Anda di halaman 1dari 17

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MERS

Kelompok 14
ANASTASIA SOFIA L. KERAF (1807010449)
BERNADETHA BITA ROBAKA (1807010008)
KENI NOVANTO MIRA HIGA (1807010172)
KRISPIANUS YERTIS SUPRIONO (1807010161)
PUTRI INTAN PERMATA NUSANTARA (1807010173)
Pengertian
Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa
disingkat MERS-CoV disebabkan oleh infeksi virus Corona,
salah satu jenis virus yang masih berkerabat dengan virus
penyebab SARS (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2013)
MERS-CoV adalah suatu strain baru virus Corona yang
belum pernah ditemukan menginfeksi manusia sebelumnya.
Virus ini pertama kali dilaporkan mewabah di Arab Saudi
pada tahun 2012. Corona virus adalah keluarga besar virus
yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada
orang, corona virus dapat menyebabkan penyakit mulai
dalam tingkat keparahan seperti flu biasa hingga Sindroma
Pernapasan Akut atau SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome)
Gejala Mers
Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui dalam rangka
mengenali apa saja yang menjadi tanda-tanda orang
terkena virus yang satu ini. Karena menyerang saluran
pernafasan maka berikut tanda-tanda penyakit MERS
antara lain adalah sebagai berikut :
• Gangguan pernapasan (napas pendek dan susah
bernapas)
• Demam tinggi di atas 38 derajat celcius
• Batuk-batuk dan bersin-bersin berkelanjutan
• Keluar mucus (lendir) yang berlebihan dari hidungnya
• Sakit dada dan sering terasa nyeri
• Mengalami pneumonia
• Mengalami diare
Masa Inkubasi Mers
Tahap inkubasi merupkan tenggang waktu
antara masuknya bibit penyakit kedalam
tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit,
sampai timbulnya gejala penyakit massa
inkubasi ini bervariasi dari penyakit satu ke
penyakit lainnya. Massa inkubasi dari penyakit
Mers yaitu 2 sampai 14 hari.
DIAGNOSIS MERS
• Anamnesis: Demam suhu > 38 C, batuk dan sesak,
ditanyakan pula riwayat bepergian dari negara timur
tengah 14 hari sebelum sakit
• Pemeriksaan fisis: Sesuai dengan gambaran
pneumonia
• Pengambilan Spesimen:
1. Untuk keperluan diagnostik infeksi MERS, spesimen
klinis yang diperlukan adalah spesimen saluran
pernapasan bagian bawah, seperti dahak (sputum),
bilasan bronkhoalveolar, yang berdasarkan bukti
yang ada saat ini, lebih baik dari pada yang berasal
dari saluran pernapasan atas (nasofaring / orofaring).
Lanjutan
2. Pengambilan spesimen dilakukan oleh tenaga
/ teknisi laboratorium yang berpengalaman
dan untuk dahak / sputum, petugas harus
dapat memastikan bahwa yang diambil adalah
benar – benar dahak, bukan air liur
3.Tata cara pengambilan, penyimpanan dan
pengiriman specimen sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan dan dikirim ke ke Pusat
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
(BTDK).
Penularan Mers
• Peneliti belum mengetahui secara pasti cara virus
MERS ditularkan ke manusia, namun virus ini sudah
ditemukan pada kelelawar dan unta setelah para
peneliti menemukan adanya kecocokan genetik 100
persen pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis
tersebut dengan manusia pertama yang terinfeksi.
• Para pakar mengatakan unta kemungkinan besar
menjadi binatang pembawa, yang kemudian
menularkannya pada manusia
• Hasil penelitian di negara tersebut menunjukkan kebanyakan
unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang secara
genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi
manusia. Penyakit itu awalnya diyakini telah berpindah dari
unta ke manusia, pertama kali tampaknya menular lewat
kontak yang dekat dengan hewan-hewan itu. Akan tetapi para
petugas kesehatan yang merawat penderita MERS juga jatuh
sakit akibat virus itu
• Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke
manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun ada
dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi
mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup
debu kotoran kering Kelelawar yang terinfeksi.
• Mekanisme penularan belum diketahui secara
pasti tetapi Kemungkinan penularannya dapat
melalui :
1.Langsung : melalui percikan dahak (droplet)
pada saat pasien batuk atau bersin
2.Tidak langsung : melalui kontak dengan benda
yang terkontaminasi virus.
Pencegahan
Pencegahan MERS dilakukan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat, menghindari kontak
erat dengan penderita, menggunakan masker,
menjaga kebersihan tangan dengan sering
mencuci tangan memakai sabun dan
menerapkan etika batuk ketika sakit. Langkah
pencegahan infeksi MERS-CoV sama dengan
pencegahan infeksi pada penyakit flu burung
dan Emerging infectious Disease lainnya yang
mengenai saluran napas.
Pengobatan
• Hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat
mencegah infeksi MERS-Cov. Selain itu, belum
ditemukan juga metode pengobatan yang secara
spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang
disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya
bersifat supportive untuk meringankan gejala
• Ada keuntungan dari penggunaan kortikosteroid dan
immune systemmodulating agent lainnya pada
pengobatan pasien yang parah karena beberapa
bukti menunjukkan sebagian dari kerusakan serius
yang disebabkan oleh reaksi yang berlebihan oleh
sistem kekebalan tubuh terhadap virus.
Prognosis
Banyak orang dengan konfirmasi MERS telah
berkembang menjadi penyakit pernapasan akut
parah, dan beberapa pasien mengalami disfungsi
multi organ
Angka kematian yang tinggi mungkin dikarenakan
penetapan diagnosis yang tertunda, adanya
komorbiditas, termasuk stadium akhir penyakit
ginjal yang menjalani hemodialisis, diabetes,
maupun penyakit kronis jantung paru, di mana
semuanya diketahui dapat meningkatkan angka
kematian.
EPIDEMIOLOGI
1. Determinan:
• Pernah berkunjung ke Arab Saudi
Dimana Arab Saudi merupakan daerah endemis
dari penyakit Mers
• Sering berada dekat dengan Penderita Mers
Misalnya bagi petugas medis yang merawat
penderita di Rumah Sakit atau keluarga yang
tinggal serumah dengan penderita
• Konsumsi daging atau susu unta yang masih
mentah
2. Frekuensi
Prevalensi MERS di dunia mencapai 2600 orang dalam 5
tahun terakhir. Kasus terbesar ditemukan di daerah timur
tengah khususnya Arab Saudi. Beberapa negara lain seperti
Korea Selatan, Cina, serta Malaysia pernah melaporkan
kejadian MERS-CoV. Akibat angka mortalitas yang tinggi,
MERS menjadi salah satu fokus penyakit yang diutamakan
penanganannya oleh WHO. Kasus MERS paling banyak
terjadi di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sekitar 79% dari
jumlah seluruh kasus, Sejak tahun 2012 hingga Agustus
2019, telah ditemukan 2468 kasus MERS yang telah
dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium, dengan
80% kasus MERS dilaporkan terjadi di Arab Saudi.
Sedangkan, 19.1% kasus MERS terjadi pada tenaga
kesehatan di Arab Saudi. Tidak ada perubahan signifikan
dari tren MERS yang terjadi di dunia sampai dengan tahun
2019.
3. Distribusi
• Orang
Karena bakteri menginfeksi melalui udara maka setiap orang sangat
rentan untuk terinfeksi penyakit Mers ini. Terutama orang yang
berkunjung ke Arab Saudi yang merupakan daerah endemis akan
lebih berisiko terkena penyakit Mers

• Tempat
Daerah endemis atau tempat dimana penyakit Mers ini ditemukan,
seperti Arab Saudi

• Waktu
Seperti yang sama-sama diketahui bahwa penyakit ini berpindah
melalui udara maka virus corona dapat berpindah dari penderita
atau hewan yang terinfeksi ke orang lain pada waktu kapanpun

Anda mungkin juga menyukai