Anda di halaman 1dari 33

NOVEL

CORONAVIRUS
SIKKA SIAGA EMERGING DISEASE
Dr. Frisky Ronald Tua
RSUD Dr. T.C. Hillers Maumere
Outline

– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Outline

– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
nCoV-
SARS MERS
2019

❖ nCoV 2019 → Virus Baru yang belum pernah dideteksi pada manusia.
❖ Zoonotic Virus (Ditularkan Antara Hewan Manusia ), Hewan penular masih
dalam penyelidikan. Bukti infeksi langsung dari hewan – manusia belum ada.
❖ 2-14 Hari Masa Inkubasi
❖ Penularan masa inkubasi → Ada temuan yang menyatakan hal ini.
❖ Case Fatality Rate → 3,1 %
❖ Penambahan Kasus Baru Terkonfirmasi 1500-2600 kasus per hari.
❖ WHO, 2nd Meeting of International Health Regulations (2005) Emergency
Committee Regarding The Outbreak of 2019-nCoV → PHEIC !!!!!
• Laporan kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China
31/12/ • Awalnya per tgl 3 Januari hanya 44 pasien
19

• Outbreak dicurigai terkait dengan suatu pasar di Wuhan


1/1/20 • The Huanan Seafood wholesale di Wuhan di tutup

• Secara epidemiologi outbreak berkaitan dengan paparan satu pasar di Kota Wuhan
11- • sampel isolat untuk diidentifikasi mikroorganisme penyebab → tipe baru Coronavirus (10/1/20)
12/1/20 • Transmisi hewan ke manusia (Kelelawar ? Ular ? Tikus ? Anjing ? Kucing ?)

• 15 pekerja medis terinfeksi, 1 pasien dalam kondisi kritis,


22/1/20 • Tim di China mengonfirmasi virus Wuhan dapat transmisi melalui manusia ke manusia

• Terkonfirmasi kasus 14557 di Dunia


• 14411 Di China, 146 di 23 negara lain
Kondisi • 14 kota di China di karantina
terkini • 304 kematian di China dan 1 di Negara Lain
Outline

– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UMUM :

Melaksanakan kesiapsiagaan dalam menghadapi infeksi


2019-nCoV di Indonesia

KHUSUS :

Melaksanakan surveilans dan respon Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah


Melaksanakan manajemen klinis infeksi saluran pernapasan akut berat (pada
pasien dalam pengawasan 2019-nCoV)
Melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi selama perawatan kesehatan
Melaksanakan pemeriksaan laboratorium
Melaksanakan komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat dalam kesiapsiagaan
dan respon
KESIAPAN INDONESIA (1)

1. Penyampaian Surat Edaran Dirjen P2P No. SR.0364/II/55/2020 tanggal 6 Januari 2020 mengenai Kesiapsiagaan
dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Penyakit Pneumonia dari Negara Republik Rakyat Tiongkok ke Indonesia
kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota, KKP, B/BTKL-PP, dan seluruh rumah sakit rujukan nasional dan
regional.
2. Penyampaian Surat Edaran Dirjen Yankes No. YR.01.02/III/0027/2020 tanggal 7 Januari 2020 mengenai
Kesiapsiagaan Rumah Sakit dalam Penanganan Penyakit Infeksi Emerging ke 100 rumah sakit rujukan flu burung
(berdasarkan Kepmenkes No. 414 Tahun 2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Flu
Burung (Avian Influenza). Diikuti dengan penyampaian surat kepada rumah sakit rujukan flu burung untuk
melakukan pendataan ulang terkait sumber daya yang ada di rumah sakit.
3. Penyiapan Pedoman Kesiapsiagaan dalam menghadapi nCoV yang meliputi deteksi, manajemen klinis,
pemeriksaan laboratorium, dan komunikasi risiko.
4. Penyampaian press release terkait nCoV sebagai salah satu upaya komunikasi risiko kepada masyarakat dan dan
terus melakukan tindakan edukasi yang massive sebagai upaya promotif dan preventif.
KESIAPAN INDONESIA (2)

5. Laboratorium Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) Balitbangkes dan 5
laboratorium regional influenza (BBTKL-PP Jakarta, UI, Unhas, BBLK Palembang, dan BBLK
Makassar) sudah memiliki kemampuan untuk konfirmasi nCoV. Namun saat ini pemeriksaan baru
akan dilakukan oleh Balitbangkes
6. Identifikasi daerah-daerah berisiko yang memiliki akses langsung dari dan ke Tiongkok baik
melalui darat, laut, dan udara yaitu Jakarta, Tangerang, Bandar Lampung, Padang, Tarakan,
Balikpapan, Manokwari, Sampit, Bandung, Jambi, Tanjung Balai Karimun, Samarinda, Palembang,
Tanjung Pinang, Denpasar, Surabaya, Batam, Bitung, dan Manado.
7. Tersedia dan berfungsinya 195 thermal scanner Di 135 pintu masuk negara untuk
mengidentifikasi secara cepat gejala awal peningkatan suhu tubuh pelaku perjalanan.
8. Tersedia logistik kesiapsiagaan dan penanganan kasus nCoV terutama di daerah-daerah berisiko
yang memiliki akses langsung dari Tiongkok melalui darat, laut, dan udara (Alat Pelindung Diri
lengkap, masker N-95, dan health alert card )
Outline

– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kriteria Pasien
Kasus Probable
Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk 2019-nCoV tetapi
inkonklusif (tidak dapat disimpulkan) atau seseorang dengan dengan hasil
konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.

Kasus Terkonfirmasi

Seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV dengan hasil pemeriksaan


laboratorium positif

Kontak Erat :
➢ Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar
dan membersihkan ruangan di tempat perawatan khusus
➢ Orang yang merawat atau menunggu pasien di ruangan
➢ Orang yang tinggal serumah dengan pasien
➢ Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan pasien
Deteksi Dini & Respon Pintu
Masuk Wilayah
– Potensi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat ;
▪ Pelabuhan
▪ Bandar Udara
▪ PLBDN (Pos Lintas Batas Darat Negara)

– Persiapan Rangka Kesiapsiagaan 2019-nCoV :


▪ Kebijakan dan Strategi
▪ Sumber Daya Manusia → TGC (Tim Gerak Cepat), Meningkatkan kemampuan jejaring kerja lintas
sector, Pelatihan SDM.
▪ Sarana Dan Pra Sarana : Thermal Scanner, Ruang Karantina Observasi & Wawancara, APD (Alat
Pelindung Diri), Ambulans Khusus Infeksi Menular, HAC (High Alert Card), Media KIE (Berita, Koran,
Poster, Leaflet, Pamflet, dll.), Alat Komunikasi Lintas Sektor.
▪ Logistik dan Pembiayaan
Pengawasan Kedatangan Alat Angkut
• Meningkatkan pengawasan alat angkut khususnya yang berasal dari wilayah/negara terjangkit, melalui pemeriksaan dokumen kesehatan alat angkut
dan pemeriksaan faktor risiko kesehatan pada alat angkut.
• Memastikan alat angkut tersebut terbebas dari faktor risiko penularan virus 2019-nCoV.
• Jika dokumen lengkap dan/atau tidak ditemukan penyakit dan/ atau faktor risiko kesehatan, terhadap alat angkut dapat diberikan persetujuan bebas
karantina.
• Jika dokumen tidak lengkap dan/atau ditemukan penyakit dan/ atau faktor risiko kesehatan, terhadap alat angkut diberikan persetujuan karantina
terbatas, dan selanjutnya dilakukan tindakan kekarantinaan kesehatan yang diperlukan (seperti disinfeksi, deratisasi, dsb).
• Dalam melaksanakan upaya deteksi dan respon, KKP berkoordinasi dengan lintas sektor terkait lainnya, seperti Dinkes, RS rujukan, Kantor Imigrasi, dsb.

Pengawasan Kedatangan Orang


• Meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan (awak/personel, penumpang) khususnya yang berasal dari wilayah/negara terjangkit, melalui
pengamatan suhu dengan (thermal scanner maupun thermometer infra red), pengamatan visual.
• Melakukan pemeriksaan dokumen kesehatan pada orang.
• Jika ditemukan pelaku perjalanan yang terdeteksi demam dan menunjukkan gejala-gejala pneumonia berat di atas alat angkut, petugas KKP melakukan
pemeriksaan dan penanganan ke atas alat angkut dengan menggunakan APD yang sesuai. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan dalam pengawasan
2019-nCoV, dilakukan rujukan dan isolasi terhadap pelaku perjalanan tersebut. Terhadap pelaku perjalanan yang kontak erat, dilakukan tindakan
karantina
• Pengawasan kedatangan orang dilakukan melalui pengamatan suhu tubuh dengan menggunakan alat pemindai suhu massal (thermal scanner) ataupun
thermometer infrared, serta melalui pengamatan visual terhadap pelau perjalanan yang menunjukkan ciri-ciri penderita 2019-nCoV.
• Jika ditemukan pelaku perjalanan yang terdeteksi demam melalui thermal scanner/thermometer infrared maka dilakukan observasi dan wawancara
lebih lanjut. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan dalam pengawasan 2019-nCoV, dilakukan rujukan dengan menggunakan ambulans penyakit infeksi
dengan menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) berbasis kontak, droplet, dan airborne.
• RS rujukan yaitu RS rujukan infeksi, ataupun RS rujukan tertinggi di wilayah tersebut dengan fasilitas ruang isolasi bertekanan negatif.
• Terhadap pelaku perjalanan lainnya, diberikan HAC untuk dilakukan pemantauan selama minimal satu kali masa inkubasi terpanjang.
Pengawasan Kedatangan Barang
Meningkatkan pengawasan barang (baik barang bawaan maupun barang komoditi), khususnya yang berasal dari negara-negara terjangkit, terhadap
penyakit maupun faktor risiko kesehatan, melalui pemeriksaan dokumen kesehatan dan pemeriksaan faktor risiko kesehatan pada barang (pengamatan
visual maupun menggunakan alat deteksi).

Pengawasan Lingkungan
Meningkatkan pengawasan lingkungan pelabuhan, bandar udara, PLBDN, dan terbebas dari faktor risiko penularan 2019-nCo
PUSKESMAS
DETEKSI DINI RESPON
• Meningkatkan surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan pneumonia • Melakukan tatalaksana sesuai dengan kondisi pasien dan merujuk ke RS
• Melakukan surveilans aktif/pemantauan terhadap pelaku perjalanan dari rujukan sesuai dengan SOP (Standar Prosedur Operasional) dengan
wilayah/negara terjangkit selama 14 hari sejak kedatangan ke wilayah memperhatikan prinsip-prinsip PPI
berdasarkan informasi dari Dinkes setempat • Surveilans ketat probabel dan konfirmasi
• Mengidentifikasi kontak erat yang berasal dari masyarakat maupun • Melaporkan kasus dalam waktu 1x24 jam ke Dinkes Kab/Kota
petugas kesehatan • Melakukan penyelidikan epidemiologi berkoordinasi dengan Dinkes
• Melakukan pemantauan terhadap kasus dan kontak erat minimal satu Kab/Kota
kali masa inkubasi terpanjang. Pencatatan pemantauan kontak • Melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat
• Meningkatkan jejaring kerja dengan pemangku kewenangan, lintas sector
dan tokoh masyarakat

RUMAH SAKIT
DETEKSI DINI RESPON
• Meningkatkan surveilans ISPA berat • Melakukan tatalaksana sesuai dengan SOP bila menemukan kasus dengan
• Mendeteksi kasus dengan demam dan gangguan pernafasan serta memperhatikan prinsip-prinsip pengendalian infeksi
memiliki riwayat bepergian ke wilayah/negara terjangkit dalam waktu 14 • RS rujukan melakukan pengambilan spesimen berkoordinasi dengan
hari sebelum sakit (menunjukkan HAC) Dinkes setempat terkait pengiriman
• Melakukan pemantauan kontak erat yang berasal dari keluarga pasien, • Melaporkan kasus dalam waktu 1x24 jam ke Dinkes setempat
pengunjung, petugas kesehatan dan dilakukan pencatatan • Melakukan komunikasi risiko dengan keluarga pasien

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA


DETEKSI DINI RESPON
• Melakukan pemantauan dan analisis kasus ILI dan pneumonia melalui • Melaporkan pasien dalam pengawasan 2019-nCoV ke pusat dalam waktu
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) 1x24 jam ke PHEOC dan ditembuskan ke Dinkes Provinsi
• Melakukan pemantauan berita atau rumor yang berkembang terkait • Melakukan penyelidikan epidemiologi bila ada laporan pasien dalam
dengan kasus 2019-nCoV di masyarakat melalui media atau sumber pengawasan 2019-nCoV
informasi lainnya dan melakukan verifikasi terhadap berita tersebut • Melakukan mobilisasi sumber daya yang dibutuhkan bila diperlukan
• Memonitor pelaksanaan surveilans 2019-nCoV yang dilakukan oleh • Melakukan komunikasi risiko pada masyarakat
puskesmas • Membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan pasien
• Melakukan surveilans aktif 2019nCoV rumah sakit untuk menemukan
kasus
Alur Deteksi Dini di
Pintu Masuk Wilayah
Alur Pelaporan Kasus
Outline

– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
ADMISI UGD ADMISI RAJAL RANAP

Admisi Wajib Menanyakan :


1. Keluhan Batuk, Sesak Napas, Demam
2. Riwayat Perjalanan Dari Negara Terjangkit, atau kontak
dengan orang yang dating dari daerah/negara terjangkit,
atau dirujuk dengan suspek ILI akibat Coronavirus.
3. Memelihara unggas atau hewan peliharaan (misalnya babi)
yang sakit.

2 dari 3 (+), atau


hanya point no.2 Hanya 1 (+)

❑Aktifkan Respon Tim Gerak Cepat


❑Beri APD Standar Penyakit Infeksius ❑Tatalaksana pasien terkait kondisi
Pada Pasien dan TGC pasien saat ini.
❑Segera Bawa Pasien Dengan Ambulans
Infeksi ke Ruang MDR untuk di ❑APD Standar PPI pada TGC
Evaluasi oleh TGC
Untuk bagian Manajemen Klinis Medis, Dokter dapat Tim Gerak Cepat RS Terdiri atas :
berpedoman dari Buku Pedoman Kesiapsiagaan Dokter Umum
Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV)
Perawat Terlatih PPI Pandemi Emerging Infection Disease
Kemenkes, atau Interim Guidance Document : Clinical
Laboran Terlatih Pengambilan Spesimen
management of severe acute respiratory infections
when novel coronavirus is suspected (WHO).
Outline

– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Implementasi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI)
– PPI : Bagian vital dan terintegrasi dalam managemen klinis pasien dan harus dimulai dititik pasien masuk
ke rumah sakit (IGD)

Standar pencegahan

hand hygiene alat pelindung diri


Pembersihan/perawatan lingkungan
rumah sakit

pencegahan tertusuk jarum


atau benda tajam pencucian dan desinfektan
Sumber gambar: google.com
managemen pembuangan limbah medis peralatan medis
Implementasi PPI (2)
Triase - Masker medis untuk pasien suspek
- Ruang isolasi atau area terpisah
- Jarak minimal 1 meter dari pasien lain
- Ajari etika batuk dan bersin
- Hand hygiene
Pencegahan transmisi - Gunakan masker medis jika bekerja dalam 1-2 meter dari pasien
droplet - Satu ruang khusus atau disatukan dengan etiologi yang sama
- Jika etiologi tidak pasti, satu group pasien dengan diagnosis klinis sama dan risiko epidemiologi sama, dengan
pemisahan spasial
- Gunakan pelindung mata jika menangai dekat pasien
- Batasi aktvitas paesien keluar ruangan
Pencegahan kontak Mencegah dari area atau peralatan yang terkontaminasi
- Gunakan APD lengkap, dan lepas jika keluar
- Jika memungkinkan gubakan alat sekali pakai contoh stetoskop, termometer,
- Hindari mengkontaminasi daerah yang tidak secara langsung terkait perawatan pasien seperti gagang pintu
- Ventilasi ruabgan adekuat
- Hand Hygiene
- hindari pemindahan pasien
Penerapan seperti: suction, intubasi, bronkoskopi, RJP.
pencegahan airborne - APD lengkap mencakup sarung tangan, jubah, pelindung mata, masker N95
- Gunakan ruangan ventilasi tunggal jika memungkinkan , ruangan tekanan negatif,
ketika melalkukan
- Hindari keberadaan individu yang tidak dibutuhkan
prosedur alat saluran
- Setelah tindakan tatalaksana sesuai dengan tipe ruangannya
napas
Pemulasaran Jenazah
▪ Petugas kesehatan harus menjalankan kewaspadaan standar ketika menangani pasien yang
meninggal akibat penyakit menular.
▪ APD lengkap harus digunakan petugas yang menangani jenazah jika pasien tersebut meninggal
dalam masa penular
▪ Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah yang tidak mudah tembus sebelum
dipindahkan ke kamar jenazah.
▪ Jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian luar kantong jenazah.
▪ Pindahkan sesegera mungkin ke kamar jenazah setelah meninggal dunia.
▪ Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk melakukannya sebelum jenazah
dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan menggunakan APD.
▪ Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang penanganan khusus bagi jenazah
yang meninggal dengan penyakit menular. Sensitivitas agama, adat istiadat dan budaya harus
diperhatikan ketika seorang pasien dengan penyakit menular meninggal dunia.
▪ Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet.
▪ Jika akan diotopsi harus dilakukan oleh petugas khusus, jika diijinkan oleh keluarga dan Direktur
Rumah Sakit.
▪ Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
▪ Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.
▪ Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 (empat) jam disemayamkan di pemulasaraan jenazah.
Outline

– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Jenis Spesimen
Pengiriman Spesimen dilakukan Oleh Dinas Kesehatan Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24
menyertakan formulir-formulir yang sudah ditentukan jam. Pengiriman ditujukan ke Laboratorium Pusat Penyakit
kemenkes, dengan Surat pengantar dari Dinkes Infeksi Prof. Dr. Oemijati – Puslitbang Biomedis dan Teknologi
Prov/Kab/Kota di dalam Cool Box Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes. Jl. Percetakan Negara
No.23A. Jakarta Pusat 10560
Outline

– BACKGROUND
– OBJECTIVES
– DETEKSI DINI & RESPON
– MANAJEMEN KLINIS
– PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
– PENGELOLAAN SPESIMEN DAN KONFIRMASI LABORATORIUM
– KOMUNIKASI RESIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Komunikasi Resiko dan Pemberdayaan
Masyarakat (KPRM) - WHO
– KRPM yang diadaptasi dari panduan dan pelatihan Risk Communication and Community Engagement, WHO,
bertujuan untuk:
• Menyiapkan strategi komunikasi dengan informasi dan ketidakpastian yang belum diketahui (pemantauan
berita/isu di media massa dan media sosial, talking point/standby statement pimpinan/juru bicara, siaran pers,
temu media, media KIE untuk informasi dan Frequently Asked Question/FAQ, dll).
• Mengkaji kapasitas komunikasi nasional dan sub-nasional (individu dan sumberdaya).
• Mengidentifikasi aktor utama dan membentuk kemitraan dengan komunitas dan swasta.
• Merencanakan aktivasi dan implementasi rencana kegiatan KRPM
• Melatih anggota Tim Komunikasi Risiko (yang terdiri dari Humas/Kominfo dan Promosi Kesehatan) sebagai
bagian TGC dan staf potensial lainnya tentang rencana dan prosedur KRPM.
❖ Health Advice:
✓ Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan
mata; serta setelah memegang instalasi publik.
✓ Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci dengan
air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci
tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80% handrub.
✓ Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk menggunakan tisu, atau sisi dalam
lengan atas. Tisu yang digunakan dibuang ke tempat sampah dan cuci tangan
setelahnya.

Pesan Kunci ✓ Ketika meiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan
kesehatan.

Untuk
Masyarakat ❖ Travel Advice
✓ Hindari kontak dengan hewan (baik hidup maupun mati).
Umum ✓ Hindari mengonsumsi produk hewan mentah atau setengah matang.
✓ Hindari mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan.
✓ Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas.
✓ Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan.
✓ Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau
batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan.
✓ Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam
atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk
mencegah penularan penyakit.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai