Anda di halaman 1dari 60

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP)

Imam Abrori, SKM


KKP Semarang
Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen
PP&PL)
PETA
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

KELAS
KELAS I/7
I/7 KELAS
KELAS II/21
II/21 KELAS
KELAS III/20
III/20 KELAS
KELAS IV/1
IV/1 WILKER
WILKER 306
306

5
Struktur Organisasi KKP Semarang

KEPALA

SUB.BAG TU

SEKSI SEKSI SEKSI


PENGENDALIAN PENGENDALIAN UPAYA KES. &
KARANTINA & RISIKO LINTAS WILAYAH
SURV. EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN

BANDARA BANDARA PLB PLB


A.SUMARMO A. YANI TEGAL PEKALONGAN

PLB PLB PLB PLB PLB INSTALASI


JEPARA JUWANA REMBANG BATANG KR. JAWA
a

TUGAS POKOK KKP

Melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya


penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan
terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul
kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
a

FUNGSI KKP #1
1. Pelaksanaan kekarantinaan
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,
penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali.
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion,
biologi, dan kimia.
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi
sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional,
regional, dan internasional.
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang
kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan
kesehatan haji.
8. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di
lingkungan pelabuhan/bandara dan lintas batas darat.
a

FUNGSI KKP #2

9. Pelaksanaan pemberian sertifikasi kesehatan Obat, Makanan,


Kosmetika dan Alat Kesehatan (OMKA) ekspor dan mengawasi
persyaratan dokumen kesehatan OMKA impor.
10.Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan
muatannya
11.Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan terbatas di
wilayah kerja pelabuhan, bandara dan lintas batas darat.
12.Pelaksanaan jaringan informasi dan teknologi bidang kesehatan
pelabuhan / bandara dan lintas batas darat.
13.Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan
pelabuhan / bandara dan lintas batas darat.
14.Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko
lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan.
15.Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan pelabuhan /
bandara dan lintas batas darat.
16.Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
Pelabuhan, Bandara, dan Pos Lintas Batas
Pelabuhan merupakan:
• Kawasan terbatas berupa wilayah
perairan dan daratan (ring
bewaking)
• Berperan sebagai pintu masuk
suatu negara (Show Windows /
Point of Entry)
• Tempat kontak pertama (First
contact) bagi para pengunjung ke
wilayah/negara.
• Tempat kegiatan ekonomi dan
industri
Harus dijaga keamanannya dari
penyebaran penyakit dan faktor risiko
yang berpotensi menimbulkan penyakit
Ancaman kesehatan  masyarakat global untuk
sekarang dan mendatang telah berubah  bisa
disebabkan :
• penyakit menular (penyakit lama muncul
kembali , penyakit baru)
• penyakit tidak menular (kimia , radio nuklir)
• bencana , kejadian termasuk bioterorism

Ancaman Kesehatan Masyarakat Global 


Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKM-MD) (Public Health
Emergency of International Concern/PHEIC)
Tugas Pokok & Fungsi KKP

Tupoksi KKP yang utama  Karantina


Alat angkut, ABK/
Penumpang, Barang
Luar Negeri Sebagai FR

masuk

Surveilans + pengendalian FR
termasuk deteksi penyakit
Dalam Negeri

Keluar

Alat angkut .ABK


Penumpang, Barang, Lingk. Pelb.
Bagaimana Surveilans
Epidemiologi di Kantor
Kesehatan Pelabuhan??
Pengertian Surveilans Epidemiologi
Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap
data dan informasi ttg kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan, untuk memperoleh
dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui
proses: pengumpulan data, pengolahan, analisis dan intepretasi dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan. (PMK No. 45 Tahun 2014 ttg Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan)

Artinya: Surveilans adl kewaspadaan dengan cara melaksanakan


pengamatan terhadap penyakit dan faktor risikonya serta
pengendalian dan penanngulangan Deteksi dan Respon
KEKHASAN SURVEILANS DI KKP

 Surveilans di KKP mempunyai karakteristik yang


khas jika dibandingkan dengan surveilans yang ada
di dinas kesehatan maupun pelayanan kesehatan
lainnya.
 Manajemen Surveilans di KKP terbagi menjadi 2
yaitu:
1. Manajemen berbasis Surveilans Faktor Risiko
2. Manajemen berbasis Surveilans Penyakit

Dimana letak ke”khas”annya???


LAUT

20 mile

HI = 0
Perimeter Area KKP
Port Health Office

HI ≤ 1

400 m  2 Km

Buffer Area

DKK
L
A
N
D
Perimeter Area A
HI = 0 % S

P
A Buffer Area

C HI  1 %
Kantor

U 400 m

2 Km

DKK
Antara perimeter dan buffer area mempunyai
perbedaan manajemen surveilans

Perimeter lebih menggunakan Manajemen


berbasis surveilans faktor risiko (indikator)

Buffer Area lebih menggunakan Manajemen


berbasis surveilans penyakit (kejadian)
Manajemen Surveilans
advocacy
Mngmnt KKP
kemitraan

R.O & TIM EPID


Kajian data Ren & Angg
KKP

1 2 3 4
Penduduk
lingkungan Kejadian
Sumber peny (perilaku,
penyakit
kekebalan)

Lingk strategis

Dalam pencegahan penyakit di pelabuhan/bandara, yang penting dipahami adalah


proses masuk & penyebaran penyakit melalui simpul 1, 2, 3 dan 4.
Faktor risiko bisa berada di salah satu simpul atau lebih dari satu simpul, maka
perlu identifikasi dari keberadaan faktor risiko berada disimpul berapa?
Surveilans Faktor Risiko
Selama ini surveilans penyakit lebih dikenal dari pada
surveilans faktor risiko.

Penyakit (simpul 4)
RS, Puskesmas, “KKP” Surv. Penyakit

F.R. (simpul 1,2,3)

KKP Surv. FR

Langsung Tindak
lanjut
OBYEK PENGAMATAN SE DI KKP

1. Orang (Person)
 ABK/Crew dan “barang bawaannya”  mobile
 Penumpang dan “barang bawaannya”  mobile
 Masyarakat Pelabuhan/Bandara  menetap & mobile

2. Tempat pengamatan (Place)


 Kapal atau Pesawat termasuk kontainer  mobile
 Lingkungan dalam pelabuhan/bandara  menetap
 Lingkungan sekitar pelabuhan/bandara  menetap

3. Waktu pengamatan (Time)


 Setiap hari
 Mingguan
 Bulanan
 Tertentu (khusus)

Perbedaan karakter variabel epidemiologi terutama yang mobile  Manajemen berbasis


Surveilans Faktor Risiko (langsung ditindaklanjuti jika ditemukan faktor risiko)!!!!!
FAKTOR RISIKO BIDANG/SEKSI PKSE

ALAT ANGKUT (KAPAL, PESAWAT, BUS), PENUMPANG-


ABK, dan BARANG

Prioritas : Yang Masuk Dari LN


FAKTOR RISIKO BIDANG/SEKSI PRL

VEKTOR (NYAMUK, KECOA,TIKUS LALAT), BANGUNAN,


MAKANAN DAN MINUMAN, SAMPAH, AIR, TANAH, UDARA,
KEBISINGAN DLL
FAKTOR RISIKO BIDANG/SEKSI UKLW
Pekerja
Traveller

Haji/Umroh

Pasien Poli KKP/Sarkes Jenazah/ Abu jnzh

Sampah
medis
Komunitas pelabuhan sbg faktor risiko
Prioritas : penumpang dari LN
 Deteksi peny karantina, potensial wabah
JENIS DATA UNTUK KEPENTINGAN SURVEILANS

ALAT ANGKUT (KAPAL, PESAWAT)


Pengawasan thdp alat angkut (kapal, pesawat) dilakukan
sesaat setelah kapal/pesawat sandar atau landing dengan
memperhatikan hal-hal tersebut di bawah ini antara lain:
1. Pelabuhan/bandara singgah terakhir, dengan tujuan
untuk memastikan ada atau tidak wabah I KLB penyakit
menular di wilayah tersebut (affected area).
2. Asal kapal/pesawat, dengan tujuan untuk menentukan
riwayat perjalanan yang pernah dilakukan.
3. Dokumen kesehatan kapal (MDH, SSCEC/SSCC, Health
Book, ICV, Medical Certificate, Free Pratique, PHC,
Sertifikat Air)
4. Sanitasi kapal: Sanitasi seluruh ruang kapal, air minum,
air bersih, sampah, keberadaan vektor penyakit (tikus,
kecoa, nyamuk, lalat, dll)
JENIS DATA UNTUK KEPENTINGAN SURVEILANS

PENUMPANG, ABK/CREW
Penumpang merupakan faktor risiko yang paling rentan
untuk
  terjadinya suatu penyakit menular potensial wabah.
Hal-hal
  yang perlu diperhatikan adalah :
1. Ada tidaknya penumpang, ABK/crew kapal yang sedang
sakit
2. Ada tidaknya penumpang, ABK/crew kapal yang
menderita penyakit menular/PHEIC
3. Jumlah penumpang, ABK/crew yang sedang sakit
menular
4. Jenis penyakit menular yang menyerang penumpang,
ABK/crew
5. Ada tidaknya penumpang, ABK/crew yang berasal dari
wilayah terjangkit suatu penyakit menular
JENIS DATA UNTUK KEPENTINGAN SURVEILANS

BARANG BAWAAN
Barang yang dibawa penumpang maupun awak
kapal/pesawat (faktor risiko munculnya penyakit menular
potensial wabah) meliputi: Obat, Makanan, Kosmetik, Alat
Kesehatan,
  dan Bahan Aditif (OMKABA)
Hal-
  hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Ada tidaknya bahan berbahaya yang terbawa oleh
penumpang di kabin maupun bagasi.
2. Ada tidaknya bahan makanan/minuman mudah busuk /
kadaluarsa yang terbawa penumpang di kabin maupun
bagasi.
3. Ada tidaknya binatang/tumbuhan yang terbawa
penumpang di kabin maupun bagasi.
4. Jenazah/abu jenazah  penyakit menular/bukan
JENIS DATA UNTUK KEPENTINGAN SURVEILANS

LINGKUNGAN PELABUHAN (selain kapal)


Adapun data yang bisa diidentifikasi di lingkungan yang
perlu diperhatikan adalah:
 
1. Ada vektor yang menjadi perantara penular penyakit
(lalat, kecoa, nyamuk, tikus, dan vektor lain)  jumlah?
Kepadatan?
2. Ada tidaknya pencemaran udara, air dan tanah,
kebisingan yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan masyarakat.
3. Hygiene dan sanitasi makanan minuman di restoran,
catering, warung dll dilakukan pemeriksaan
laboratorium rutin
4. Higiene sanitasi gedung dan tempat-tempat umum
JENIS DATA UNTUK KEPENTINGAN SURVEILANS

LINGKUNGAN PELABUHAN (selain kapal)

5. Sanitasi Air (air bersih di reservoir)  dilakukan


pemeriksaan fisik, kimia, mikrobiologi setiap bulan
6. Data penyakit (poliklinik KKP atau sarana kesehatan)
7. Jemaah haji/umroh
8. dll
Contoh Manajemen berbasis
surveilans faktor risiko:
Contoh :
Kapal dengan bendera Panama, datang dari Singapore tgl 24
Oktober 2015 dengan jumlah ABK sebanyak 22 orang (10 orang
berbangsa Singapore, 5 orang berbangsa Inggris, 2 orang
berbangsa Arab Saudi, 5 orang berbangsa Indonesia). Dari riwayat
perjalanan kapal, diketahui tgl 12/10/15 singgah di Afrika Selatan
dan meninggalkan Afrika Selatan tgl 14/10/15. Dari hasil
komunikasi dengan Nahkoda (baik langsung maupun dari catatan
MDH) ditemukan 1 ABK (berbangsa inggris) yang blm mempunyai
ICV (vaksinasi), 1 ABK yang sedang demam. Hasil pemeriksaan
sanitasi kapal ditemukan kecoak di dapur utama. Selain itu
ditemukan salah satu obat-obatan di medical store dan makanan
kaleng di provision store yang expired.

SEBAGAI PETUGAS KKP, APA YANG HARUS DILAKUKAN??


Apa saja faktor risikonya?
Contoh :
Kapal dengan bendera Panama, datang dari Singapore tgl 24
Oktober 2015 dengan jumlah ABK sebanyak 22 orang (10 orang
berbangsa Singapore, 5 orang berbangsa Inggris, 2 orang
berbangsa Arab Saudi, 5 orang berbangsa Indonesia). Dari riwayat
perjalanan kapal, diketahui tgl 12/10/15 singgah di Afrika selatan
meninggalkan Afrika Selatan tgl 14/10/15. Dari hasil komunikasi
dengan Nahkoda (baik langsung maupun dari catatan MDH)
ditemukan 1 ABK (berbangsa inggris) yang blm mempunyai ICV
(vaksinasi), 1 ABK yang sedang demam. Hasil pemeriksaan
sanitasi kapal ditemukan kecoa di dapur utama. Selain itu
ditemukan salah satu obat-obatan di medical store dan makanan
kaleng di provision store yang expired.

SEBAGAI PETUGAS KKP, APA YANG HARUS DILAKUKAN??


2 orang berbangsa Arab Saudi  pastikan sudah mendapat vaksinasi
meningitis, jika tidak belum  vaksin meningitis
Cek seluruh ABK apakah ada kemungkinan penularan meningitis (gejala2
meningitis)
Afrika Selatan  adl negara endemis yellow fever, cek tanggal pertama
kali sandar di Afrika Selatan (berapa hari dari sandar di Afrika Selatan s/d
sekarang  kroscek dengan masa inkubasi yellow fever.
1 ABK yang sedang demam  pastikan sebab demam, wawancara
penderita, dokter kapal/paramedis, lihat di medical log, apakah ada gejala
penyerta yang mendukung peny yellow fever??
1 ABK yang blm mempunyai ICV (vaksinasi)  ABK org inggris, pastikan
status vaksinasi yellow fever  jika belum vaksin diberi vaksin
kecoa  hanya ditemukan kecoa saja  lakukan tindakan karantina
berupa desinseksi
makanan kaleng expired sita dan atau musnahkan buat berita acara
Obat-obatan expired  sita dan atau musnahkan buat berita acara

Selama proses tindakan tersebut, kapal tidak boleh melakukan aktivitas


kapal (bongkar muat, ABK/penumpang tidak boleh turun) sampai
tindakan selesai dan dinyatakan CLEAR!!!
CONTOH PENYAJIAN DATA

Pada tahun 2009, 2010 terdapat ABK yang datang dari luar negeri terjangkit, pada tahun
tersebut terjadi pandemi penyakit Flu A Baru H1N1. Jadi, terdapat ancaman penularan penyakit
(faktor risiko) Flu A Baru H1N1
CONTOH PENYAJIAN DATA

Pemeriksaan Kedatangan Kapal dari Dalam Negeri


KKP Kelas II Semarang Tahun 2012

BTNG; 1413; 9%
TG. EMAS; 3638; 24%
RMBG; 1834; 12%

PKLNGN; 367; 2%

JWN; 3966; 26% TGL; 3284; 22%

JPR; 758; 5%

TG. EMAS ASC A. YANI ASM PKLNGN TGL JPR JWN RMBG BTNG KRMNJW

Berdasarkan Gambar di atas dapat diketahui persentase jumlah kedatangan kapal


dari dalam negeri pada tahun 2012, data ini dapat digunakan sebagai dasar
penentuan kebijakan tahun 2013.
CONTOH PENYAJIAN DATA

Berdasarkan Gambar di atas dapat diketahui selama bulan Januari-Juni terjadi beberapa kali
peningkatan kasus ISPA yang mengunjungi sarana kesehatan di sekitar pelabuhan, dimana
tertinggi pada bulan Juni. Setelah diketahui kecenderungan tersebut, dilakukan upaya-upaya
untuk menekan terjadinya ISPA sehingga kejadian ISPA dapan ditekan/turun
PELAPORAN DAN DISEMINASI

Pelaporan seluruh data di KKP melalui SIMKESPEL


(Sistem Informasi Kesehatan Pelabuhan), dimana alur
pelaporan berjenjang sebagai berikut:

WILAYAH KERJA
(A. YANI, SUBDIT KARANTINA
ADISUMARMO, KKP DAN KESEHATAN
TEGAL, SEMARANG PELABUHAN,
PEKALONGAN, DIRJEN PP&PL
JEPARA, JUWANA, KEMENKES RI
REMBANG,
BATANG
DISEMINASI

 Hasil kegiatan yang dilakukan KKP tiap bulan dikirim ke


KSOP sebagai otoritas pelabuhan
 Untuk kegiatan-kegiatan tertentu dilaporkan kepada
instansi yang yang berhubungan dengan kegiatan
tersebut  contoh surveilans pengawasan kualitas
reservoar air hasilnya tiap bulan dilaporkan kepada
PELINDO sebagai instansi pemasok kebutuhan air
kapal dan seluruh wilayah pelabuhan.
 Diseminasi biasanya dilakukan bersamaan dengan
kegiatan lain yang melibatkan lintas sektoral pelabuhan
 contoh: Rakon jejaring kerja SE
Ring II Ring I PELABUHAN

Check In

BANDARA

PLBD
(POS LINTAS BATAS DARAT)
ALUR DETEKSI & PENANGANAN PHEIC
DI - RING I (KEJADIAN DALAM NEGERI)

Thermo Scanner

Body Clean Karantina Rujuk Rumah Sakit


ALUR DETEKSI DAN PENANGANAN H1N1 DI BANDARA
(PELAKU PERJALANAN DARI LUAR NEGERI)

Thermo
Scanner
Rujuk Rumah Sakit

Suspect

Body Clean

Tidak
HAC
Suspect
Melanjutkan
perjalanan
Pelabuhan Tg. Emas
BOARDING KAPAL

Pada siang hari: Kapal dari LN


harus mengibarkan bendera
karantina (Q)  bendera
kuning serta bendera isyarat
karantina lainnya.
Pada Malam hari: menyalakan
lampu merah dan putih
berjarak sekitar 1 m
Kegiatan Saat Boarding
Pengawasan
OMKABA
BOARDING KAPAL  KONDISI
PHEIC
Pemeriksaan Urine 
Pemeriksaan Narkoba
Pengawasan PMS dan HIV AIDS
pada ABK
Pengawasan PMS pada Trucker
dan TKBM
Screening Malaria Pada
Penumpang Kapal
Pemeriksaan Kesehatan Pada ABK
Rectal Swab  Deteksi Dini
Peny. Kolera
Pemeriksaan Air
Pengawasan Pengendalian vektor
pencemaran laut  sampah
Fogging
Pemeriksaan sampel
air saat bencana Pengawasan sanitasi
banjir Mak-min
Survey faktor risiko DBD di
buffer area
Pengawasan Jenazah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai