Anda di halaman 1dari 5

Resume Surveillance Kesehatan Masyarakat TM 5

TES PERFORMA

A. Surveilans
Surveilans epidemiologi sendiri menurut Depkes RI (2003),
merupakan suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik terhadap
terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang memperbesar risiko
penularan dengan melakukan pengumpulan data, analisis, interpretasi dan
penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan.
Sedangkan menurut Thacker (2000), surveilans epidemiologi adalah
suatu rangkaian yang dilakukan secara terus menerus dan sistematik dalam
mengumpul, mengolah, menganalisis dan menginterpretasi data peristiwa
kesehatan yang bermutu untuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
terhadap upaya pelayanaan kesehatan masyarakat disertai dengan
penyebarluasan informasi tersebut kepada pihak lintas terkait.
Sementara beberapa ahli kesehatan masyarakat mendefinisikan
pengertian surveilans sebagai berikut :
 Surveilans adalah pengamatan secara terus menerus dan sistematik
melalui pengumpulan, analisa, interpretasi dan diseminasi
penyampaian informasi status kesehatan, ancaman lingkungan atau
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan.- Abramson
(1991), Buehler (1998),
 Sesuai definisi public health surveilance merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus berupa pengumpulan,
analisis/pengelolahan dan interpretasi data kesehatan yang penting
untuk dipergunakan dalam perencanaan, implentasi, evaluasi praktek
kesehatan masyarakat. Mata rantai dari surveilans ialah pemanfaatan
data tersebut untuk pencegahan dan pengendalian penyakit. Suatu
sistem surveilans dengan kemampuan dan fungsinya dalam
pengumpulan data, analisis dan penyebarluasan informasi yang
berkaitan dengan program- program kesehatan masyarakat. Suatu
perubahan penting tentang surveilans yang pada awalnya mengenai
penyakit menular berubah kedalam spektrum yang lebih luas dari
masalah kesehatan masyarakat seperti: masalah penyakit kronis,
kesehatan kerja, lingkungan, perilaku individu, dan teknologi
pencegahan penyakit. (Thacker, 2000).
Sebagai sebuah sistem pengamatan dan monitoring yang dilakukan
secara kontinyu berkesinambungan, sistem surveilans menurut para ahli
mempunyai beberapa persyaratan, dengan kharakteristik (atributes) antara lain
kesederhanaan (Simplicity), kelenturan (flexibility), peneri maan
(acceptability), kepekaan (sensitivity), kemam puan memberikan nilai duga
positif (positive predictive value) yang cukup tinggi, keterwakilan
(representativeness), kualitas data (data quality), stabilitas data (data stability)
dan ketepatan waktu (timeliness) (Thacker, 1992; Romaguera et al., 2000;
German, 2001; Klaucke, 1992; Koplan,1999).
B. Sederhana (simplicity).
Kesederhanaan surveilans menyangkut struktur dan pengorganisasian sistem.
Kesederhanaan sistem surveilans dinilai baik dari sudut pandang struktur,
termasuk aliran informasi dan kesederhanaan pelaksanaan. Salah satu cara
termudah untuk menilai kesederhanaan sistem surveilans adalah dengan
melihat bagan alirnya. Besar dan jenis informasi yang diperlukan untuk
menunjang diagnosis, sumber pelapor, cara pengiriman data, organisasi yang
menerima pelaporan, pengolahan dan analisa data perlu dirancang agar tidak
membutuhkan sumber daya yang terlalu besar dan prosudur yang terlalu rumit.
C. Kelenturan (flexibility).
Sistem surveilans disebut lentur jika mempunyai fleksibilitas pada perubahan-
perubahan. Sistem surveilans yang lentur dapat mengadaptasi perubahan-
perubahan dalam kebutuhan informasi atau kondisi operasional tanpa
memerlukan banyak biaya, waktu dan tenaga.
D. Dapat diterima (acceptability).
Penerimaan terhadap sistem surveilans tercermin dari tingkat partisipasi
individu, organisasi dan lembaga kesehatan. Interaksi sistem dengan mereka
yang terlibat, termasuk pasien atau kasus, yang terdeteksi dan petugas yang
melakukan diagnosis dan pelaporan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
sistem tersebut.
Beberapa indikator penerimaan terhadap sistem surveilans adalah jumlah
proporsi para pelapor, kelengkapan pengisian formulir pelaporan, dan
ketepatan waktu pelaporan. Tingkat partisipasi dalam sistem surveilans
dipengaruhi oleh pentingnya kejadian kesehatan yang dipantau, pengakuan
atas kontribusi mereka yang terlibat dalam sistem, tanggapan sistem terhadap
saran atau komentar, beban sumber daya yang tersedia, adanya peraturan dan
perundangan yang dijalankan dengan tepat.
E. Kepekaan (sensitivity).
Sensitivitas sistem surveilans suatu sistem surveilans dapat dinilai dari
kemampuan mendeteksi kejadian kasus-kasus penyakit atau kondisi kesehatan
yang dipantau dan kemampuan mengidentifikasi kejadian luar biasa (KLB)
atau wabah. Faktor-¬faktor yang berpengaruh adalah: proporsi penderita, yang
berobat ke pelayanan kesehatan, kemampuan mendiagnose secara benar dan
kemungkinan kasus yang terdiagnose akan dilaporkan. Suatu sistem surveilans
yang kurang sensitive masih bermanfaat untuk memantau adanya trend
penyakit asalkan sensivitas sistem tidak berubah.
F. Kemampuan memberikan nilai duga positif (positif predictive value)
Daya prediktif suatu surveilans diukur sebagai proporsi mereka yang
diidentifikasi sebagai kasus, yang memang menderita penyakit atau kondisi
sasaran surveilans (positif predictive value). Sistem surveilans dengan nilai
rendah akan menimbulkan banyak kasus yang sebenarnya merupakan penyakit
lain, bukan penyakit sasaran surveilans. Daya prediktif suatu surveilans diukur
sebagai proporsi mereka yang diidentifikasi sebagai kasus, yang memang
menderita penyakit atau kondisi sasaran surveilans (positive predcktve value).
Sistem surveilans dengan nilai prediksi rendah akan menimbulkan banyak
kasus yang sebenarnya merupakan penyakit lain, bukan penyakit sasaran
surveilans. Akibatnya terjadi pemborosan khususnya bila kasus-kasus palsu
tersebut diselidiki sebagai wabah. Daya prediksi dipengaruhi oleh prevalensi
atau insiden penyakit dan sensivitas (Gordis, 1996)
G. Keterwakilan (representativeness).
Sistem surveilans yang representative mampu mendeskripsikan secara akurat
distribusi kejadian penyakit menurut karakteristik orang, tempat dan waktu.
Keterwakilan dinilai dengan membandingkan karakteristik dari peristiwa yang
dilaporkan dengan seluruh peristiwa yang sebenarnnya terjadi Kualitas data
merupakan karakteristik sistem surveilans yang representatif. Sebagian besar
sistem surveilans mengumpulkan banyak data selain dari jumlah kasus,
informasi yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi individu yang
mengalami peristiwa kesehatan yang diamati, rincian peristiwa kesehatan, dan
keterpaparan terhadap faktor resiko.
H. Kualitas data (data quality).
Kualitas data merupakan bagian penting dari keterwakilan Kualitas data
menggambarkan kelengkapan dan validitas dari data yang dikumpulkan dalam
sistem kesehatan masyarakat, dan untuk melihat data tersebut dapat dilihat
berapa jumlah yang tidak melaporkan serta laporan yang tidak diketahui.
Kualitas data sistem surveilans berhubungan dengan keterwakilan dan
penerimaan serta dipengaruhi oleh pelaksanaan skrining dan tes diagnostik
dalam hal ini penerapan dari definisi kasus yang tepat.
I. Stabilitas data (data stability).
Stabilitas data berhubungan dengan keterandalan (kemampuan untuk
mengumpulkan data, mengorganisasi dan menyediakan data tanpa mengalami
hambatan) ketersediaan (kemampuan untuk kelangsungan beroperasinya
sewaktu dibutuhkan) dari sistem surveilans. Kekurangan sumber daya dapat
mempengaruhi pelaksanaan sistem surveilans. Kurangnya tenaga pelaksana
akan mengancam dari keterandalan dan kelangsungan sistem.
J. Ketepatan waktu (timeliness).
Ketepatan waktu suatu sistem surveilans dipengaruhi oleh ketepatan dalam
proses data mulai dari deteksi, pengisian form, pelaporan, pengolahan data,
dan pendistribusian informasi kepada pihak- pihak yang berkepentingan.
Pelaporan penyakit¬penyakit tertentu perlu dilakukan dengan cepat agar dapat
dikendalikan secara efektif atau agar tidak meluas sehingga membahayakan
masyarakat. Ketepatan waktu dalam sistem surveilans dapat dinilai
berdasarkan ketersediaan informasi untuk pengendalian penyakit yang
mendesak atau untuk perencanaan program-program dalam jangka panjang.
Dewasa ini teknologi komputer semakin mampu untuk mendukung ketepatan
waktu penyediaan informasi dalam sistem surveilans.
Soal TM 5
1. Suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik terhadap terjadinya
penyebaran penyakit serta kondisi yang memperbesar risiko penularan dengan
melakukan pengumpulan data, analisis, interpretasi dan penyebaran interpretasi serta
tindak lanjut perbaikan dan perubahan adalah....
a. Surveilans
b. Surveilans kesehatan
c. Surveilans epidemiologi
d. Observasi
e. Wawancara
2. Besar dan jenis informasi yang diperlukan untuk menunjang diagnosis, sumber
pelapor, cara pengiriman data, organisasi yang menerima pelaporan, pengolahan dan
analisa data perlu dirancang agar tidak membutuhkan sumber daya yang terlalu besar
dan prosedur yang terlalu rumit merupakan penjelasan dari....
a. Timeliness
b. Data stability
c. Simplicity
d. Flexibility
e. Acceptability
3. Persyaratan dengan karakteristik sistem surveilans dibawah adalah, kecuali....
a. Deadliness
b. Data stability
c. Simplicity
d. Flexibility
e. Acceptability

4. Karakteristik yang menggambarkan kelengkapan dan validitas dari data yang


dikumpulkan dalam sistem kesehatan masyarakat, dan untuk melihat data tersebut
dapat dilihat berapa jumlah yang tidak melaporkan serta laporan yang tidak diketahui
adalah…
a. Data quality
b. Data stability
c. Simplicity
d. Flexibility
e. Acceptability
5. Karakteristik yang berhubungan dengan keterandalan (kemampuan untuk
mengumpulkan data, mengorganisasi dan menyediakan data tanpa mengalami
hambatan) ketersediaan (kemampuan untuk kelangsungan beroperasinya sewaktu
dibutuhkan) dari sistem surveilans adalah....
a. Data quality
b. Data stability
c. Simplicity
d. Flexibility
e. Acceptability

Nama : Ervina Novianti


NIM : 25000118120081
Kelas : B 2018

Anda mungkin juga menyukai