Oleh:
Ririn Setianingrum
I1A009015
Pembimbing:
dr. Agus Suhendar, Sp.BS
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
10
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien ..................................................................
13
B. Anamnesis .........................................................................
13
14
16
E. Diagnosis ...........................................................................
17
F. Penatalaksanaan .................................................................
18
G. Follow Up ..........................................................................
18
BAB IV
PEMBAHASAN ....................................................................
22
BAB V
PENUTUP ..............................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
52000 orang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pemeriksaan CT-Scan.5
Berbagai macam kriteria dan istilah digunakan dalam penilaian derajat
kesadaran. Salah satu diantaranya dengan mengunakan metode Glasgow Coma
Scale (GCS). Skala ini dibuat oleh Jennet dan Teasdale (1974). GCS dapat
menafsirkan tingkat kesadaran dan prognosis penderita cedera kepala dengan
melakukan pemeriksaan terhadap kemampuan membuka mata, motorik dan verbal
dengan nilai masing-masing 4, 6, dan 5. GCS digunakan untuk menilai secara
kuantitatif kelainan neurologis dan dipakai secara umum dalam diskripsi beratnya
penderita cedera kepala. Berdasarkan GCS, nilai cedera kepala dikategorikan
menjadi cedera kepala ringan (14-15), cedera kepala sedang (9-13), dan cedera
kepala berat (3-8).
Table.Glasgow Coma Scale (Teasdale dan Jennett, 1974)
Assesment area
*Eye Opening (E)
Spontaneous
To speech
To pain
None
*Motor Respon (M)
Obey command
Localize pain
Normal flexion (withdrowal to pain)
Abnormal flexion (decorticate) Abnormal
extension (decerebrate)
None (flaccid)
*Verbal Respon (V)
Oriented
Confused conversation
Inappropriate word
Incomprehensible sounds
None
Score
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
tingkat TIK sendiri. Edema otak yang terjadi oleh sebab apapun akan
meninggikan TIK yang berakibat gangguan ADO yang berakibat memperberat
edema.9
Cedera otak dapat kita dibedakan atas kerusakan primer dan kerusakan
sekunder. Kerusakan otak primer adalah yang timbul saat terjadi cedera, sebagai
akibat dari kekuatan mekanik yang menyebabkan deformasi jaringan. Kerusakan
ini dapat bersifat fokal ataupun difus. Kerusakan fokal dapat berupa kontusio
cerebri, laserasi otak, perdarahan intradural dan ekstradural.10
Kerusakan otak sekunder merupakan komplikasi dari kerusakan primer,
termasuk kerusakan akibat hipoksia, iskemia, pembengkakan otak, peninggian
tekanan intarakranial, dan infeksi. Walaupun kerusakan sekunder dapat dicegah,
tetapi bila penanganannya dilakukan dengan baik, kerusakannya dapat bersifat
sementara.10
Pada saat autoregulasi cairan darah otak intak, viscositas hanya berpengaruh
sedikit terhadap Aliran Darah Otak (ADO), yang secara primer dipengaruhi oleh
diameter pembuluh darah. Pada keadaan Autoregulasi hilang (Saat cedera kepala),
pembuluh darah dilatasi maksimal, dan viscositas menjadi faktor yang sangat
menentukan terhadap ADO.11
Fungsi Autoregulasi cairan darah otak disesuaikan oleh radius pembuluh
darah untuk mengkompensasi perubahan tekanan dan viscositas darah, pada
situasi dimana fungsi autoregulasi hilang dan radius pembuluh darah maksimal,
viscositas menjadi sangat penting dalam menetukan cairan darah otak. Sehinga
hematokrit menjadi sangat menentukan viscositas darah.11
oleh
cidera
kepala
tanpa
menunjukkan
kelainan
Kontusio
serebri
(memar
otak)
yaitu
cidera
kepala
yang
Hematom epidural
rumah
sakit
dengan
kesadaran
dari robeknya salah satu cabang arteri meningea media dan sinus venosus
duramater
kepala
yang
dilakukan
craniotomy
dapat
10
11
12
BAB III
LAPORAN KASUS
A.
B.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.Maulana
Umur
: 19 tahun
No. RMK
: 1.12.08.43
Bangsa
: Indonesia
Suku
: Banjar
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
MRS
: 20 September 2014
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
: Penurunan Kesadaran
13
C.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Primary Survey
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
A : Clear
B : Respirasi rate: 28 x/menit Ronki (-/-), Wheezing (-/-)
C : Tekanan darah :140/90 Nadi : 120 x/menit
T : 36,5oC
D : Stupor, GCS : E2 V2 M3
B. Status generalis
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Umum
: Bentuk mesosefali
Rambut
Mata
:
-
eksoftalmus (-/-)
14
Mulut
Leher
:
-
C. Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
15
Palpasi
Perkusi
: Timpani
E. Pemeriksaan Ekstrimitas
D.
Atas
Bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hasil Laboratorium tgl 20/9/2014
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Hemoglobin
14.3
g/dl
Leukosit
15.0
ribu/ul
Eritrosit
5.19
juta/ul
Hematokrit
42.2
vol%
Trombosit
192
ribu/ul
PT
13.0
Detik
APTT
22.9
Detik
GDS
77
mg/dl
SGOT
84
U/l
SGPT
30
U/l
Ureum
55
mg/dL
Creatinin
1.2
mg/dL
16
E.
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis
Diagnosis etiologi
Diagnosis komplikasi
: Peningkatan TIK
Diagnosis penyerta
:-
17
F.
PENATALAKSANAAN
Obs. Tanda vital
Head Up 30o
Inj. Ranitidin 2x50 mg
Ketorolac 3x30 mg
FOLLOW UP
RR: 18x/m
N: 89x/m
T: 36,2oC
18
Ekstremitas:
Atas
Bawah
22/9/2014
HP: 2 POD:1
S) Penurunan kesadaran (-)
Mual/muntah (-/-) nyeri kepala (-)
O) GCS : E4 V5 M6
TD: 120/70
RR: 20x/m
N: 84x/m
T: 36,5oC
Ekstremitas:
Atas
Bawah
19
P)
23/9/2014
HP: 3 POD:2
S) Penurunan kesadaran (+)
Mual/muntah (-/-) nyeri kepala (-)
O) GCS : E4 V5 M6
TD: 120/80
RR: 18x/m
N: 86x/m
T: 36,5oC
Ekstremitas:
Atas
Bawah
20
24/9/2014
HP: 4 POD:3
RR: 18x/m
N: 86x/m
T: 36,5oC
Ekstremitas:
Atas
Bawah
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Cedera kepala adalah suatu ruda paksa yang menimpa struktur kepala
sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau gangguan fungsional
jaringan otak.Cedera kepala merupakan hantaran energi luar seperti tenaga
mekanik yang menyebabkan rusaknya jaringan kepala sehingga timbul reaksi
jaringan.
Hematoma yang semakin membesar, maka seluruh isi dalam otak akan
terdorong kearah yang berlawanan menyebabkan tekanan intrakranial yang
membesar sehingga menimbulkan gangguan tanda-tanda vital dan gangguan fungsi
pernafasan
Pada kasus ini Pasien mengalami KLLD saat mengendarai sepeda motor
dan ditabrak mobil. Mekanisme kecelakaan tidak diketahui. Pingsan (-)
perdarahan telinga (-) Hidung (-) Mulut (-), muntah (-). Datang dengan GCS 15
pasien hanya mengeluh pusing dan nyeri kepala. 9 jam SMRS pasien
mengalami penurunan kesadaran. Dalam perjalanan pasien sempat kejang 5x
selama 10 menit.
Sewaktu terkena benturan yang hebat di kepala, pergerakan dari
otak
22
keadaan inilah yang disebut dengan hematoma epidural yang menyebabkan pasien
mengalami penurunan kesadaran.
Pada kasus ini pasien dilakukan pemeriksaan CT-Scan dan didapatkan
intraserebral hematom (ICH) bifrontal dengan perdarahan di bagian sinistra 51cc dan
dextra 40cc dari temuan ini semakin menegaskan bahwa penyebab terjadinya
penurunan kesadaran pada pasien karena cidera kepala yang menyebabkan
perdarahan di intraserebral dan terapinya ialah harus dilakukan craniotomy evakuasi
agar perdarahan tidak lagi mendesak otak yang bisa menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intra kranial.
23
BAB V
PENUTUP
24
Daftar Pustaka
1. Selladurai B, Reilly P. Epidemiology of Acute Head Injury. in : Initial
Management of Head Injury, a Comprehensive guide. Australia : McGraw
Hill, 2007:3-7
2. Marshall LF. Head injury: recent past, present, and future. Neurosurgery
2000;47:54661.
3. Yusherman, Jasni.Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas.Rineka Cipta,
Bandung, 2008.
4. Hamilton, Bailey, Hugh, A,F, Dudley. Ilmu Bedah Gawat Darurat.Gadjah
Mada Universiti Press, Yogyakarta,1992.
5. Markam, S. Cedera Kepala Tertutup. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta, 1999.
6. Fearnside, R.M.. Peter Reilly. Head Injury. Pathophysiology and Management
of Severe Closed Injury, Champman and Hall, London, 365-78.1997.
7. 7Anderson, S.McCarty L. Cedera Susunan Saraf Pusat, Pathologist edisi 4,
Penerbit Anugrah P.EGC, Jakarta, 1995.
8. Anonym. Epidural hematoma, http://www.braininjury.com/pmr/topic. 2014
9. Chesnut RM. Bullock R. Guidelines for the management of severe head injury.
Brain trauma foundation, America Associatinon Of Neurological Surgeons Joint
Section on Neutrauma and Critical Care. J Nueurotrauma 1996; 13:641-734
10. Japardi,I..Cedera Kepala, Memahami aspek-aspek Penting dalam
pengelolaan penderita cedera kepala, Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 333.2004
11. Deutsch, H, Ullman, J.S.What is the optimal hematocrit and hemoglobin for
head injury patients ?, Neurotrauma, Thieme: 88-90.2005.
12. Zauner A, Muizelaar JP. Brain Metabolism and cerebral blood flow. In: Head
Injury Patophysiology and Management of Severe Closed Injury. London :
Chapman & Hall Medical ; 1997 : 89 99.
13. Bauma, GT, Muizellar, JP. Cerebral blood flow, cerebral blood volume, and
cerebrovascular reactivity after severe head injury. Journal Neurotrauma, 9,
333- 348. 1992.
14. Charles M.A, Edward C.J, Claude H.J. Emergency Neurogical Life Support:
Intracerebral Hemorrhage.Neurocritical Care Society 17, 37-38: 2012
15. Ngoerah, G, 1991. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Saraf, Penerbit Airlangga
University Press, Surabaya.Marjono, M.N, 1994.