Anda di halaman 1dari 41

PENCEGAHAN

PENULARAN COVID-19
dr. FEBRIANTI TRI ANINGRUM
UPTD PUSKESMAS LEBAKSIU

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus


Disease-19 (COVID-19) revisi - 5
COVID-19 (Corona Virus Disease – 19)
• COVID-19 : Penyakit yang disebabkan oleh jenis corona virus
baru yaitu Sars- coV-2, yang dilaporkan pertama kali dari
Wuhan , Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.
Masa inkubasi : jangka waktu antara terjangkit
virus dan munculnya gejala penyakit.

Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5 – 6 hari dengan


range antara 1 – 14 hari namun dapat mencapai 14
hari.
Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari
pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus
pada secret yang tinggi.

Orang yang terinfeksi dapat langsung menularkan sampai dengan 48 Jam sebelum onset gejala
dan sampai dengan 14 hari setelah onset gejala.
ETIOLOGI
• Corona virus : virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen
• Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
• Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi – kondisi yang
berbeda , seperti jenis permukaan, suhu dan kelembapan lingkungan.
• Penelitian (Doremalen at al,2020), menunjukan bahwa SARS-CoV—2 dapat
bertahan selama 72 jam pada permukaan plastic dan stainless steel dan < 24
jam pada kardus.
• Coronavirus sensitive terhadap sinar UV dan panas.
• Efektif dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak seperti disinfektan yg
mengandung klorin, asam peroksiasetat dan chloroform.
PENULARAN
• Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa COVID-19
utamanya ditularkan dari orang yang bergejala ke orang lain yang berada jarak dekat
melalui droplet.
• Droplet : partikel berisi air dengan diameter >5-10um

• Penularan secara langsung : orang ke orang (droplet berisiko mengenai hidung, mulut
atapun mata)
• Penularan secara tidak langsung : melalui benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi

• Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara dapat dimungkinkan dalam keadaan
khusus, dimana prosedur/perawatan suportif yang menghasilkan aerosol (masih diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai transmisi melalui udara)
GEJALA COVID-19

GEJALA LAIN YANG BISA DITEMUKAN : GEJALA YANG LEBIH SERIUS :

1. Diare 1. Kesulitan bernapas (sesak


2. Infeksi mata (konjungtivitis) napas)
3. Diare 2. Nyeri dada / rasa tertekan pada
4. Sakit Kepala dada
5. Menurunnya fungsi indera perasa / penciuman 3. Hilangnya kemampuan
6. Ruam pada kulit berbicara dan bergerak
FAKTOR RISIKO COVID-19
• Riwayat bepergian
ke wilayah terjangkit
COVID-19

• Riwayat paparan
kontak dengan kasus
terkonfirmasi COVID-
19
KELOMPOK RENTAN RISIKO
TERPAPAR COVID
• Usia lanjut (>55 tahun)
• Anak balita
• Memiliki penyakit autoimun
• Memiliki penyakit paru kronik
• Obesitas
• Memiliki penyakit jantung
• Penyakit kronik lainnya : Diabetes Melitus, Hipertensi
• Tenaga Kesehatan tanpa alat pelindung diri
DIAGNOSIS
• WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh
pasien yang terduga terinfeksi COVID-19, seperti pemeriksaan RT-PCR
(swab test)
PEMERIKSAAN LANJUTAN PADA
COVID-19
TATALAKSANA
• Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik untuk
mencegah atau mengobati COVID-19.
• Pengobatan ditujukan sebagai terapi simptomatis dan suportif.
• Ada beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu yang masih diteliti
melalui uji klinis
PERUBAHAN DEFINISI OPERASIONAL
DALAM COVID-19
RINGKASAN ALUR
MANAJEMEN KESMAS
PELACAKAN KONTAK ERAT
• Pelacakan kontak erat yang baik menjadi kunci utama dalam
memutus rantai transmisi COVID-19.
• Elemen utama pada implementasi pelacakan kontak : pelibatan dan
dukungan masyarakat, perencanaan yang matang dengan
pertimbangan situasi wilayah, masyarakat, budaya, dukungan logistic,
pelatihan nakes dan lainnya.
TAHAP PELACAKAN KONTAK
1. Identifikasi Kontak : proses mengingat kembali orang-orang yang
pernah berkontak dengan kasus dalam 2 hari sebelum kasus timbul
gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Konsep
epidemiologi -> waktu, tempat dan orang
2. Pendataan Kontak Erat : semua kontak erat yang telah diidentifikasi
selanjutnya dilakukan wawancara secara detail
3. Follow up Kontak Erat : pemantauan dan karantina
SURVEILANS BERBASIS MASYARAKAT
Menyiapkan Masyarakat dalam Penanggulangan COVID-19
• Tujuan

untuk meningkatkan peran anggota masyarakat dalam upaya deteksi


dini kasus COVID-19 sehingga setiap kasus dapat ditangani segera, tidak
terjadi penularan di lingkungan masyarakat dan bagi yang sakit dapat
segera mendapatkan perawatan dengan benar sampai sembuh
1. Sebagai bagian dari gugus tugas yang ada di masyarakat : Kader, PKK, tokoh
agama, karang taruna, relawan organisasi maupun petugas/warga yang ditunjuk
oleh desa.
2. Warga yang mengalami gejala COVID-19 adalah warga yang mengalami gejala
seperti demam, dan batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak nafas.
3. Di setiap Wilayah harus tersedia data kelompok rentan
4. Data-data yang harus dicatat dan dilaporkan
• Seluruh warga yang baru datang/pemudik/warga yang memaksa mudik.
• Populasi rentan
• Warga sebagai kasus yang mengalami gejala-gejala COVID-19 seperti demam tinggi dan
batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak nafas
• Warga yang menyatakan pernah memiliki kontak dengan kasus suspek atau kasus konfirmasi
COVID-19
SKRINING PENAPISAN PADA PEMUDIK
ALUR PENAPISAN KASUS DI
MASYARAKAT
ALUR PELAPORAN KE PUSKESMAS
• Relawan, setiap hari mencatat, sehingga memiliki data-data seperti
warga pendatang/ pemudik, penduduk rentan, penduduk
sakit/pendatang sakit, penduduk dalam karantina/isolasi dan
petugas/relawan yang melayani karantina/isolasi) dan melaporkan
setiap hari ke Posko Satgas RT/RW/Desa, termasuk ketika tidak terjadi
perubahan;
• Posko Desa melaporkan setiap hari ke Puskesmas termasuk ketika
tidak terjadi perubahan;
• Berkoordinasi dengan Puskesmas untuk berkonsultasi terkait tindak
lanjut, dan analisis data.
Upaya pencegahan penularan saat melakukan
pencatatan warga dan pemantauan harian
a. Pastikan menggunakan masker (pewawancara dan yang
diwawancarai) b.
b. Jaga jarak minimal 1 meter (physical distancing)
c. Wawancara sebaiknya dilakukan di luar ruangan/di ruang terbuka
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah wawancara menggunakan air dan
sabun atau cairan berbasis alkohol.
e. Jika tidak memungkinkan, maka wawancara dilakukan melalui
telpon/video call
Karantina/isolasi
a. Kriteria untuk karantina/isolasi mandiri: pendatang/pemudik dan
keluarganya dinyatakan mampu melaksanakan ketentuan
pelaksanaan karantina/isolasi mandiri dan masyarakat mau
menerima dan menyetujui pelaksanaan karantina mandiri dan
secara medis memenuhi syarat untuk karantina/isolasi mandiri.
b. Kriteria karantina/isolasi di fasilitas khusus: jika dinilai tidak mampu
memenuhi kriteria pelaksanaan karantina/isolasi mandiri.
Pemantauan harian dilakukan kepada warga
yang melakukan karantina/isolasi.
• Pemantauan dilakukan setiap hari dapat dengan menggunakan
telepon/SMS/Whatsapp.

• Hal yang perlu dipantau:


a. Munculnya gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak
nafas dan lainnya.
b. Keluhan-keluhan lain seperti kebutuhan dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial dan sebagainya.
• Warga bergotong royong membentuk RT-RW/desa/kelurahan siaga
COVID-19 yang berpartisipasi melalui kegiatan seperti bergiliran
menyediakan kebutuhan makanan atau membantu menyiapkan
kebutuhan logistik makanan untuk anggota warganya yang harus
menjalani karantina/isolasi jika diperlukan dengan tetap melakukan
upaya pencegahan penularan.
• Warga tidak diperkenankan menyebarkan berita-berita yang tidak
jelas sumbernya atau belum tentu kebenarannya. Segera laporkan
kepada Satgas Desa/RW/RT jika menerima berita yang meragukan
untuk dikonfirmasikan kebenarannya.
Pesan kunci kepada seluruh warga untuk
mengurangi risiko penularan
• Sering cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
• Tutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin menggunakan siku
terlipat atau tisu.
• Menggunakan masker
• Tidak menyentuh wajah, mata, hidung dan mulut.
• Menjaga jarak fisik, tidak keluar rumah, tidak berkumpul.
• Belajar, bekerja dan beribadah di rumah.
• Ikuti anjuran pemerintah.
Perlindungan Kesehatan Pada Masayarakat
• Upaya pencegahan (prevent)
• Kegiatan promosi kesehatan : sosialisasi
• Kegiatan perlindungan (protect) : sarana CTPS di TTU, upaya penapisan
kesehatan orang yang akan masuk ke tempat dan fasilitas umum, pengaturan
jaga jarak, disinfeksi terhadap permukaan, ruangan, dan peralatan secara
berkala, serta penegakkan kedisplinan pada perilaku masyarakat yang berisiko
dalam penularan dan tertularnya COVID-19
• Upaya penemuan kasus (detect)
• Deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 dapat dilakukan
semua unsur dan kelompok masyarakat melalui koordinasi dengan dinas
kesehatan setempat atau fasyankes.
• Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, dan/atau sesak nafas) terhadap semua orang yang berada di
lokasi kegiatan tertentu seperti tempat kerja, tempat dan fasilitas umum atau
kegiatan lainnya.
• Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)
• Pembatasan Fisik dan Pembatasan Sosial
• Penerapan Etika Batuk dan Bersin
• Isolasi Mandiri/Perawatan di Rumah
• Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Populasi Berisiko
PROTOKOL KESEHATAN
HARI RAYA IDUL ADHA

Anda mungkin juga menyukai