien. Faktor psikologi seperti ini juga penting
diperhatikan, sehingga dibutuhkan dukungan dan konseling bagi pasien dan
keluarga. SARS adalah penyakit infeksi yang menular, walaupun tingkst
penularannya sedang, dan perlu dilakukan pencegahan untuk menghindari
terjadinya wabah kembali. Sampai saat ini belum ada vaksi untuk pencegahan
infeksi virus SARS. Cara pencegahan paling efektif adalah memutus rantai
penularan. Pada sebagian besar kasus , SARS menular dengan kontak yang
sangat dekat, sehingga pencegahan yang tepat adalah dengan melakukan
isolasi pada pasien yang terinfeksi.
Menghindari dan mengurangi kontak dengan pasien SARS
menurunkan resiko tertular. Tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan
adalah menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan memakai sabun,
menutup mulut saat batuk dan bersin atau menggunakan masker, dan
menggunakan sarung tangan bila akan melakukan kontak dengan cairan tubuh
seseorang.
Nasihat penting bagi para wisatawan (travelers) dalam mewaspadai
SARS adalah berhati hati bila merasa gejala utama SARS (demam lebih dari
38 derajat celcius, batuk kering dan susah bernapas) dan ada riwayat
bepergian ke tempat dengan kasus SARS dalam kurun waktu 10 hari terakhir.
Tempat tempat tersebut antara lain China, Kanada, Hong Kong, Taiwan,
Vietnam, Singapura dan Amerika Serikat. Konsultasikan dengan dokter
apabila gejala-gejala diatas terjadi.

6. PROGRAM PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT


INFEKSI ENDEMIS SARS
Langkah langkah menanggulangi penyakit infeksi endemis SARS :

6
1) Identifikasi Dini Kasus SARS
Identifikasi dini kasus SARS dilakukan melalui kegiatan Surveilans di
Pelabuhan udara, laut dan darat, Surveilans di Masyarakat, surveilans
rumah sakit dan puskesmas, Surveilans Aktif di Rumah Sakit Khusus
merawat SARS dan Surveilans lain (“Others surveillance”) yang
diikuti dengan pelacakan
a. Surveilans Pelabuhan Udara, Darat dan Laut
Menemukan kasus SARS melalui pemantauan di pelabuhan
udara, lintas batas darat dan pelabuhan laut. (Lihat pedoman
mekanisme pemeriksaan SARS di Pelabuhan udara, Pelabuhan
Laut dan Lintas batas).
b. Surveilans Masyarakat
Menemukan kasus SARS yang ada di masyarakat dan
memantau kasus SARS berdasarkan laporan masyarakat, tokoh
masyarakat, tokoh agama dan praktek swasta. Pada daerah
berisiko SARS surveilans masyarakat juga dilakukan terhadap
kasus pneumonia/ISPA dewasa. Daerah berisiko tinggi SARS
dapat tejadi karena besarnya jumlah tenaga kerja yang keluar
masuk dari dan ke daerah “affectide area” atau besarnya
jumlah tenaga kerja dari daerah tersebut. Apabila diduga ada
penderita SARS, segera diinformasikan kepada puskesmas,
rumah sakit atau ke posko – posko SARS.
c. Surveilans Rumah Sakit dan Puskesmas
Setiap rumah sakit dan puskesmas selain yang ditetapkan
sebagai RS rujukan SARS mungkin saja akan dikunjungi oleh
penderita SARS, oleh sebab itu di rumah sakit tersebut tetap
harus dilakukan pemantauan. Pemantauan ditujukan terhadap
semua kasus pneumonia anak-anak dan dewasa. Apabila
menunjukkan gejala SARS sesuai kriteria yang telah

7
ditetapkan, segera dirujuk ke rumah sakit rujukan penderita
SARS.
d. Surveilans Rumah Sakit Khusus Merawat Kasus SARS
Surveilans rumah sakit khusus yang merawat kasus SARS
melakukan pemantauan terhadap kasus SARS yang dirawat di
rumah sakit, baik kasus Suspect maupun probable
e. Surveilans Lain-lain
Yang dimaksud surveilans lain-lain adalah adanya laporan
kasus disampaikan oleh masa media, posko SARS yang
dibentuk oleh lembaga pemerintah, masyarakat dan swasta.
Petugas posko SARS propinsi maupun Posko SARS Nasional
melakukan pencatatan dan konfirmasi setiap adanya laporan
penderita SARS yang disampaikan oleh media (koran, televisi,
radio, dll), Posko SARS yang dibentuk oleh instansi swasta
maupun lembaga masyarakat. Laporan atau informasi tersebut
dicatat dan dilaporkan dalam laporan harian posko.
f. Identifikasi Kontak, Kasus Tambahan dan Sumber Penularan
Setiap adanya laporan kasus SARS, segera dilakukan
identifikasi terhadap kontak, sumber penularan, serta
kemungkinan adanya kasus tambahan yang berhubungan
dengan penderita.
g. Pelacakan Kasus SARS
Apabila ada laporan kasus SARS dari masyarakat , RS maupun
dari mass media, maka dilakukan pelacakan.
2) Menetapkan Besarnya Masalah
Menetapkan besarnya masalah dilakukan dengan membuat
rangkuman kasus-kasus yang ada dan membuat hubungan dengan
kasus lainnya. · Menetapkan kemungkinan terjadinya lokal transmisi. ·
Menetapkan risiko kemungkinan penularan terhadap tenaga kesehatan,

8
anggota keluarga lain maupun masyarakat (sekolah, tempat bekerja,
dan kelompok masyarakat lainnya).

9
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN
SARS (Server Acute Respiratory Syndrome) adalah sekumpulan
gejala sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau disebt juga penyakit
infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family
Paramyxovirus.WHO mengumumkan kesepakatan bahwa Coronavirus yang
baru teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS. Coronavirus
berasal dari kata ‘Corona” yang berasal dari bahasa latinyang artinya “crown”
atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau
dilihat dengan mikroskop Nampak seperti mahkota. Penyebab lain bisa karena
penyakit apapun, yang secara langsung atau tidak langsung melukai
paru_paru.
Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung denan
pasien atau terkena cairan pasien. Masa penularan berlangsung kurang dari
21 hari.

2. SARAN
Diharapkan kepada seluruh masyarakat dan tenaga kesehatan untuk
lebih berhati hati dan selalu waspada dalam menangani pasien atau klien
yang terkena penyakit SARS, karena SARS dapat menular melalui kontak
langsung, terutama kepada tenaga kesehatan mempunyai resiko paling tinggi
untuk tertular SARS.

10

Anda mungkin juga menyukai