MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Anatomi Fisiologi
Oleh:
Setyaningrum Adi Kusuma
G1B013041
Kelas: A
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan
interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi
sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai
sistem (Price dan Wilson, 2005).
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan
semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar, dan
berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang
memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang (Price dan Wilson, 2005).
A.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah; bagaimana
anatomi dan fisiologi sistem saraf?
B.
Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi
sistem saraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.
Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di
2.
3.
B.
a.
b.
Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi:
1) Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan
2)
a)
b)
jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur:
Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis.
Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis dan
parasimpatis.
C.
1.
Pengertian Neuron
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a.
Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
1)
Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti kompleks golgi dan
2)
mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta
3)
b.
c.
2.
Klasifikasi Neuron
a.
Fungsi
Klasifikasi neuron secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya:
1)
Neuron sensorik (aferen), menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera
2)
3)
b.
Struktur
Klasifikasi neuron secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya:
1)
Neuron unipolar, memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar neuron
2)
motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dalam golongan ini.
Neuron bipolar, memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan pada organ
indera, seperti amta, telinga dan hidung.
3.
Sel Neuroglial
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang
berfungsi sebagai jaringan ikat.
a.
Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian
b.
besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau kaki vascular.
Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih
c.
d.
fagositik.
Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan ronggal
medulla spinalis.
4.
Kelompok Neuron
a.
Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
b.
Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf
perifer.
c.
d.
Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.
Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan; saraf ini mengandung
serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak termielinisasi.
e.
Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki origo
f.
D.
1.
a.
1)
Perkembangan Otak
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen
dan menerima 1,5% curah jantung. Bagian cranial pada tabung saraf membentuk tiga
pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk membentuk otak: otak depan, otak tengah
dan otak belakang.
a)
i)
Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta
ii)
b)
c)
i)
ii)
mielensefalon.
Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.
Mielensefalon menjadi medulla oblongata.
2)
Lapisan Pelindung
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut
meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan araknoid dan durameter.
a)
b)
Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak.
Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit pembuluh
darah. Ruang araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan mengandung cairan
cerebrospinalis,
c)
pembuluh
darah
serta
jaringan
penghubung
serta
selaput
yang
dalam fisura otak dan terlipat kembali di arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks
serebelum, tentorium serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter
dari araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial
antara perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis.
3)
Cairan Cerebrospinalis
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar otak dan medulla
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan cerebrospinalis menyerupai
plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan serebrospinalis
dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh
darah serebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis
adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan
sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla
spinalis.
4)
Serebrum
Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk bagian terbesar otak.
a)
b)
c)
d)
i)
ii)
iii)
iv)
v)
paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai tempat tulangnya berada.
Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan.
Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum.
Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.
Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal.
Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital.
d)
Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus.
5)
a)
Neuron mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang seperti mengetik. Area
broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya.
b)
c)
Ganglia basal
Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam substansi putih
serebrum.
6)
Diensefalon
Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer
serebral, kecuali pada sisi basal.
a)
Talamus
Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 cm dan panjang 3 cm) substansi abu-abu yang
sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk membentuk
b)
c)
endokrin.
Epitalamus
Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil, badan
pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus.
7)
Sistim Limbik
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam
aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar. Girus singulum, girus
hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian sistem limbic dalam korteks serebral.
8)
Otak Tengah
Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan
serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak
tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak.
9)
Pons
Hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla yang
panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi terletak
dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan. Nuclei saraf cranial V, VI
dan VII terletak dalam pons, yang juga menerima informasi dari saraf cranial VIII.
10)
Serebelum
Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri dari
bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar. Serebelum
bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan
baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP
berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga
berfungsi untuk mempertahankan postur.
11)
Medulla Oblongata
Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus
memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkoral. Pusat medulla adalah
nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi jantung, tekanan darah,
pernapasan, batuk, menelan dan muntah. Nuclei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI
dan XII terletak di dalam medulla.
12)
Formasi Retikular
Formasi retukular atau sistem aktivasi reticular adalah jarring-jaring serabut saraf dan
badan sel yang tersebar di keseluruhan bagian medulla oblongata,pons dan otak tengah.
Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.
b.
Medulla Spinalis
1)
2)
Struktur Umum
Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter
medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking.
Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi
keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Tiga puluh satu pasang (31)
saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral.
3)
Struktur Internal
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih. Kanal
sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H. Batang
atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan sel, dendrite
asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang
vertical atas substansi abu-abu. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral
adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem
saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan
medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral.
4)
Traktus Spinal
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus
anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi
nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.
2.
a.
Saraf Kranial
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf cranial
hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan
serabut motorik.
1)
Saraf Olfaktorius ( CN I )
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal.
Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori
sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada.
2)
Saraf Optik ( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel
akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta
dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut memanjang saat traktus
optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke
area visual lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan.
3)
4)
Saraf Traklear ( CN IV )
Adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan
saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan
membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle otot
menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak.
5)
Saraf Trigeminal ( CN V )
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta
rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot
buksinator. Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal.
Serabut ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi:
i)
Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata, sisi
hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
ii)
Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan
iii)
6)
7)
8)
i)
Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera
pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli
inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area auditori
ii)
9)
Saraf Glosofaringeal ( CN IX )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi
otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa
informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum
dari faring dan laring; neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari
reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu.
10)
Saraf Vagus ( CN X )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan
menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa
informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla dan
pons.
11)
volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan
menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa
informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring,
faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid.
12)
b.
Saraf Spinal
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan
ventral(anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk
satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik),
membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron
eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat
munculnya saraf tersebut.
1)
2)
3)
4)
5)
hipotalamus, medulla dan korteks serebral serta pusat tambahan pada formasi reticular batang
otak.
Serabut aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan
pesan-pesan yang berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan, yang
di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur serabut saraf motorik viseral pada
SSO.
Divisi SSO memiliki 2 divisi yaitu divisi simpatis dan divisi parasimpatis. Sebagian
besar organ yang diinervasi oleh SSO menerima inervasi ganda dari saraf yang berasal dari
kedua divisi. Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO secara anatomis berbeda dan
perannya antagonis.
1)
2)
3)
Neurotransmiter SSO
Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut preganglionik
parasimpatis yang disebut serabut kolinergik. Norepinefrin dilepas oleh serabut post
ganglionik simpatis, yang disebut serabut adrenergic. Norepinefrin dan substansi yang
berkaitan, epinefrin juga dilepas oleh medulla adrenal.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1.
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang mengoordinasikan, mengatur,
2.
3.
motorik.
Unit fungsional sistem saraf adalah neuron. Secara umum, setiap neuron terdiri dari: badan
4.
DAFTAR PUSTAKA
Heryati,Euis dan Nur Faizah. 2008. Psikologi Faal, Diktat Kuliah. Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis ProsesProses Penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit, dkk; editor edisis bahasa Indonesia,
Huriawan Hertanto, dkk. Volume 2. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula; alih bahasa, James Veldman, editor
edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
NIM
: 151.140.0071
KELAS
:1 / C
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Salam serta salawat tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar
muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju
jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan sepertti saat-saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada ibu dosen yang telah ikut serta dalam
pembuatan makalah menjelaskan megenai SISTEM SARAF makalah ini kami buat untuk
memperdalam ilmu kita tentang Biologi.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, namun
demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan sumber
informasi, memberikan masukan pemikiran, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan orang banyak supaya mengetahui apa-apa yang
ada dalam pelajaran Biologi.
Mataram, 15 Desember 2014
penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR
ISIiii
BAB I PENDAHULUAN.1
1. Latar
Belakang1
2. Rumusan
Masalah.2
3. Tujuan
.2
BAB II PEMBAHASAN
3
1. Pengertian Sistem Saraf dan Sel Saraf.3
2. Penyusun Sistem
Saraf.4
3. Fungsi Sistem
Saraf5
4. Klasifikasi Sitem
Saraf.5
5. Mekanisme Penghantar Impuls.8
6. Kelainan Pada Sistem Saraf
8
BAB III
PENUTUP..9
1. Ksimpulan
. 10
2. Kritik dan
Saran10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit,
tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar, misalnya pola
yang mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada
perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat
dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang
kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh
factor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika
sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps
dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya,
sebagian dari jalur jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan
meningkat, sementara yang lain dieliminasi.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas
menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat
indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar
dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Pematangan sistem saraf melibatkan banyak proses pakailah, jika tidak akan hilang.
Setelah sistem saraf terbentuk matang, tetap terjadi modifikasi karena manusia terus belajar
dari rangkaian pengalaman yang dijalani. Sebagai contoh, tindakan membaca makalah ini
sedikit banyak mengubah aktivitas saraf otak, karena ada informasi yang diserap kedalam
ingatan pembaca.
1. Rumusan Masalah.
2. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf dan sel saraf ?
3. Apa saja penyusun sistem saraf ?
4. Apa saja fungsi sistem saraf ?
5. Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
6. Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
7. Apa saja kelainan pada sistem saraf ?
8. Tujuan
9. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.
10. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
11. Untuk mengetahui apa saja penyusun, fungsi, dan klasifikasi sistem saraf.
12. Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.
13. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada sistem saraf.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini terdiri dari
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang
berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi dan direspon
oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi perubahanperubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron yang berfungsi
dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun tanggapan. Untuk
menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf,
antara lain:
1. Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap lingkungan
eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima
menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.
2. Penghantar impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ organ lain. Saraf
tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel
khusus yang memanjang dan meluas.
3. Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan baik dari
dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi rangsangan
yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada manusia adalah
otot dan kelenjar.
1. Penyusun Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu
impuls (rangsangan).
1. Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson.
2. Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi sebagai
penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju ke akson. Pada badan
sel saraf terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan
badan nisel.
3. Dendrit
Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari badan sel.
Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan rangsangan ke badan sel.
Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa
dendrite. Dendrit tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.
4. Akson
Akson dikenal sebagai neurit. Neurit merupakan serabut sel saraf yang panjang dan
merupakan perjuluran dari sitoplasma pada badan sel. Benang-benang halus yang terdapat
dalam neurit dikenal sebagai neurofibril yang dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan dapat mempercepat jalannya rangsangan. Selaput
mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel schwann yang dapat membentuk suatu jaringan yang
menyediakan makanan untuk neurit dan juga membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin
sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari resiko kerusakan. Bagian neurit
ada yang tidak terbungkus oleh lapisan myelin dapat disebut dengan nodus ranvier, yang
berfungsi sebagai mempercepat jalannya rangsangan.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan
membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau
simpul saraf.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf
sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1. Sel saraf sensori
Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia,
aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indra
untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari reseptor
ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
1. Sel saraf motor
Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang
panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan
efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari
sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap
rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
1. Sel saraf intermediet (Neuron konektor)
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
1. Fungsi Sistem Saraf
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
1. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya.
3. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4. Mengekspresikan emosi.
5. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan
organ lain.
6. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi
bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
1. Klasifikasi Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri
atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).
Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka
perlu perlindungan dari rangka.
1. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan
mengendalikan belahan kiri.Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas
permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.Otak juga sebagai pusat penglihatan,
pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan.Bagian dalamnya berwarna putih
berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak
terdiri dari 3 bagian, yaitu
1. Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon
berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).Diencephalon berkembang menjadi thalamus,
hipotamus.
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah
koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi
dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
1. Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari,
seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum
tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.Dalam sistem ini terdapat beberapa
jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan
yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi
ganglion.Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik mempunyai
efek yang berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatetik : memperlambat denyut
jantung, menurunkan tekanan darah mempercepat gerakan-gerakan usus serta sekresi
kelenjar. Sementara sistem saraf simpatetik kebalikannya.
1. Parasimpatik
2. mengecilkan pupil
3. menstimulasi aliran ludah
4. memperlambat denyut jantung
5. membesarkan bronkus
6. menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
7. mengerutkan kantung kemih
8. Simpatik
9. memperbesar pupil
10. menghambat aliran ludah
11. mempercepat denyut jantung
12. mengecilkan bronkus
13. menghambat sekresi kelenjar pencernaan
spastic, dan gerakan tidak sadar dapat terjadi serta tidak terkendali, sehingga sering
menimbulkan kejang kejang dan kaku.
4. Poliomielitis
Poliomielitis adalah contoh kerusakan neuron motorik bawah, dimana otot yang terserang
menjadi lumpuh dan lemah, juga mengecil dan kehilangan refleks refleks normal. Bila
penderita adalah anak-anak, anggota geraknya tidak dapat berkembang.
5. Terputusnya Serabut Saraf Campuran
Terputusnya serabut saraf campuran yang lazim terjadi pada kecelakaan lalu lintas dapat
menyebabkan daerah daerah yang dilayaninya kehilangan kemampuan bergerak, karena hal
ini merupakan cedera neuron motorik bawah yang menyebabka hilangnya perasaan. Cedera
pada serabut saraf tepi dapat diperbaiki melalui pembedahan, tetapi jika cedera tersebut
terjadi pada serabut saraf utama anggota gerak, dibutuhkan waktu cukup lama untuk
menyembuhkan atau menumbuhkan kembali saraf yang cedera itu. Sementara itu, fisioterapi
perlu diterapkan guna membantu proses ini dan mempertahankan tonus otot yang terserang.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron).Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan.Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem
saraf perifer.Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.Sistem saraf
perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
1. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari
sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan
materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan
akan selalu diingat.
DAFTAR PUSTAKA
jantung, pernafasan, pencernaan, dan urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem
saraf juga mengatur aliran darah, dan konsentrasi osmotik darah.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua
sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja
untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya
untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima
melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan
rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dibuatkannya makalah ini yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
saraf
BAB II
PEMBAHASAN
saraf
tepi
saraf motorik
Sistem saraf parasimpatetik
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
b.
c.
Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal
ini dilakukan oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga,
lidah,
dan
kulit.
Karena
ada
indera,
dengan
mudah
kita
dapat
Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat
bekerja serasi sesuai dengan fungsi masing-masing.
c.
membentuk
suatu
jaringan
untuk
mengantarkan
impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a.
Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan
sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria,
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan
kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
b.
Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c.
Akson (Neurit)
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benangbenang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis
selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk
mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh selsel sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan
makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin
sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian
neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan
nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
b.
c.
sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
Otak
Otak tengah
(mesensefalon)
Otak belakang
(rhombensefalon)
A. Corpora quadrigema
B. Serebral peduncles
A. Pons
B. Medulla
C. Cerebellum
A.Telensefalon:
1. Korteks serebral (massa kelabu)
2. Massa putih (core)
B. Diensefalon:
1. Thalamus
2. Hipothalamus
a.
Telensefalon (Cerebrum)
Cerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari
otak kita yaitu 7/8 dari otak. Cerebrum mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu
otak besar belahan kiri yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian
kanan. Kemudian otak besar belahan kanan yang berfungsi mengatur kegiatan
organ tubuh bagian kiri.
Cerebrum memiliki bagian yang terdiri atas korteks serebral dan massa
putih atau core, yaitu:
1)
Lobus osipitalis, bertanggung jawab pada hal-hal yang berkenaan dengan input
b)
visual.
Lobus temporalis, bertanggung jawab pada hal-hal yang berkenaan dengan
c)
sensasi suara.
Lobus parietalis, berfungsi sebagai pusat kesadaran posisi tubuh, yang
d)
b.
Diencephalaon
Diencephalaon merupakan bagian otak yang terletak di bagian atas dari
batang otak dan di depan mesencephalon. Diencephalaon terdiri dari talamus
yang berfungsi untuk stasiun pemancar bagi impuls yang sampai di otak dan
medulla spinalis. Bagian yang kedua adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai
pusat pengaturan suhu tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh,
rasa lapar, sexualitas, watak, dan emosi.
1)
Thalamus, berperan sebagai stasiun relay dan pusat integrasi sinaptik untuk
proses preliminary dari semua input sensori yang menuju ke korteks. Thalamus
menyeleksi sinyal-sinyal yang tidak signifikan dan meyalurkan impuls-impuls
sensori yang penting ke daerah yang tepat pada korteks somatosensori, dan
juga daerah otak yang lain.
merupakan
bagian
otak
yang
terletak
di
depan
oblongata
atau
disebut
batang
otak.
juga
dengan
Terletak
sumsum
langsung
lanjutan
setelah
otak
atau
dan
sebagai
pusat
pengaturan
ritme
respirasi,
denyut
jantung,
ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan
sayap bawah disebut tanduk ventral.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang
melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang
melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel
saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf
sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Fungsi utama sumsum tulang belakang yaitu:
a)
b)
a.
Saraf cranial I (saraf olfaktori) merupakan serabut murni, membawa impuls dari
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
vestibular
dan
kanalis
semisirkularis,
sedangkan
cabang
koklear
motor
parasimpatetik
somatik
menginervasi
menginervasi
kelenjar
otot-otot
ludah.
faring,
Sedangkan
dan
serabut
serabut
sensoris
membawa impuls dari faring, tonsil, lidah, bagian posterior dan reseptor tekanan
j.
somatik
menginervasi
faring
dan
laring,
sedangkan
serabut
l.
2.
Menuju
8 pasang
Serviks
12 pasang
Punggung
Organ-organ dalam
5 pasang
Lumbal/pinggang
Paha
5 pasang
Sakral/kelangkang
1 pasang
Koksigeal
B.
Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh
kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer
disebabkan oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh
slow viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak.
Infeksinya terjadi waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.
b) Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan
memori diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya
bervariasi dimulai dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis,
defisiensi vitamin B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah
c)
di otak atau jalur saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat
disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinalis.
BAB III
PENUTUP
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
bergabung
membentuk
suatu
jaringan
untuk
mengantarkan
impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf
motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan
antara saraf tersebut disebut sinapsis. Impuls dapat dihantarkan melalui
beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan
sinapsis.
DAFTAR PUSTAKA
Bauman, R. and Steve, D. 1991. Human dan Anatomy and Physiology, Laboratory
Textbook. Whittier Publications Inc, United States of America.
Campbell, Reece, Mitchel. 2005. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Pack, P. E. 2001. Biology 2nd Edition CliffsAP. Hungry Minds, Inc., New York.
Rae-Dupree, J. and Pat. 2007. Anatomy and Physiology for Dummies. Wiley
Publishing Inc., Indiana.
Sinaga, E. dan Melva Silitonga. 2011. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Medan:
UNIMED Press
Anonim.https://www.google.com/search?
q=sel+saraf+dan+bagianbagiannya&client=fir
US:official&channel. (Tanggal akses: 20 maret 2014)
efoxa&rls=org.mozilla:en-