Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI URINE

OLEH :

EFFIE ARDININGRUM
FILZA AZ-ZAHRA
INNEKE AYUNDA
SASKIA RESTI NURAINI
THIRSA WINAGIA

XI MIPA 1
SMA NEGERI 1 KELAPA KAMPIT
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori


Urine adalah salah satu zat ekskretant yang diekskresikan oleh ginjal. Urine juga sering disebut
dengan air kencing atau air seni. Nama urine itu sendiri dikatakan seperti itu karena kandungan
utama dari urine adalah urea. Selain urea, urine juga mengandung air, zat warna empedu, dan
garam-garaman. Normal tidaknya urine seseorang tergantung dari kandungan di dalam urine itu
sendiri. Karena itu urine dapat dijadikan sebagai indikator kondisi tubuh seseorang, seperti
dalam mendeteksi apakah seseorang menderita dehidrasi ataupun untuk mendeteksi penyakit
diabetes melitus.

Umumnya seseorang memproduksi urine dari 1 hingga 2 liter per harinya. Namun ada keadaan
poliuria dimana seseorang memproduksi urine hingga lebih dari 2,5 liter per hari. Ada juga
keadaan penyakit oliguria yakni penderitanya hanya mampu memproduksi urine sampai 400 ml
saja. Selain itu penderita anoria ginjalnya hanya bisa memproduksi urine kurang dari 100 ml.

Fungsi utama urine adalah melarutkan zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh
tubuh, sehingga masyarakat umum mengatakan urine itu adalah zat yang kotor, hal itu mungkin
apabila urine yang dihasilkan berasal dari ginjal dan saluran kencing yang terinfeksi serta
mengandung bakteri. Secara medis, apabila urine yang diproduksi berasal dari ginjal yang sehat
dan saluran kencing yang terinfeksi, maka urine dikatakan cukup steril. Bahkan di India ada
Terapi Urine Amaroli, yang membuktikan urine itu cukup steril digunakan dalam pengobatan.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kandungan amonia, klor, protein, dan glukosa,
serta untuk mengetahui pH urine.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kandungan amonia, klor, protein, dan glukosa di dalam urine?
2. Bagaimana pH urine?
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum uji urine ini berlangsung pada hari Selasa tanggal 07 Februari 2023 di Laboratorium
Biologi SMAN 1 Kelapa Kampit.

2.2 Alat dan Bahan


Alat
1. Gelas beker 6. Pipet tetes
2. Gelas ukur 7. Pembakar spiritus
3. 4 tabung reaksi 8. Korek api
4. Rak tabung reaksi 9. Indikator universal
5. Penjepit tabung reaksi 10. Tissue

Bahan

1. Urine
2. AgNO3
3. Biuret
4. Benedict

2.3 Langkah Kerja


 Menguji pH Urine
1. Masukkan urine sebanyak 2 ml ke dalam gelas beker
2. Masukkan ujung indikator pH universal
3. Amati perubahan yang terjadi
4. Catatlah hasil pengamatan

 Menguji Kandungan Amonia pada Urine


1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Masukkan urine sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi melalui gelas ukur
3. Panaskan tabung reaksi diatas pembakar spiritus
4. Analisislah bau urine dengan mengibas-ngibaskan tangan pada tabung reaksi
5. Catatlah hasil pengamatan

 Menguji Kandungan Protein pada Urine


1. Tuangkan urine sebanyak 2 ml ke salam tabung reaksi melalui gelas ukur.
2. Tambahkan 5 tetes larutan biuret ke dalam tabung reaksi
3. Diamkan selama 5 menit
4. Amati perubahan yang terjadi
5. Catatlah hasil pengamatan

 Menguji Kandungan Glukosa pada Urine


1. Tuangkan urine sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi melalui gelas ukur
2. Tambahkan 5 tetes larutan benedict ke dalam tabung reaksi
3. Panaskan tabung reaksi di atas pembakar spiritus
4. Amatilah perubahan warna yang terjadi
5. Catatlah hasil pengamatan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan

Sebelum Sesudah

Uji pH Warna Netral Warna berubah dan


menunjukkan pH 6 (asam)

Uji Amonia Berbau tetapi tidak Sangat berbau setelah


menyengat dipanaskan

Uji Protein Kuning Transparan Tidak terjadi perubahan, tidak


terdapat cincin berwarna ungu
di permukaan

Uji Glukosa Biru Hijau Tua

3.2 Analisis Data Hasil Pengamatan

a. Uji pH urine
Setelah mencelupkan indikator universal, indikator tersebut mengalami perubahan warna.
Dari warna netral indikator universal yaitu kuning muda-hijau muda-oranye-oranye muda
menjadi kuning-hijau tua-oranye tua-oranye. Sehingga dapat diperkirakan pH urine tersebut
berkisar antara 6-7. Jadi, dapat dikatakan urine tersebut memiliki pH dalam keadaan
normal.

b. Uji Amonia pada Urine


Urine dipanaskan di atas pembakar spiritus, lalu urine dibau dengan cara dikibas-kibaskan.
Pada saat dibau, urine yang semula berbau tetapi tidak menyengat menjadi sangat
menyengat. Bau inilah yang menunjukkan bahwa urine mengandung urea atau amonia,
sehingga urine tersebut dalam keadaan normal.

c. Uji Protein pada Urine


Urine ditetesi 5 tetes larutan biuret. Setelah beberapa saat tidak terjadi perubahan pada
urine, yaitu tidak terdapat cincin berwarna ungu pada permukaan urine yang menunjukkan
urine tersebut tidak mengandung protein. Jadi, dapat dikatakan ginjal dari pemilik urine
dalam keadaan baik karena tubuhnya tidak kelebihan protein. Sehinga urine yang di
ekskresikan dalam keadaan normal.

d. Uji Glukosa pada Urine


Urine ditetesi 5 tetes larutan benedict, lalu dipanaskan di atas pembakar spiritus. Setelah
beberapa saat urine yang semula berwarna biru berubah warna menjadi hijau tua bukannya
merah. Jadi, dapat dikatakan ginjal dari pemilik urine dalam keadaan sehat karena dapat
menyaring darah dengan baik sehingga urine yang diekskresikan tidak mengandung
glukosa.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa, urine pada normalnya
mengandung urea dan klor, serta tidak mengandung protein dan glukosa, dan memiliki pH
netral. Jika urine seseorang mengandung glukosa maupun protein berarti ginjal dari pemilik
urine tersebut dalam keadaan kurang bagus dalam menyaring darah, karena seharusnya glukosa
dan protein diedarkan ke dalam tubuh, bukan untuk dikeluarkan bersama urine. Selain itu
kandungan glukosa yang terlalu tinggi pada urine juga menandkan orang dari pemiliki urine
tersebut menderita penyakit diabetes.

Anda mungkin juga menyukai