Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 9

CORONA VIRUS
DAN VAKSIN
Your Picture Here And Send To Back

Kelompok 9

Bagas Nandito Putra Devinta Herawati K Novita Iskanda C.H Rajni Azizah Silvia Wulandari
P24840120017 P24840120023 P24840120067 P24840120077 P24840120089
CORONA
VIRUS
o ro n a v ir u s d a n COVID-19 itu?
Apakah C lu a rga besar virus
m e ru p a k a n k e
Coronavirus kit p a d a manusia dan
k a n p e n y a
yang menyebab a n y a m e nyebabkan
s ia b ia s
hewan. Pada manu rn a p a san, mulai flu
i sa lu ra n p e
penyakit infeks g s e ri us se perti Middle
a k it ya n
biasa hingga peny e (M ERS) dan
to ry S y n d ro m
East Respira B e ra t/ S evere Acute
s a n A k u t
Sindrom Pernafa R S). Coronavirus
S yn d ro m e (S A
Respiratory p a d a manusia sejak
g d ite m u ka n
jenis baru yan l d i W u h a n Cina, pada
a m u n c u
kejadian luar bias d ib e ri n am a Severe
m u d ia n
Desember 2019, ke m e C o ro navirus 2
ry S y n d ro
Acute Respirato b abkan penyakit
V 2 ), d a n m e n y e
(SARS-CO (C O VID-19).
is e a se -2 0 1 9
Coronavirus D
Seberapa bahayanya COVID-19 ini?
Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat
menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit
tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80% kasus
dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1
dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang
parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan
bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap.
Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah
(sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut,
dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah
ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah
tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih
rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat
perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus
konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka
kesembuhan akan terus meningkat.
Bagaimana manusia bisa
terinfeksi COVID-19?

Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19.


Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet)
dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet
tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian
jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah
terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu
menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka
orang itu dapat terinfeksi COVID19. Atau bisa juga seseorang
terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet
dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk
menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang
sakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan
penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan,
dan cara penularannya. Tetap pantau sumber informasi yang
akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.
Apakah COVID-19 dapat ditularkan dari orang yang tidak bergejala sakit?

Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui


tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan pada saat
seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO menilai
bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak
bergejala COVID19 sama sekali sangat kecil
kemungkinannya. Namun, banyak orang yang
teridentifikasi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan
seperti batuk ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang
mungkin terjadi pada tahap awal penyakit. Sampai saat
ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk
menentukan periode penularan atau masa inkubasi
COVID-19. Tetap pantau sumber informasi yang akurat
dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.
Berapa lama virus ini bertahan di

permukaan benda?
Sampai saat ini belum diketahui dengan
pasti berapa lama COVID-19 mampu
bertahan di permukaan suatu benda,
meskipun studi awal menunjukkan
bahwa COVID-19 dapat bertahan hingga
beberapa jam, tergantung jenis
permukaan, suhu, atau kelembaban
lingkungan. Namun disinfektan
sederhana dapat membunuh virus
tersebut sehingga tidak mungkin
menginfeksi orang lagi. Dan
membiasakan cuci tangan dengan air
dan sabun, atau hand-rub berbasis
alkohol, serta hindari menyentuh mata,
mulut atau hidung (segitiga wajah) lebih
efektif melindungi diri Anda.
Siapa saja yang berisiko terinfeksi COVID-19?

Orang yang tinggal atau bepergian di daerah


di mana virus COVID-19 bersirkulasi sangat
mungkin berisiko terinfeksi. Mereka yang
terinfeksi adalah orang-orang yang dalam 14
hari sebelum muncul gejala melakukan
perjalanan dari negara terjangkit, atau yang
kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan
kerja atau tenaga medis yang merawat pasien
sebelum mereka tahu pasien tersebut
terinfeksi COVID-19. Petugas kesehatan yang
merawat pasien yang terinfeksi COVID-19
berisiko lebih tinggi dan harus konsisten
melindungi diri mereka sendiri dengan
prosedur pencegahan dan pengendalian
infeksi yang tepat.
Bagaimana membedakan antara sakit akibat infeksi COVID-19,
dengan influenza biasa?

Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan


mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang
sama, seperti demam, batuk dan pilek. Walaupun
gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-
beda, sehingga kita sulit mengidentifikasi masing-
masing penyakit tersebut. Pemeriksaan medis yang
akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium
sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah
seseorang terinfeksi COVID-19. Bagi setiap orang
yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas
sangat direkomendasikan untuk segera mencari
pengobatan, dan memberitahukan petugas kesehatan
jika mereka telah melakukan perjalanan dari wilayah
terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau
jika mereka telah melakukan kontak erat dengan
seseorang yang sedang menderita gejala infeksi
saluran pernafasan.
Berapa lama waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala penyakit
infeksi COVID-19?

Waktu yang diperlukan sejak


tertular/terinfeksi hingga
muncul gejala disebut masa
inkubasi. Saat ini masa
inkubasi COVID-19 diperkirakan
antara 1-14 hari, dan perkiraan
ini dapat berubah sewaktu-
waktu sesuai perkembangan
kasus.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya
virus ini adalah:
1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap
prima dan sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat. Mencuci Bagaimana cara
tangan secara teratur menggunakan air dan sabun atau handrub mencegah penularan
berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat
membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga virus corona?
me rupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar
98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu,
menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
2. Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan
tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
3.Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat
umum.
4.Memakai masker
5. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah).
Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus.
Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang
terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh
kita.
6.Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit
atau saat berada di tempat umum.
7.Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah
dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.
8.Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini
ditemukan.
LANJUTAN
9.Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat,
terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas.
Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan
mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya
Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit,
atau pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang
sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.
10.Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber
resmi dan akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas
kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari sumber
yang tepat dapat membantu Anda melindungi dari Anda dari
penularan dan penyebaran penyakit ini?
Situasi Terkini Perkembangan
Coronavirus Disease (COVID-19) Januari
2021
Berikut perkembangan kasus Coronavirus
Disease (COVID-19), menggunakan sumber
data WHO dan PHEOC Kemenkes tanggal 19
Januari 2021
1. Situasi Global
Total kasus konfirmasi COVID-19 global per
tanggal 19 Januari 2021 adalah 94,124,612
kasus dengan 2,034,527 kematian (CFR 2,2%)
di 222 Negara Terjangkit dan 184 Negara
Transmisi lokal.
Daftar negara terjangkit COVID-19 dapat
bertambah setiap harinya mengikuti
perkembangan data dan informasi yang
didapatkan di Situation Report WHO.
Situasi Indonesia 

.
Tabel Per Provinsi 

Content Here
You can simply impress your
audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations.
VAKSIN
CORONA
Di
Indonesia
Mengenal Vaksin Sinovac

Vaksin Sinovac adalah vaksin berjenis inactivated vaccine atau virus mati.


Secara singkat inactivated vaccine adalah vaksin menggunakan versi lemah
atau inaktivasi dari virus untuk memancing respons imun.
Vaksin inactivated memerlukan beberapa dosis dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan imunitas berkelanjutan terhadap penyakit.
Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo menjabarkan virus yang
disuntikkan ke manusia itu utuh. Sebelumnya virus itu telah dirusak atau
dimatikan secara genetik dengan bahan kimia, suhu panas atau radiasi.
"Sehingga ketika disuntikkan ke manusia tak timbulkan masalah karena
materi genetik sudah rusak sehingga tak bisa bereplikasi. Tetapi karena utuh
protein spike ini bisa jadi pembelajaran manusia benda asing yang harus
dilawan," kata Ahmad.
Vaksin inactivated telah digunakan untuk penyakit Hepatitis A, Flu, Polio, dan
Rabies. Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac agar bisa memproduksi
vaksin yang bernama CoronaVac. Oleh karena itu, uji klinis fase III dilakukan
di Indonesia.
Ada beberapa efek samping yang timbul akibat reaksi penyuntikan berupa
nyeri pada lokasi penyuntikan dengan intensitas ringan, dan menunjukkan
reaksi pegal otot dengan mayoritas dengan intensitas ringan
Vaksin Sinovac Teruji Minim Efek
Samping, Berkhasiat dan Halal
Untuk vaksin Sinovac, Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) telah mengeluarkan sertifikasi
Emergency Use of Authorization (EUA) dan sertifikasi
Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdasarkan
fatwa No. 2 Tahun 2021. "Kedua sertifikasi ini telah
memenuhi standar medis, sehingga berkhasiat, minim
efek samping dan juga halal," jelasnya memberi
keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di
Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (12/1/2021) yang
disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. 
Keputusan dikeluarkannya EUA dari Badan POM karena
vaksin tersebut sudah memenuhi standar medis dengan
memastikan keamanan, dosis dan efek sampingnya.
Dasar pemberian EUA sendiri melalui beberapa syarat
diantaranya data keamanan subjek uji klinis, data
imunogenisitas  dan data efikasi vaksin berdasarkan
hasil uji klinis tahap I, tahap II dan tahap III. 
LANJUTAN

Pada vaksin Sinovac, besaran angka efikasi sebesar 65,3 persen. Hal ini menyatakan
bahwa terjadi penurunan 65,3 persen kemunculan kasus pada kelompok yang divaksinasi.
Besaran angka efikasi ini didapatkan dari perbandingan kelompok yang divaksin dan tidak
divaksin. Tentang hal ini, sudah dibuktikan pada saat masa uji klinik yang terkontrol di
Bandung.
Untuk itu Wiku meminta masyarakat tidak perlu ragu terhadap efektivitas vaksin. Karena
standar efikasi vaksin telah melampaui standar minimal nyang ditetapkan sebesar 50
persen. Penetapan standar ini dilakukan World Health Organization (WHO), Food and Drugs
Association (FDA) di Amerika  Serikat maupun European Medicine Agency (EMA) di wilayah
Eropa. 
"Dengan angka efikasi yang sudah melampaui standar minimal, maka sudah sangat
bermakna dalam mencegah kejadian infeksi baru, baik pada penerima vaksin maupun
populasi yang tidak menerima vaksin," katanya. 
Masyarakat juga diharapkan yakin akan efektivitas dan keamanan vaksin yang telah
mengantongi sertifikat EUA dan sertifikat halal. Pemerintah pun akan tetap melakukan
pemantauan lanjut setelah 6 bulan kedepan paska vaksinasi sehingga terlihat efektivitas
vaksin tersebut. 
Kelompok Masyarakat yang Tidak Bisa Diberikan
Vaksin COVID-19 dari Sinovac
Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah dimulai pada
13 Januari 2021.
Saat ini pelaksanaanya menggunakan vaksin COVID-19 produksi
Sinovac dan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan serta petugas
publik terlebih dulu.
Vaksin COVID-19 produksi Sinovac tidak dapat diberikan kepada
orang-orang yang memiliki kriteria kesehatan atau riwayat medis
tertentu, seperti pada ibu hamil atau menyusui, memiliki riwayat
penyakit jantung, dan lainnya.
.
SUMBER

https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/
http://infeksiemerging.kemkes.go.id
https://covid19.go.id/berita/vaksin-sinovac-teruji-minim-efek-samping-berkhasiat-dan-halal
https://covid19.go.id/masyarakat-umum/kelompok-masyarakat-yang-tidak-bisa-diberikan-vaksin-covid-19-dari-sinovac
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201230175916-199-588012/mengenal-vaksin-sinovac-yang-dipakai-ri-basmi-covid-19
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai