Anda di halaman 1dari 16

Triase

adalah proses khusus memilah dan memilih pasien berdasarkan beratnya


penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik serta prioritas transportasi,
artinya memilih berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman hidup.

Triase/Triage merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi


korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas
untuk dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan.

Petugas memberikan penilaian pasien untuk memastikan kelompok korban seperti


yang memerlukan transport segera atau tidak, atau yang tidak memungkinkan
diselamatkan / mati. Ini memungkinkan penolong secara cepat mengidentifikasikan
korban dengan resiko besar akan kematian segera atau apakah memerlukan
transport segera, serta melakukan tindakan pertolongan primer dan stabilisasi
darurat.

Triase dilakukan berdasarkan observasi Terhadap 3 hal, yaitu :

1. Pernafasan ( respiratory)

2. Sirkulasi (perfusion)

3. Status Mental (Mental State)

Dalam pelaksanaannya petugas biasanya dilakukan Tag label Triase (Label


Berwarna) yang dipakai oleh petugas triase untuk mengidentifikasi dan mencatat
kondisi untuk tindakan medis terhadap korban.

Penjelasan dan pengelompokan Triase berdasarkan warna

1. Prioritas Nol (Hitam)

Pasien meninggal atau cedera Parah yang jelas tidak mungkin untuk diselamatkan.
pengelompokan label Triase

2. Prioritas Pertama (Merah)

Penderita Cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan medik atau
transport segera untuk menyelamatkan hidupnya. Misalnya penderita gagal nafas,
henti jantung, Luka bakar berat, pendarahan parah dan cedera kepala berat.

3. Prioritas kedua (kuning)

Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang kurang berat
dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. misalnya
cedera abdomen tanpa shok, Luka bakar ringan, Fraktur atau patah tulang tanpa
Shok dan jenis-jenis penyakit lain.

4. Prioritas Ketiga (Hijau)


Pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak membutuhkan
pertolongan segera serta tidak mengancam nyawa dan tidak menimbulkan
kecacatan. Nah mungkin anda masuk dalam kategori yang ini, jadi Jangan marah-
marah dan jangan heran kenapa anda tidak langsung mendapatkan perawatan di
Ruang IGD sementara mereka harus menolong pasien lain yang lebih parah.

Pada tahap layanan kesehatan tenaga medis dapat melakukan tindakan sesuai
dengan kedaruratan penderita dan berdasarkan etika profesi. Saat menilai pasien,
secara bersamaan juga dilakukan tindakan observasi pernafasan, perabaan
ekstremitas, dan volume buang air kecil.

Penyebab dari ketidakstabilan sirkulasi dapat berupa perdarahan, alergi berat (syok
anaphylaxys atau anaphylactoid), infeksi yang berat (syok septik) maupun akibat
sakit jantung (syok kardiogenik), Anamnesis cepat dan mengarah sangat membantu
disertai dengan pemeriksaan fisik yang tepat dapat menemukan atau menyingkirkan
kemungkinan ketidakstabilan sirkulasi. Resusitasi cairan dalam bentuk oral maupun
akses intravena dapat segera diberikan untuk mengatasi kegawatdaruratan ini.
Selalu konsultasikan kepada dokter untuk dosis yang diperlukan.

Tanda Vital

Tanda vital sesuai namanya merupakan hal yang vital bagi awal pemeriksaan
fisik. Meskipun tampaknya sepele tindakan ini dapat menentukan kegawatan pasien
yang datang. Meskipun demikian petugas kesehatan tak jarang yang
mengabaikannya, dan mengandalkan pada riwayat pemeriksaan terdahulu baik dari
catatan medis maupun anamnesis.

Pemeriksaan tanda vital adalah wajib sesuai indikasi dalam pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan ini terdiri atas pemeriksaan darah, pemeriksaan laju nadi, pemeriksaan
laju pernafasan, pemeriksaan suhu badan, dan pemeriksaan ada tidaknya nyeri.
Pemeriksaan tersebut tertuang dalam SOP yang telah disusun dan disepakati.

Airway

Jalan nafas adalah yang pertama kali harus dinilai untuk mengkaji kelancaran
nafas. Keberhasilan jalan nafas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
proses ventilasi (pertukaran gas antara atmosfer dengan paru-paru. Jalan nafas
seringkali mengalami obstruksi akibat benda asing, serpihan tulang akibat fraktur
pada wajah, akumulasi sekret dan jatuhnya lidah ke belakang.

Pada orang yang sadar dan dapat berbicara dengan suara yang jelas, maka untuk
sementara dapat dianggap bahwa airway dalam keadaan baik. Pernyataan di atas
ini berlaku dengan syarat bahwa penderita berbicara jelas, tanpa ada suara – suara
tambahan ( suara – suara lain saat menarik nafas ). Saat menarik nafas hanya
terdengar bunyi udara masuk. Masalahnya adalah bahwa banyak penderita tidak
dapat diajak berbicara karena kesadaran yang menurun atau pengaruh obat –
obatan. Penilaian cepat airway pada penderita tidak sadar dapat dilakukan dengan
cara : Lakukan pemeriksaan dengan :

· Melihat

· Mendengar

· Meraba

Data yang berhubungan dengan status jalan nafas adalah :

- sianosis (mencerminkan hipoksemia)

- retraksi interkota (menandakan peningkatan upaya nafas)

- pernafasan cuping hidung

- bunyi nafas abnormal (menandakan ada sumbatan jalan nafas)

- tidak adanya hembusan udara (menandakan obstuksi total jalan nafas atau henti
nafas)

Taruhlah kepala kita (pemeriksa) di atas mulut penderita, dengan melihat miring ke
arah kaki penderita. Mata kita melihat naik turunnya dada penderita, pipi kita meraba
– rasakan hembusan udara dari mulut penderita dan telinga kita mendengarkan
akan adanya bunyi pernafasan. Cara lain adalah dengan menaruh punggung tangan
kita di depan hidung penderita untuk merasakan adanya hembusan udara. Cara ini
hanya biasa dilakukan oleh orang yang berpengalaman.

Apabila pernafasan berbunyi berarti airway tersumbat. Sumbatan ini belum


sepenuhnya, masih ada udara yang dapat masuk – keluar, tetapi karena ada
penyempitan, maka timbullah suara saat bernafas. Jenis – jenis bunyi yang dapat
timbul adalah :

· Mengorok (snoring), airway tersumbat oleh lidah atau jaringan – jaringan di


tenggorokan. Perhatikan bahwa bunyi mengorok terutama terjadi saat mengeluarkan
nafas.

· Bunyi kumur – kumur (gurgling), disebabkan adanya muntahan isi lambung,


darah, atau cairan lain yang mungkin ada di airway. Bunyi ini terjadi saat
mengeluarkan dan menarik nafas.

· Stridor, suara yang keras selama menarik nafas (inspirasi) kemungkinan


karena laring yang membengkak dan menyumbat airway bagian atas. Bisa juga
karena tersumbat sebagian (parsial) oleh benda asing.
Pada umunya lidah merupakan penyebab dari sumbatan airway pada penderita
yang tidak sadar. Penderita yang kesadarannya menurun, pangkal lidahnya dapat
jatuh ke belakang dan menyumbat airway, kemudian timbul bunyi mengorok. Usaha
penderita untuk bernafas kemudian menghasilkan tekanan negatif yang menarik
lidah, epiglotis atau keduanya ke dalam tenggorokan. Apabila kemudian dilakukan
pernafasan buatan, maka lidah akan bertambah jatuh ke belakang, sehingga
semakin tersumbat. Oleh karena itu, apabila akan dilakukan pernafasan buatan,
airway selalu harus tetap terbuka.

Airway: Bukalah jalan udara

1. Letakkan pasien secara terlentang pada tempat yang kokoh.

2. Berlututlah di dekat pipi dan bahu pasien

3. Bukalah jalan udara pasien dengan memiringkan kepala ke belakang-mengangkat


dagu. Letakkan telapak tangan anda pada dahi pasien dan dengan halus dorong ke
bawah. Lalu tangan satunya gerakkan dagu ke depan untuk membuka jalan udara.

4.Periksa napas normal, dalam waktu tidak lebih dari 10 detik: perhatikan gerakan
dada, dengarkan bunyi napas, dan rasakan napas pasien di pipi dan telinga anda.
Jangan mengira bahwa hembusan napas pasien berupa napas normal. Bila pasien
tidak bernapas secara normal atau anda tidak yakin, mulailah pernapasan mulut ke
mulut.

II. Breathing

Kebersihan jalan nafas tidak menjamin bahwa pasien dapat bernafas secara
adekwat. Inspirasi dan eksprasi penting untuk terjadinya pertukaran gas, terutama
masuknya oksigen yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Inspirasi dan ekspirasi
merupakan tahap ventilasi pada proses respirasi. Fungsi ventilasi mencerminkan
fungsi paru, dinding dada dan diafragma.

Pengkajian pernafasan dilakukan dengan mengidentifikasi :

- pergerakan dada

- adanya bunyi nafas

- adanya hembusan/aliran udara

Sangat penting bagi pemeriksa untuk mengenal tanda – tanda pernafasan yang
tidak adekuat. Tanda pernafasan tidak adekuat adalah :

1. Hitung frekuensi (laju) pernafasan dalam setengah menit, lalu kalikan angka 2.
Pernafasan yang pasti tidak adekuat apabila kurang dari 8x / menit pada orang
dewasa, kurang dari 10x / menit pada anak atau kurang dari 20x / menit pada bayi.
2. Sesak : Meningkatnya usaha dalam bernafas. Pernafasan normal adalah tanpa
usaha. Penggunaan otot perut secara berlebihan untuk bernafas, karena penderita
memakai diafragma (sekat rongga dada) untuk memaksa udara keluar – masuk dari
paru – paru.

3. Sianosis : adalah perubahan warna atau kebiru – biruan pada kulit dan lapisan
selaput lendir (dapat dilihat pada bibir dan selaput lendir mata). Sianosis berarti
terlalu banyak CO2. Sianosis yang jelas terutama akan terlihat pada kuku.

4. Perubahan kesadaran. Apabila otak tidak menerima O2, maka pertama – tama
penderita akan sangat gelisah, tetapi lebih lanjut penderita akan kehilangan
kesadarannya (pingsan).

5. Denyut jantung yang lambat atau sangat cepat yang disertai dengan jumlah
pernafasan yang lambat.

III. Circulation

Sirkulasi adalah nama singkat yang berarti peredaran darah. Sebenarnya


yang dimaksud adalah jantung dan semua pembuluh darah, baik pembuluh darah
nadi (sistem arteri) maupun pembuluh darah balik (sistem vena). Kegagalan pada
sistem jantung dan pembuluh darah ini dapat berakibat fatal, kadang – kadang
dalam bilangan detik. Kita semua mendengar seseorang yang sedang mengerjakan
sesuatu, jatuh, lalu meninggal. Ini kerapkali disebabkan gangguan jantung yang
mematikan. Tindakan yang cepat dan tepat oleh seorang penolong mungkin akan
menghindarkan penderita dari kematian. Sirkulasi yang adekuat menjamin distribusi
oksigen ke jaringan dan pembuangan karbondioksida sebagai sisa metabolisme.
Sirkulasi tergantung dari fungsi sistem kardiovaskuler.

Status hemodinamik dapat dilihat dari :

- tingkat kesadaran

- nadi

- warna kulit

Pemeriksaan nadi dilakukan pada arteri besar seperti pada arteri karotis dan arteri
femoral.

Sirkulasi terdiri dari :

· Jantung

· Pembuluh darah yang terdiri dari pembuluh darah nadi dan pembuluh darah
balik

· Darah
Tersedak

Tersedak (choking) merupakan suatu keadaan masuknya benda asing


(makanan, mainan, dll) ke dalam jalan napas atas sehingga menimbulkan gawat
napas. Jika hal ini tidak ditangani segera maka korban akan meninggal. Pada
dasarnya kita mengenal 2 jenis tersedak. Tersedak sebagian (partial/mild) artinya
benda asing yang masuk hanya menyumbat sebagian dari jalan napas, masih ada
sedikit celah untuk masuknya udara. Yang paling berat adalah Tersedak Total (total
blockage/severe) dimana benda asing yang masuk sudah menutup semua bagian
jalan napas korban, sehingga korban menjadi jatuh tidak sadarkan diri. Pada sesi
kita akan membahas penanganan tersedak pada korban yang masih sadar dan tidak
sadar.

Pengenalan dini akan tanda-tanda tersedak merupakan langkah awal untuk


suksesnya penanganan tersedak. Adalah penting untuk membedakan kondisi ini dari
sakit-sakit yang lain seperti asma, serangan jantung, stroke atau kondisi sakit lain
yang menyebabkan gangguan pernapasan.

Berikut cara membedakan antara tersedak yang “mild” (ringan/ sebagian) dan
“severe” (berat/ total):

Tersedak yang ringan:

1. Masih ada pertukaran udara

2. Korban masih sadar dan dapat batuk sekeras-kerasnya

Tersedak yang berat:

1. Buruknya pertukaran udara terhadap si korban

2. Masih bisa batuk, tapi lemah atau tidak dapat batuk sama sekali

3. Napas bertambah cepat

4. Tidak dapat berbicara

5. Memegang leher (tanda universal dari tersedak)

6. Tidak dapat memasukkan udara/ menarik napas dengan baik

Penanganan Tersedak Untuk Anak Usia >1 Tahun – Dewasa Yang Masih Sadar

Untuk Tersedak Ringan:

1. Jika korban masih bisa batuk. anjurkan korban untuk batuk terus menerus
sekeras-kerasnya
Yang tidak boleh Anda lakukan:

– Memberi minum pada korban (jalan napas hanya boleh dilalui oleh udara)

– Memasukkan jari ke dalam mulut sebagai usaha untuk mengeluarkan benda asing

Untuk Tersedak Berat:

1. Tanyakan kepada korban “Apakah Anda tersedak?”, sekilas langkah ini


terlihat agak rancu dan tidak mungkin dilakukan. Tetapi hal ini dilakukan untuk
membedakan antara tersedak dan penyakit lain yang menyebabkan gawat
napas.

2. Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama beberapa kali sampai


benda asing keluar atau sampai korban menjadi tidak sadar. Untuk
pengananan korban tersedak yang tidak sadar membutuhkan teknik yang
berbeda. Akan dibahas di halaman selanjutnya.

Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan Heimlich manuever:

o Berdiri atau berlutut di belakang korban (posisikan tubuh Anda sesuai dengan
tinggi tubuh korban, pada pasien anak kemungkinan Anda harus berlutut)

o Kepalkan salah satu telapak tangan Anda

o Letakkan kepalan tangan Anda dengan arah ibu jari menempel ke dinding
perut korban, posisikan kepalan tangan Anda 2 jari di atas pusat (pusat selalu
sejajar dengan tulang pinggul atas), Anda tidak memposisikan kepalan
tangan Anda di ulu hati.

o Kencangkan kepalan tangan Anda dengan tangan satunya sehingga kedua


lengan Anda melingkar di perut korban.

o Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda asing keluar
atau sampai korban menjadi jatuh tidak sadar.
Abdominal thrust atau heimlich manuever

Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang terlalu gemuk
(obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan melakukan “chest thrust”yaitu
dengan meletakkan kepalan tangan Anda di tengah-tengah tulang dada

Pengganti heimlich manuever pada korban wanita hamil

Penanganan Tersedak Untuk Anak Usia >1Tahun – Dewasa Yang Tidak Sadar

Jika korban menjadi jatuh tidak sadar lakukan langkah-langkah berikut:

o Panggil bantuan medis segera

o Buka jalan napas korban (AIRWAY), jika Anda dapat melihat benda asing
lakukan finger swab atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing
o Segera lakukan CPR/ RJP. Perbedaannya dengan CPR biasa adalah setelah
melakukan 30 kali kompresi dada, periksalah mulut korban terlebih dahulu
sebelum memberikan 2 kali napas bantuan.

Anda telah sukses menangani korban tersedak yang tidak sadar jika Anda sudah
melihat tanda-tanda berikut:

1. Anda melihat dada nya naik ketika memberikan bantuan napas

2. Melihat benda asing keluar dari mulut korban.

Lakukan langkah-langkah berikut ini jika Anda sudah berhasil menangani korban
tersedak. Karena ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelah benda asing
keluar dari mulut korban:

1. Berikan 2 kali napas

2. Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan) jika Anda terlatih untuk
memeriksa nadi, maka periklsah nadi di leher korban selama 10 detik saja.

3. Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR dan
pasang AED segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas tidak ada maka
berikanlah bantuan napas saja selama 2 menit, dalam 1 menit Anda harus
memberikan 10 kali napas (jadi jeda antara napas adalah 6 detik). Setelah 2
menit periksalah apakah napasnya sudah ada atau belum, jika korban sudah
bernapas normal posisikan korban miring (posisi pemulihan) sambil
menunggu bantuan datang.

Penanganan Tersedak Untuk Bayi (<1 Thn)

Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan anak yang berusia lebih
dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan penekanan perut (Heimlich manuever) pada
bayi karena akan mencederai organ dalam yaitu hati. Penanganan tersedak untuk
bayi terdiri atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan tepukan punggung
(back slaps).

Berikut ini merupakan langkah-langkah pertolongan tersedak terhadap bayi yang


masih sadar:

1. Gendonglah bayi dengan posisi Anda duduk atau berlutut.

2. Buka pakaian bayi.

3. Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas pangkuan


tangan Anda. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya. Sangga kepala dan
rahang bawah bayi menggunakan tangan Anda (hati-hati untuk tidak
menekan leher bayi, karena ini akan menyebabkan tersumbatnya saluran
napas.
4. Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah dipunggung, antara 2 tulang
belikat bayi, JANGAN menepuk di tengkuk!). Gunakan pangkal telapak
tangan Anda ketika memberikan tepukan.

5. Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher belakang bayi


Anda dengan tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga dalam posisi
terlentang. Buat posisi kepala bayi lebih rendah dari kakinya.

6. Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi


penekanan dada pada proses CPR yaitu di tengan-tengan tulang dada/ di
bawah garis imajiner antara 2 puting susu bayi). Hanya gunakan2 jari saja
(jari telunjuk dan jari tengah untuk melakukan chest thrust.

7. Ulangi langkah No. 4,5,6 di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi
atau bayi menjadi tidak sadar.

Technic Back Slaps atau tepuk punggung

Technic Chest Thrust atau Tekan Dada


Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi Anda menjadi tidak sadar (bayi terkulai
lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau
mengeluarkan suara) penanganan nya adalah sebagai berikut:

1. Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras.

2. Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing terlihat atau
tidak. Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan jari Anda. Jika Anda
tidak melihatnya JANGAN lakukan “blind finger swab” / mengkorek-korek
mulut bayi dengan tujuan untuk mencari benda asing tersebut.

3. Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu lakukanlah
CPR yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2 kali
napas. Tetapi, perbedaan CPR korban tersedak dengan korban biasa adalah
setiap Anda selesai melakukan 30 kali penekanan dada periksalah dahulu
mulut bayi sebelum memberikan 2 kali bantuan napas.

4. Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat keluar dan
bayi masih belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian lanjutkan
CPR Anda sampai bantuan medis datang atau benda asing nya keluar.

Nebulizer merupakan sebuah alat yang memiliki kemampuan untuk mengubah obat-
obatan asma dalam bentuk cairan (liquid) menjadi uap atau aerosol. Jadi, yang
tadinya obat-obatan tersebut berbentuk cairan, dengan menggunakan alat nebulizer
obat-obatan tersebut akan dapat diubah menjadi gas yang dapat dihirup dengan
hidung dan masuk kedalam sistem pernapasan pasien.

Alat ini berfungsi dengan cukup efektif dalam mebantu kelancaran pernapasan bagi
pasien yang mengalami masalah dengan sistem pernapasannya, termasuk pada
penderita asma. Sebab gangguan pernapasan, bila terus-terusan dibiarkan dan
diabaikan malah akan memperburuk kondisi pasien.

Alat nebulizer ini umumnya cukup efektif digunakan pada anak-anak atau para
penderita asma yang mengalami kesulitan menggunakan inhaler. Selain itu, alat ini
pun cukup bekerja optmal pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan
lain selain daripada asma, misalkan batuk, pilek dan membantu mengeluarkan
dahak.

Ada banyak jenis obat-obatan asma yang bisa digunakan dengan menggunakan
nebulizer, fungsinya pun cukup beragam selain dari menghadapi gejala asma, obat-
obatan yang juga bisa dipakai dengan alat ini adalah obat-obatan untuk mengontrol
gejala-gejala asma.

Penggunaan alat ini pun terbilang lebih baik dibandingkan dengan konsumsi obat
oral, sebab tidak meninggalkan residu obat karena bentunya yang berupa gas atau
uap. Dengan demikian, efek samping obat akan menjadi lebih kecil.

Dilihat dari jenisnya, nebulizer ini ada yang berupa model rumahan atau tabletop dan
ada pula yang berupa portable yang dilengkapi dengan beterai, sehingga alat ini
akan lebih mudah untuk dibawa pergi kemanapun.

Hanya saja, umumnya para pasien asma tidak akan terlalu membutuhkan nebulizer
sebagai obat penangan asma yang bisa mereka bawa kemana-mana. Metode lain
yang lebih umum biasanya dengan menggunakan inhaler, dengan metode kerja
yang kurang lebih sama dengan nebulizer, akan tetapi bentuk inhaler lebih
ergonomis dan praktis dibawa kemana-mana.

Nah, setelah mengetahui apa itu nebulizer, berikut ini kita akan ketahui bagaimana
cara kerja alat ini.

Cara Menggunakan Nebulizer

Cara kerja dari alat nebulizer adalah memberikan pengobatan melalui inhalasi atau
pernafasan. Fungsi dari alat ini adalah sama saja dengan pemberian obat lainnya,
namun alat ini lebih memiliki daya efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan
pemberian obat lewat mulut. Hal ini dikarenakan obat yang dimasukan dalam
nebulizer akan langsung dihirup dan masuk secara langsung kebagian paru-paru.
Sehingga demikian, dosis yang akan dibutuhkan pun menjadi lebih kecil, otomatis
dan tentunya lebih aman.

Akan tetapi, tetap saja penggunaan nebulizer ini harus terlebih dahulu
dikonsultasikan ke dokter. Agar demikian, pemberian obat melalui nebulizer bisa
bekerja dengan lebih efektif. Adapun cara menggunakan alat nebulizer kita akan
bahas dibawah ini.

Untuk penggunaan nebulizer, berikut ini beberapa hal yang harus anda persiapkan:

Resep obat asma yang didapatkan dengan dosis yang tentu dan jelas dari dokter
terpercaya

Nebulizer cup atau cangkr tempat anda memasukan obat-obatan untuk diubah
menjadi uap yang langsung anda hirup nantinya

Masker atau corong mulut

Kompresor udara

Adapun berikut ini beberapa langkah dasar yang bisa anda lakukan sebelum
menggunakan nebulizer:

Perhatikan kebersihan. Sebelum menggunakan nebulizer pastikan jika anda telah


mencuci tangan dan tangan anda dalam keadaan kering dan bersih.

Isi cangkir nebulizer dengan obat yang telah diresepkan oleh dokter.

Satukan atau hubungkan corong/masker ke nebulizer cup. Lakukan dengan


perlahan agar keduanya terhubung dengan baik.

Tempatkan corong atau bagian masker ke mulut, dan bernapaslah dengan


menggunakan mulut hingga obat dalam nebulizer cup bisa terserap habis.
Umumnya, obat yang anda masukkan dalam nebulizer cup akan habis setelah 5-10
menit.

Jika anda telah selesai menggunakan alat ini dan obat pada nebulizer cup sudah
habis, silahkan bersihkan corong/ masker bersama degan nebulizer cup dengan
menggunakan air dan keringkan agar alat ini bisa digunakan untuk pengobatan
selanjutnya.

Tips Menggunakan Nebulizer

Adapun berikut ini ada beberapa hal penting yang harus anda perhatikan saat
menggunakan nebulizer:
Sebelum obat dihirup, baiknya posisikan duduk tegak pada kursi yang nyaman.

Ketika bernapas pada corong nebulizer, sebaiknya atur napas dengan perlahan. Bila
memungkinkan berikan jeda (sekitar 20 detik) sebelum menghembuskan napas.

Bila obat menempel pada nebulizer cup, guncangkan sedikit dengan perlahan agar
obat mengalir turun.

Untuk anak-anak mereka akan lebih nyaman menggunakan masker dibandingkan


dengan corong. Karena masker akan membuat pasien bisa bernapas dengan
normal melalui mulut dan hidung.

Bagi anda yang menggunakan nebulizer portable, penggunaan nebulizer umumnya


akan sama saja dengan metode diatas. Bedanya, anda hanya perlu mencolokan
nebulizer pada saklar karena alat portable ini bekerja dengan menggunakan baterai.
Selain itu, untuk alat jenis portable, nebulizer akan datang dengan ukuran yang lebih
kecil sehingga memungkinkan penggunanya untuk dapat memegang alat ini
sewaktu menghirup obat dari masker atau corong nebulizer.

Resusitasi jantung paru-paru atau CPR (Cardiopulmonary resuscitation) adalah


tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena
sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang
menyempit atau tertutup sama sekali. CPR sangat dibutuhkan bagi orang
tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan,
terjatuh, dan sebagainya.
Namun yang perlu diperhatikan khusus untuk korban pingsan karena kecelakaan,
tidak boleh langsung dipindahkan karena dikhawatirkan ada tulang yang patah.
Biarkan di tempatnya sampai petugas medis datang. Berbeda dengan korban orang
tenggelam dan serangan jantung yang harus segera dilakukan CPR.

Rumus ABC Resusitasi

Pada Keadaan normal, oksigen diperoleh dengan bernapas dan diedarkan


dalam aliran darah ke seluruh tubuh. Bila proses pernapasan dan peredaran darah
gagal, diperlukan tindakan resusitasi untuk memberikan oksigen ke tubuh. Tindakan
ini didasarkan pada 3 pemeriksaan yang disebut langkah-langkah ABC resusitasi:
Airway (saluran napas), Breathing (bernafas), dan Circulation (peredaran darah).
Untuk orang yang tidak sadar, ikuti urutan ABC sebelum memberikan pertolongan
lain Buka saluran napas, usahakan agar si pasien bernafas, dan periksa kelancaran
peredaran darahnya dari denyut nadi atau petunjuk lain seperti kewajaran warna
kulitnya. Bila pasien tidak bernafas, segera berikan pernapasan bantuan untuk
meniupkan oksigen ke tubuhnya. Bila tidak ada denyut atau tanda peredaran darah
lalin, segeralah lakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation; resusitasi jantung-
paru)
1. Pertolongan Kecelakaan

Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah bentuk bantuan perawatan seketika


kepada korban atau penderita sebelum datangnya perawat keselamatan yang ahli.
Tujuannya adalah untuk menyelamatkan jiwa, mencegah terjadinya kondisi yang
memburuk serta memulihkan keadaan si penderita secepat mungkin. Dalam
aktivitas air hal-hal seperti kegagalan oksigen dalam sel terutama otak dan jantung
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.

Jika proses pernapasan dan peredaran darah gagal, maka diperlukan tindakan yang
disebut resusitasi untuk memberikan oksigen ke tubuh. Usaha untuk menyelamatkan
korban yang seperti ini disebut dengan RJP (Resusitasi Jantung dan Paru-paru).
Untuk pertolongan bagi orang yang tidak sadar maka ikuti urutan ABC sebelum
melakukan pertolongan lain, berikut penjabaran ABC

a. Jalan Napas (Air way)

Untuk membuka saluran napas, maka dimulai dari mulut dan hidung ke farinks lalu
ke larinks (tempat pita suara) trachea. Pada peralihan antara farinks dan larinks ada
tonjolan di belakang pangkal lidah yang dikenal dengan epilogis dan merupakan
patokan yang terpenting pada orang dewasa saat melakukan pernapasan terutama
melalui hidung, tetapi dapat juga bernapas melalui mulut.

b. Pemberian Pernapasan (Breathing)

Memeriksa ada atau tidaknya napas adalah dengan cara mendengarkan napasnya
atau merasakan dengan pipi sendiri selama 10 detik. Bila tidak ada tanda-tanda
bernapas maka mulailah dengan napas buatan/bantuan.

c. Peredaran Darah (Circulation)

Memeriksa peredaran darah dengan cara meraba denyut nadi dengan dua atau tiga
jari selama 10 detik. Untuk bayi maka rabalah denyut brachial di bagian lengan.
Untuk orang dewasa atau anak-anak, rabalah denyut koratid pada leher di rongga
antara trakea (saluran udara) dan otot besar leher.

2. Teknik RJP (Resusitasi Jantung dan Paru-paru)

RJP merupakan teknis penyelamatan melalui pernapasan hanya dengan penekanan


pada bagian dada. Teknik ini biasanya dilakukan pada korban yang pingsan, yang
tidak bernapas serta tidak terdapat denyut nadi, teknik ini khusus untuk memaksa
jantung berdetak dan oksigen beredar keseuruh tubuh, serta menjaga oksigen dari
napas bantuan sampai ke organ vital lainnya. Jangan berhenti untuk memberikan
teknik RPJ kepada korban sampai jantung korban kembali berdenyut atau
datangnya bantuan medis. Tekanan pada dada harus lebih ringan untuk
menghindari cedera dan juga dengan menggunakan irama yang sedikit berbeda.
Napas bantuan kepada anak juga menggunakan irama yang berbeda dan tiupannya
pun tidak terlalu kuat, apalagi bila menangani bayi. Teknik penyelamatan yang harus
dilakukan apabila terjadi kecelakaan di air antara lain adalah sebagai berikut:

a. Hal pertama yang dilakukan adalah mintalah bantuan medis. Telentangkan si


korban di tempat yang datar dan kokoh. Buka saluran napas dengan menekan satu
tangan di dahi dan dua jari tangan lain agak mendorong dagu. Periksa dadanya, bila
ada gerak napas dan rasakan adakah napasnya dengan menggunakan pipi sendiri.

b. Bila korban tidak bernapas, jepit hidungnya dengan dua jari dan tengadahkan
dengan jari tangan yang lain. Tangkupkan mulut anda di seluruh korban dan
hembuskan dua kali napas bantuan. selingkan dengan jeda untuk mengambil napas
sendiri.

c. Periksa denyut nadi dileher selama 10 detik dan periksalah tanda pemulihan
lainnya misalkan warna kulit atau gerak napas lain. Biaterasa ada denyut jantung,
lanjutkan dengan bantuan pernapasan. Bila denyutan tidak teraba dan tidak ada
tanda tanda pulih, segera lakukan RJP.

d. Berlututlah di sebelah korban. Dengan tangan terjauh dari korban, geser jari
anda sepanjang tulang rusuk terbawah ke arah pertemuan dengan tulang dada.
Letakkan ujung jari tengah di sana dan jari telunjuk persis di atasnya.

e. Tempatkan pangkal telapak tangan yang lain di tuang dada persis di sebelah
telunjuk. Di sinilah tempat yang harus ditekan. Angkat tangan yang pertama tadi dan
letakkan di atas tangan yang kedua. Genggamkan tangan kedua sehingga jari-jari
tangan kedua terjungkit dari dada korban.

f. Berututlah tegak dengan bahu tepat di atas korban dan kedua siku terkunci
tetap lurus. Tekan kebawah, menekan dada 4-5cm, lalu kendurkan tekanan tanpa
memindahkan tangan. tekan dada korban seperti itu sebanyak 15 kali dengan
frekuensi sekitar 15 tekanan dalam 10 detik, dengan irama yang dijaga seimbang,
kemudian berikan dua kali napas bantuan atau buatan.

g. Lanjutkan siklus 15 tekanan dan 2 bantuan pernapasan tersebut. setelah 4


putaran, periksa denyut jantung dan napas korban, serta periksa setiap beberapa
menit sesudahnya. Bila tetap tidak ada maka lanjutkan pemberian RPJ. Bila napas
dan denyut jantung sudah timbul maka RPJ dapat dihentikan. Tetapi tetap lakukan
pantauan akan denyut dan napas si korban sampai datang bantuan medis.

Anda mungkin juga menyukai