Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

BLOK 1.4 SISTEM DIGESTIVUS, ENDOKRIN DAN METABOLISME

Hari/Tanggal Praktikum : / Maret 2020


Nama : Dayanti Nuroazi Utari
NIM : 190610017
Kelompok : 3 unit a
Dosen Pembimbing : dr. Sri Wahyuni, M.Sc.

PRODI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NEGERI MALIKUSSALEH
TA. 2019/2020
I

PEMERIKSAAN PH SALIVA

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk menentukan


pH saliva.

B. PRINSIP PERCOBAAN

Pada kisaran pH tertentu, suatu indikator akan memberikan


perubahan sesuai dengan kadar ion H + dalam larutan yang
diperiksa.

C. DASAR TEORI

Liur (saliva) cairan kompleks, dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar


air liur utama yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur
melalui duktus pendek kedalam mulut. Liur mengandung 99,5% H 2O
dan 0,5% elektrolit dan protein. (Lauralee Sherwood, 2013)

Saliva menyekresi dua jenis protein yang utama: (1) sekresi serosa
yang mengandung ptialin (suatu a-amilase), yang merupakan enzim
untuk mencernakan karbohidrat, dan (2) sekresi mukus yang
mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan perlindungan
permukaan. I<elenjar parotis hampir seluruhnya menyekresi jenis
serosa, sementara kelenjar submandibularis dan sublingualis
menyekresi mukus dan serosa. Kelenjar bukalis hanya menyekresi
mukus. Saliva mempunyai pH antara 6,0 dan 7,0; suatu kisaran yang
menguntungkan untuk kerja pencernaan ptialin. (Guyton and Hall,
2006)
Saliva terutama mengandung sejumlah besar ion kalium dan
ion bikarbonat. Sebaliknya, konsentrasi ion natrium dan klorida
beberapa kali lebih rendah pada saliva daripada di dalam plasma.
Kita dapat memahami konsentrasi khusus ion-ion ini di dalam saliva
melalui deskripsi berikut ini mengenai mekanisme sekresi saliva.
(Guyton and Hall, 2006)

D.ALAT DAN BAHAN


 Indikator pH universal
 Tabung reaksi
 tisu
 Saliva

1.

E.PROSEDUR KERJA

a) Ambil sampel saliva yang dikeluarkan dari mulut dan


ditampung pada tabung reaksi yang sudah
dibersihkan dan dikeringkan sebanyak 2 ml
b) Celupkan kertas pH universal ke dalam saliva
sehingga semua kertas pH menjadi basah oleh saliva
c) Cocokkan warna kertas pH universal yang telah
dicelupkan dengan standar warna pH, tentukan pH
saliva
d) Catat hasil pemeriksaan

F.HASIL PERCOBAAN

 Keruh
 Berbuih
Indintifikasi Saliva
 Agak kekuningan (tidak
jernih)
Hasil pH saliva : 7

G.PEMBAHASAN
Saliva yang digunakan pada percobaan di atas memiliki warna
yang tidak jernih, keruh dan berbuih hal ini dikarenakan probandus
sebelum melakukan pengumpulan saliva, ia baru siap mengosumsi
makanan, berdasarkan petunjuk pengumpulan saliva yang
dikeluarkan oleh Universitas California Selatan, sebelum
menumpulkan saliva menyeluruh yang tidak distimulasi,
pasien/probandus diinstruksikan untuk menghindari asupan
makanan dan minuman (kecuali air) satu jam sebelum
dilakukannya pengumpulan saliva. Hal ini dilakukan agar tidak
mempengaruhi pH saliva ketika dilakukan pemeriksaan.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan pH saliva
adalah 7 yang mana ini adalah pH normal saliva. Adapun pH
normal saliva adalah 6,7 – 7,3. Jika pH saliva tidak normal atau pH
saliva dalam kondisi kritis dapat mempengaruhi keseimbangan
mineral saliva berkisar antara 5,5 sampai 6,5. Kondisi pH saliva
dalam kondisi kritis ini dapat menyebabkan demineralisasi email
gigi.

H.KESIMPULAN
Dari percobaan pemeriksaan pH saliva yang dilakukan, didapatkan
pH saliva normal.
Daftar Pustaka
Guyton and hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11
(terjemahan). Jakarta.EGC
Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia edisi 8. Jakarta : EGC

II
UJI PIGMEN-PIGMEN EMPEDU / UJI GMELIN

A.TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk menganalisis
pigmen-pigmen warna yang dihasilkan dari reaksi oksidasi antara
empedu dan HNO3.

B.PRINSIP PERCOBAAN
Empedu akan menghasilkan pigmen-pigmen yang dapat
dianalisis apabila direaksikan dengan HNO 3 (Asam Nitrat) yang
bertindak sebagai pengoksidasi.

C.DASAR TEORI
Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu garam
empedu, kolesterol, lasitin, dan pigmen-pigmen empedu. Pigmen-
pigmen empedu sebagian besar merupakan hasil katabolisme
hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel-sel darah merah
oleh sistem retikuloendotelial dari hati, limpa, dan sumsum tulang.
Pigmen empedu yang utama adalah biliverdin yang berwarna hijau
dan bilirubin yang berwarna kuning coklat. Bilirubin merupakan
pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian sel darah
merah usang.bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan
empedu berwarna kuning. Di dalam saluran cerna, pigmen ini
dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri, menghasilkan warna tinja
yang cokelat khas. Bilirubin juga berperan besar menyebabkan
warna urine menjadi kuning. (Lauralee Sherwood, 2013)
Empedu disekresikan secara terus- menerus oleh sel-sel hati,
namun sebagian besar normalnya disimpan dalam kandung
empedu sampai diperlukan di dalam duodenum. Volume maksimal
yang dapat ditampung kandung empedu hanya 30 sampai 60 ml.
Meskipun demikian, sekresi empedu selaina 12 jam (biasanya
sekitar 450 ml) dapat disimpan dalam kandung empedu karena air,
natrium, klorida, dan kebanyakan elektrolit kecil lainnya secara
terus-menerus diabsorbsi melalui mukosa kandung empedu,
memekatkan sisa zat-zat empedu yang mengandung garam
empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin. (Guyton and Hall, 2006)
Komposisi Empedu. menunjukkan komposisi empedu saat
pertama kali disekresi oleh hati dan kemudian setelah dipekatkan
dalam kandung empedu. Tabel ini menunjukkan bahwa zat yang
paling banyak disekresikan dalam empedu adalahgaram empedu,
yang banyaknya kira-kira setengah dari total zat-zat yang juga
terlarut dalam empedu. Bilirubdn, kolesterol, lesitdn, dan elektrolit
yang biasa terdapat dalam plasma, juga disekresikan atau
diekskresikan dalam konsentrasi besar. ((Guyton and Hall, 2006))

D.ALAT DAN BAHAN


 Empedu ayam
 Tabung reaksi
 Karet penghisap dan pipet ukur
 Gelar ukur
 3 ml HNO3

E.PROSEDUR KERJA

 Siapkan 1 buah tabung reaksi


 3 ml HNO3 pekat dimasukkan ke dalam tabung
tersebut
 Siapkan 1 ml empedu encer dan tuang ke dalam
tabung yang berisi HNO3 3 ml
 Catatlah warna-warna yang timbul pada bidang
batas lapisan tersebut

F.HASIL PERCOBAAN

Identifikasi cairan  Warnanya hijau pekat


empedu  Tidak terlalu encer
 Saat dicampurkan dengan HNO3 terbentuk 2
lapisan, HNO3 berada di dasar tabung, dan
empedu diatasnya
Hasil : terlihat adanya Pigmen yang didapat selama proses
gradasi warna yang pencampuran :
berubah-berubah selama Hijau pekat ungu
proses percampuran Coklat tua kemerahan / merah hati
anatara asam nitrat dan Kuning / coklat muda (hasil akhir)
cairan empedu
G.PEMBAHASAN
Zat warna empedu berasal dari pemecahan hemoglobin pada butir sel
darah merah. Beberapa zat warna itu adalah bilirubin (orange, kuning,
coklat) dan biliverdin (hijau). diperkirakan 1 g hemoglobin menghasilkan
35 mg bilirubin.
Asam nitrat adalah sejenis cairan korosif yang tak bewarna. Asam nitrat
juga merupakan oksidator kuat, asam nitrat akan bereaksi hebat dengan
sebagian besar bahan organik dan reaksinya akan bersifat eksplosif.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa selama reaksi
penambahan cairan empedu dengan asam nitrat (HNO 3), terlihat adanya
gradasi warna yang berubah-ubah. Hal ini terjadi dikarenakan oksidasi
pigmen empedu oleh asam nitrat (HNO 3) yang akan menghasilkan turunan
yang berwarna-warna. Tujuan ditambahkan asam nitrat adalah agar
terjadi oksidasi zat warna empedu. Cincin pembatas antara dua cairan
tersebut merupakan pigmen-pigmen empedu yaitu bilirubin dan biliverdin.

H.KESIMPULAN
Dari percobaan uji pigmen-pigmen empedu terlihat gradasi warna yang
berubah-ubah selama percampuran asam nitrat dan empedu
(hijau,ungu,coklat dan kuning), warna tersebut merupakan bilirubin dan
biliverdin

Daftar Pustaka
Guyton and hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11
(terjemahan). jakarta.EGC
Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia edisi 8. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai