Anda di halaman 1dari 52

COVID-19

Penyakit yang disebabkan virus Corona


01. 02.
TENTANG COVID-19 DATA STATISTIK COVID-19
Definisi, sejarah dan klasifikasi Persebaran, jumlah kasus,
kasus morbiditas dan mortalitas

03. 04.
UPAYA PENANGGULANGAN KESIMPULAN
Langkah-langkah strategis yang perlu Estimasi kondisi kedepan, estimasi
dilakukan untuk meminimalisir dampak dampak dan diskusi lanjut
"Kita bahu-membahu semua, saling bersatu
menggalang untuk menyehatkan Indonesia,"

—Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K)RN


(Menteri Kesehatan Republik Indonesia)
COVID-19

COVID-19 adalah penyakit infeksius, disebabkan


oleh virus yang baru ditemukan yaitu SARS-
CoV-2 (coronavirus). Sebelum munculnya wabah
yang berasal dari Wuhan, Cina pada bulan
Desember 2019, tidak ada informasi yang diketahui
mengenai virus ini.
SEJARAH
Leluhur tertua dari keluarga virus corona telah tercatat sejak 9 abad
sebelum masehi. Beberapa penelitian mencatat keluarga virus corona
yang sebelumnya pernah teridentifikasi yaitu:

● Betacoronavirus
● Deltacoronavirus
● Gammacoronavirus
● Alphacoronavirus
SARS-COV-2 & COVID-19

Hewan  manusia
01.
TENTANG
COVID-19
Ketahui apa yang kita lawan
GEJALA DARI COVID-19

INVESTIGASI
DEMAM PENYAKIT PERNAPASAN LANJUTAN
Riwayat demam atau kondisi Batuk/sesak nafas/sakit Tidak ada penyebab lain dan/atau
saat ini demam dengan suhu tenggorokan/pilek/pneumonia riwayat kontak erat/bepergian ke
≥38 C ringan hingga berat wilayah wabah
PENULARAN COVID-19

MANUSIA PERMUKAAN
Penyakit ini dapat menular dari orang ke Droplet kecil itu juga dapat jatuh ke
orang melalui droplet kecil dari hidung berbagai permukaan benda, yang artinya
ataupun mulut orang yang terinfeksi saat setiap orang yang menyentuh permukaan
batuk atau menghembuskan napas tersebut lalu menyentuh
mata/hidung/mulutnya juga dapat
terinfeksi
KONTAK ERAT
Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius
1 meter dengan kasus pasien dalam pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga
14 hari setelah kasus timbul gejala.

Termasuk kontak erat adalah:


a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus
tanpa menggunakan APD sesuai standar.
b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus (termasuk tempat kerja, kelas, rumah, acara
besar) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
c. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis alat angkut/kendaraan dalam 2 hari sebelum
kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
DEFINISI OPERASIONAL
PDP

KASUS Pasien Dalam Pengawasan


TERKONFIRMASI
ODP

KASUS BELUM Orang Dalam Pengawasan


TERKONFIRMASI
OTG

Orang Tanpa Gejala


PDP
1) Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38 C) atau riwayat demam;
disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit
tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.

2) Orang dengan demam (≥38 C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.

3) Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
ODP
1) Orang yang mengalami demam (≥38 C) atau riwayat demam; atau gejala gangguan sistem
pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal*.

2) Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk
DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19.
OTG
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko
tertular dari orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa
gejala (OTG) merupakan kontak erat dengan kasus
konfirmasi COVID-19.
KASUS
KONFIRMASI ✔

Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil


pemeriksaan tes positif melalui pemeriksaan PCR.
SEKITAR 80% ORANG
YANG TERINFEKSI
AKAN PULIH TANPA
TERAPI KHUSUS
TERTENTU
KARANTINA
Karantina rumah (Isolasi Mandiri):
OTG, ODP, PDP Gejala Ringan

Karantina Fasilitas Khusus/ RS Darurat COVID-19:


ODP usia diatas 60 tahun dengan penyakit penyerta yang terkontrol,
PDP Gejala Sedang
PDP ringan tanpa fasilitas karantina rumah yang tidak memadai

Karantina Rumah Sakit:


PDP Gejala Berat
RS RUJUKAN COVID-19

DKI Jakarta Jawa Barat


1. RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso 1. RSUP Hasan Sadikin, Bandung
2. RSUP Persahabatan 2. RS Paru Rotinsulu, Bandung
3. RSUP Fatmawati 3. RS Paru Goenawan Partowidigdo, Cisarua
4. RSPAD Gatot Subroto 4. RSUD Slamet, Garut
5. RSUD Cengkareng 5. RSUD Syamsudin, Sukabumi
6. RSUD Pasar Minggu 6. RSUD Kabupaten Indramayu
7. RSU Bhayangkara Tk.1 R. Said Sukanto 7. RSD Gunung Jati, Cirebon
8. RSAL Mintoharjo 8. RS Tk.II 03.05.01 Dustira, Cimahi
Banten
1. RSU Kabupaten Tangerang http://www.ksp.go.id/
2. RSUD Drajat Prawiranegara, Serang
SKRINING
COVID-19
Bagaimana mekanisme dan prioritasnya?
Kategori A Prioritas awal
• Masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi, seperti orang dalam pemantauan (ODP),
pasien dalam pengawasan (PDP) beserta keluarga, tetangga, dan kerabatnya, dan juga
petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani COVID-19.

Kategori B Prioritas menengah


• Masyarakat yang bekerja di puskesmas atau klinik, serta masyarakat dengan profesi
yang interaksi sosialnya tinggi (TNI, polisi, pejabat publik, ulama, petugas bandara, atau
pedagang pasar).

Kategori C Prioritas lanjut


• Masyarakat yang memiliki gejala COVID-19 berdasarkan keterangan dari fasilitas
kesehatan, bukan diagnosis sendiri.

SIMULASI PRIORITAS SKRINING


COVID-19 DI JAWA BARAT
02
DATA STATISTIK
COVID-19
Kondisi riil dunia dalam Pandemi ini
WHO: COVID-19 RESMI DINYATAKAN PANDEMI

Negara yang Belum


Terinfeksi

Negara dengan Kasus


Terkonfirmasi
DATA INDONESIA PER 1 APRIL 2019

1677 157 103


KASUS TERKONFIRMASI MENINGGAL SEMBUH

CASE FATALITY RATE INDONESIA: 9,3% | CASE FATALITY RATE DUNIA: 5,0%
Indonesia sebagai Negara dengan persentase kematian tertinggi nomor dua,
Indonesia sebagai Negara dengan persentase kesembuhan terendah nomor dua
JUMLAH KASUS TERUS BERTAMBAH
5 PROVINSI DENGAN
KASUS TERKONFIRMASI TERBANYAK

TERKONFIRMASI MENINGGAL

DKI JAKARTA 808 85

JAWA BARAT 220 21

BANTEN 152 7

JAWA TENGAH 104 9

JAWA TIMUR 104 5


47,194
Angka Kematian Kasus Terkonfirmasi COVID-19 di Seluruh Dunia

935,346
Total Kasus Terkonfirmasi COVID-19 di Seluruh Dunia
03
UPAYA
PENANGGULANGAN
Apa yang kita bisa lakukan untuk meminimalisir
dampak
PHYSICAL
DISTANCING IS
ONE OF THE
KEY
Orang Terinfeksi

Orang Tidak Terinfeksi

Tanpa Physical Distancing Dengan Physical Distancing


LINDUNGI DIRI SERTA CEGAH PENULARAN KE
ORANG LAIN

Cuci tangan dengan air dan Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan Usahakan untuk tidak
sabun, atau antiseptik yang orang lain terutama di tempat umum menyentuh mata, mulut dan
mengandung alkohol maupun dari orang yang bergejala tangan

Tutup mulut dengan dalam siku Periksakan diri ke fasilitas Ikuti instruksi pemerintah dan
atau tisu sekali buang jika kesehatan terdekat bila tenaga kesehatan serta terus
batuk/bersin; gunakan masker mengalami demam tinggi dan update informasi dari sumber
jika bergejala sesak/sulit bernapas terpercaya
Langkah Mudah Mencuci Tangan
APA YANG HARUS DILAKUKAN BILA BERADA DI
TEMPAT WABAH

01 02
Isolasi mandiri selama 14 hari jika merasa Jika harus pergi ke tempat umum, gunakan
tidak enak badan, meskipun hanya gejala masker untuk menghindari risiko menularkan
ringan seperti batuk pilek ke orang lain

03 04
Jika mengalami demam tinggi dan/atau Beri informasi secara terbuka pada tenaga
sesak/kesulitan bernapas, segera periksakan kesehatan, termasuk riwayat bepergian ke
diri ke fasilitas kesehatan negara/wilayah yang berisiko tinggi
REKOMENDASI SUMBER INFORMASI
SIAPA YANG HARUS
MENGGUNAKAN MASKER?
● Orang dengan gejala gangguan saluran napas seperti batuk dan sesak, termasuk saat berobat
● Orang yang merawat orang lain dengan gejala gangguan saluran napas
● Pekerja kesehatan, ketika memasuki ruangan pasien atau mengobati pasien dengan gejala
gangguan saluran napas
● Masker medis tidak diperlukan untuk masyarakat umum yang tidak memiliki gejala
gangguan saluran napas
● Namun, masker kadang digunakan di beberapa negara sebagai kebiasaan budaya setempat.
● Jika masker biasa yang digunakan, maka cara menggunakan, melepas,
pembersihan/pembuangan serta kebersihan tangan setelahnya harus tetap mengikuti petunjuk
yang ada.
CARA MEMAKAI DAN
MELEPASKAN MASKER
● Cuci tangan dengan gel/cairan pembersih berbasis alkohol atau sabun dan air
● Tutup mulut dan hidung serta pastikan tidak ada sela yang tersisa
● Hindari menyentuh masker saat sedang digunakan
● Lepas dengan memegang bagian belakang masker (jangan sentuh bagian depannya);
segera buang di tempat sampah tertutup, lalu cuci tangan dengan gel/cairan
pembersih berbasis alkohol atau sabun dan air
Masker harus menutupi hidung hingga bawah dagu
TINGKATKAN IMUNITAS TUBUH!
Diet sehat Hindari
Tidur cukup
seimbang merokok

Olahraga Hindari minum


Hindari stress
teratur alkohol

Suplemen (jika
Vaksinasi
Jaga perlu): Probiotik,
(influenza dan
kebersihan zink, vitamin C,
pneumonia)
vitamin D3
04.
KESIMPULAN
Bagaimana langkah kedepan?
MODEL A
Oleh Bappenas RI
Sumber: Bappenas RI
HARI INI

Sumber: Bappenas RI
MODEL B
Oleh Ikatan Alumni Matematika Universitas Indonesia
PROYEKSI MATEMATIS
SEMAKIN TINGGI TINGKAT INTERVENSI DAN
KEPATUHAN MASYARAKAT, MAKA JUMLAH
KASUS DAPAT LEBIH TERKONTROL
TERIMA KASIH!
Apakah ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai