Anda di halaman 1dari 81

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS TIDUR

PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 MEDAN

Oleh :
VINALOLA VERA V M
130100290

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur pada Siswa
Kelas XI di SMAN 1 Medan

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan


sarjana kedokteran

Oleh :
VINALOLA VERA V M

130100290

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Pendahuluan: Terdapat beberapa pengaruh terhadap regulasi tidur pada


remaja. Regulasi dan waktu tidur pada remaja dipengaruhi aktivitas siang hari,
emosi maupun perilaku, tingkat kognitif, dan kontrol emosi pada siang hari.
Siswa remaja yang melakukan aktivitas fisik lebih dari 60 menit selama tujuh
hari memiliki tingkat kecukupan tidur lebih baik dibandingkankan siswa
remaja yang tidak melakukan. Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan
aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan.
Metode: Desain analitik penelitian ini adalah cross sectional study dengan
teknik random sampling. Analisis data menggunakan chi-square test. Subjek
penelitian adalah 110 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan. Subjek diminta
untuk mengisi kuisioner PSQI untuk menilai kualitas tidur dan IPAQ untuk
menilai aktivitas fisik yang didampingi oleh peneliti.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 110 siswa kelas XI SMAN 1 Medan
memiliki aktivitas fisik ringan 10,0%, aktivitas fisik sedang 64,5%, dan
aktivitas fisik berat 25,5%. Untuk kualitas tidur menunjukkan kualitas tidur
baik 48,2% dan kualitas tidur buruk 51,8%. Hasil analisisis uji chi-square
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan
kualitas tidur
(nilai p = 0,002) dan memiliki korelasi lemah (r=-0,265).
Kesimpulan: Studi ini menunjukkan aktivitas fisik merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada remaja. Aktivitas fisik semakin
berat maka semakin baik kualitas tidur seseorang.

Kata kunci: aktivitas fisik, IPAQ, kualitas tidur, PSQI

ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

Introduction: There are several reasons to focus on sleep regulation in healthy


adolescent. Interaction between physical activities during day time, emotion and
behavior, cognitive, and emotion control during day time may affect sleep
regulation and sleep timing in adolescent. Some studies showed adolescents who
do physical activities for more than 60 minutes tend to have a better sleep
quality. The purpose of this study aimed to investigate the relationship between
physical activity and sleep quality in second grade high school students of SMA
Negeri 1 Medan.
Methods: This was an analytic study with a cross-sectional study design. This
study was using a random sampling method and data analysis was performed
using chi square test.. The subject of this study was 110 second grade high school
students. The subject were asked to fill two questionnaires, PSQI to determine
their sleep quality and IPAQ to determine their physical activity.
Results: The result showed from 110 second grade high school in SMAN 1 Medan
had light physical activity 10,0%, moderate physical activity 64,5%, and
vigorous physical activity 25,5%. Based on sleep quality, students had poor sleep
quality 51,8% and good sleep quality 48,2%. There is a significant relationship
between physical activity and sleep quality (p = 0,002) with a weak correlation
(r = -0,265).
Conclusion: Finally, this study briefly showed physical activity is one of the
factors that affect the sleep quality. The higher physical activity, the better sleep
quality in adolescents.

Key words: IPAQ, physical activity, PSQI, sleep quality

iii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Laporan hasil
penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan
pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan akhir hasil penelitian ini, diantaranya:
1. Kepada Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp. S(K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Kepada Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA, Sp. KK selaku Wakil Dekan I
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Kepada dr. Zaimah Z. Tala, Sp. GK, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Kepada Dr. dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp. GK selaku Wakil Dekan
III Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Kepada dosen pembimbing dalam penulisan penelitian ini, dr. Vita
Camellia, M.Ked, Sp. KJ dan Dr. med. dr. Yahwardiah Siregar yang dengan
sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan
mengarahkan penulis, mulai dari awal penyusunan penelitian, pelaksanaan
penelitian dan pembuatan laporan hasil, sehingga selesainya laporan hasil
penelitian ini.
6. Kepada dosen penguji dalam penulisan peneletian ini, dr. Sry Suryani
Widjaja, M.Kes. dan dr. Ashri Yudhistira, M.Ked, Sp.THT-KL yang telah
memberikan saran dan masukan yang membangun dalam penyusunan
penelitian ini.
7. Kepada seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara atas bimbingan dan ilmu yang diberikan dari

iv
Universitas Sumatera Utara
mulai awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan penyusunan skripsi
ini.
8. Kepada teman satu dosen pembimbing penulis, Sabrina Dwi Putri yang
selalu memberi semangat dan dorongan baik dalam keadaan suka maupun
duka kepada penulis sehingga penelitian berjalan dengan lancar.
9. Kepada orangtua penulis, Ayah Robinson Simamora, SE,Ak.,MM,CFE,
QIA. dan Ibu drg. Evalin Rotua Marpaung, serta adik Bethania Brigitta
Bella Manalu dan Rizya Rafael Rubenstein Manalu yang senantiasa
mendukung dan memotivasi penulis.
10. Kepada orang-orang terdekat penulis, Aldi, Andiyani, Angeline, Clara,
Dewi, Elrica, Erwin, Glory, Indriani, Indy, Lissa, Oscar, Walen, Zima,
Zuriel, Yahsarul dan seluruh sahabat-sahabat yang tidak dapat diucapkan
satu persatu yang membantu penulis selama masa perkuliahan dan selama
waktu penyusunan penelitian ini berlangsung.
Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru,
dalam area kompetensi KIPDI-3, telah memotivasi penulis untuk
melaksanakan penelitian yang berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik dengan
Kualitas Tidur pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Medan”. Semoga penelitian ini
dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang ilmu kedokteran.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan hasil penelitian ini masih
belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di
kemudian hari.

Medan, 20 Desember 2016

Vinalola Vera Valentin Manalu

v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN..... .…………………………………………..... i
ABSTRAK .……………….……………… …………………..…………..... ii
ABSTRACT .…………………………………… …………………..……..... iii
KATA PENGANTAR .…… ……………………… …………………......... iv
DAFTAR ISI …………………………………………………….............. vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………….............. viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….............. ix
DAFTAR SINGKATAN …………………………………………….............. x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….............. xi
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………........ 5

2.1. Aktivitas Fisik ................................................................................................ 5


2.1.1 Pengertian umum ......... ..................................................... 5
2.1.2 Manfaat aktivitas fisik ........................................................ 6
2.1.3 Faktor ................................................................................. 6
2.1.4 Kategori aktivitas fisik ....................................................... 7
2.2. Tidur ................................................................................................................... 9
2.2.1. Pengertian umum.............................................. .......................... 9
2.2.2. Manfaat tidur................................................................................... 9
2.2.3. Tahap tidur....................................................................................... 12
2.2.4. Kualitas Tidur ................................................................................. 15
2.2.4. Metode pengkajian kualitas tidur ......................................... 18
2.3. Hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur ............................ 18

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS


PENELITIAN 22

3.1. Kerangka Teori dan Konsep Penelitian........................................ 22


3.2. Variabel dan Definisi Operasional............................................ 22
3.2.1. Variabel Penelitian ....................................................................... 22
3.2.1. Definisi Operasional .................................................................... 23
3.3. Hipotesis Penelitian................................................................................. 24

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian ................................................................................. 25

vi
Universitas Sumatera Utara
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 25
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 25
4.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 27
4.5. Metode Analisis Data .................................................................................. 30
4.6. Perencanaan Waktu dan Alur Penelitian .......................................... 31
4.6.1. Perencanaan Waktu Penelitian .............................................. 31
4.6.2. Alur Penelitian ................................................................................ 32

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian ............................................................................................. 33


5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian................................................ 33
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Penelitian...................................... 33
5.1.3 Gambaran Aktivitas Fisik Siswa SMA Negeri 1 Medan ... 34
5.1.4 Gambaran Kualitas Tidur Siswa SMA Negeri 1 Medan .... 35
5.1.5 Hubungan Aktivitas Fisik Dan Kualitas Tidur Pada Siswa
SMA Negeri 1 Medan ...................................................... 37
5.2. Pembahasan Penelitian ............................................................................. 38
5.2.1 Analisis Univariat............................................................... 38
5.2.1.1 Aktivitas Fisik......... ............................................... 38
5.2.1.2 Kualitas Tidur......................................................... 40
5.2.2 Analisis Bivariat ................................................................. 41

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………................ 43


DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 44
LAMPIRAN

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4. 1 Rencana waktu dan tahapan kegiatan penelitian 31


5. 1 Data karakteristik responden pada SMA Negeri 1 Medan 33
5. 2 Tingkat aktivitas fisik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan 34
5. 3 Karakteristik data demografi terhadap aktivitas fisik
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan 35
5. 4 Distribusi frekuensi dan persentase kualitas tidur
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan 35
5. 5 Distribusi frekuensi dan persentase alasan responden dalam
menilai kualitas tidur pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan 36
5. 6 Karakteristik data demografi terhadap kualitas tidur
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan 37
5. 7 Hasil tabulasi silang antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan 37
5. 8 Hasil uji korelasi antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan 38
5. 9 Hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur
yang diperoleh dengan fisher exact test 38

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

4. 1 Kerangka Teori dan Konsep Penelitian 22


4. 2. Kerangka alur penelitian 32

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN

EEG Elektroensefalogram
EMG Electromyogram
EOG Electro-Oculogram
FSH Follicle Stimulating Hormone
IPAQ International Physical Activity Questionnaire
LH Luteinizing Hormone
MET Metabolic Energy Turnover
NREM Non-Rapid Eye Movement
PSQI Pittsburgh Sleep Quality Index
REM Rapid Eye Movement
RMR Resting Metabolic Rate
SCN Supra Chiasmic Nucleus

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Curriculum Vitae


Lampiran 2 Lembar Penjelasan Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan
Lampiran 4 Kuisioner modifikasi IPAQ versi Indonesia (International
Physical Activity Questionnaire)
Lampiran 5 Kuisioner PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index)’
Lampiran 6 Data Induk
Lampiran 7 Analisis Statistik
Lampiran 8 Surat Persetujuan Komisi Etik tentang Pelaksanaan Penelitian
Kesehatan
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari Sekolah
Menengah Atas Negeri 1

xi
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot


rangka yang membutuhkan pengeluaran energi - termasuk kegiatan yang
dilakukan saat bekerja, bermain, melakukan pekerjaan rumah tangga,
bepergian, dan terlibat dalam kegiatan rekreasi. Aktivitas fisik
berhubungan dengan kebugaran kardiorespirasi pada anak-anak dan remaja,
dan dapat mencapai perbaikan dalam kebugaran kardiorespirasi dengan
latihan olahraga. 1
Secara global, 23% dewasa umur 18 tahun ke atas tidak terlalu aktif
di 2010 (laki-laki 20%, perempuan 27%). Pada negara maju, 26% laki-laki
dan 35% perempuan tergolong kurang aktif, dibandingkan 12%laki-laki dan
24% perempuan pada Negara berkembang. Penurunan atau tingkat rendah
aktivitas fisik sering dihubungkan dengan tinggi atau meningkatnya produk
gross nasional. Penurunan aktivitas fisik disebabkan sebagian oleh tidak
aktif pada waktu senggang dan perilaku sedentara di rumah dan pekerjaan.
Mode transportasi ‘pasif’ juga berperan. 1
Secara global, 81% remaja berumur 11-17 tahun tergolong kurang
aktif pada tahun 2010. Remaja perempuan kurang aktif dibandingkan laki-
laki, dengan 84% dan 78%. 1
Di Indonesia, proporsi aktivitas fisik tergolong kurang aktif secara
umum adalah 26,1 persen. Sumatera Utara memiliki proporsi aktivitas fisik
kurang aktif yang masih di bawah proporsi secara umum di Indonesia
namun cukup tinggi sebesar 23,5 persen.2
Tingginya proporsi dapat dipengaruhi karena perubahan gaya hidup
menjadi gaya hidup sedentari. Perilaku sedentari adalah perilaku duduk atau
berbaring dalam sehari-hari baik di tempat kerja (kerja di depan komputer,

1
Universitas Sumatera Utara
membaca, dll), di rumah (nonton TV, main game, dll), di perjalanan
/transportasi (bis, kereta, motor), tetapi tidak termasuk waktu tidur. 2
Sejak beberapa dekade lalu diketahui bahwa perubahan perilaku
yang menyangkut gaya hidup terjadi pada anak-anak dan orang dewasa,
antara lain konsumsi makanan tidak seimbang dengan kurangnya aktivitas
fisik dengan banyak duduk dan menggunakan alat elektronik. Perubahan
perilaku ini terkait dengan terjadinya transisi epidemiologi karena berbagai
faktor, antara lain urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, perubahan teknologi
di rumah dan tempat kerja, kemudahan transportasi, industrialisasi, promosi
makanan dan minuman serta pertumbuhan media massa yang kesemuanya
merupakan dampak dari globalisasi.3 Adanya pemanfaatan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara umum memberi kemudahan, efisiensi dan
kenyamanan bagi seseorang maupun masyarakat dalam melakukan kegiatan
sehari- hari, namun kondisi tersebut dapat mengakibatkan perubahan gaya
hidup manusia yang membuat malas untuk bergerak dan beraktivitas fisik.
4

Aktivitas fisik secara reguler dapat meningkatkan kualitas tidur


seseorang. Walaupun belum ada bukti empiris yang mendasari. Beberapa
studi dari penelitian mengatakan, aktivitas fisik berperan pada jalur
fisiologis dalam relaksasi otot, penurunan simpatis, atau perubahan suhu
tubuh yang membantu meningkatkan tidur.. Penurunan depresi dan tingkat
kecemasan juga dapat berperan dalam kualitas tidur.5

Siswa remaja yang melakukan aktivitas fisik lebih dari 60 menit


selama tujuh hari memiliki tingkat kecukupan tidur lebih baik
dibandingkankan siswa remaja yang kurang dari 60 menit melakukan
aktivitas fisik.6

Tidur merupakan kegiatan aktif yang dilakukan berulang,


reversible, serta berperan dalam fungsi pertumbuhan dan regenerasi sel,
belajar, dan proses restoratif. Maka ketika terjadi gangguan tidur, proses
kognitif dan fisiologis sangat rentan terganggu.7

2
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan tidur setiap orang bervariasi dari seorang ke yang lain.
Tetapi sebagian besar orang dewasa membutuhkan tidur selama tujuh
hingga delapan jam untuk cukup beristirahat. Remaja membutuhkan waktu
sekitar Sembilan jam, sedangkan anak-anak lebih dari sembilan jam atau
tergantung umur anak.8

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga


seseorang tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah tersinggung dan
gelisah, lesu dan apatis.9 Ditentukan oleh durasi tidur, onset tidur, efisiensi
kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan aktivitas pada
siang hari.10

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti


ingin melihat hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada siswa
menengah atas.

