Anda di halaman 1dari 25

Respon dan Kesiapsiagaan

Penanggulangan PHEIC
Diklat Kekarantinaan Kesehatan
Tahun 2015
Subdit Karantina Kesehatan dan Kesehatan
Pelabuhan
Tujuan

Umum :

Mampu melakukan respon dan kesiapsiagaan dalam


penanggulangan PHEIC

Khusus:
• Menjelaskan pengertian dan penetapan PHEIC, pengertian
PHEIC di dunia dan Indonesia, dan dampak PHEIC;
• Melakukan deteksi kejadian yang berpotensi PHEIC di pintu
masuk negara;
• Melakukan respon kejadian PHEIC di luar negeri dan dalam
negeri;
• Menyusun rencana kontijensi dan core capacity
penanggulangan PHEIC di pintu masuk negara
Outline

1. Pengertian dan penetapan PHEIC, pengertian


PHEIC di dunia dan Indonesia dan dampak PHEIC

2. Tata cara deteksi kejadian yang berpotensi PHEIC


di pintu masuk negara

3. Tata cara merespon kejadian PHEIC di luar negeri


dan dalam negeri.

4. Tata cara penyusunan rencana kontijensi dan core


capacity penanggulangan PHEIC
Adalah :

Kejadian Luar Biasa yang merupakan


risiko kesehatan masyarakat bagi negara
lain karena dapat menyebar lintas negara
dan berpotensi memerlukan respons
internasional secara terkoordinasi
Adanya PHEIC ditetapkan oleh:
Direktur Jenderal WHO
berdasarkan informasi yang diterima dari
suatu negara dengan mempertimbangkan :
Saran komite kesehatan
Algoritma utk kejadian yang mungkin
PHEIC
Bukti ilmiah
Penilaian Risiko
Emerging and Re-Emerging Infectious Diseases

AS Fauci
Deteksi Kejadian yang Berpotensi PHEIC

Penyakit Menular Tertentu yang berpotensi Wabah sesuai


Permenkes 1501 tahun 2010:
1. Kolera;
2. Pes Bubo dan Pes Pneumonia;
3. Demam Berdarah Dengue;
4. Campak;
5. Polio;
6. Difteri;
7. Pertusis;
8. Rabies;
9. Malaria;
Penyakit
Menular Tertentu yang berpotensi Wabah
(Permenkes No 1501 tahun 2010) .. lanjutan
10. Avian Influenza H5N1;
11. Antraks;
12. Leptospirosis;
13. Hepatitis;
14. Influenza A baru H1N1;
15. Meningitis;
16. Demam Kuning (Yellow Fever);
17. Chikungunya
Middle East Respiratory Syndrome
Corona Virus (MERS CoV) (2012 – ??)
Ebola Disease Virus (EDV) (2014-??)
Deteksi Dini Potensi Pandemi Flu
Baru
Sinyal Epidemiologi

 Klaster penderita atau kematian karena pneumonia yang


tidak jelas penyebabnya dan terkait erat dalam faktor
waktu dan tempat dengan rantai penularan yang
berkelanjutan, atau

 Klaster penderita flu baru dengan dua generasi


penularan atau lebih tanpa hubungan darah antar
generasi dan atau adanya penularan kepada petugas
kesehatan yang merawat penderita.
Deteksi Dini Potensi Pandemi Flu
Baru
….…lanjutan

Sinyal Virologis

Sinyal virologi dideteksi melalui penguraian gen (genetic sequencing) dari isolat virus H5
yang berasal dari manusia atau hewan. Pemeriksaan ini telah dapat dilakukan di
Indonesia.Dari penguraian gen ini akan dapat dideteksi:

 Reassortment (virus yang mengandung material genetik manusia dan hewan) atau

 Mutasi pada isolat virus dari manusia dan atau isolat hewan.

 Untuk memastikan adanya sinyal virologi diperlukan waktu yang relatif lama (2-3
minggu) karena membutuhkan pemeriksaan penguraian gen secara penuh (full
genetic sequencing)

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti seberapa jauh perubahan genetik yang
dibutuhkan untuk memungkinkan terjadinya penularan antarmanusia.
Mekanisme deteksi kejadian yang berpotensi
PHEIC di pintu masuk Negara

 Pengawasan terhadap alat angkut dengan penerbitan dokumen


kesehatan setelah dilakukan pemeriksaan faktor risiko dan tidak
ditemukan faktor risiko.

 Pengawasan tehadap barang dalam alat angkut maupun barang bawaan


pelaku perjalanan

 Pengawasan terhadap orang atau pelaku perjalanan baik laut, udara maupun
darat, diantaranya dengan:
 Skrining dengan metode sesuai pedoman teknis terkait;
 Pemberian kartu kewaspadaan kesehatan;
 Pemberian informasi tentang cara pencegahan, pengobatan dan pelaporan
suatu kejadian PHEIC;
 Pengambilan specimen/sampel sesuai pedoman teknis terkait;
 Jika didapatkan factor risiko kesehatan maupun risiko PHEIC, bila perlu
dilakukan tindakan kekarantinaan sesuai pedoman teknis terkait.
Respon Kejadian PHEIC dari Luar Negeri

Persiapan

 Dilakukan setelah ada informasi dari WHO dan atau instruksi


untuk melakukan kesiapsiagaan dari National Focal Point IHR
Indonesia (Dirjen PP & PL Kemenkes) karena di suatu
daerah/negara sedang terjadi PHEIC atau kejadian yang
berpotensi PHEIC.

 Tahap persiapan meliputi Koordinasi, Penyusunan Rencana


Operasional, dan Pemenuhan Kebutuhan Operasional.

Tahap Pelaksanaan

Dilaksanakan setelah ada instruksi penanggulangan


KLB/Wabah/PHEIC dari Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan
dan dilaksanakan sesuai dengan SOP pada lampiran instruksi
tersebut.
Respon Kejadian PHEIC dari Luar Negeri
…….lanjutan
Kegiatan Pengawasan Kedatangan
 Kegiatan pengawasan kedatangan sesuai SOP otoritas pintu masuk
negara setempat.
 Kegiatan secara umum di zona karantina, Lini I dan Lini II sebagai
berikut :
Pengawasan di Zona Karantina (batas wilayah zona karantina
ini ditentukan dengan pembagian wilayah kepentingan oleh Daerah
Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan)
Tujuan :
Meliputi pemeriksaan identitas (KTP/Pasport) yang didahului
dengan penjelasan maksud dan tujuan pemeriksaan identitas kepada
semua orang serta kelengkapan dokumen alat angkut yang akan
masuk ke wilayah pelabuhan/bandara/PLBD.
Respon Kejadian PHEIC dari Luar Negeri
…….lanjutan
Kegiatan Pengawasan Kedatangan (2)

 Pengawasan di Lini I (batas wilayah area publik di pelabuhan/bandara/plbd


sebelum memasuki pintu masuk).

Tujuan:

Terseleksinya semua orang yang datang dari wilayah/negara terpapar


atau menderita penyakit KLB/Wabah/PHEIC ke pelabuhan/bandara/PLBD.

 Pengawasan di Lini II (batas wilayah kerja pelabuhan/bandara/PLBD yang


dimulai dari area pintu masuk wilayah). Pengawasan Lini II meliputi
pengawasan semua pintu masuk batas wilayah pelabuhan/bandara/PLBD.

Tujuannya :

Terseleksinya semua orang, barang dan alat angkut darat yang akan
keluar dari Lini I ke Lini II pelabuhan/bandara/PLBD yang datang dari wilayah
terpapar KLB/Wabah/PHEIC.
ResponPHEIC episenter (dari dalam
negeri)
1. Pembentukan Pos Komando dan Koordinasi sebagai Pusat
Operasi Penanggulangan sesuai dokumen Rencana Kontijensi
(meliputi perencanaan, proses, dan pengambilan keputusan dan
koordinasi yang bersifat kebijakan dan teknis operasional, termasuk
pembentukan pos komando (POSKO) mulai dari pusat, provinsi,
kabupaten/kota dan pos lapangan)

2. Surveilans Epidemiologi (penyelidikan s/d identifikasi adanya


penularan antar manusia pada lokasi terbatas dengan jumlah kasus
yang masih dalam batas masih memungkinkan untuk ditanggulangi
)

3. Respon Medik dan Laboratorium (penatalaksanaan kasus dan


upaya penanggulangan episenter di seluruh sarana pelayanan
kesehatan: puskesmas, rumah sakit non rujukan, rumah sakit
rujukan, dan fasilitas kesehatan lainnya )
ResponPHEIC episenter (dari dalam
negeri)
4. Intervensi Farmasi (pemberian profilaksis antiviral, vaksinasi (jika
tersedia), dan alat pelindung diri kepada seluruh masyarakat di
wilayah episenter serta petugas pelaksana yang tergabung dalam
operasi penanggulangan PHEIC. )

5. Intervensi Nonfarmasi termasuk Pengawasan Perimeter (meliputi


kegiatan karantina rumah, karantina wilayah termasuk pengawasan
perimeter, pembatasan kegiatan sosial, pengendalian faktor risiko
lingkungan )

6. Komunikasi Risiko (diarahkan kepada masyarakat dan pihak-


pihak lain yang berisiko terjangkit virus penyebab pandemi
influenza dalam wilayah episenter)
Respon PHEIC episenter (dari dalam
negeri)
7. Tindakan Karantina di Bandar Udara, Pelabuhan, Pos Lintas Batas Darat
(PLBD), Terminal, dan Stasiun (meliputi seluruh kegiatan pengawasan
lalu lintas orang dan barang termasuk surveilans yang dilakukan di
bandar udara, pelabuhan, PLBD, terminal, dan stasiun kereta api
berkaitan dengan upaya penanggulangan episenter PHEIC)

8. Mobilisasi Sumber Daya (pengelolaan sumber daya meliputi proses


identifikasi, penyediaan, dan pendistribusian sumber daya, baik saat
penanggulangan maupun pascapenanggulangan episenter)

9. Keberlangsungan lembaga usaha/Bussines Continuity Plan(bertujuan


melindungi keberlangsungan usaha dari dampak PHEIC dan mencegah
penyebaran PHEIC di tempat kerja)

10. Jejaring Kegiatan (kerjasama dari lintas program dan sektor melalui suatu
dokumen rencana kontijensi penanggulangan PHEIC )
adalah Proses perencanaan ke depan, dalam keadaan tidak
menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan
teknis dan manajerial ditetapkan, serta sistem tanggapan
dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah,
atau menanggulangi secara lebih baik keadaan atau situasi
darurat yang dihadapi
Perencanaan Kontinjensi harus dibuat bersama
semua pemangku kepentingan dan berbagai sektor
yang terlibat dalam penanggulangan bencana

(pemerintah, perusahaan negara/daerah, sektor


swasta, organisasi non pemerintah, masyarakat, serta
pihak lain yang terkait/relevan dengan jenis
bencananya)

Merupakan living document yang harus selalu di update


sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi
LANGKAH - LANGKAH
Perencanaan Kontinjensi mencakup kegiatan-kegiatan yang dirancang
untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana/kedaruratan, al :

 Pengumpulan data/informasi (termasuk sumberdaya) dari berbagai unsur


(pemerintah dan non-pemerintah)

 Pembagian peran dan tanggung jawab antar sektor

 Proyeksi kebutuhan lintas sektor

 Identifikasi, inventarisasi dan penyiapan sumberdaya dari setiap sektor

 Pemecahan masalah berdasarkan kesepakatan-kesepakatan

 Komitmen/kesepakatan untuk melakukan peninjauan kembali renkon,


jika tidak terjadi bencana, termasuk dilakukan gladi

 Komitmen/kesepakatan untuk melaksanakan operasi tanggap darurat


(jika bencana terjadi)
PROSES PENYUSUNAN RENKON

Penilaian Bahaya

Penentuan
Kaji Kejadian
Ulang
Pengembangan
Skenario
Simulasi/
Gladi Penetapan
Kebijakan dan
Strategi

Perkiraan Ketersediaan
Kebutuhan
Kesenjangan Sumber Daya
RTL
Formalisasi
KEDARURAT
AN KESMAS
Aktivasi

Diagram alir penyusunan rencana kontinjensi


Kata Pengantar
Daftar Penyusun
Bab I Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan dan
sasaran, Lingkup, Dasar Hukum)
Bab II Gambaran Umum (Bahaya, risiko, kerentanan,
kapasitas, skenario)
Bab III Kebijakan dan Strategi Penanggulangan
Bab IV Peran dan Tanggung Jawab Unit Kerja/
Lembaga
Bab V Kegiatan Utama Penanggulangan
Bab VI Rencana Operasi
Bab VII Sumber Daya
Bab VIII Penutup
Lampiran
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai