Anda di halaman 1dari 5

1. Apakah Novel Coronavirus (2019-nCoV)?

Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah jenis baru coronavirus yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus merupakan keluarga besar virus
yang menyebabkan penyakit pada manusia. Pada manusia menyebabkan penyakit mulai
flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

2. Apakah novel coronavirus sama seperti SARS?


SARS adalah coronavirus yang diidentifikasi pada tahun 2003 dan termasuk dalam
keluarga besar virus yang sama dengan novel coronavirus, namun berbeda jenis virusnya.
Gejalanya mirip dengan infeksi 2019-nCoV, namun SARS lebih berat

3. Apa saja gejala Novel Coronavirus (2019-nCoV)?


Gejala umum berupa demam ≥380C, batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan sesak napas.
Jika ada orang dengan gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke China (terutama
Wuhan), atau pernah merawat/kontak dengan penderita 2019-nCoV, maka terhadap
orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan
diagnosisnya.

4. Bagaimana mengidentifikasi perbedaan gejala flu biasa dengan virus corona?


Persamaan gejala-gelaja flu dan 2019-nCoV termasuk pilek, batuk, demam, dan bersin
memang membuat diagnosa menjadi sangat sulit. Tetapi tes laboratorium khusus akan
membantu mengidentifikasi keberadaan virus corona dalam tubuh untuk mengonfirmasi
kasus.
Untuk itulah WHO merekomendasikan setiap orang yang menderita demam, batuk, dan
sulit bernapas harus mencari pengobatan sejak dini, dan memberitahukan petugas
kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dalam 14 hari sebelum muncul gejala,
atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita
gejala infeksi saluran pernafasan.
5. Seberapa berbahaya novel coronavirus?
Seperti penyakit pernapasan lainnya, infeksi 2019-nCoV dapat menyebabkan gejala
ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan orang yang berusia lanjut, dan orang-orang
dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti, diabetes dan penyakit
jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah., batuk, dan demam.
Beberapa orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia
atau kesulitan bernafas. Walaupun fatalitas penyakit ini masih jarang, namun bagi orang
yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya
(seperti, diabetes dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi
sakit parah.

6. Siapa saja yang berisiko terinfeksi novel coronavirus?


Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus 2019-nCoV bersirkulasi
sangat mungkin berisiko terinfeksi. Saat ini, Cina merupakan negara terjangkit 2019-
nCoV dengan sebagian besar kasus telah dilaporkan. Mereka yang terinfeksi di negara
lain adalah orang-orang yang belum lama ini bepergian dari Tiongkok atau yang telah
tinggal atau bekerja secara dekat dengan para wisatawan, seperti anggota keluarga, rekan
kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut
terinfeksi 2019-nCoV.
Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi 2019-nCoV berisiko lebih tinggi
dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur pencegahan dan
pengendalian infeksi yang tepat.

7. Apakah benar 2019-nCoV ditularkan ke manusia melalui hewan?


Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan. Coronavirus
disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia.
Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk
penyakit menular tertentu.

Kelelawar, tikus bambu, dan musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk
Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian
severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East respiratory syndrome
(MERS). Secara umum, alur Coronavirus dari hewan ke manusia dan dari manusia ke
manusia melalui transmisi kontak, transmisi droplet, rute feses dan oral.

8. Bisakah hewan peliharaan menyebarkan 2019-nCoV?


Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat
terinfeksi virus 2019-nCoV. Namun, akan jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan
dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat
melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella yang
dapat berpindah antara hewan peliharaan dan manusia.

9. Berapa lama virus ini bertahan di permukaan benda?


Sampai saat ini belum diketahui berapa lama 2019-nCoV bertahan di permukaan suatu
benda, meskipun ada informasi awal yang menunjukkan dapat bertahan hingga beberapa
jam. Namun disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut sehingga tidak
mungkin menginfeksi orang lagi.

10. Apakah antibiotik efektif dalam mencegah dan mengobati Novel Coronavirus?
Tidak, antibiotik tidak bekerja melawan virus, hanya bakteri. Novel Coronavirus (2019-
nCoV) adalah virus, oleh karena itu, antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana
pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit untuk 2019-
nCoV, Anda mungkin menerima antibiotik, karena infeksi sekunder bakteri mungkin
terjadi.

11. Apakah sudah ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk Novel Coronavirus?
Belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus ini. Namun, gejala yang
disebabkan oleh virus ini dapat diobati. Oleh karena itu pengobatan harus didasarkan
pada kondisi klinis pasien dan perawatan suportif dapat sangat efektif.

12. Apakah masker bisa melindungi kita dari virus corona?


Penggunaan masker memang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk
membatasi penyebaran penyakit. Meskipun efektif untuk batas tertentu, tapi tak
sepenuhnya ampuh mencegah penyebaran. Penggunaan masker hanya menangkal batuk
atau bersin di tempat terbuka yang memungkinkan cairan dari orang yang terinfeksi
masuk ke hidung atau mulut Anda.

13. Apakah seseorang saat menunjukkan gejala flu, meski tidak pernah mengunjungi
negara terdampak atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dapat
terkena virus corona?
Jawabannya, tidak. Orang yang menderita flu tetapi belum pernah mengunjungi negara
atau tempat yang terinfeksi, atau juga melakukan kontak dengan orang yang terjangkiti
virus corona cenderung takkan terinfeksi.
Berdasarkan sejumlah laporan, beberapa pelancong asal China yang bepergian ke negara
lain dan memiliki gejala flu, saat dites laboratorium, hasilnya negatif.

14. Apakah coronavirus perlu diisolasi?


Perkiraan periode inkubasi untuk virus berkisar dari satu hingga 12 ½ hari. Di banyak
negara, memang merekomendasikan untuk dilakukan langkah isolasi. Masa isolasi bisa
sampai 14 hari bagi mereka yang bepergian dari daerah berisiko untuk mencegah
penyebaran penyakit.

15. Bagaimana alur penanganan bila ada yang dicurigai terinfeksi virus corona?

16. Jadi, apa langkah pencegahan agar terhindar dari virus corona?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat,
pencegahan terbaik adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan sesuai standar.
Perilaku hidup bersih dan sehat ini antara lain:
- Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun yang mengandung antiseptic
- Hindari kontak langsung dengan orang sakit
- Hindari menyentuh mulut, mata atau hidung dengan tangan kotor
- Gunakan disinfektan untuk membersihkan area di sekitar Anda
- Gunakan masker bila batuk atau pilek
- Ketika batuk dan bersin, upayakan menjaga agar lingkungan Anda tidak tertular.
Tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau dengan lengan (bukan dengan telapak
tangan).
- Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah, lalu cucilah tangan
Anda.
- Konsumsi gizi seimbang, perbanyak makan buah dan sayur
- Rajin olahraga dan istirahat cukup
- Jangan mengkonsumsi daging yang tidak dimasak
- Bila batuk, pilek dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan

17. Pesan – pesan untuk masyarakat:


- Jangan panik, rush, atau menumpuk bahan makanan dan lainnya karena hanya
akan membuat fisik dan mental kita dan orang lain drop. Ingat, penyakit
apapun akan lebih mudah menyerang orang yang stres dan penuh ketakutan
karena sistem imunnya akan melemah. Sementara orang yang mampu tenang
dan mengontrol dirinya, bisa memproduksi enzim dan zat immunitas dgn lebih
baik.
- Rajin cuci tangan. Sebaiknya dengan air mengalir.

Anda mungkin juga menyukai