1.2.Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada
siswa kelas XI SMAN 1 Medan?

1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui adanya
hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada siswa SMA kelas
XI SMAN 1 Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
i. Mengetahui karakteristik siswa kelas XI SMAN 1 Medan.
ii. Mengetahui gambaran kualitas tidur siswa kelas XI SMAN 1
Medan.
iii. Mengetahui gambaran aktivitas fisik siswa kelas XI SMAN 1
Medan.

3
Universitas Sumatera Utara
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan manfaat untuk:
- Sumber informasi untuk penyuluhan mengenai adanya pengaruh
aktivitas fisik dengan kualitas tidur.
- Sebagai masukan bagi pihak sekolah untuk mengatur aktivitas fisik
pada kegiatan sekolah.
- Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian.

4
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aktivitas fisik

2.1.1 Pengertian umum

Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan


oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Menurut
Departemen Kesehatan RI, aktivitas fisik sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas
hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.11

Departemen Kesehatan RI menyarankan masyarakat untuk


melakukan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit dalam
sehari. Aktivitas fisik dapat berupa olahraga seperti push up, lari
ringan, tenis, yoga, fitness, senam, bermain bola, bermain tenis, dan
angkat beban. Selain olahraga, aktivitas fisik dapat berupa kegiatan
sehari-hari seperti berjalan, berkebun, bermain dan menari. 11

Aktivitas fisik terdiri dari empat komponen yaitu frekuensi,


intensitas, durasi atau waktu, dan tipe aktivitas fisik yang diukur.
Frekuensi aktivitas fisik adalah jumlah sesi aktivitas fisik per satuan
waktu. Intensitas aktivitas fisik adalah tingkat aktivitas fisik
dinyatakan dalam tiga kategori. Kategori intensitas memiliki satuan
absolut yaitu MET (Metabolic Energy Turnover), satu MET sama
dengan pengeluaran RMR (Resting Metabolic Rate) 3,5 mlO2/kg per
menit. 12

5
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Manfaat aktivitas fisik

Manfaat aktivitas fisik secara fisiologis adalah mencapai


kebugaran fisik yang prima dan meningkatkan kapasitas ketahanan
sistem organ tubuh seperti kardiovaskuler, pernapasan, ketahanan
otot dan rangka tubuh, pencernaan, sistem imun, dan organ vital lain.
Dengan demikian aktivitas fisik dapat menurunkan risiko kejadian
penyakit kronis, maupun penyakit resiko tinggi yang terkait obesitas
seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan
sebagainya.13, 14

Aktivitas fisik secara psikologis membangun mood,


meningkatkan rasa percaya diri, dan meningkatkan kemampuan
mengatasi tantangan. Berperan dalam menstimulasi aktivasi gen,
sintesis pertumbuhan saraf, dam berhubungan dengan neurogenesis
dan angiogenesis. Kaskade ini membantu menurunkan efek negatif
dari peningkatan sekresi glucorticoid akibat stres Hal ini dapat
diamati melalui psikologi atlet dan non-atlet, di mana para atlet lebih
tenang dan tangguh mengatasi masalah.13, 14

2.1.3 Faktor
Faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik terdiri atas:
1. Faktor intrapersonal

Sebagian besar studi mengatakan, semakin


bertambahnya usia maka aktivitas fisik akan berkurang.
Hal ini sama dengan gender, laki-laki memiliki aktivitas
tinggi daripada perempuan. 15

Menurut Chen, Haase, dan Fox, remaja yang


mengonsumsi alkohol dan merokok kurang aktif
dibandingkan yang tidak. 15

6
Universitas Sumatera Utara
Dari seluruh faktor intrapersonal, kepercayaan
diri merupakan faktor yang paling menonjol. Semakin
tinggi kepercayaan diri seseorang, orang tersebut lebih
berkontribusi. 15

2. Faktor interpersonal

Dukungan sosial merupakan salah satu


pendukung aktivitas fisik. Menurut Park dan Kim,
dukungan orang tua dan teman sebaya mempunyai
korelasi signifikan dalam aktivitas remaja. Jumlah
aktivitas fisik saat sekolah dan waktu luang dipengaruhi
15
oleh faktor sosiokultural.

3. Faktor ekstrapersonal
Lingkungan sekitar, baik tempat tinggal maupun
area sekolah dan bermain juga berperan dalam
terjadinya aktivitas fisik. Menurut Chen, Haase, dan Fox
dilaporkan bahwa siswa perkotaan lebih aktif daripada
siswa pedesaan. Tetapi pada penelitian Xu, dkk daerah
dengan kepadatan penduduk tinggi, ditemukan
rendahnya tingkat intesitas aktivitas fisik para remaja. 15

2.1.4 Kategori aktivitas fisik


Kategori intensitas fisik adalah ringan/low, sedang/moderate
(membutuhkan usaha dalam melakukan aktivitasnya, sedikit
meningkatkan denyut jantung, dan mempunyai sekitar 3-6 MET.
Contoh menari, pekerjaan rumah, jalan cepat), berat/vigorous
(membutuhkan usaha yang lebih besar dan berdampak pada

7
Universitas Sumatera Utara
pernapasan cepat dan meningkatnya denyut jantung, mempunyai >6
METs. Contoh berlari, memanjat tebing, olah raga kompetitif,
aerobik), dan sangat berat/strenuous. 12

Terdapat tiga tingkat aktivitas fisik untuk klasifikasi populasi:

a. Aktivitas berat
Kategori ini memberikan dampak yang lebih baik
pada kesehatan dibandingkan kategori lainnya. Aktivitas
basalnya dapat diperkirakan hingga 5000 langkah per
hari, atau 12.500 langkah per hari, atau setara dengan
moderate activities dan vigorous activities.
Setidaknya dibutuhkan satu jam moderate activities,
atau setengah jam vigorous activities.
Pola aktivitas berat dapat disesuaikan berdasarkan
kriteria berikut:
 Melakukan vigorous activities setidaknya setidaknya
selama 3 hari dan mencapai total minimum MET aktivitas
fisik sebesar 1500 menit per minggu, atau
 Melakukan kombinasi dari aktivitas berjalan, moderate
activities, dan vigorous activities selama lebih dari sama
dengan 5 hari dengan minimum total MET setidaknya
3000 menit per minggu. 16

b. Aktivitas sedang
Kategori ini melakukan aktivitas setara setengah jam
moderate activities pada keseharian biasanya.
Pola aktivitas sedang dapat disesuaikan berdasarkan
kriteria berikut:
 Melakukan vigorous activities setidaknya 20 menit
dalam sehari selama lebih dari sama dengan 3 hari, atau

8
Universitas Sumatera Utara
 Melakukan moderate activities setidaknya 30 menit
dalam sehari selama lebih dari sama dengan 5 hari, atau
 Melakukan kombinasi dari aktivitas berjalan,
moderate activities, dan vigorous activities selama lebih
dari sama dengan 5 hari dengan minimum total MET
setidaknya 600 menit per minggu. 16

c. Aktivitas ringan
Tidak termasuk kedua kategori di atas.16

2.2.Tidur

2.2.1 Pengertian umum

Tidur merupakan perilaku aktif, berulang-ulang dan


reversibel yang memiliki fungsi berbeda, seperti perbaikan dan
pertumbuhan, belajar atau konsolidasi memori, dan proses
pemulihan berbagai fungsi tubuh.7

Tidur bukanlah sebuah pilihan dalam lifestyle, namun


merupakan kebutuhan seperti bernapas, makan dan minum.
Walaupun tidur sering dipandang sebagai keadaan dimana tubuh
tidak aktif, sebenarnya tidur merupakan keadaan aktif, penting dan
involunter, dimana tanpanya kita tidak dapat berfungsi secara
efektif. Tidur bukan sekadar keadaan tidak terjaga, karena pada
stadium tertentu, penyerapan oksigen oleh otak lebih tinggi dari
normal. 10, 17

2.2.2 Manfaat tidur

Secara primer, tidur memiliki peran tersendiri bagi otak.


Tidur menyediakan waktu bagi otak untuk pulih kembali dan

9
Universitas Sumatera Utara
beregenerasi. Selama tidur, otak dapat memproses informasi,
memperkuat memori, mengelompokkan informasi yang telah ada
dan memberikan kesempatan bagi kita untuk belajar dan berfungsi
secara efektif pada siang hari.10

Tidur juga mempengaruhi kemampuan kita dalam


menggunakan bahasa, mempertahankan konsentrasi, memahami apa
yang kita baca, dan menyimpulkan apa yang kita dengarkan. Selain
itu, tidur juga mempengaruhi sistem imun tubuh.10

Beberapa fungsi tidur yang telah diteliti sebagai berikut

• Tingkat kognitif dan mood


Jika tidur kurang dari tujuh jam selama tujuh hari
berturut, dapat mengganggu kewaspadaan dan tingkat
performa. 10

Kualitas tidur yang baik bukan hanya meningkatkan


pembelajaran dan memori dalam otak, tetapi juga
meningkatkan performa dalam pekerjaan. Beberapa studi
mengatakan, kurang tidur dapat melambatkan proses
berpijir, sulit fokus, dan sulit konsentrasi. Kurang tidur dapat
memudahkan seseorang menjadi bingung dan
memperlambat waktu bereaksi, yang sangat penting ketika
seseorang sedang menyetir atau kegiatan lain yang
membutuhkan reaksi cepat. 8

Setiap orang harus tidur yang cukup agar dapat


menjalankan keseharian dengan mood yang bagus. Orang
kurang tidur akan lekas marah dalam situasi yang kurang
menyenangkan. 10

• Hormon dan metabolisme tubuh

10
Universitas Sumatera Utara
Tidur merupakan waktu ketika tubuh memproduksi
tinggi hormon yang berpengaruh untuk pertumbuhan,
regulasi energi, kontrol metabolik, dan fungsi endokrin.
Beberapa di antaranya adalah

i. Hormon Kortisol, berperan dalam keadaan terjaga.


Kadar meningkat pada akhir siklus tidur. 10
ii. Growth Hormone, berfungsi dalam tumbuh
kembang anak dan regulasi massa otot pada orang
dewasa. Pada tahap tidur NREM tingkat tiga, tubuh
melepas banyak growth hormon. 8
iii. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
dan Luteinizing Hormone (LH), berperan dalam
reproduksi. 10
iv. Tubuh memproduksi hormon Leptin untuk
menekan nafsu makan dan menurunkan kadar
hormon ghrelin. Suatu studi dalam penelitian, pada
orang dengan rata-rata tidur lima jam dalam satu
hari dikategorikan obesitas atau overweight
disbanding orang yang tidur berdurasi tujuh hingga
delapan jam. 8
• Jantung
Pada tidur NREM, kerja jantung dan tekanan darah
menurun secara progresif ketika seseorang masuk ke tidur
yang lebih dalam. Pada tidur REM, sebagai respon pada
mimpi, detak jantung dan pernapasan meningkat dan
menurun sehingga tekanan darah bervariasi. 10

Beberapa penelitian membuktikan terdapat relasi


jangka panjang dan pendek dalam kurangnya tidur dan
penyakit kardiovaskular. Termasuk peningkatan tekanan
darah dan resiko stroke. 10

11
Universitas Sumatera Utara
Kurang tidur menyebabkan tubuh dalam keadaan
stress dan memicu lebih banyak pelepasan hormon
adrenalin, kortisol, dan hormon stress lainnya sepanjang
hari. Salah satu fungsi hormon tersebut adalah menjaga
keseimbangan tekanan darah agar tidak jatuh selama tidur,
jika terjadi sepanjang hari, akan meningkatkan resiko
terjadinya penyakit jantung. 8

2.2.3 Tahap tidur

Terdapat dua tipe tidur yang saling bergantian satu sama lain.
Tipe ini disebut (1) tidur gelombang-lambat , pada tipe ini
gelombang otak sangat kuat dan frekuensinya sangat rendah, (2)
tidur dengan pergerakan mata cepat (REM sleep), karena pada tahap
ini mata tetap bergerak cepat meskipun orang tertidur. 18

Tidur Gelombang Lambat (NREM)

Tidur gelombang lambat ( Tidur NREM. “non-REM”)


dibagi atas empat tahap berdasarkan pembacaan
elektroensefalogram (EEG). Karakteristik gelombang EEG pada
tidur NREM dapat dideskripsikan sebagai gelombang yang sinkron,
gelombang tidur bentuk spindle, terdapat kompleks K, dan
gelombang lambat tegangan tinggi. Keempat tahap dalam tidur
gelombang lambat saling berkesinambungan, dengan threshold
terendah untuk dapat terbangun dimulai dari tahap pertama dan
tertinggi pada tahap keempat. 18, 19

Tahap tidur ini begitu tenang dan dapat dihubungkan dengan


penurunan tonus pembuluh darah perifer dan fungsi vegetatif tubuh
lain. Contohnya, tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan
kecepatan metabolisme basal akan berkurang 10 sampai 30 persen.
20

12
Universitas Sumatera Utara
Tidur REM (Tidur Paradoksikal, Tidur Desinkronisasi)

Tidur REM dapat digambarkan pada aktivasi EEG, atonia


otot, dan pergerakan mata cepat. REM tidak dibagi dalam tahap.
Karakteristik khas dari tidur REM adalah timbul pergerakan otot
yang tidak teratur mencakup pergerakan mata cepat. Biasanya
frekuensi denyut jantung dan pernapasan menjadi iregular, dan ini
merupakan sifat dari keadaan tidur dengan mimpi. 19

Pada tidur REM, otak menjadi sangat aktif, metabolisme di


seluruh otak meningkat sebanyak 20 persen (aktivitas otak seperti
konsumsi oksigen, aliran darah, dan neural firing), dan peningkatan
berbagai sistem saraf autonomis (tekanan darah, nadi, dan respirasi).
Elektroensefalogram (EEG) merekam pola gelombang otak serupa
dengan gelombang saat siaga. Sehingga tidur tipe ini disebut juga
tidur tipe paradoksial karena hal ini bersifat paradox, yaitu
seseorang tetap dapat tertidur walaupun aktivitas otaknya
meningkat. 20,21

Siklus Tidur NREM – REM

Pada saat tidur, kita melewati empat tahap non-REM sleep


(75-80% total tidur pada dewasa rata-rata) sebelum memulai REM
sleep. Proses ini bersifat siklus dan selama tidur dalam satu hari, kita
dapat mengalami 4-5 siklus non-REM dan REM sleep berulang
dengan setiap siklus berdurasi 90-110 menit. Para peneliti hanya
baru- baru ini mulai mengerti prosesnya, terutama sejak penelitian
mengenai tidur dibantu oleh tiga parameter, yaitu :

a. Aktivitas gelombang otak menggunakan electroencephalogram


(EEG), yang 
mengukur aktivitas listrik dalam otak,
b. Tonus otot melalui electromyogram (EMG), dan
c. Pergerakan mata melalui electro-oculogram (EOG). 10, 21

13
Universitas Sumatera Utara
Dari ketiga parameter, EEG-lah yang paling penting dalam
membantu membedakan tahap-tahap tidur yang berbeda. Ketika
terjaga, otak kita memperlihatkan sebuah pola gelombang otak yang
dikenal dengan gelombang beta. Gelombang beta memiliki
frekuensi tinggi, berarti mereka muncul cukup sering dan bertubi-
tubi, tapi rendah amplitudo, berarti mereka cukup kecil . 10
Siklus tidur diawali dengan tahap 1 tidur gelombang lambat
atau tidur NREM. Biasanya hanya berlangsung selama satu hingga
tujuh menit dimulai dari onset tidur. Pada tahap ini, tidur sangat
mudah untuk dibangunkan, misalnya dengan memanggil nama,
suara menutup pintu, atau terdapat hypnic jerks (gerakan yang tiba-
tiba dan pendek, yang kadang- kadang membangunkan individu
yang tertidur, terutama bila disertai dengan perasaan jatuh. Tahap
tidur 1 menjadi tahap transisi untuk tidur sepanjang malam. 18, 19

Tahap 2 tidur NREM, ditandai dengan spindle tidur atau


kompleks K di EEG. Setelah episode singkat dari tahap 1 tidur,
berlanjut ke tahap tidur selama kurang lebih 10 sampai 25 menit.
Merupakan porsi terbesar dari siklus tidur manusia (45-50% tidur
pada dewasa) dan kadang-kadang disebut sebagai tidur yang
sebenarnya. Pada tahap 2 tidur, stimulus lebih intens lebih
diperlukan untuk menghasilkan gairah. Stimulus yang sama yang
diproduksi gairah dari tahap 1 tidur sering mengakibatkan
membangkitkan kompleks K tanpa dapat dibangunkan dari tidur
tahap 2. 18, 19

Selama tahap 2 tidur berlangsung, aktivitas tegangan tinggi


gelombang tidur lambat secara bertahap muncul di EEG. Akhirnya
dapat memenuhi kriteria untuk masuk tahap 3 tidur NREM, yaitu
aktivitas tegangan tinggi gelombang lambat (setidaknya 75 μV)
untuk 20% - 50% dari aktivitas EEG. Tahap 3 tidur biasanya
berlangsung hanya beberapa menit dalam siklus pertama dan

14
Universitas Sumatera Utara
semakin tinggi aktivitas tegangan tinggi gelombang lambat terjadi,
maka akan memasuki tahap 4 tidur. 18, 19

Tahap 4 tidur NREM diidentifikasi ketika aktivitas tegangan


tinggi gelombang lambat terjadi lebih dari 50% dari aktivitas
gelombang yang telah berlangsung sekitar 20 sampai 40 menit pada
siklus pertama. Secara bertahap stimulus lebih besar akan
diperlukan untuk menghasilkan gairah dari tahap tidur 3 atau 4
daripada dari tahap 1 atau 2 tidur. Tahap tidur 3 dan tidur 4 sering
digabung dan disebut sebagai tidur gelombang lambat (slow-wave
sleep) dengan terdapat karakteristik gelombang delta. 19, 21

Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM


berlangsung 5 sampai 30 menit biasanya muncul rata-rata setiap 90
menit. Bila seseorang sangat mengantuk, setiap tidur REM
berlangsung singkat dan bahkan mungkin tidak ada. Sebaliknya,
sewaktu orang menjadi semakin lebih nyenyak sepanjang
malamnya, durasi tidur REM juga semakin lama. 20

2.2.4. Kualitas Tidur

Kualitas tidur secara langsung mempengaruhi kualitas


aktivitas saat terjaga, termasuk kewaspadaan mental, produktivitas,
keseimbangan emosi, kreativitas, tanda vital fisik dan bahkan berat
badan. 10

Kualitas tidur merupakan fenomena yang sangat kompleks


yang melibatkan berbagai domain, antara lain, penilaian terhadap
lama waktu tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur
pada siang hari, efisiensi tidur, kualitas tidur, penggunaan obat tidur.

15
Universitas Sumatera Utara
Jadi apabila salah satu dari ketujuh domain tersebut terganggu maka
akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas tidur. 22

Pada penilaian terhadap lama waktu tidur yang dinilai adalah


waktu dari tidur yang sebenarnya yang dialami seseorang pada
malam hari. Penilaian ini dibedakan dengan waktu yang dihabiskan
di ranjang. Durasi tidur yang tepat untuk bayi yang baru lahir adalah
antara 14 hingga 17 jam, bayi antara 12 hingga 15 jam, balita antara
11 hingga 14 jam, anak-anak prasekolah antara 10 hingga 13 jam,
dan anak-anak usia sekolah antara 9 hingga 11 jam. Untuk remaja,
8 sampai 10 jam dianggap tepat, 7 sampai 9 jam untuk orang dewasa
muda dan orang dewasa, dan 7 sampai 8 jam tidur untuk orang
dewasa yang lebih tua. Pada penilaian terhadap gangguan tidur
dinilai apakah seseorang terbangun tidur pada tengah malam atau
bangun pagi terlalu cepat, bangun untuk pergi ke kamar mandi, sulit
bernafas secara nyaman, batuk atau mendengkur keras, merasa
kedinginan, merasa kepanasan, mengalami mimpi buruk, merasa
sakit, dan alasan lain yang mengganggu tidur. 22

Penilaian terhadap masa laten tidur dinilai berapa menit yang


dihabiskan seseorang di tempat tidur sebelum akhirnya dapat
tertidur dan apakah orang tersebut tidak dapat tidur selama 30 menit.
Selanjutnya, penilaian terhadap disfungsi tidur pada siang hari
dinilai apakah selama sebulan yang lalu, seberapa sering timbul
masalah yang mengganggu anda tetap terjaga sadar saat
mengendarai kendaraan, makan, dan beraktivitas sosial, serta dinilai
juga berapa banyak masalah yang membuat seseorang tidak antusias
untuk menyelesaikannya dalam sebulan. Pada penilaian terhadap
efisiensi tidur dinilai waktu seseorang biasanya mulai tidur pada
malam hari selama sebulan,dan waktu seseorang biasanya bangun
pada pagi hari selama sebulan, serta dinilai juga waktu seseorang
tertidur pulas pada malam hari selama sebulan. Pada penilaian

16
Universitas Sumatera Utara
terhadap kualitas tidur dinilai bagaimana seseorang menilai rata-rata
kualitas tidurnya. Penilaian terhadap penggunaan kualitas tidur
hanya ditujukan pada penilaian seberapa sering seseorang
mengkonsumsi obat-obat untuk membantu tidur dalam sebulan yang
lalu atau terdapat kebiasaan konsumsi kafein sehingga tidur
terganggu. 23

Kualitas tidur sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor,


diantaranya adalah kuantitas tidur yang cukup, keadaan kamar tidur,
ada tidaknya stres, ada tidaknya masalah psikologis (seperti depresi,
stres, psikosis, eating disorder, alcoholism, dan gangguan
personaliti dan lain-lain), penyakit medis (nyeri, dapat timbul dari
kondisi infeksi pernapasan, pencernaan, dispepsia, serangan angina,
MCI, kanker, dll. Sesak napas, batuk, gatal-gatal pada kulit dan
inkontinensia mengakibatkan sulit memulai tidur dan sering
terbangun), aktivitas yang dilakukan saat siang hari, obat
(bronkodilator (albuterol, metaproterenol, salmeterol, terbutaline),
kontrasepsi oral, obat batuk dan flu/dekongestan
(phenylpeopanolamine, pseudoefedrin), diuretik) dan makanan yang
dikonsumsi saat siang hari dan lainnya. Kualitas tidur pada remaja
dipengaruhi dengan interaksi perubahan fisik seorang remaja saat
pubertas maupun faktor lingkungan budaya modern seperti cahaya
buatan dan mudahnya akses untuk melakukan bermacam kegiatan
yang dapat meningkatkan arousal. Terdapatnya stress sosial baru,
variabilitas emosional, dan peningkatan tingkat kecemasan kognitif
10
dan ketakutan juga meningkat.
Menurut National Sleep Foundation, seseorang dianjurkan
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas tidurnya. Hal ini dapat
dicapai dengan beberapa cara sebagai berikut:

• Mempunyai jadwal tidur yang tetap, waktu yang sama saat ke


tempat tidur dan waktu bangun, bahkan saat akhir pekan. Jika anda

17
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kesulitan untuk tertidur, hindari tidur pada siang hari.
Tidur siang membantu untuk menjaga tingkat kesadaran seseorang,
akan tetapi jika mengganggu jadwal tidur, disarankan untuk
menghindari.
• Usahakan suasana nyaman sebelum tidur. Seperti menjauhkan diri
dari cahaya terang sebelum tidur.
• Olah raga teratur. Olahraga berat adalah yang terbaik, tetapi olah
raga ringan lebih baik daripada tidak ada kegiatan. Latihan setiap
saat sepanjang hari, tetapi tidak dengan mengorbankan waktu tidur
Anda.
• Ruang tidur sebaiknya bebas dari suara yang dapat mengganggu
tidur. Mempunyai suhu ruangan yang sejuk dan tempat tidur nyaman
juga membantu meningkatkan kualitas tidur. Dan yang terakhir,
kamar tidur disarankan bebas dari cahaya (sinar matahari maupun
sinar buatan dapat menekan produksi melatonin).
• Usahakan anda terpapar sinar di siang hari, dan sedikit pada malam
hari. Karena hal ini berpengaruh pada jam biologis tubuh anda
(circadian rhythm).
• Hindari makan berat, alcohol, rokok sebelum tidur. Usahakan
makanan berat pada dua hingga tiga jam sebelum tidur.
• Pada tempat tidur hanya melakukan kegiatan untuk tidur. Hindari
penggunaan tempat tidur untuk aktivitas lain, seperti menonton
televisi, bermain komputer, atau kegiatan lain yang dapat memicu
kegelisahan. 8

2.2.5. Metode pengkajian kualitas tidur

Salah satu metode kajian adalah PSQI (Pittsburgh Sleep


Quality Index) PSQI terdiri dari 9 pertanyaan yang diberi nilai dan
dijawab oleh individu itu sendiri dan 1 pertanyaan dijawab oleh
pasangan tidur atau teman tidur. Penentuan kualitas tidur yang baik

18
Universitas Sumatera Utara
atau buruk dilakukan dengan mengukur tujuh area yaitu kualitas
tidur subjektif, sleep latensi, durasi tidur, gangguan tidur. efisiensi
kebiasaan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi tidur pada
siang hari. Lima pertanyaan untuk pasangan tidur merupakan pilihan
ganda untuk mengetahui gangguan tidur yang dialami. Semua
pertanyaan singkat dan mudah dimengerti oleh orang dewasa. 23

2.3.Hubungan aktivitas fisik dan tidur


Seseorang akan lebih waspada dan merasa lebih baik jika mereka
dapat melakukan aktivitas latihan setidaknya 150 menit dalam seminggu. 24
Lebih dari 2600 orang, baik laki-laki maupun perempuan, umur 18-
85 tahun, ditemukan memiliki aktivitas sedang hingga berat selama 150
menit dalam seminggu, memiliki perkembangan kualitas tidur sebanyak 65
persen. Mereka juga mengatakan, bahwa merasa lebih terjaga,
dibandingkan dengan populasi yang kurang melakukan aktivitas fisik. 24
Pada salah satu penelitian mengatakan siswa remaja yang
melakukan aktivitas fisik lebih dari 60 menit selama tujuh hari memiliki
tingkat kecukupan tidur dibandingkankan siswa remaja yang kurang dari 60
menit melakukan aktivitas fisik.6

Beberapa penelitian mengatakan, aktivitas fisik berupa


latihan/exercise meningkatkan fungsi serotonin pada otak manusia.
Menurut penelitian Post, terjadi peningkatan pada metabolit amin di cairan
serebrospinal pasien depresi yang diukur setelah meningkatkan aktivitas
fisik pasien ketika akan menstimulasi kejadian mania depresi. 25

Pada penelitian Jacob dan Fornal, aktivitas fisik meningkatkan firing


rates pada saraf sehingga meningkatkan pelepasan serotonin. Kemudian
terlihat ada peningkatan prekusor serotonin yaitu tryptohan yang menetap
setelah seseorang latihan. 25

Peran aktivitas fisik terlihat dalam siklus sirkadian atau mekanisme


tidur bangun. Mekanisme tidur-bangun yang pasti belum dapat dipastikan

19
Universitas Sumatera Utara
mekanismenya. Para peneliti hanya dapat membiarkan daya imajinasi
mereka bekerja dan menghasilkan sebuah postulat tentang siklus tersebut.
20

Siklus sirkadian kita dipertahankan pada jadwal sekali-24-jam oleh


isyarat temporal di lingkungan. Isyarat utama adalah siklus terang-gelap
harian. Isyarat yang dapat mengontrol timing atau meng-entrain ritme
sirkadian disebut zeitgebers (dalam bahasa Jerman, berarti “pemberi
waktu”). Terdapat juga zeitgebers lain seperti makanan, atau olah raga21, 26

Pusat Mekanisme tidur-bangun adalah suprachiasmatic nucleus


(SCN) pada hipotalamus. Untuk dapat mengaktifkan pusat siklus tidur-jaga,
kondisi lingkungan sangat berpengaruh, dan zeitgebers primer bagi
sebagian besar makhluk mamalia adalah cahaya. Maka isyarat yang
diterima oleh SCN berasal dari sistem visual. Yang kemudian mengaktifkan
tubuh untuk memproduksi melatonin. Melatonin merupakan kunci dari
circadian rhythm dan dikontrol oleh SCN. 26

Melatonin diproduksi pada saat malam hari (dark hours) oleh


kelenjar pineal yang berasal dari serotonin.26

Melatonin atau N-acetyl-5-methoxytryptamine merupakan suatu


hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pineal dan beberapa organ lain,
seperti kelenjar saliva, Gastro Intestinal Tract, kulit, sumsum tulang dan
limfosit. Melatonin akan disintesis oleh pinealosit. Pinealosit akan
mengambil tryptophan dari darah dan akan mengubahnya menjadi
serotonin melalui proses hidroksilasi dan dekarboksilasi. Dalam keadaan
gelap khususnya, serotonin akan dikonversi menjadi N-acetyl-serotonin
oleh enzim N-acetyltransferase. N-acetylserotonin akan dimetilasi menjadi
melatonin oleh enzim hydroxyindole-O-methyltransferase. Melatonin
kemudian akan dilepaskan pada saat malam hari karena aktivasi
postsinaptik dari β-adrenergic receptor.27, 28

20
Universitas Sumatera Utara
Sel fotoreseptif pada retina mendeteksi adanya cahaya, kemudian
menyalurkan informasi menuju pusat SCN langsung melalui traktus
retinohipotalamikus dan secara tidak langsung melalui traktus
genikulohipotalamikus. Sepanjang hari, suprachiasmatic nucleus (SCN)
secara aktif memproduksi arousal signal yang mempertahankan kesadaran
dan menghambat dorongan untuk tidur. Pada malam hari, sebagai respon
pada keadaan gelap, terjadi feedback loop pada SCN yang diawali dengan
pengiriman sinyal untuk memicu produksi hormon melatonin yang
menghambat aktivitas SCN. Melatonin juga dapat memicu tidur dengan
cara menekan wake-promoting signal atau neuronal firing pada SCN
mengatur wake-sleep cycle melalui mekanisme termoregulator dengan
menurunkan core body temperature.18,21

21
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI
OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

4.1. Kerangka Teori dan Konsep Penelitian

Keterangan:

: Variabel dependent : Hubungan


: Variabel independent

Gambar 4. 1 Kerangka Teori dan Konsep Penelitian

22
Universitas Sumatera Utara
4.2. Variabel dan Definisi Operasional
4.2.1. Variabel Penelitian
1. Variabel independent (bebas) adalah aktivitas fisik.
2. Variabel dependent (terikat) adalah kualitas tidur

3.2.2 Definisi Operasional


 Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh
otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur :
Kuisioner modifikasi, pertanyaan yang diajukan
sebanyak 13 pertanyaan.
Hasil ukur :
o Aktivitas fisik ringan
Melakukan kegiatan santai (seperti menonton tv dan
mengobrol). Tidak dapat dikategorikan sedang maupun
berat. Skor aktivitas <600 MET menit/minggu.
o Aktivitas fisik sedang
Kategori ini melakukan aktivitas setara setengah jam
moderate activities (contoh pekerjaan rumah tangga, jalan
cepat, menari, bersepeda santai) pada keseharian biasanya.
Skor aktivitas 600-2999 MET menit/minggu.
o Aktivitas fisik berat
Kategori ini melakukan aktivitas setidaknya dibutuhkan
satu jam moderate activities, atau setengah jam vigorous
activities (contoh berlari, olah raga kompetitif non stop,
aerobik) pada keseharian biasanya. Skor aktivitas >3000
MET menit/minggu.
Skala pengukuran : Ordinal

23
Universitas Sumatera Utara
 Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur :
Kuisioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 9
pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban.
Hasil ukur :
o Kualitas tidur baik (skor global < 5)
o Kualitas tidur buruk (skor global > 5)
Skala pengukuran : Ordinal

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:


Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada siswa SMA
kelas XI SMAN 1 Medan tahun 2016.

24
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah
penelitian analitik kategorik tidak berpasangan, dengan desain cross
sectional (potong lintang), yaitu dengan melakukan pengambilan data
variabel independent dan dependent (aktivitas fisik dan kualitas tidur)
secara simultan pada satu saat tanpa adanya follow up. 29

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


4.2.1. Lokasi Penelitian

Tempat pengambilan data penelitian dilakukan di


SMAN 1 Medan. Tempat menjadi pilihan karena sesuai
dengan populasi dan sampel peneliti yaitu siswa SMA kelas
XI tahun ajaran 2016/2017.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus -


Desember 2016.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMAN 1 Medan


2016/2017 (480 siswa).

25
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah siswa kelas XI SMAN 1 Medan yang


memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.
Kriteria inklusi :
a. Terdaftar sebagai siswa kelas XI di SMAN 1 Medan
b. Bersedia menjadi responden

Kriteria ekslusi :
a. Tidak hadir saat pengambilan data
b. Siswa dengan riwayat dengan penyakit medis obstructive sleep
apnea, central sleep apnea, sleep-related asthma, angina
nocturnal, gagal jantung kongestif, sleep-related
gastroesofageal reflux, pruritus, dan osteoartritik.
c. Siswa dengan riwayat penggunaan obat-obatan, narkoba, dan
alkohol

4.3.3. Cara Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan teknik .


pengambilan sampel acak (Random Sampling).

4.3.4. Besar Sampel

Besar sampel ditetapkan berdasarkan rumus 30


2
𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽√𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑛1 = 𝑛2 = { } +
(𝑃1𝑄1)2
Keterangan :
 n = jumlah sampel
 Zα = deviat baku alfa, sebesar 10% dua arah (1,64)
 Zβ = deviat baku beta, sebesar 20% (0,84)
 P2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0,5
 Q2 = 1-P2 = 0,5

26
Universitas Sumatera Utara
 P1 – P2 = 0,25
 P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement
peneliti = 0,75
 Q1 = 1-P1 = 0,25
 P = proporsi total = (P1+P2)/2 = 0,625
 Q = 1-P = 0,375

Berdasarkan rumusan di atas maka besar sampel yang akan digunakan


adalah :
2
𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽√𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑛1 = 𝑛2 = { }
𝑃1 − 𝑃2
(𝑍𝛼 𝑋 0,68465) + (𝑍𝛽 𝑋 0,66143) 2
= { }
0,25
≈ 45 sampel, minimal sampel 45 orang

4.4. Metode Pengumpulan Data


4.4.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian merupakan


data primer yang diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh
responden.
4.4.2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah


kuisioner. Kuisioner yang digunakan dalam menilai aktivitas
fisik adalah kuisioner IPAQ modifikasi (International Physical
Activity Questionnaire)16 dan kuisioner PSQI (The Pittsburgh
Sleep Quality Index) 23 sebagai alat pengukur kualitas tidur.

IPAQ merupakan instrumen yang telah dikembangkan


oleh International Consensus Group pada tahun 1998-1999
untuk mengkaji aktivitas fisik. IPAQ yang digunakan yaitu
IPAQ modifikasi versi Indonesia dengan 25 pertanyaan. Setiap

27
Universitas Sumatera Utara
pertanyaan memiliki skor yang akan dihitung menjadi total
METs. Dan hasil instrument IPAQ adalah kategori aktivitas
fisik ringan, sedang, berat.

Setiap aktivitas akan dinilai MET-menit/minggu


kemudian ditotal seluruh bagiannya. Terdapat lima bagian
pertanyaan:

𝑘 ∗ 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ∗ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

a. Aktivitas saat pelajaran olah raga / sekolah. Aktivitas sedang (k


= 4.0), aktivitas berat (k = 8.0), dan berjalan (k = 3.3)
b. Transportasi . Berjalan (k = 3.3), bersepeda (k = 6.0)
c. Pekerjaan rumah, perawatan rumah, dan perawatan keluarga
Aktivitas berat (k = 5.5), aktivitas sedang (k = 4.0)
d. Waktu santai. Aktivitas sedang (k = 4.0), aktivitas berat (k =
8.0), dan berjalan (k = 3.3)
e. Waktu untuk duduk merupakan variabel indikator tambahan
waktu yang digunakan dalam kegiatan menetap dan tidak
dimasukkan sebagai bagian dari skor ringkasan aktivitas fisik.

Durasi minimum yang diinklusi hanya total di atas 10


menit. Kurang dari 10 menit dianggap 0. Sedangkan batas
maksimum suatu durasi total aktivitas fisik adalah 16 jam.
Karena diasumsikan setiap individu menghabiskan waktu tidur
selama 8 jam.

PSQI mengkaji 7 dimensi dalam kualitas tidur yaitu


kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, masalah
selama tidur. efisiensi kebiasaan tidur, penggunaan obat tidur,
dan disfungsi tidur pada siang hari. Pengukuran setiap dimensi
tersebar dalam beberapa pertanyaan dan penilaian sesuai dengan

28
Universitas Sumatera Utara
standar baku. Terdapat 10 pertanyaan dalam PSQI. Pertanyaan
1 dan 3 untuk dimensi efisiensi kebiasaan tidur, pertanyaan 2
dan 5a untuk dimensi sleep latensi, pertanyaan 4 untuk dimensi
durasi tidur, pertanyaan 5b-5j untuk dimensi masalah selama
tidur, pertanyaan 6 untuk dimensi penggunaan obat tidur,
pertanyaan 7 dan 8 untuk dimensi disfungsi tidur pada siang
hari, pertanyaan 9 untuk dimensi kualitas tidur subjektif, dan
pertanyaan 10 untuk mengkaji apabila responden memiliki
teman tidur.

Dibagi atas tujuh komponen dengan tiap dimensi diberi


skala nilai 0 (tidak ada masalah selama sebulan) hingga 3 (lebih
dari tiga kali per minggu):

Komponen 1 Skor no. 9


Komponen 2 Skor no. 2 (<15min (0) // 16-30min (1) // 31-60 min (2)
// >60min (3)) + Skor no. 5a
Komponen 3 Skor no. 4 (>7(0), 6-7 (1), 5-6 (2), <5 (3)
)

Komponen 4 >85%=0, 75%-84%=1, 65%-74%=2, <65%=3


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐽𝑎𝑚 𝑇𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑀𝑎𝑙𝑎𝑚
𝑥 100%)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖 𝐴𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑇𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑀𝑎𝑙𝑎𝑚
Komponen 5 Total skor no 5b hingga 5j
(0=0; 1-9=1; 10-18=2; 19-27=3)


Komponen 6 Skor no. 6


Komponen 7 Skor no. 7 + skor no. 8 (0=0; 1-2=1; 3-4=2; 5-6=3)

Total ketujuh komponen, maka didapatkan skor global


PSQI. Skor global > 5 dianggap memiliki kualitas tidur yang
buruk, dan mungkin memiliki gangguan tidur yang signifikan.
Dianjurkan untuk ke tenaga kesahatan.

29
Universitas Sumatera Utara
Validitas penelitian dari PSQI sudah teruji. Instrumen
ini menghasilkan 7 skor yang sesuai dengan domain atau area
yang disebutkan sebelumnya. Tiap domain nilainya berkisar
antara 0 (tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat). Nilai tiap
komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara 0-
21. Skor global > 5 dianggap kualitas tidur yang buruk. PSQI
memiliki konsistensi internal dan koefisien reliabilitas
(Cronbach’s Alpha) 0,83 untuk tujuh komponen tersebut.

4.5. Metode Analisis Data

Anilisis univariat untuk mengetahui karaktersistik, tingkat aktivitas


fisik dan kualitas tidur pada responden, sedangkan bivariat untuk melihat
apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dan kualitas tidur, hubungan
antara karakteristik siswa dengan aktivitas fisik, dan karakteristik siswa
dengan kualitas tidur pada siswa kelas XI SMAN 1 Medan.

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kategori yang
berskala ordinal. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji chi square, jika
terdapat didalam sel nilai ekspektasi <5, maka akan dianalisis dengan
Kolmogorov-smirnoff. Derajat kemaknaan apabila p<0,05. Uji korelasi
menggunakan uji korelasi pearson (uji parametrik) atau spearman (uji
non-parametrik) dan mempunyai makna r sebagai berikut:

- r = 0,00 - <0,2 (hubungan sangat lemah)


- r = 0,2 - <0,4 (hubungan lemah)
- r = 0,4 - <0,6 (hubungan sedang)
- r = 0,6 - 0,8 (hubungan kuat)
- r = 0,8 - 1 (hubungan sangat kuat)30

30
Universitas Sumatera Utara
4.6. Perencanaan Waktu dan Alur Penelitian

4.6.1. Perencanaan Waktu


Kegiatan penelitian mulai dari pembuatan proposal sampai
dengan penyusunan hasil penelitian skripsi ini direncanakan selama 10
bulan mulai dari bulan Maret 2016 sampai dengan Desember 2016.
Tahapan dan waktu kegiatan penelitian akan diuraikan pada table 4.1.
berikut.

Tabel 4. 1 Rencana waktu dan tahapan kegiatan penelitian


Tahun
Kegiatan
Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bimbingan dan
Pembuatan
Proposal
Seminar
Proposal
Penelitian
Lapangan
Bimbingan,
Pengolahan
Data, dan
Penyusunan
Hasil
Penelitian
Presentasi
Hasil
Penelitian

31
Universitas Sumatera Utara
4.6.2. Alur Penelitian

Mulai

Rumusan Masalah

Survei awal

Penentuan
kuesioner

Pengumpulan data

Kualitas Tidur Baik Kualitas Tidur Buruk


Aktivitas Fisik : Aktivitas Fisik :
- Ringan - Ringan
- Sedang - Sedang
- Berat - Berat

Pengolahan data

Analisa data

Hasil

Kesimpulan

Selesai

Gambar 4. 2. Kerangka alur penelitian

32
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian


Penelitian ini berlangsung di SMA Negeri 1 Medan yang beralamat di
Jl. Teuku Cik Ditiro No.1, Madras Hulu, Medan Polonia, Kota Medan,
Sumatera Utara.

5.1.2. Deskripsi karakteristik Responden


Tabel 5. 1 Data karakteristik responden pada SMA Negeri 1 Medan

Karakteristik Frekuensi Persentase Mean + Std.


(%) Deviasi
Jenis Kelamin
Laki-laki 45 40,9
Perempuan 65 59,1
Usia 15,61 + 0,560
13 tahun 1 0,9
14 tahun 1 0,9
15 tahun 38 34,5
16 tahun 70 63,6

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan umur.


Dari 110 responden yang terkumpul, dijumpai terdapat 65 responden
perempuan (59,1%) dan 45 responden laki-laki (40,9%). Usia responden
dijumpai terdapat 38 responden berusia 15 tahun (34,5%), 70 responden berusia
16 tahun (70%), 1 responden berusia 13 tahun (0,9%), dan 1 responden berusia
14 tahun (0,9%).

33
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Gambaran aktivitas fisik siswa SMA Negeri 1 Medan
Tabel 5. 2 Tingkat aktivitas fisik
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan

Variabel Frekuensi Persentase Mean + Std.


(%) Deviasi
Tingkat Aktivitas fisik 2350,3 + 1906,57
Ringan 11 10
Sedang 71 64,5
Berat 28 25,5

Berdasarkan hasil penilaian total skor IPAQ didapatkan 71 siswa


SMA Negeri 1 Medan memiliki tingkat aktivitas fisik yang sedang (64,5%),
28 siswa SMA Negeri 1 Medan memiliki tingkat aktivitas fisik yang berat
(25,5%), dan 11 siswa SMA Negeri 1 Medan memiliki tingkat aktivitas fisik
yang ringan (10,0%).

70

60

50

40
71 orang
30 64,5%

20
28 orang
10 25,5%
11 orang
10%
0
Aktivitas Fisik Ringan Aktivitas Fisik Sedang Aktivitas Fisik Berat
Gambar 5. 1 Distribusi responden menurut aktivitas fisik

34
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. 3 Karakteristik data demografi terhadap aktivitas fisik
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan

Variabel Aktivitas Fisik (n=110)


Ringan Sedang Berat
n % n % n %
Jenis Laki-laki 2 1,8 26 23,6 17 15,5
kelamin Perempuan 9 8,2 45 40,9 11 10,0
Usia 13 tahun 0 0 1 0,9 0 0
14 tahun 0 0 1 0,9 0 0
15 tahun 5 4,5 25 22,7 8 7,3
16 tahun 6 5,5 44 40,0 20 18,2

Berdasarkan Tabel 5.5 dan sesuai hasil penilaian skor IPAQ dari 110
orang responden, siswa dengan jenis kelamin laki-laki, sebagian besar
memiliki aktivitas fisik sedang yaitu 26 orang (23,6%) dan 45 siswa
perempuan memiliki aktivitas fisik sedang (40,9%).
Sebagian besar siswa berusia 13 tahun hanya dijumpai satu orang
siswa yang memiliki aktivitas fisik sedang (0,9%), 1 orang siswa berusia 14
tahun hanya dijumpai satu orang siswa yang memiliki aktivitas fisik sedang
(0,9%), 25 orang siswa berusia 15 tahun memiliki aktivitas fisik sedang
(22,7%) dan 44 orang siswa berusia 16 tahun memiliki aktivitas fisik
sedang (40,0%).

5.1.4. Gambaran kualitas tidur siswa SMA Negeri 1 Medan


Tabel 5. 4 Distribusi frekuensi dan persentase kualitas tidur
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan

Variabel Frekuensi Persentase Mean + Std.


(%) Deviasi
Kualitas tidur 6,18 + 2,89
Baik 53 48,2
Buruk 57 51,8

35
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian pada seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1
Medan, terdapat 53 siswa dengan kualitas tidur baik (48,2%), dan 57 siswa
dengan kualitas tidur buruk (51,8%).

Tabel 5. 5 Distribusi frekuensi dan persentase alasan responden


dalam menilai kualitas tidur siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan

Alasan Frekuensi Persentase


(%)
Mulai ke tempat tidur
Sudah mengantuk, selesai beraktivitas 52 47,3
Merasa lelah atau capek beraktivitas 24 21,8
Kebiasaan waktu untuk beristirahat 14 12,7
Hanya berbaring, beraktivitas di tempat 6 5,5
tidur
Permintaan orang tua 2 1,8
Tidak tahu 12 10,9
Menit yang anda butuhkan untuk mulai
tertidur setiap malam
Langsung tertidur tanpa ada masalah 24 21,8
Belum mengantuk, ada pikiran 20 18,2
Lelah atau capek beraktivitas 31 28,2
Bermain gadget seperti handphone, 35 31,8
laptop
Jam bangun setiap pagi
Kebiasaan terbangun 37 33,6
Kewajiban beraktivitas pagi (berdoa, 56 50,9
sekolah)
Dibangunkan keluarga, alarm 17 15,5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52 responden akan memulai


ke tempat tidur jika ia merasa mengantuk dan selesai beraktivitas (47,3%).
31 responden mengungkapkan bahwa dibutuhkan beberapa menit untuk
mulai tertidur akibat bermain gadget seperti handphone, laptop (31,8%).
Dan 56 responden dapat bangun di pagi hari karena kewajiban untuk
beraktivitas pagi seperti berdoa maupun aktivitas sekolah.(50,9%).

36
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. 6 Karakteristik data demografi terhadap kualitas tidur
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan

Variabel Kualitas Tidur (n=110)


Baik Buruk
n % n %
Jenis Laki-laki 28 25,5 17 15,5
kelamin Perempuan 25 22,7 40 36,4
Usia 13 tahun 0 0 1 0,9
14 tahun 1 0,9 0 0
15 tahun 16 14,5 22 20,0
16 tahun 36 32,7 34 30,9

Pada Tabel 5.6, dan sesuai hasil penilaian skor PSQI dari 110 orang
responden, siswa dengan jenis kelamin laki-laki sebagian besar memiliki
kualitas tidur baik yaitu 28 siswa (25,5%) dan 40 siswa perempuan sebagian
besar memiliki kualitas tidur buruk (36,4%).
Sebagian besar siswa berusia 13 tahun hanya dijumpai 1 orang siswa
yang memiliki kualitas tidur buruk (0,9%), 1 orang siswa berusia 14 tahun
memiliki kualitas tidur baik (0,9%), 22 orang siswa berusia 15 tahun
memiliki kualitas tidur buruk (38,6%), 36 orang siswa berusia 16 tahun
memiliki kualitas tidur baik (32,7%).

5.1.5. Hubungan aktivitas fisik dan kualitas tidur pada siswa SMA
Negeri 1 Medan
Tabel 5. 7 Hasil tabulasi silang antara aktivitas fisik dengan kualitas
tidur pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan

Kualitas Tidur
Aktivitas
Baik Buruk Total p- value
Fisik
n % n %
Ringan 0 0,0 11 10,0 11
Sedang 36 34,2 35 31,8 71
0,002
Berat 17 13,5 11 10,0 28
Total 53 48,2 57 51,8 110

37
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.7. tersebut dapat dilihat bahwa 17 siswa dengan
aktivitas fisik berat lebih banyak memiliki kualitas tidur yang baik (13,5%),
36 siswa dengan aktivitas fisik sedang lebih banyak memiliki kualitas tidur
yang baik (34,2%), dan 11 siswa dengan aktivitas fisik ringan memiliki
kualitas tidur yang buruk (10,0%). Hasil uji statistik chi square dari
penelitian ini menunjukkan hasil p-value = 0,002 (p-value < 0,05). Hasil
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik
dengan kualitas tidur.

Tabel 5. 8 Hasil uji korelasi antara aktivitas fisik dengan kualitas


tidur pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan

Variabel r p
Aktivitas Fisik -0,265 0,005
Pada tabel 5.8, bahwa variabel aktivitas fisik didapatkan korelasi lemah
(r = -0,265), sehingga semakin berat aktivitas fisik seseorang maka
semakin baik kualitas tidurnya dan secara statistik didapatkan bermakna
p=0,005 (p-value<0,05).

Tabel 5. 9 Hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur yang


diperoleh dengan prosedur fisher exact test

Kualitas Tidur
Aktivitas p-
Baik Buruk PR (CI 95%)
Fisik value
n % n %
Ringan 0 0,0 11 10,0 pembanding
Sedang 36 34,2 35 31,8 0,002 0,493 (0,389-0,624)
Berat 17 13,5 11 10,0 0,001 0,393 (0,248-0,623)
Total 53 48,2 57 51,8
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa seseorang dengan aktivitas fisik sedang
berpengaruh 0,493 (CI95% 0,389-0,624) kali dapat mempengaruhi kualitas
tidur buruk dibandingkan aktivitas ringan dan seseorang dengan aktivitas
berat mempunyai kemungkinan 0,393 (CI95% 0,248-0,623) mempengaruhi
kualitas tidur buruk dibandingkan aktivitas ringan. Maka, aktivitas fisik
merupakan faktor protektif terhadap kualitas tidur buruk.

38
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan
5.2.1. Analisis Univariat
SMA Negeri 1 Medan terletak di Jl. Teuku Cik Ditiro No.1, Madras
Hulu, Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini meliputi
110 siswa kelas XI yang berumur 13 tahun hingga 16 tahun.

5.2.1.1. Aktivitas Fisik

Pada penelitian ini didapatkan bahwa hampir seluruh responden


memiliki aktivitas fisik sedang, yaitu 71 orang (64,5%), aktivitas fisik berat
yaitu 28 orang (25,5%), dan aktivitas fisik ringan yaitu 11 orang (10%). Hasil
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wieke, 2015 pada sebagian
besar remaja kelas X dan kelas XI di Kota Yogyakarta memiliki aktivitas fisik
sedang (93,8%).31 Namun berbeda dengan penelitian Oktaviani M, sebagian
besar remaja kelas X dan kelas XI SMAN 4 di Kota Yogyakarta memiliki
aktivitas fisik berat pada 40 siswa (48,2%) dan 38 siswa memiliki aktivitas fisik
sedang (45,8%).11
Hasil penelitian menunjukkan siswa laki-laki sebagian besar memiliki
aktivitas fisik sedang yaitu 23,6% dan siswa perempuan memiliki aktivitas
fisik sedang yaitu 40,9%. Pada aktivitas fisik berat dijumpai siswa laki-laki
lebih dominan dibandingkan siswa perempuan. Laki-laki lebih aktif
dibandingkan perempuan. Remaja perempuan menunjukkan kurangnya
partisipasi untuk berolah raga dan kurang dapat menikmati saat berolah raga,
salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kondisi fisik perempuan berbeda
dibandingkan laki-laki.32 Pada remaja laki-laki, perubahan maturitas tubuh
seperti peningkatan berat dan tinggi badan, serta komposisi massa otot
menghasilkan kondisi fisik lebih baik untuk melakukan aktivitas fisik
(kecepatan dan kekuatan).33
Hasil penelitian menunjukkan siswa berusia 16 tahun memiliki
aktivitas fisik sedang yaitu 40,0%. Aktivitas fisik akan menurun sepanjang
usia, masa anak-anak masuk ke masa remaja, tetapi penurunan aktivitas fisik

39
Universitas Sumatera Utara
akan mencapai fase plateau pada usia 15 hingga 17 tahun.33,34 Pendidikan
jasmani, kegiatan ekstrakulikuler, aktivitas fisik saat istirahat, maupun
aktivitas di luar sekolah, seperti berjalan, pekerjaan rumah juga berpengaruh
untuk mencukupi kebutuhan fisik remaja.34

5.2.1.2. Kualitas Tidur


Pada penelitian ini didapatkan bahwa hampir seluruh responden
memiliki kualitas tidur buruk, yaitu 57 responden (51,8%), kualitas tidur baik
yaitu 53 responden (48,2%). Hasil ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Wieke, 2015 pada sebagian besar remaja di Kota Yogyakarta
memiliki kualitas tidur buruk, (54%).31
Hasil penelitian ini menunjukkan siswa laki-laki terbanyak memiliki
kualitas tidur baik yaitu 25,5% dan 40 siswa perempuan sebagian besar
memiliki kualitas tidur buruk 36,4%. Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya, bahwa perempuan memiliki masalah dalam tidur lebih banyak
sehingga kualitas tidur lebih buruk daripada pria.35 Pengaruh perubahan
hormonal remaja perempuan terutama saat menstruasi dapat berpengaruh
terhadap masalah psikosial seperti depresi yang meningkat maupun
ketidaknyaman fisik pada perempuan sehingga kualitas tidur
memburuk.36,37
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar siswa berumur 16
tahun memiliki kualitas tidur baik yaitu 32,7%. Hal ini berlawanan dengan
penelitian menurut Chung KF pada remaja Hongkong, prevalensi gangguan
tidur akan lebih meningkat di usia remaja yang lebih tua.38 Remaja
cenderung menunda waktu tidur dibandingkan kelompok usia yang lebih
muda. Disebabkan oleh meningkatnya tuntutan akademik maupun faktor
personal yang mempengaruhi pola tidur remaja. 38, 39

40
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Analisis Bivariat

Hasil analisis bivariat penelitian pada hubungan aktivitas fisik


dengan kualitas tidur menggunakan metode chi square dan mendapatkan
nilai p-value 0,002 (p < 0,05). Hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak,
sehingga terdapat suatu hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas
tidur. Berdasarkan uji korelasi spearman, didapatkan hubungan korelasi
lemah dan bermakna (r=-0,265, p=0,005) menunjukkan semakin meningkat
aktivitas fisik maka kualitas tidur semakin baik. Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wieke tahun 2015, dengan hasil uji chi square
menunjukkan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur
remaja di Yogyakarta (p=0,04, OR=2,48), di mana aktivitas berat
31
mempunyai kualitas tidur yang lebih baik. Dan didukung juga oleh
penelitian Fakihan A, ada hubungan aktivitas fisik berhubungan signifikan
dengan kualitas tidur subyek di posyandu di kelurahan Gonilan, Jawa
Tengah, subyek dengan aktivitas fisik lebih aktif akan memiliki kualitas
tidur lebih baik (p = 0,007, OR=3,429)40
Perasaan lelah setelah beraktivitas dapat memfasilitasi untuk tertidur.
Ketika seseorang berolah raga, tubuh dapat meningkatkan manfaat
homeostasis dan termoregulasi tidur. Perasaan lelah juga dapat menjadi sinyal
untuk memfasilitasi seseorang untuk tertidur, Pada penelitian Brand S, dkk,
latihan kronik insentitas tinggi berhubungan positif dengan pola tidur dan
fungsi psikologi lebih baik pada remaja.14,41
Korelasi lemah antara aktivitas fisik dan kualitas tidur menunjukkan
adanya pengaruh faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas tidur
seseorang. Menurut Dahl RE, dkk, pada tahun 2002, perkembangan, regulasi,
dan waktu tidur dapat dipengaruhi emosi maupun perilaku, tingkat kognitif,
dan kontrol emosi pada siang hari.42 Mekanisme tidur juga dipengaruhi oleh
pengaruh psikososial pada remaja, terdapat keinginan untuk terlibat kegiatan
sosial dan mudahnya akses untuk beraktivitas yang bersifat merangsang tetap
terbangun, seperti penggunaan media sosial (berkaitan dengan konflik

41
Universitas Sumatera Utara
interpersonal seperti tekanan sosial termasuk ketakutan, kecemasan, dan
rangsangan emosional) mempunyai hubungan signifikan dengan kualitas
tidur selain daripada efek cahaya dari layar.43,44

42
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian ini, adalah sebagai
berikut :
1. Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan memiliki tingkat aktivitas fisik
ringan 25,5%, aktivitas fisik sedang 64,5%, dan aktivitas fisik berat
10,0%.
2. Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Medan memiliki gambaran kualitas tidur
buruk 51,8% dan kualitas tidur baik 48,2%.
3. Ada hubungan bermakna antara aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan
nilai p = 0,002.
4. Aktivitas fisik semakin berat maka semakin baik kualitas tidurnya dan
secara statistik memiliki korelasi lemah dan hasil yang bermakna
(r=-0,265, p=0,005).

6.2. Saran
Oleh karena terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur maka
disarankan :
1. Remaja dianjurkan untuk rutin melakukan aktivitas fisik baik di rumah
maupun sekolah.
2. Bagi sekolah, untuk memfasilitasi aktivitas fisik (saat pelajaran olah raga,
istirahat, sepulang sekolah atau kegiatan ekstrakulikuler). Serta tetap
membimbing dan memberikan motivasi kepada para siswa agar tetap
semangat.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melihat faktor lain yang
mempengaruhi aktivitas fisik dan kualitas tidur seseorang. Psikologis
seperti emosi dan perilaku (pengaruh penggunaan media sosial) dan
biologis (perubahan maturitas tubuh, jenis kelamin, usia) dapat menjadi
saran untuk penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi.

43
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Global recommendations on physical activity


for health. World Health Organization; 2010.
2. Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
3. Popkin B. The Nutrition Transition and Obesity in the Developing World.
J Nutr [Internet]. 2001 [cited 2016 May 5]: 131: 871S-873S. Available
from: http://jn.nutrition.org/content/131/3/871S.full.pdf+html
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Strategi nasional penerapan
pola konsumsi makanan dan aktifitas fisik untuk mencegah penyakit tidak
menular. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.
5. Verster J, Pandiperumal SR, Streiner DL. Sleep and Quality in Clinical
Medicine. Humana Press. Totowa, NJ: US. 2008: 437.
6. Foti KE, Eaton DK, Lowry E, McKnight-Ely LR. Sufficient sleep,
physical activity, and sedentary behavior. Natl Ctr for Chronic Disease
Prevention and Health Promotion [Internet]. 2011 [cited 2016 May 5]: 41
(6): 596-602. Available from science direct:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0749379711006064
7. Curcio G, Ferrara M, Gennaro LD. Sleep loss, learning capacity and
academic performance. Sleep Med Reviews [Internet]. 2006 [cited 2016
May 5]: 10: 323-37.
8. National Heart, Lung, and Blood. Your guide to healthy sleep [Internet].
2011 August [cited 2016 May 5]: 12-29. Available from:
https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/public/sleep/healthy_sleep.pdf
9. Sagala, Vina Prasmawati. Kualitas Tidur Dan Faktor-Faktor Gangguan
Tidur Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Johor [skripsi]. Medan : Universitas Sumatera Utara; 2011; 7.
10. Robotham D, Chakkalackal L, Cyhlarova E, Robotham. The impact of
sleep on health and wellbeing. Mental Health Foundation [Internet]. 2011
[cited 2016 May 5]. Available from:
http://www.mentalhealth.org.uk/sites/default/files/MHF-Sleep-Report-
2011.pdf
11. Oktaviani M, Akhmadi. Hubungan aktivitas fisik dengan prestasi belajar
pada siswa sman 4 yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada; 2014; 1-2.
12. US Public Health Service. Physical Activity Guidelines Advisory
Committee Report, 2008. Washington D.C.: 2008. p. d1 – d8
13. Mulyani S. Aktivitas Fisik Intensitas Tinggi sebagai Faktor Resiko
terhadap Gangguan Siklus Menstruasi [skripsi]. Semarang : Universitas
Sebelas Maret; 2008; 9-13.
14. Clow A, Edmunds S. Physical Activity and Mental Health. US: Human
Kinetics; 2014. p. 9-14. K.H. Aerobik. Edisi ke 4. Jakarta: Gramedia;
1982. p. 223.
15. Hidayati H, Candidate MNS, Asst. Prof. Dr. Urai Hatthakit. Correlates of

44
Universitas Sumatera Utara
Physical Activity in Asian Adolescents: A Literature. Nurse Media Journal
of Nursing [Internet]. 2012 (cited 2016 May 16) : 2(12) : 451-66.
Available from:
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/view/3976
16. Research Gate. Guidelines for Data Processing and Analysis of the
International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). International
Physical Activity Questionnaire [Internet]. 2005 Nov [Cited 2016 May 7].
Available from research gate:
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:veg3x81EXVYJ
:https://www.researchgate.net/file.PostFileLoader.html%3Fid%3D56f92d
66615e27d49a658031%26assetKey%3DAS%253A344600888791041%2
5401459170662924+&cd=2&hl=en&ct=clnk&client=safari.
17. Sherwood, L. Buku fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC;2014.
18. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry.
Behavior Sciences/Clinical Psychiatry. 10th ed. Lippincott Williams &
Wilkins; 2007. p. 210-16.
19. Carskadon MA, Dement WC. Principles and practice of sleep medicine.
Monitoring and staging human sleep. 2011: 5: 16-26.
20. Guyton, Hall J.E. Buku ajar fisiologi kedokteran: Guyton. Edisi 12.
Jakarta: EGC; 2013.
21. Pinel, John P.J. Biopsychology. 8th ed. Boston: Pearson Education Inc;
2011. p. 356-69.
22. Hirshkowitz M, et al. National Sleep Foundation’s sleep time duration
recommendations: methodology and results summary. Sleep Health:
Journal of the National Sleep Foundation. 2015; 1: 40–43. Available from:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352721815000157
23. Buysse D, Reynolds CF, Monk TH, Berman SR, Kupfer DJ. The
Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for Psychiatric Practice
and Research. Psychiatric Research [Internet]. 1989 (cited 2016 May
15): 28 : 193-213.
24. Corvallis, Ore. Study: Physical activity impacts overall quality of sleep.
Oregon State University [Internet]. 2011 (cited 2016 May 14). Available
from: http://oregonstate.edu/ua/ncs/archives/2011/nov/study-physical-
activity-impacts-overall-qu
25. Young S N. How to increase serotonin in the human brain without drugs. J
Psychiatry Neurosci [Internet]. 2007 (cited 2016 May 16): 32(6):394-99.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2077351/
26. Carlson NR. Foundations of Physiological physiology. 6th ed. Pearson
Education Inc; 2005. p. 252-54.
27. Reiter RJ, Tan D, Terron MP, Flores LJ, Czarnocki Z. Melatonin and its
metabolites: new findings regarding their production and their radical
scavenging actions [Internet]. Acta Biochimia Polonica. 2007 (cited 2016
May 16): 54 (1): 1-9. Available from:
http://www.actabp.pl/pdf/1_2007/1s.pdf
28. Fredline C. Pengaruh irama sirkadian terhadap jumlah osteoblas tulang

45
Universitas Sumatera Utara
alveolar marmot [skripsi]. Surabaya : Universitas Airlangga; 2012.p. 10.
29. Sastroasmoro, Sudigdo. Dasar – dasar Metode Penelitian Klinis. 2014.
Jakarta: Sagung Seto .
30. Sopiyudin M. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. 2013. Jakarta:
Salemba Medika.
31. Apriana Wieke. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur Remaja
di Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada; 2015.
32. Telford RM, Telford RD, Olive LS, Chrochrane T, Davey R. Why Are
Girls Less Physically Active than Boys? Findings from the LOOK
Longitudinal Study. PLoS ONE [Internet]. 2016 (cited 2016 Dec 3): 11(3):
e0150041. Available from:10.1371/journal.pone.0150041
33. Erlandson MC, Sherar LB, Mosewich AD, Kowalski KC, Baily DA,
Baxter-Jones ADG. Does Controlling for Biological Maturity Improve
Physical Activity Tracking? Med. Sci. Sports Exerc [Internet]. 2011 (cited
2016 Dec 4): 43 (5): 200-207. Available from:
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.668.5116&rep=
rep1&type=pdf
34. Biddle SJH, Gorely T, Stensel DJ. Health-enhancing physical activity and
sedentary behaviour in children and adolescents. Journal of Sports
Sciences [Internet]. 2004 [cited 2016 Dec 4]:22(8): 679-701. Available
from:
http://tandfonline.com/doi/abs/10.1080/02640410410001712412?scroll=to
p&needAccess=true&journalCode=rjsp20
35. Arber S, Bote M, Meadows R. Gender and Socio-Economic Patterning of
Self-Reported Sleep Problems in Britain. Social Science & Medicine
[Internet]. 2009 [cited 2016 Dec 4]:281-289. Available from:
http://epubs.surrey.ac.uk/804131/
36. Johnson eo, Rofh T, Schutz L, Breslau N. Epidemiology of DSM-IV
Insomnia in Adolescence: Lifetime Prevalence, Chronicity, and an Emergent
Gender Difference. PEDIATRICS [Internet]. 2006 [cited on 2016 Dec 2];
117(2) Available from:
http://pediatrics.aappublications.org/content/117/2/e247.long
37. Sharma P, Malhotra C, Taneja DK, Saha R. Problems Related to
Menstruation Amongst Adolescent Girls. Indian Journal of Pediatrics
[Internet]. 2008 [cited 2016 Dec 3]:75. Available from:
http://link.springer.com/article/10.1007/s12098-008-0018-5
38. Chung KF, Cheung M. Sleep-Wake Patterns and Sleep Disturbance among
Hong Kong Chinese Adolescents. SLEEP [internet]. 2008 (cited 4 Dec
2016);31:2. Available from:
http://www.journalsleep.org/Articles/310204.pdf
39. Spear LP. The adolescent brain and age-related behavioral manifestations.
Neuroscience and Biobehavioral Reviews [Internet]. 2000 [cited 2016 Dec
3]:24:417–463. Available from:
https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0149-7634(00)00014-2
40. Fakihan A. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Tidur Pada Lanjut
Usia [skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.2016

46
Universitas Sumatera Utara
41. Brand S, Gerber M, Beck J, Hatzinger M, Puhse U, Trachlser EH. High
Exercise Levels Are Related to Favorable Sleep Patterns and
Psychological Functioning in Adolescents: A Comparison of Athletes and
Controls. Journal of Adolescent Health 46 [Internet]. 2010 [cited 2016
Nov 30 ]. 133–141. Available from:10.1016/j.jadohealth.2009.06.018
42. Dahl RE, Lewin DS. Pathways to Adolescent Health: Sleep Regulation
and Behavior [Internet]. JAdolesc Health. 2002 (cited 2016 Nov 19):
31:175–184. Available from: http://www.jahonline.org/article/S1054-
139X(02)00506-2/abstract
43. White AG, Buboltz W, Igou F. Mobile Phone Use and Sleep Quality and
Length in College Students. International Journal of Humanities and
Social Science. [cited 2016 Dec 4]1:18. Available from:
http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_1_No_18_Special_Issue/7.pdf
44. Demircki K, Akgönül M, Akipinar B. Relationship of smartphone use
severity with sleep quality, depression, and anxiety in university students.
Journal of Behavioral Addictions [Internet]. 2015[cited 2016 Dec 4]: 4(2):
85–92.Available from:
http://www.akademiai.com/doi/pdf/10.1556/2006.4.2015.010

47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
CURRICULUM VITAE

Nama : Vinalola Vera Valentin Manalu


Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 14 Februari 1996
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Kertas no. 13, Ayahanda, Medan
Nomor Telepon : 081213801415
Nama Orang Tua : Robinson Simamora, SE,Ak.,MM,CFE, QIA
Riwayat Pendidikan :
1. Sekolah Dasar Tarakanita 5 2001-2007
2. Sekolah Menengah Pertama Tarakanita 4 2007-2010
3. Sekolah Menengah Atas Santa Theresia 2010-2013
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2013-
sekarang

Riwayat Organisasi :
1. Sekretaris Divisi Pengabdian Masyarakat Tim Bantuan Medis FK USU
2015-2016

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur

pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Medan

Kepada,
Adik-adik Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Medan

Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir skripsi saya, perkenankanlah


saya meminta kesediaan adik-adik untuk mengisi angket penelitian dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik dengan
Kualitas Tidur pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Medan”.

Saya mengharapakan agar adik-adik memberikan jawaban yang sejujur-


jujurnya sesuai dengan keadaan adik-adik yang sebenarnya. Jawaban yang adik-
adik berikan tidak akan berpengaruh terhadap nilai adik-adik di sekolah. Atas
bantuan dan partisipasi adik-adik semua, saya mengucapkan terimakasih.

Peneliti,

Vinalola Vera V M.

Mahasiswa pendidikan program studi kedokteran

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN

Sayayang bertandatangan dibawahini :


Nama :
Umur :
Jenis kelamin : P / L (coret yang tidak perlu)
Aktivitas Organisasi :
Dengan ini menyatakan telah mengerti atas penjelasan dan bersedia untuk
menjadi sampel dalam penelitian “Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas
Tidur pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Medan” dan disertakan dalam data
penelitian.
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap
saya dan keluarga saya serta kerahasiaan semua informasi yang diberikan dijaga
oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Medan, 2016
Responden,

( )

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

Kuisioner IPAQ modifikasi versi Indonesia

INTERNATIONAL PHYSICAL ACTIVITY QUESTIONNAIRE


(IPAQ)

Kami tertarik untuk mengetahui berbagai aktivitas fisik yang dikerjakan

masyarakat sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan berikut akan

menanyakan kepada anda tentang waktu yang anda habiskan untuk aktif secara fisik

selama 7 hari terakhir. Jawablah tiap-tiap pertanyaan meskipun anda tidak

menganggap diri anda sebagai orang yang aktif. Pikirkanlah aktivitas yang anda

kerjakan saat anda bekerja, sebagai bagian dari pekerjaan rumah dan halaman,

perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, dan dalam waktu luang anda pada saat

rekreasi, latihan, atau olah raga.

Pikirkanlah segala aktivitas akhir.

 Aktivitas fisik berat merupakan aktivitas yang membutuhkan tenaga fisik

yang kuat dan membuat tarikan nafas anda lebih cepat dari normal.

 Aktivitas fisik sedang merupakan aktivitas yang membutuhkan kekuatan

fisik sedang dan membuat tarikan nafas anda sedikit lebih cepat dari normal.

Universitas Sumatera Utara


menit per
hari per minggu jenis kegiatan
No kegiatan
I: SAAT PELAJARAN OLAH RAGA/ISTIRAHAT SEKOLAH
Seberapa sering anda melakukan aktivitas fisik sedang seperti
mengangkat benda ringan (< 20 kg), membersihkan kelas
seperti menyapu, membersihkan papan tulis, menari, bermain
1 tenis/badminton ganda, dll ?

Seberapa sering anda melakukan aktivitas berat seperti


mengangkat benda-benda berat, bermain futsal/basket,
badminton/tenis single, lompat tali, dll?
2

Seberapa sering anda berjalan seperti mengangkat benda-benda


berat, bermain futsal/basket, badminton/tenis single, lompat tal,
dll?
3

II: TRANSPORTASI Jenis kendaraan


Seberapa sering anda melakukan perjalanan dengan
kendaraan bermotor seperti kereta api, bis, mobil, angkot,
atau jenis kendaraan motor lainnya?
4

Seberapa sering anda bersepeda sekali waktu saat berpergian


dari satu tempat ke tempat lain?
5

Seberapa sering anda berjalan sekali waktu saat berpergian


dari satu tempat ke tempat lain?
6

III: PEKERJAAN RUMAH, PERAWATAN RUMAH, DAN PERAWATAN KELUARGA Jenis Kegiatan
Seberapa sering anda melakukan aktivitas fisik berat seperti
mengangkat benda berat seperti tabung gas biru, memotong
7 kayu, atau mencangkul di kebun atau dalam rumah?

Seberapa sering anda melakukan aktivitas fisik sedang seperti


mengangkat benda ringan seperti galon air, menyapu
halaman, membersihkan jendela, menyiram tanaman di kebun
8 atau dalam rumah?

IV: REKREASI OLAH RAGA DAN AKTIVITAS FISIK DI WAKTU SANTAI Jenis Kegiatan
Seberapa sering anda melakukan aktivitas berjalan pada saat
santai anda?
9

Seberapa sering anda melakukan aktivitas sedang seperti


bersepeda santai, berolah raga ringan, berenang dengan
10 santai pada saat santai anda?

Seberapa sering anda melakukan aktivitas berat seperti


aerobik, lari, naik sepeda dengan kencang, berenang kencang,
11 futsal pada saat santai anda?

V: WAKTU UNTUK DUDUK


Berapa lama waktu anda gunakan untuk duduk dalam
12 keseharian? duduk

berapa banyak waktu anda gunakan untuk duduk dalam hari


13 libur anda? duduk

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5
KUALITAS TIDUR
The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

Pertanyaan berikut berkaitan dengan kebiasaan tidur anda selama satu bulan
terakhir. Jawaban anda akan menggambarkan apa yang terjadi dalam sebagian
besar malam dan hari sebulan terakhir.
Mohon menjawab seluruh pertanyaan.

Selama satu bulan terakhir,


1. Kapan anda memulai untuk ke tempat tidur?

……………Alasan: ……………………..…………..
2. Berapa menit yang anda butuhkan untuk mulai tertidur setiap malam?

……………Alasan: ……………………..…………..

3. Jam berapa anda biasanya terbangun?

……………Alasan: ……………………..…………..

4. A. Berapa jam anda benar-benar tidur setiap malam?

……………Alasan: ……………………..…………..

B. Berapa jam anda berada di atas tempat tidur?

…………………….

Universitas Sumatera Utara


Tidak <1 kali 1 atau 2 kali > 3 kali
pernah dalam dalam dalam
seminggu seminggu seminggu

5. Dalam satu bulan terakhir, berapa sering anda mengalami kesulitan untuk tertidur, karena....
a. Tidak dapat tertidur dalam 30 menit
sejak berbaring
b. Terbangun di tengah malam atau terlalu
dini
c. Terbangun untuk ke toilet
d. Kesulitan bernapas
e. Batuk atau mengorok
f. Kedinginan di malam hari
g. Kepanasan di malam hari
h. Mimpi buruk
i. Terasa nyeri
j. Alasan lain………………….

6. Dalam satu bulan terakhir, seberapa


sering anda konsumsi obat tidur?
7. Dalam satu bulan terakhir, seberapa
sering anda sulit untuk tidak
mengantuk/tetap terbangun ketika
menyetir, makan, bersosialisasi, atau
aktivitas lainnya?
8. Dalam satu bulan terakhir, seberapa
antusias anda dalam berusaha untuk
menyelesaikan masalah yang ada?
9. Dalam satu bulan terakhir, menurut Sangat Bagus Cukup Sangat
anda, bagaimana kualitas tidur anda? bagus buruk buruk

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6
DATA INDUK
Parameter Kualitas Tidur Alasan
Umur Kualitas
No Jenis Kelamin Aktivitas Fisik Subjektifitas Latensi Durasi Efisiensi Masalah Penggunaan Disfungsi pada mulai ke menit untuk jam bangun
(tahun) Tidur
Kualitas Tidur Tidur Tidur Tidur selama Tidur Obat Tidur Siang Hari tempat tidur tertidur di pagi hari
1 LAKI-LAKI 15 BERAT 1 0 0 1 2 0 0 BAIK 1 1 1
2 LAKI-LAKI 16 BERAT 0 0 0 0 1 0 2 BAIK 1 3 2
3 LAKI-LAKI 16 BERAT 0 0 0 0 1 0 1 BAIK 1 3 2
4 LAKI-LAKI 16 SEDANG 0 1 0 0 1 0 2 BAIK 1 4 2
5 PEREMPUAN 16 SEDANG 2 0 0 0 2 0 3 BURUK 1 3 2
6 PEREMPUAN 15 BERAT 2 0 1 3 2 0 3 BURUK 2 2 2
7 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 0 2 3 2 0 1 BURUK 2 2 1
8 PEREMPUAN 16 RENDAH 1 0 1 0 1 0 3 BURUK 3 3 2
9 PEREMPUAN 16 RENDAH 3 3 3 2 3 0 3 BURUK 4 2 2
10 PEREMPUAN 15 SEDANG 1 0 1 1 1 0 1 BAIK 6 4 1
11 PEREMPUAN 15 SEDANG 1 0 2 0 1 0 3 BURUK 5 4 3
12 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 1 0 0 2 0 2 BURUK 4 4 1
13 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 1 1 0 1 0 2 BURUK 1 4 2
14 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 0 0 0 1 0 1 BAIK 1 3 3
15 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 0 1 0 1 0 1 BAIK 1 4 1
16 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 0 0 0 1 0 1 BAIK 1 1 1
17 PEREMPUAN 15 RENDAH 1 3 0 0 2 0 3 BURUK 2 1 3
18 LAKI-LAKI 15 SEDANG 1 1 1 0 1 0 1 BAIK 3 3 2
19 LAKI-LAKI 16 RENDAH 2 0 0 1 2 0 2 BURUK 3 2 1
20 PEREMPUAN 15 SEDANG 2 0 1 0 2 0 0 BAIK 2 2 2
21 PEREMPUAN 15 BERAT 1 1 1 0 2 0 2 BURUK 1 4 1
22 PEREMPUAN 16 BERAT 1 0 0 0 1 0 3 BAIK 1 3 2
23 PEREMPUAN 16 SEDANG 2 0 0 0 1 0 1 BAIK 1 1 1
24 PEREMPUAN 15 SEDANG 2 1 0 3 1 0 3 BURUK 2 2 2
25 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 2 1 0 1 0 0 BAIK 2 3 2
26 PEREMPUAN 15 SEDANG 2 1 2 0 2 0 1 BURUK 1 1 2
27 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 0 0 0 1 0 1 BAIK 3 1 1
28 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 3 1 2 1 0 3 BURUK 5 1 2
29 LAKI-LAKI 15 BERAT 1 1 0 0 1 0 1 BAIK 6 2 2
30 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 1 0 0 1 0 2 BAIK 4 4 1

Universitas Sumatera Utara


31 LAKI-LAKI 16 BERAT 1 0 0 2 0 0 2 BAIK 2 3 2
32 PEREMPUAN 16 SEDANG 2 2 0 2 1 0 2 BURUK 2 2 2
33 PEREMPUAN 15 SEDANG 0 0 0 2 1 0 0 BAIK 2 1 2
34 PEREMPUAN 15 SEDANG 2 2 0 1 2 0 1 BURUK 1 3 2
35 PEREMPUAN 15 SEDANG 1 0 0 0 1 0 2 BAIK 3 1 1
36 PEREMPUAN 15 SEDANG 1 0 1 0 1 0 2 BAIK 1 1 3
37 PEREMPUAN 16 BERAT 2 3 1 2 1 0 2 BURUK 3 2 1
38 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 1 0 0 2 0 0 BAIK 1 3 1
39 LAKI-LAKI 15 SEDANG 1 0 2 0 1 0 0 BAIK 1 1 2
40 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 3 1 0 1 0 3 BURUK 1 2 1
41 PEREMPUAN 16 BERAT 1 3 0 0 1 0 2 BURUK 1 2 1
42 LAKI-LAKI 16 BERAT 1 0 1 0 0 0 1 BAIK 6 3 2
43 LAKI-LAKI 16 BERAT 1 1 0 1 1 0 1 BAIK 2 1 1
44 LAKI-LAKI 16 BERAT 1 0 0 0 0 0 1 BAIK 3 3 3
45 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 1 0 0 1 0 1 BAIK 1 3 2
46 PEREMPUAN 16 RENDAH 1 1 1 1 1 0 2 BURUK 1 4 2
47 PEREMPUAN 15 SEDANG 1 1 1 1 2 0 2 BURUK 1 1 2
48 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 1 0 0 1 0 1 BAIK 1 1 2
49 PEREMPUAN 15 RENDAH 3 3 2 3 1 0 2 BURUK 1 3 2
50 PEREMPUAN 16 RENDAH 2 3 0 0 2 0 1 BURUK 6 2 2
51 PEREMPUAN 16 SEDANG 0 0 1 2 1 0 2 BURUK 1 1 3
52 LAKI-LAKI 16 BERAT 1 3 0 0 1 0 3 BURUK 2 2 1
53 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 0 0 0 2 0 2 BAIK 2 1 2
54 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 2 1 1 2 0 2 BURUK 2 1 2
55 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 1 1 0 1 0 0 BAIK 2 3 2
56 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 0 0 1 1 0 1 BAIK 2 3 2
57 LAKI-LAKI 15 SEDANG 1 1 0 0 1 0 1 BAIK 3 4 2
58 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 1 0 1 2 0 3 BURUK 2 2 3
59 PEREMPUAN 15 SEDANG 1 3 1 1 1 1 0 BURUK 1 4 2
60 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 0 0 1 1 0 3 BURUK 1 3 2

Universitas Sumatera Utara


61 LAKI-LAKI 16 BERAT 0 0 1 0 1 0 1 BAIK 1 3 3
62 LAKI-LAKI 16 BERAT 1 0 1 2 1 0 2 BURUK 3 2 2
63 LAKI-LAKI 15 SEDANG 1 0 2 2 1 0 3 BURUK 1 3 2
64 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 3 1 2 2 0 2 BURUK 3 4 3
65 LAKI-LAKI 16 BERAT 0 1 0 0 1 0 0 BAIK 1 2 3
66 LAKI-LAKI 16 SEDANG 2 2 1 0 1 0 2 BURUK 4 1 1
67 LAKI-LAKI 16 BERAT 0 1 1 1 0 0 0 BAIK 1 2 3
68 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 2 1 1 1 0 2 BURUK 1 4 3
69 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 1 2 0 1 0 1 BURUK 2 4 3
70 PEREMPUAN 15 RENDAH 1 2 1 3 1 1 3 BURUK 4 4 2
71 LAKI-LAKI 15 SEDANG 1 2 1 0 2 0 1 BURUK 4 4 2
72 LAKI-LAKI 16 SEDANG 1 0 1 0 1 0 1 BAIK 6 4 1
73 LAKI-LAKI 16 BERAT 1 1 0 0 1 0 2 BAIK 6 4 1
74 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 2 1 0 1 0 3 BURUK 1 4 1
75 PEREMPUAN 16 BERAT 1 0 1 0 1 0 2 BAIK 1 3 2
76 PEREMPUAN 15 RENDAH 2 1 0 1 2 0 2 BURUK 1 4 2
77 PEREMPUAN 15 BERAT 1 1 0 1 1 0 2 BURUK 6 4 2
78 PEREMPUAN 16 BERAT 1 2 0 1 1 0 3 BURUK 1 4 2
79 PEREMPUAN 15 SEDANG 2 1 1 0 2 0 3 BURUK 3 4 2
80 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 0 1 1 1 0 0 BAIK 2 3 2
81 PEREMPUAN 15 SEDANG 1 0 1 2 0 0 1 BAIK 2 3 3
82 PEREMPUAN 15 BERAT 0 0 1 0 0 0 1 BAIK 1 4 1
83 PEREMPUAN 15 SEDANG 2 2 1 2 2 0 2 BURUK 2 4 2
84 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 0 1 2 2 0 2 BURUK 1 4 3
85 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 1 0 0 1 0 1 BAIK 1 4 2
86 PEREMPUAN 15 SEDANG 0 0 0 0 1 0 2 BAIK 3 1 2
87 LAKI-LAKI 15 BERAT 1 0 0 0 1 0 2 BAIK 1 1 1
88 PEREMPUAN 16 BERAT 1 2 1 3 2 0 3 BURUK 1 4 2
89 LAKI-LAKI 15 SEDANG 1 1 1 0 1 0 1 BAIK 6 4 1
90 PEREMPUAN 15 SEDANG 1 0 2 0 1 0 3 BURUK 2 3 1

Universitas Sumatera Utara


91 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 1 0 0 2 0 2 BURUK 1 4 2
92 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 0 0 0 1 0 3 BAIK 1 1 1
93 LAKI-LAKI 16 SEDANG 2 2 0 0 1 0 1 BURUK 2 3 1
94 PEREMPUAN 13 SEDANG 1 2 0 0 1 0 3 BURUK 3 2 1
95 LAKI-LAKI 16 BERAT 1 2 0 0 1 0 1 BAIK 6 1 2
96 PEREMPUAN 14 SEDANG 1 0 0 1 1 0 1 BAIK 2 1 1
97 LAKI-LAKI 15 SEDANG 1 0 1 2 1 0 1 BURUK 1 4 2
98 LAKI-LAKI 15 SEDANG 0 1 0 0 1 0 1 BAIK 1 3 1
99 PEREMPUAN 16 SEDANG 0 1 0 0 1 0 1 BAIK 1 3 1
100 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 0 0 0 0 0 1 BAIK 1 2 2
101 LAKI-LAKI 16 SEDANG 0 0 0 0 0 0 0 BAIK 1 3 3
102 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 0 1 0 1 0 1 BAIK 1 1 1
103 PEREMPUAN 15 BERAT 2 3 2 1 2 0 3 BURUK 1 4 2
104 PEREMPUAN 16 RENDAH 1 0 3 0 1 0 3 BURUK 2 3 3
105 LAKI-LAKI 15 RENDAH 1 1 3 2 1 0 3 BURUK 1 4 1
106 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 1 1 1 1 0 1 BURUK 6 4 2
107 LAKI-LAKI 16 SEDANG 0 1 3 1 1 0 1 BURUK 6 4 1
108 LAKI-LAKI 16 BERAT 1 2 0 0 1 0 3 BURUK 3 2 1
109 PEREMPUAN 15 SEDANG 1 2 0 0 1 0 2 BURUK 1 3 2
110 PEREMPUAN 16 SEDANG 1 1 0 1 1 0 1 BAIK 6 3 1

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7
Analisis Statistik
Karakteristik Demografis

Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
LAKI-LAKI 45 40,9 40,9 40,9
Valid PEREMPUAN 65 59,1 59,1 100,0
Total 110 100,0 100,0

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
13 1 ,9 ,9 ,9
14 1 ,9 ,9 1,8
Valid 15 38 34,5 34,5 36,4
16 70 63,6 63,6 100,0
Total 110 100,0 100,0

Statistics
Usia
Valid 110
N
Missing 0
Mean 15,61
Std. Deviation ,560

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis Kelamin * Kualitas
110 100,0% 0 0,0% 110 100,0%
Tidur
Jenis Kelamin * Tingkat
110 100,0% 0 0,0% 110 100,0%
Aktivitas Fisik
Usia * Kualitas Tidur 110 100,0% 0 0,0% 110 100,0%
Usia * Tingkat Aktivitas Fisik 110 100,0% 0 0,0% 110 100,0%

Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Universitas Sumatera Utara


RINGAN 11 10,0 10,0 10,0
SEDANG 71 64,5 64,5 74,5
Valid BERAT 28 25,5 25,5 100,0
Total 110 100,0 100,0
Aktivitas Fisik
Valid 110
N
Missing 0
Mean 2350,53
Std. Deviation 1906,597

Usia * Tingkat Aktivitas Fisik Crosstabulation


Tingkat Aktivitas Fisik Total
RINGAN SEDANG BERAT
Count 0 1 0 1
13
% of Total 0,0% 0,9% 0,0% 0,9%
Count 0 1 0 1
14
% of Total 0,0% 0,9% 0,0% 0,9%
Usia
Count 5 25 8 38
15
% of Total 4,5% 22,7% 7,3% 34,5%
Count 6 44 20 70
16
% of Total 5,5% 40,0% 18,2% 63,6%
Count 11 71 28 110
Total
% of Total 10,0% 64,5% 25,5% 100,0%

Jenis Kelamin * Tingkat Aktivitas Fisik Crosstabulation


Tingkat Aktivitas Fisik Total
RINGAN SEDANG BERAT
Count 2 26 17 45
LAKI-LAKI
% of Total 1,8% 23,6% 15,5% 40,9%
Jenis Kelamin
Count 9 45 11 65
PEREMPUAN
% of Total 8,2% 40,9% 10,0% 59,1%
Count 11 71 28 110
Total
% of Total 10,0% 64,5% 25,5% 100,0%

Kualitas Tidur

Kualitas Tidur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
BAIK 53 48,2 48,2 48,2
Valid BURUK 57 51,8 51,8 100,0
Total 110 100,0 100,0
Kualitas Tidur
Valid 110
N
Missing 0
Mean 6,18
Std. Deviation 2,887

Alasan ke tempat tidur

Universitas Sumatera Utara


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Mengantuk, selesai
52 47,3 47,3 47,3
beraktivitas
Lelah 24 21,8 21,8 69,1
Kebiasaan 14 12,7 12,7 81,8
Valid Berbaring 6 5,5 5,5 87,3
Permintaan Orang Tua 2 1,8 1,8 89,1
tidak tahu 12 10,9 10,9 100,0
Total 110 100,0 100,0

Alasan memulai tidur


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Langsung 24 21,8 21,8 21,8
belum mengantuk, berpikir 20 18,2 18,2 40,0
Valid lelah 31 28,2 28,2 68,2
gadget 35 31,8 31,8 100,0
Total 110 100,0 100,0

Alasan bangun
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
kebiasaan 37 33,6 33,6 33,6
kewajiban 56 50,9 50,9 84,5
Valid
orang tua,alarm 17 15,5 15,5 100,0
Total 110 100,0 100,0

SUBJEKTIF
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat bagus 14 12,7 12,7 12,7
Cukup bagus 77 70,0 70,0 82,7
Valid Cukup buruk 17 15,5 15,5 98,2
Sangat buruk 2 1,8 1,8 100,0
Total 110 100,0 100,0

LATENSI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
<15 menit 47 42,7 42,7 42,7
16-30 menit 34 30,9 30,9 73,6
Valid 31 - 60 menit 17 15,5 15,5 89,1
>60 menit 12 10,9 10,9 100,0
Total 110 100,0 100,0

DURASI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
>7 jam 55 50,0 50,0 50,0
Valid
6 - 7 jam 42 38,2 38,2 88,2

Universitas Sumatera Utara


5 - 6 jam 9 8,2 8,2 96,4
< 5 jam 4 3,6 3,6 100,0
Total 110 100,0 100,0

EFISIENSI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
> 85% 66 60,0 60,0 60,0
75% - 84% 23 20,9 20,9 80,9
Valid 65% - 74% 15 13,6 13,6 94,5
< 65% 6 5,5 5,5 100,0
Total 110 100,0 100,0

GANGGUAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Total skor 0 8 7,3 7,3 7,3
Total skor 1 - 9 75 68,2 68,2 75,5
Valid Total skor 10 - 18 26 23,6 23,6 99,1
Total skor 19 - 27 1 ,9 ,9 100,0
Total 110 100,0 100,0

OBAT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 108 98,2 98,2 98,2
Valid <1x dalam seminggu 2 1,8 1,8 100,0
Total 110 100,0 100,0

DISFUNGSI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Total skor 0 12 10,9 10,9 10,9
Total skor 1-2 39 35,5 35,5 46,4
Valid Total skor 3-4 33 30,0 30,0 76,4
Total skor 5-6 26 23,6 23,6 100,0
Total 110 100,0 100,0

Jenis Kelamin * Kualitas Tidur Crosstabulation


Kualitas Tidur Total
BAIK BURUK
Count 28 17 45
LAKI-LAKI
% of Total 25,5% 15,5% 40,9%
Jenis Kelamin
Count 25 40 65
PEREMPUAN
% of Total 22,7% 36,4% 59,1%
Count 53 57 110
Total
% of Total 48,2% 51,8% 100,0%

Universitas Sumatera Utara


Usia * Kualitas Tidur Crosstabulation
Kualitas Tidur Total
BAIK BURUK
Count 0 1 1
13
% of Total 0,0% 0,9% 0,9%
Count 1 0 1
14
% of Total 0,9% 0,0% 0,9%
Usia
Count 16 22 38
15
% of Total 14,5% 20,0% 34,5%
Count 36 34 70
16
% of Total 32,7% 30,9% 63,6%
Count 53 57 110
Total
% of Total 48,2% 51,8% 100,0%

Aktivitas Fisik terhadap Kualitas Tidur

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Aktivitas Fisik *
110 100,0% 0 0,0% 110 100,0%
Kualitas Tidur

Tingkat Aktivitas Fisik * Kualitas Tidur Crosstabulation


Kualitas Tidur Total
BAIK BURUK
Count 0 11 11
RINGAN Expected Count 5,3 5,7 11,0
% of Total 0,0% 10,0% 10,0%
Count 36 35 71
Tingkat Aktivitas Fisik SEDANG Expected Count 34,2 36,8 71,0
% of Total 32,7% 31,8% 64,5%
Count 17 11 28
BERAT Expected Count 13,5 14,5 28,0
% of Total 15,5% 10,0% 25,5%
Count 53 57 110
Total Expected Count 53,0 57,0 110,0
% of Total 48,2% 51,8% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 12,170a 2 ,002
Likelihood Ratio 16,414 2 ,000
N of Valid Cases 110

Universitas Sumatera Utara


a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 5,30.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kualitas Tidur ,141 110 ,000 ,945 110 ,000
Aktivitas Fisik ,141 110 ,000 ,824 110 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Correlations
Aktivitas Fisik Kualitas Tidur
Correlation Coefficient 1,000 ,265**
Aktivitas Fisik Sig. (2-tailed) . ,005
N 110 110
Spearman's rho
Correlation Coefficient ,265** 1,000
Kualitas Tidur Sig. (2-tailed) ,005 .
N 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PL * Kualitas Tidur Crosstabulation


Count
Kualitas Tidur Total
BAIK BURUK
SEDANG 36 35 71
PL
RINGAN 0 11 11
Total 36 46 82

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 9,942a 1 ,002
Continuity Correctionb 7,990 1 ,005
Likelihood Ratio 14,041 1 ,000
Fisher's Exact Test ,002 ,001
N of Valid Cases 82
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,83.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
For cohort Kualitas Tidur =
,493 ,389 ,624
BURUK
N of Valid Cases 82

PL * Kualitas Tidur Crosstabulation

Universitas Sumatera Utara


Count
Kualitas Tidur Total
BAIK BURUK
BERAT 17 11 28
PL
RINGAN 0 11 11
Total 17 22 39

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 11,839a 1 ,001
Continuity Correctionb 9,499 1 ,002
Likelihood Ratio 15,902 1 ,000
Fisher's Exact Test ,001 ,000
N of Valid Cases 39
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,79.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
For cohort Kualitas Tidur =
,393 ,248 ,623
BURUK
N of Valid Cases 39

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 9

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 10

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai