Anda di halaman 1dari 23

Peran Apoteker Terkait Dengan

Pandemi Covid-19

- Anggya Bellavita Nafitri (202010471011021)


- Siti Raudatul Jannah (202010471011023)
- Hendra Yadi (202010471011030)
- Dea Imeldha Michelia Y (202010471011036)
- Aulia Suci Wulandari (202010471011047)
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit
pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan
infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih
serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara
hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari
kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun,
hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum
diketahui(Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2020).

COVID-19 ?
Dikutip dari WHO gejala-gejala Covid-19 yang paling umum adalah
demam, batuk kering, dan rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih
jarang dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri
dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam
pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-
gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara
bertahap. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang
dengan kondisi medis penyerta seperti tekanan darah tinggi,
gangguan jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki
kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius.

Gejala Covid-19
Menurut Kemenkes, Gejala COVID-19 bisa muncul dalam 2 hari
sampai 2 minggu setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya.
Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala
dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR. Untuk menemukan
tempat melakukan rapid test atau PCR.
Pada beberapa penderita, COVID-19 dapat tidak menimbulkan
gejala sama sekali. Orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-
19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun tidak mengalami gejala
disebut sebagai kasus konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap
bisa menularkan COVID-19 ke orang lain.
Menurut WHO virus Covid-19 dapat menyebar terutama dari
orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut
yang keluar saat orang yang terinfeksi Covid-19 batuk, bersin atau
berbicara. Percikan-percikan ini relatif berat, perjalanannya tidak
jauh dan jatuh ke tanah dengan cepat.Percikan-percikan ini dapat
menempel di benda dan permukaan lainnya di sekitar orang
seperti meja, gagang pintu, dan pegangan tangan. Orang dapat
terinfeksi dengan menyentuh benda atau permukaan tersebut,
kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka.

Penularan Covid-19
Menurut Kemenkes, COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi 
efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila menyerang orang-
orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis penyerta
seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru-paru, diabetes,
atau kanker.
Karena mudah menular, penyakit ini juga berisiko tinggi menginfeksi para
tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, tenaga
medis dan orang yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19 perlu
menggunakan alat pelindung diri (APD).

Faktor Resiko Covid-19


Menurut WHO cara mengurangi risiko terinfeksi atau
menyebarkan COVID 19 dengan cara melakukan beberapa
langkah seperti:

1. Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun,
atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
2. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain.
3. Hindari pergi ke tempat-tempat ramai.
4. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.
5. Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda menjalankan etika
batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku
terlipat atau tisu saat batuk atau bersin, segera buang tisu bekas
tersebut.

Mencegah Penularan Covid-19


MenurutKemenkessaat ini, belum ada obat untuk mengatasi penyakit
COVID-19. Jika telahdiagnosis COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau
hanya mengalami gejala ringan, maka bisa melakukan perawatan mandiri di
rumah, yaitu:
1. Melakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah
dan menjaga jarak dengan orang dalam satu rumah.
2. Mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
3. Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.
4. Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.
5. Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.
6. Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi
dengan dokter.
7. Perhatikan gejala yang Anda alami dan segera hubungi dokter jika gejala
memburuk.
Tatalaksana Covid-19
Bagaimana peran apoteker sebagai tenaga
kesehatan di tengah pandemi Covid-19 dalam
berbagai pelayanan kefarmasian ?
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian, Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang
telah lulus sebagai Apoteker dan telahmengucapkan
sumpah jabatan Apoteker.

Apoteker ?
Peran, Tugas & Tanggungjawab Apoteker

Menurut PP no 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian,


disebutkan bahwa apoteker mempunyai peran sebagai penanggung
jawab di industri farmasi dan fasilitas pelayanan kesehatan (apotek,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau
praktek bersama).
Peran, Tugas & Tanggungjawab Apoteker

Peran

1. Sebagai penanggung jawab di industri farmasi pada bagian pemastian mutu (Quality
Assurance), produksi, dan pengawasan mutu (Quality Control).
2. Sebagai penanggungjawab Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yaitu di apotek, diInstalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS), puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek bersama.
3. Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen
aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien.
4. Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian, apoteker
dapat mengangkat seorang Apoteker pendamping yang memiliki SIPA.
Peran, Tugas & Tanggungjawab Apoteker

Tugas

1. Melakukan pekerjaan kefarmasian (pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan


Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional).
2. Membuat dan memperbaharui SOP (Standard Operational Procedure) baik di industri
farmasi maupun Rumah Sakit.
3. Harus memenuhi ketentuan cara distribusi yang baik yang ditetapkan oleh menteri saat
melakukan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan farmasi.
4. Apoteker wajib menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat
atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Peran, Tugas & Tanggungjawab Apoteker
Tanggungjawab

1. Melakukan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) di apotek untuk memenuhi


kebutuhan masyarakat terhadap sediaan farmasi dalam rangka pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, juga untuk melindungi masyarakat dari bahaya
penyalahgunaan atau penggunaan sediaan farmasi yang tidak tepat dan tidak memenuhi
persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan.
2. Menjaga rahasia kefarmasian di industri farmasi dan di apotek yang menyangkut proses
produksi, distribusi dan pelayanan dari sediaan farmasi termasuk rahasia pasien.
3. Harus memenuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang ditetapkan oleh
Menteri dalam melakukan pekerjaan kefarmasian dalam produksi sediaan farmasi, termasuk
di dalamnya melakukan pencatatan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses produksi
dan pengawasan mutu sediaan farmasi pada fasilitas produksi sediaan farmasi.
Peran, Tugas & Tanggungjawab Apoteker

Lanjutan….
1. Tenaga kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi
sediaan farmasi harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
produksi dan pengawasan mutu.
2. Menerapkan standar pelayanan kefarmasian dalam menjalankan praktek kefarmasian pada
fasilitas pelayanan kefarmasian.
3. Wajib menyelenggarakan program kendali mutu dan kendali biaya, yang dilakukan
melalui audit kefarmasian.
4. Menegakkan disiplin dalam menyelenggarakan pekerjaan kefarmasian yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan aturan perundang-undangan
Peran Apoteker di Industri Farmasi terkait Covid-19

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI no 1799 tahun 2010, industri Farmasi


adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Obat yang dihasilkan harus memenuhi
standar tkeamanan, mutu, serta khasiat untuk tujuan pengobatan. Apoteker
mempunyai peran sebagai penanggung jawab pada pemastian mutu, produksi,
pengawasan mutu serta pengembangan obat.
Melihat kondisi dunia saat ini dimana sedang dihadapi dengan adanya pandemi
covid-19 maka Apoteker di industri farmasi mempunyai peran dan tanggungjawab
yang sangat besar dalam memastikan sediaan farmasi yang diproduksi bermutu,
aman dan berkhasiat untuk mengurangi berbagai gejala klinik yang dialami pada
penderita covid-19.
Peran Apoteker di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian terkait
Covid-19

Menurut Undang-undang no 39 tahun 2009, fasilitas pelayanan kesehatan


merupakan suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Pelayanan
kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggungjawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Apoteker memiliki peran penting
dalam menjaga kesehatan pasien melalui pelayanan kefarmasian. Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian yang digunakan dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian
adalah apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, took obat atau
praktek bersama.
Peran Apoteker di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian terkait
Covid-19

Apotek

Berdasarkan PerMenKes No 73 tahun 2016 Pasal 3 ayat 1, Standar


Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi standar pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, bahan medis pakai serta pelayanan farmasi
klinik. Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek harus
didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia serta sarana
prasarana. PerMenKes no 73 tahun 2016 Pasal 6 juga menyatakan
bahwa penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Apotek harus
menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.
Peran Apoteker di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian terkait
Covid-19

Apoteker di apotek memiliki peran menyiapkan sediaan farmasi yang tepat


untuk pengobatan pasien. Apakah obat yang diberikan kepada pasien sudah
tepat, tidak memberikan efek samping yang merugikan, obat tersebut aman atau
tidak itu semua adalah peran dari apoteker. Hal ini dikarenakan hanya apoteker
yang dapat mengetahui dosis penggunaannya, bagaimana penggunaannya, efek
samping yang ditimbulkan, kestabilan di berbagai macam kondisi, rute
pemberian obat, serta toksisitasnya.
Dalam masa pandemi Covid-19 saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa
banyak rumah sakit yang menjadi rumah sakit rujukan pasien covid-19.
Selain itu juga jumlah pasien rujukan akibat covid-19 selalu mengalami
peningkatan setiap harinya, sehingga diharapkan apotek bisa menjadi
wadah untuk pengobatan masyarakat. Apoteker juga memiliki peran
memberikan informasi terkait covid-19 serta seperti minum vitamin yang
cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Peran Apoteker di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian terkait
Covid-19

Rumah Sakit

Instalasi Farmasi Rumah sakit sebagai tempat praktek Apoteker di Rumah


sakitmerupakan unit yang bertanggung jawab terhadap penyelengaraan semua
kegiatan pekerjaan kefarmasian meliputi pengelolaan perbekalan farmasi mulai
dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan,
dan pelayanan langsung kepada pasien. Sesuai dengan Permenkes no 72 tahun
2016, tentang standar pelayanan Kefarmasiaan di rumah sakit, Pelayanan
kefarmasian merupakan pelayanan menyeluruh untuk  penyediaan obat bermutu
(product oriented)  dan pelayanan langsung kepada pasien (patient oriented ).
Peran Apoteker di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian terkait
Covid-19 (Rumah Sakit)

●Pengelolaan dan Penyediaan perbekalan Farmasi


1. Membuat perencanaan kebutuhan obatataualatkesehatandan alat pelindung
diri dengan akurat Mencari referensi, dan buku panduan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan Apoteker dalam mencari solusi apabila obat
atau alat kesehatan atau Alat pelindung diri (APD) yang dibutuhkan sulit
didapat.
2. Meningkatkan kerjasama dengan Apoteker di RS lain, untuk bertukar
informasi terkait penyediaan obat/alkes dan informasi supplier.
3. Bekerjasama dengan Panitia Farmasi dan Terapi, maupun dengan Tim-Tim
yang terlibat seperti Tim pengendalian Infeksi, Tim Satgas Covid dan juga
komite medis, untuk mencari alternative obat/alkes yang dapat digunakan
sebagai best alternative.
4. Melakukan seleksi dan bekerjasama dengan beberapa supplier yang memiliki
izin distribusi secara legal.
Peran Apoteker di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian terkait
Covid-19 (Rumah Sakit)

●Pelayanan Kefarmasian kepada pasien


Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, maka apoteker harus memiliki kemampuan
terkait COVID-19 dan pengobatannya. Sampai saat ini, WHO belum mengeluarkan standar
terapi yang dapat dijadikan acuan untuk pengobatan pasien COVID-19. Pengobatan yang
ada mengacu kepada referensi dan panduan yang dikeluarkan oleh Kemenkes dan Ikatan
dokter Indonesia (IDI)  maupun Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Untuk dapat memberikan
informasi dan konseling, Apoteker harus menerapkan prinsip  kewaspadaan standar dalam
memberikan pelayanan kepada pasien untuk mengurangi risiko infeksi lebih lanjut.
Kewaspadaan standar meliputi kebersihan tangan dan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) untuk menghindari kontak langsung dengan sekret (termasuk sekret pernapasan),
darah, cairan tubuh, dan kulit pasien yang terluka. Disamping itu juga mencakup pencegahan
luka akibat benda tajam dan jarum suntik, pengelolaan limbah yang aman, pembersihan,
desinfeksi dan sterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien, serta pembersihan dan
desinfeksi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai