Penanggulangan PHEIC
Diklat Kekarantinaan Kesehatan
Tahun 2015
Subdit Karantina Kesehatan dan Kesehatan
Pelabuhan
Tujuan
Umum :
Khusus:
• Menjelaskan pengertian dan penetapan PHEIC, pengertian
PHEIC di dunia dan Indonesia, dan dampak PHEIC;
• Melakukan deteksi kejadian yang berpotensi PHEIC di pintu
masuk negara;
• Melakukan respon kejadian PHEIC di luar negeri dan dalam
negeri;
• Menyusun rencana kontijensi dan core capacity
penanggulangan PHEIC di pintu masuk negara
Outline
AS Fauci
Deteksi Kejadian yang Berpotensi PHEIC
Sinyal Virologis
Sinyal virologi dideteksi melalui penguraian gen (genetic sequencing) dari isolat virus H5
yang berasal dari manusia atau hewan. Pemeriksaan ini telah dapat dilakukan di
Indonesia.Dari penguraian gen ini akan dapat dideteksi:
Reassortment (virus yang mengandung material genetik manusia dan hewan) atau
Mutasi pada isolat virus dari manusia dan atau isolat hewan.
Untuk memastikan adanya sinyal virologi diperlukan waktu yang relatif lama (2-3
minggu) karena membutuhkan pemeriksaan penguraian gen secara penuh (full
genetic sequencing)
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti seberapa jauh perubahan genetik yang
dibutuhkan untuk memungkinkan terjadinya penularan antarmanusia.
Mekanisme deteksi kejadian yang berpotensi
PHEIC di pintu masuk Negara
Pengawasan terhadap orang atau pelaku perjalanan baik laut, udara maupun
darat, diantaranya dengan:
Skrining dengan metode sesuai pedoman teknis terkait;
Pemberian kartu kewaspadaan kesehatan;
Pemberian informasi tentang cara pencegahan, pengobatan dan pelaporan
suatu kejadian PHEIC;
Pengambilan specimen/sampel sesuai pedoman teknis terkait;
Jika didapatkan factor risiko kesehatan maupun risiko PHEIC, bila perlu
dilakukan tindakan kekarantinaan sesuai pedoman teknis terkait.
Respon Kejadian PHEIC dari Luar Negeri
Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tujuan:
Tujuannya :
Terseleksinya semua orang, barang dan alat angkut darat yang akan
keluar dari Lini I ke Lini II pelabuhan/bandara/PLBD yang datang dari wilayah
terpapar KLB/Wabah/PHEIC.
ResponPHEIC episenter (dari dalam
negeri)
1. Pembentukan Pos Komando dan Koordinasi sebagai Pusat
Operasi Penanggulangan sesuai dokumen Rencana Kontijensi
(meliputi perencanaan, proses, dan pengambilan keputusan dan
koordinasi yang bersifat kebijakan dan teknis operasional, termasuk
pembentukan pos komando (POSKO) mulai dari pusat, provinsi,
kabupaten/kota dan pos lapangan)
10. Jejaring Kegiatan (kerjasama dari lintas program dan sektor melalui suatu
dokumen rencana kontijensi penanggulangan PHEIC )
adalah Proses perencanaan ke depan, dalam keadaan tidak
menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan
teknis dan manajerial ditetapkan, serta sistem tanggapan
dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah,
atau menanggulangi secara lebih baik keadaan atau situasi
darurat yang dihadapi
Perencanaan Kontinjensi harus dibuat bersama
semua pemangku kepentingan dan berbagai sektor
yang terlibat dalam penanggulangan bencana
Penilaian Bahaya
Penentuan
Kaji Kejadian
Ulang
Pengembangan
Skenario
Simulasi/
Gladi Penetapan
Kebijakan dan
Strategi
Perkiraan Ketersediaan
Kebutuhan
Kesenjangan Sumber Daya
RTL
Formalisasi
KEDARURAT
AN KESMAS
Aktivasi