CORONAVIRUS
SIKKA SIAGA EMERGING DISEASE
Dr. Frisky Ronald Tua
RSUD Dr. T.C. Hillers Maumere
Outline
– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Outline
– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
nCoV-
SARS MERS
2019
❖ nCoV 2019 → Virus Baru yang belum pernah dideteksi pada manusia.
❖ Zoonotic Virus (Ditularkan Antara Hewan Manusia ), Hewan penular masih
dalam penyelidikan. Bukti infeksi langsung dari hewan – manusia belum ada.
❖ 2-14 Hari Masa Inkubasi
❖ Penularan masa inkubasi → Ada temuan yang menyatakan hal ini.
❖ Case Fatality Rate → 3,1 %
❖ Penambahan Kasus Baru Terkonfirmasi 1500-2600 kasus per hari.
❖ WHO, 2nd Meeting of International Health Regulations (2005) Emergency
Committee Regarding The Outbreak of 2019-nCoV → PHEIC !!!!!
• Laporan kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China
31/12/ • Awalnya per tgl 3 Januari hanya 44 pasien
19
• Secara epidemiologi outbreak berkaitan dengan paparan satu pasar di Kota Wuhan
11- • sampel isolat untuk diidentifikasi mikroorganisme penyebab → tipe baru Coronavirus (10/1/20)
12/1/20 • Transmisi hewan ke manusia (Kelelawar ? Ular ? Tikus ? Anjing ? Kucing ?)
– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UMUM :
KHUSUS :
1. Penyampaian Surat Edaran Dirjen P2P No. SR.0364/II/55/2020 tanggal 6 Januari 2020 mengenai Kesiapsiagaan
dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Penyakit Pneumonia dari Negara Republik Rakyat Tiongkok ke Indonesia
kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota, KKP, B/BTKL-PP, dan seluruh rumah sakit rujukan nasional dan
regional.
2. Penyampaian Surat Edaran Dirjen Yankes No. YR.01.02/III/0027/2020 tanggal 7 Januari 2020 mengenai
Kesiapsiagaan Rumah Sakit dalam Penanganan Penyakit Infeksi Emerging ke 100 rumah sakit rujukan flu burung
(berdasarkan Kepmenkes No. 414 Tahun 2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Flu
Burung (Avian Influenza). Diikuti dengan penyampaian surat kepada rumah sakit rujukan flu burung untuk
melakukan pendataan ulang terkait sumber daya yang ada di rumah sakit.
3. Penyiapan Pedoman Kesiapsiagaan dalam menghadapi nCoV yang meliputi deteksi, manajemen klinis,
pemeriksaan laboratorium, dan komunikasi risiko.
4. Penyampaian press release terkait nCoV sebagai salah satu upaya komunikasi risiko kepada masyarakat dan dan
terus melakukan tindakan edukasi yang massive sebagai upaya promotif dan preventif.
KESIAPAN INDONESIA (2)
5. Laboratorium Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) Balitbangkes dan 5
laboratorium regional influenza (BBTKL-PP Jakarta, UI, Unhas, BBLK Palembang, dan BBLK
Makassar) sudah memiliki kemampuan untuk konfirmasi nCoV. Namun saat ini pemeriksaan baru
akan dilakukan oleh Balitbangkes
6. Identifikasi daerah-daerah berisiko yang memiliki akses langsung dari dan ke Tiongkok baik
melalui darat, laut, dan udara yaitu Jakarta, Tangerang, Bandar Lampung, Padang, Tarakan,
Balikpapan, Manokwari, Sampit, Bandung, Jambi, Tanjung Balai Karimun, Samarinda, Palembang,
Tanjung Pinang, Denpasar, Surabaya, Batam, Bitung, dan Manado.
7. Tersedia dan berfungsinya 195 thermal scanner Di 135 pintu masuk negara untuk
mengidentifikasi secara cepat gejala awal peningkatan suhu tubuh pelaku perjalanan.
8. Tersedia logistik kesiapsiagaan dan penanganan kasus nCoV terutama di daerah-daerah berisiko
yang memiliki akses langsung dari Tiongkok melalui darat, laut, dan udara (Alat Pelindung Diri
lengkap, masker N-95, dan health alert card )
Outline
– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kriteria Pasien
Kasus Probable
Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk 2019-nCoV tetapi
inkonklusif (tidak dapat disimpulkan) atau seseorang dengan dengan hasil
konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.
Kasus Terkonfirmasi
Kontak Erat :
➢ Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar
dan membersihkan ruangan di tempat perawatan khusus
➢ Orang yang merawat atau menunggu pasien di ruangan
➢ Orang yang tinggal serumah dengan pasien
➢ Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan pasien
Deteksi Dini & Respon Pintu
Masuk Wilayah
– Potensi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat ;
▪ Pelabuhan
▪ Bandar Udara
▪ PLBDN (Pos Lintas Batas Darat Negara)
Pengawasan Lingkungan
Meningkatkan pengawasan lingkungan pelabuhan, bandar udara, PLBDN, dan terbebas dari faktor risiko penularan 2019-nCo
PUSKESMAS
DETEKSI DINI RESPON
• Meningkatkan surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan pneumonia • Melakukan tatalaksana sesuai dengan kondisi pasien dan merujuk ke RS
• Melakukan surveilans aktif/pemantauan terhadap pelaku perjalanan dari rujukan sesuai dengan SOP (Standar Prosedur Operasional) dengan
wilayah/negara terjangkit selama 14 hari sejak kedatangan ke wilayah memperhatikan prinsip-prinsip PPI
berdasarkan informasi dari Dinkes setempat • Surveilans ketat probabel dan konfirmasi
• Mengidentifikasi kontak erat yang berasal dari masyarakat maupun • Melaporkan kasus dalam waktu 1x24 jam ke Dinkes Kab/Kota
petugas kesehatan • Melakukan penyelidikan epidemiologi berkoordinasi dengan Dinkes
• Melakukan pemantauan terhadap kasus dan kontak erat minimal satu Kab/Kota
kali masa inkubasi terpanjang. Pencatatan pemantauan kontak • Melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat
• Meningkatkan jejaring kerja dengan pemangku kewenangan, lintas sector
dan tokoh masyarakat
RUMAH SAKIT
DETEKSI DINI RESPON
• Meningkatkan surveilans ISPA berat • Melakukan tatalaksana sesuai dengan SOP bila menemukan kasus dengan
• Mendeteksi kasus dengan demam dan gangguan pernafasan serta memperhatikan prinsip-prinsip pengendalian infeksi
memiliki riwayat bepergian ke wilayah/negara terjangkit dalam waktu 14 • RS rujukan melakukan pengambilan spesimen berkoordinasi dengan
hari sebelum sakit (menunjukkan HAC) Dinkes setempat terkait pengiriman
• Melakukan pemantauan kontak erat yang berasal dari keluarga pasien, • Melaporkan kasus dalam waktu 1x24 jam ke Dinkes setempat
pengunjung, petugas kesehatan dan dilakukan pencatatan • Melakukan komunikasi risiko dengan keluarga pasien
– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
ADMISI UGD ADMISI RAJAL RANAP
– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Implementasi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI)
– PPI : Bagian vital dan terintegrasi dalam managemen klinis pasien dan harus dimulai dititik pasien masuk
ke rumah sakit (IGD)
Standar pencegahan
– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Jenis Spesimen
Pengiriman Spesimen dilakukan Oleh Dinas Kesehatan Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24
menyertakan formulir-formulir yang sudah ditentukan jam. Pengiriman ditujukan ke Laboratorium Pusat Penyakit
kemenkes, dengan Surat pengantar dari Dinkes Infeksi Prof. Dr. Oemijati – Puslitbang Biomedis dan Teknologi
Prov/Kab/Kota di dalam Cool Box Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes. Jl. Percetakan Negara
No.23A. Jakarta Pusat 10560
Outline
– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Komunikasi Resiko dan Pemberdayaan
Masyarakat (KPRM) - WHO
– KRPM yang diadaptasi dari panduan dan pelatihan Risk Communication and Community Engagement, WHO,
bertujuan untuk:
• Menyiapkan strategi komunikasi dengan informasi dan ketidakpastian yang belum diketahui (pemantauan
berita/isu di media massa dan media sosial, talking point/standby statement pimpinan/juru bicara, siaran pers,
temu media, media KIE untuk informasi dan Frequently Asked Question/FAQ, dll).
• Mengkaji kapasitas komunikasi nasional dan sub-nasional (individu dan sumberdaya).
• Mengidentifikasi aktor utama dan membentuk kemitraan dengan komunitas dan swasta.
• Merencanakan aktivasi dan implementasi rencana kegiatan KRPM
• Melatih anggota Tim Komunikasi Risiko (yang terdiri dari Humas/Kominfo dan Promosi Kesehatan) sebagai
bagian TGC dan staf potensial lainnya tentang rencana dan prosedur KRPM.
❖ Health Advice:
✓ Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan
mata; serta setelah memegang instalasi publik.
✓ Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci dengan
air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci
tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80% handrub.
✓ Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk menggunakan tisu, atau sisi dalam
lengan atas. Tisu yang digunakan dibuang ke tempat sampah dan cuci tangan
setelahnya.
Pesan Kunci ✓ Ketika meiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan
kesehatan.
Untuk
Masyarakat ❖ Travel Advice
✓ Hindari kontak dengan hewan (baik hidup maupun mati).
Umum ✓ Hindari mengonsumsi produk hewan mentah atau setengah matang.
✓ Hindari mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan.
✓ Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas.
✓ Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan.
✓ Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau
batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan.
✓ Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam
atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk
mencegah penularan penyakit.
TERIMAKASIH