19 Januari 2021
Setelahmengikuti materi ini, peserta
mampu melakukan surveilans dan
penyelidikan epidemiologi COVID-19
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu :
1. Menjelaskan Definisi Operasional Terkait Covid -19
2. Menjelaskan kegiatan surveilans dan karantina.
3. Menjelaskan deteksi dini dan respon.
4. Menjelaskan penyelidikan epidemiologi.
5. Melakukan pelacakan kontak erat.
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
SITUASI COVID-19 DI INDONESIA PER-18 JANUARI 2021
SARS-CoV-2 adalah virus jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia dan menyebabkan Coronavirus
Demam
Sakit kepala Disease 2019
(COVID-19)
Mata merah/radang 80%PADA UMUMNYA GEJALA RINGAN-
SEDANG
Hilang perasa/pembau
Batuk
15%GEJALA BERAT
Tenggorokan nyeri
Lemah /
5% MEMBUTUHKAN
(KRITIS) PERAWATAN ICU
kelelaha Kasus berat dan kematian meningkat pada orang yang
n dengan kondisi penyerta:
P. Jantung, DM, Penyakit Paru Kronis, Hipertensi,
Diare
Sumber: EPI WIN,WHO Kanker, usia >60 tahun
• Droplet: partikel ludah
berukuran >5 um
• Ditularkan melalui:
a. Kontak langsung
b. Kontak tidak
langsung
• Airborne : jika dilakukan
prosedur penghasil aerosol
intubation,
CPR, nebulasi.
Permenkes no.45 tahun 2014 : kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus thd data dan informasi ttg kejadian penyakit dan masaah kesehatan
dan kondisi yg mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakitat/masalah kesehatan utk memperoleh dan memberi informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Mengidentifikasi ada atau tidaknya kasus melalui pintu
masuk negara baik melalui pelabuhan udara/laut
maupun daerah perbatasan (check point)
Dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan
Langkah penemuan kasus di pintu masuk:
1. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaku
perjalanan (awak/personel, penumpang) khususnya
yang berasal dari wilayah/negara dengan transmisi lokal,
melalui pengamatan suhu dengan thermal
scanner maupun thermometer infrared, pengamatan
tanda dan gejala, maupun pemeriksaan kesehatan
tambahan.
2. Melakukan pemeriksaan dokumen kesehatan pada orang.
3. Jika ditemukan pelaku perjalanan terdeteksi demam dan
menunjukkan gejala-gejala pneumonia di atas alat angkut berdasarkan
laporan awak alat angkut, maka petugas KKP melakukan
pemeriksaan dan penanganan ke atas alat angkut dengan
menggunakan APD yang sesuai.
4. Tatalaksana terhadap pelaku perjalanan dilakukan sesuai dengan
kriteria kasus dan kondisi, serta prosedur penanganan kasus.
5. Terhadap barang dan alat angkut dilakukan tindakan
kekarantinaan sesuai SOP yang berlaku.
Dilakukan di fasyankes maupun di masyarakat.
Untuk menemukan adanya seseorang yang terindikasi
COVID-19 yang harus segera direspon.
Bentuk respon berupa verifikasi, notifikasi, rujukan kasus dan
respon penanggulangan
Bentuk kegiatan verifikasi adalah penyelidikan epidemiologi.
Sedangkan, kegiatan respon penanggulangan antara lain
identifikasi dan pemantauan kontak, rujukan, komunikasi risiko
dan pemutusan rantai penularan.
Peningkatan kegiatan surveilans ILI (Influenza Like Illness) di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) melalui Puskesmas dan
jaringan/jejaringnya serta Surveilans Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARI) di Rumah Sakit atau Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
(FKRTL) baik swasta maupun pemerintah.
Kunjungan pasien ke fasyankes yang memenuhi kriteria kasus.
Laporan yang bersumber dari masyarakat.
Hasil penelusuran kontak erat di
masyarakat dan fasyankes. Kontak dapat
terjadi pada keluarga atau rumah tangga, petugas kesehatan di lingkungan
rumah sakit, ruang kelas, tempat kerja dan sebagainya.
Jika ditemukan orang yang memenuhi kriteria kasus maka dilakukan
tatalaksana sesuai dengan kriteria kasus dan kondisi.
Peningkatan kegiatan surveilans khusus kelompok risti diperlukan untuk memastikan deteksi
kasus dan klaster yang cepat, lebih cepat daripada surveilans FKTP atau surveilans berbasis
rumah sakit. Orang yang tinggal di lingkungan tertutup, seperti penjara, atau fasilitas tempat
tinggal khusus, seperti asrama, yayasan, dan lain-lain dapat menjadi sangat rentan karena
mereka tidak mandiri.
Kelompok rentan lainnya terjadi pada kelompok dengan probabilitas penularan lebih tinggi
dari pada populasi umum atau kelompok yang
Pelaporan infeksi nosokomial dari Rumah Sakit, kasus COVID-19 harus dimasukkan sebagai
prioritas untuk pelaporan segera.
Di lokasi pengungsi dan di antara populasi pengungsi dengan sumber daya rendah,
dibutuhkan tambahan konsiderasi sebagai jaminan kemanusiaan.
Jika ditemukan satu kasus konfirmasi
COVID-19 di suatu daerah maka
dinyatakan sebagai KLB di daerah
tersebut.
Mengetahui karakteristik
1
epidemiologi
Mengetahui
2 Mengidentifikasi faktor risiko
besar masalah
KLB dan
mencegah 3 Mengidentifikasi kasus tambahan
penyebaran yang
lebih luas 4 Mengidentifikasi kontak erat
Mengirimkan laporan W1 ke
Dinkes Kabupaten/Kota dalam
waktu <24 jam, kemudian
diteruskan oleh Dinkes
Kabupaten/Kota ke Provinsi dan
PHEOC.
a. Persiapan formulir penyelidikan
Gambaran jika
tidak
dilakukan
pelacakan
kontak dan
karantina
Apakah Pelacakan Kontak
(Contact Tracing) ini adalah hal
baru?
• Apakah hal yang baru? Tidak, kita sudah lama mempraktekkan
pelacakan kontak.
- KLB Polio cVDPV, 2019 : Yahukimo, 2 kasus tambahan adalah hasil
pelacakan ko n t ak spesimen dari anak sehat.
- Kasus Difteri dan campak pelacakan kontak dilakukan untuk
menemukan kasus tambahan dan mencegah penularan lebih luas
• Sumber daya yang dibutuhkan: banyak tenaga, waktu, dan sumber daya
lainnya -keuntungannya: penularan berhenti, kasus turun, kematian
menurun.
Prinsip utama adalah dengan melaksanakan tahap berikut ini,
1. Identifikasi kontak erat
2. Pendataan
3. Karantina dan pemantauan harian selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan
kasus konfirmasi/probabel
Orang yang berkontak dengan kasus konfirmasi/probabel, dengan memenuhi kriteria
berikut:
a) Bertemu/tatap muka dalam radius 1 meter dan ≥15 menit
b) Kontak fisik langsung (berjabat tangan, berpelukan dsb)
c) Memberikan perawatan langsung tanpa APD standar.
d) Situasi lain berdasarkan penilaian epidemiologis setempat.
2 hari 14 hari atau sampai kasus diisolasi
Symptomatic: onset
2 hari sebelum onset 14 hari setelah onset atau sampai kasus diisolasi
Onset
• Hubungi dan wawancara kepada kontak erat
• Langkah-langkahnya:
a) Wawancara (menggunakan telepon/WA, atau kunjungan langsung)
b) Informasikan tujuan pelacakan kontak.
c) Catat informasi dasar: nama, umur, alamat, nomer yang bisa dihubungi,
tanggal kontak terakhir dengan kasus i s i form 2
d) Sampaikan kepad kontak erat untuk melakukan :
i. Karantina mandiri
ii. Bahwa akan dilakukan pemantauan harian, dan untuk melaporkan jika
muncul
gejala.
iii. Jika muncul gejala, nanti akan dirujuk untuk pemeriksaan swab.
• Untuk seluruh petugas kesehatan penilaian dan monitoring secara rutin
• Petugas kesehatan yang masuk kriteria kontak erat, maka direkomendasikanuntuk:
i. Berhenti sementara
ii. Lakukan pemeriksaan swab segera meskipun tidak muncul gejala.
iii. Karantina selama 14 hari sejak paparan terakhir tanpa menggunakan APD yang cukup.
• Semua petugas kesehatan diharapkan untuk melakukan self-monitoring dan jika memiliki
komorbid untuk sebisa mungkin tidak merawat pasien COVID-19 secara langsung.
• Prioritas utama: jaga petugas kesehatan kita
a) Petugas harus cukup sehat dan telah
mendapatkan pelatihan
Apa yang perlu
b) Berkoordinasi dengan tokoh/pemerintah setempat
untuk menghindari adanya stigma dan dimonitor? :
diskriminasi
c) Supervisi berjenjang dari provinsi, kabupaten
- Gejala
dan puskesmas. - Praktik
d) Lapor dan monitoring harian
e) Pemeriksaan lab jika kontak muncul gejala.
Karantina
f) Kontak erat yang telah selesai masa
karantina dapat diberikan surat penyataan
selesai pemantauan
• Karantina dilakukan selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan kasus konfirmasi
atau probabel.
• Contohpenghitungan:
a. Terakhir bertemu: 22 Agustus 2020
b. Baru terlacak sebagai kontak erat tanggal 28 Agustus 2020
c. Selama tanggal 22-28 Agustus kontak erat mengaku tidak memiliki gejala
d. Maka kontak erat harus melakukan karantina dan pemantauan harian sampai
tanggal 5 September 2020.
• Utamakan wawancara melalui telepon/aplikasi pesan instan untuk
memperkecil risiko penularan.
• Jika harus bertemu langsung, lakukan di luar ruangan/tempat dengan
ventilasi baik/terbuka, jaga jarak minimal 1 meter, gunakan APD yang
sesuai (masker dan pelindung wajah(jika tersedia)), dan pastikan orang
yang diwawancara juga menggunakan masker/masker medis.
• Cuci tangan dengan sabun atau gunakan hand sanitizer sebelum dan
sesudah wawancara.
• Hindari untuk menyentuh barang-barang di sekitar kontak erat.
• Ventilasi dan • Ruanga
pencahayaan n
yang cukup terpisah
atau
• Jarak
tempat
tidur
>1
• Alat makan meter
tersendiri
• Selalu menjaga
jarak • Sering
• Sering dilakukan cuci
pembersihan tangan
• Selalu
menggunaka
n masker
Kontak Erat
= 37,5%
30 + 50
6. Ukuran Kematian :
a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate atau CDR)
b. Angka Kematian menurut kelompok umur (ASDR)
c. Angka kematian karena penyakit tertentu (CSDR)
d. Case Fatality Rate (CFR) =
Jml.Kematian/Jml.Kasus x 100%