Anda di halaman 1dari 8

STANDAR PELAYANA P2 KECACINGAN DAN FILARIASIS

A. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian pelayanan

NO. KOMPONEN
1 Persyaratan pelayanan

2 Sistem, Mekanisme, dan Prosedur


2 Sistem, Mekanisme, dan Prosedur

3 Jangka Waktu Pelayanan


4 Biaya/Tarif
5 Produk Pelayanan
6 Penanganan, Pengaduan, Saran
dan Masukan
CINGAN DAN FILARIASIS

an yang terkait dengan proses penyampaian pelayanan

URAIAN
1. Daftar persyaratan

a). Surveilans Cacingan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
terhadap data dan informasi tentang kejadian Cacingan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan Cacingan untuk memperoleh dan memberikan informasi
- 4 - guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien.
b). Penanggulangan Cacingan adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan prevalensi serendah mungkin dan menurunkan risiko penularan Cacingan di suatu
wilayah.

c. Pemberian Obat Pencegahan Secara Massal Cacingan yang selanjutnya disebut POPM
Cacingan adalah pemberian obat yang dilakukan untuk mematikan cacing secara serentak
kepada semua penduduk sasaran di wilayah berisiko Cacingan sebagai bagian dari upaya
pencegahan penularan Cacingan.

d).Dilakukan pemetaan RW yang terdapat penyakit menular Kecacingan dan Filariasis dalam 1
tahun.

2. Waktu penyampaian persyaratan


a). POPM Cacingan dilaksanakan dua kali dalam 1 (satu) tahun
untuk daerah kabupaten/kota dengan prevalensi tinggi dan
satu kali dalam 1 (satu) tahun untuk daerah kabupaten/kota
dengan prevalensi sedang.

b). POPM Cacingan dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan:


1). bulan vitamin A;
2).pemberian makanan tambahan anak balita, anak usia
pra sekolah, dan anak usia sekolah;
3). usaha kesehatan sekolah; dan/atau
4). program kesehatan lain.

3. Standar pelayanan yang sudah ada sebelumnya yang dapat dijadikan rujukan
a). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2017 tentang
Penanggulangan Cacingan Pasal 16 Pelaksanaan POPM Cacingan wajib dilakukan secara terus
menerus sampai terjadi penurunan prevalensi di bawah 10% (sepuluh persen)

b). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Program
Pengendalian Cacingan berpindah direktorat, dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung
c).Direktorat Jenderal PP dan PL, Kementerian Kesehatan, yaitu Sub Direktorat Cacing Tambang
dan Parasit Perut Lainnya.
d). Prevalensi Cacinganbervariasi antara 2,5% - 62%

1. Alur Pelayanan
a). Pendataan usia prasekolah di setiap RW dan Posyandu oleh kader
b). Kader memberikan hasil pendataan ke PKM melalui PJ Surveilens
c). Penyediaan obat program POPM kecacingan oleh Puskesmas
d). Pendropingan obat program POPM Kecacingan ke RW dan Posyandu melalui kader
e). Pelaksanaan pemberian obat kecacingan bersamaan pada saat pemberian Vi. A

2. Pada tahapan ini proses pelayanan sebagai bahan penyusunan Standar Operasional
Prosedur
a).Pengertian POPM Kecacingan dan Filariasis
Penanggulangan Cacingan dan filariasis adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan
untuk menurunkan prevalensi serendah mungkin dan menurunkan risiko penularan Cacingan di
suatu wilayah.

b). Tujuan
sebagai panduan dalam melaksanakan tugas, fungsi dan peranan pihak-pihak terkait sebagai
norma, standar, prosedur dan ketentuan dalam program Penanggulangan Cacingan di tingkat
pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Mencapai reduksi kecacingan dan filariasis di Indonesia
tahun 2020.

c). Kebijakan
SK Kepala Puskesmas Nomor : ....... / ....... / SK / PKM BJ / ..... / 2020
d). Referensi
Permenkes RI Nomor 15 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan Kecacingan dan Filariasis
e). Prosedur Langkah
1). Kepala Puskesmas bersama tim UKM persiapkan kegiatan kecacingan dan filariasis
2) Petugas membuat surat pemberitahuan kepada Linsek dan Kader POPM Kecacingan dan
Filariasis
3). Pendataan usia prasekolah di setiap RW dan Posyandu oleh kader
4). Kader memberikan hasil pendataan ke PKM melalui PJ Surveilens
5). Penyediaan obat program POPM kecacingan oleh Puskesmas
6). Pendropingan obat program POPM Kecacingan ke RW dan Posyandu melalui kader
7). Pelaksanaan pemberian obat kecacingan bersamaan pada saat pemberian Vi. A
f). Diagram alur : sesuai diatas
g). Unit Terkait :
Kepala Puskesmas, Kepala Subag Tata Usaha, PJ UKM, Pelaksana Program Kecacingan dan
filarisis, camat, Lurah, dan Kader

1 Tahun
Tidak dikenakan biaya (proram pemerintah pusat)
Pemberian obat secara massal atau POPM Kecacingan dan Filariasis
Bentuk pengelolaan pengaduan :

1. Penyedia kotak saran / kotak pengaduan, sms, portal pengaduan website, dan penyediaan
petugas penerimaan pengaduan.
2. E-mail :
3. IG, Facebook, Tweeter, atau medsos lainnya.
4. Telepon / Wa Puskesmas :
B. Komponen standar pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanan di internal
Sumber: Permenpan RB No. 15 Tahu n 2014

NO KOMPONEN
1 Dasar Hukum

2 Sarana, Prasarana dan/atau fasilitas

3 Kompetensi Pelaksana

4 Pengawasan Internal

5 Jumlah Pelaksana

Jaminan Pelayanan

7 Jaminan keamanan dan keselamatan


pelayanan

8 Evaluasi Kinerja Pelaksana


8 Evaluasi Kinerja Pelaksana
ar pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanan di internal

URAIAN
1). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu;

2). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya


Kesehatan Anak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
825);

3). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1113);

4). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya


Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1755);
5). Permenkes RI Nomor 15 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan
Kecacingan dan Filariasis
Sarana : Posyandu
Prasarana : SDM (Dokter, perawat atau bidan sebagai PJ Surveilans
Fasilitas : Buku laporan, register, obat

Pearawat yang sudah diberikan SK sebagai penanggung jawab surveilans


1. Supervisi oleh atasan langsung
a. Laporan kinerja bulanan dan program
b. Monitoring dan evalusi program per triwulan
2. Dilakukan sistem pengendalian mutu internal oleh auditor internal
puskesmas
a. Dilakukan audit internal kinerja program UKM surveilens
b. Dilakukan rapat tinjauan mutu managemen program UKM surveilens 1
tahun 2 kali
Jumlah minimal sesuai PMK 43 : 5 orang
* Dokter Umum, bidan, perawat, petugas PJ Surveilens, petugas PJ UKM,
adminkes
Pelayanan yang diberikan secara cepat, aman, dan dapat
dipertanggungjawabkan (sesuai dengan standar pelayanan)
Pelayanan diberikan sesuai Standar Operasional Prosedur dan SK Kepala
Puskesmas Nomor : ....... / ....... / SK / PKM BJ / ..... / 2020
Pelayanan diberikan sesuai Standar Operasional Prosedur dan SK Kepala
Puskesmas Nomor : ....... / ....... / SK / PKM BJ / ..... / 2020

Evaluasi kinerja dapat dilakukakan melalui:


1. Penilaian Kinerja Puskesmas
2. Evaluasi kinerja dilakukan melalui Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas dan
Rapat Tinjauan Manajemen setiap 6 bulan sekali
3. Evaluasi berdasarkan pengawasan atasan langsung terkait kinerja dan
kedisiplinan
4. Survei kepuasan masyarakat setiap 6 bulan sekali

Anda mungkin juga menyukai