DISUSUN OLEH :
E. KERANGKA TEORI
Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam
mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis
teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Menurut
Kerlinger, teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan
proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala
dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan
meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6). Teori berguna menjadi
titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti
masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan,
memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara
sistematis.
Untuk member kejelasan, penulis mengemukakan kerangka teori
yang berkaitan dengan penelitian. Teori yang digunakan adalah Teori
Perilaku Lawrence Green,PRECEDE,PROCEED
1. Perilaku
Perilaku merupakan respon individu terhadap suatu stimulus atau
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi
spesifik,durasi,dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku
merupakan kumpulan berbagai factor yang saling berinteraksi. Karena
itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu.
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009)
Menurut teori Lawrence Green perilaku manusia dari tingkat
kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi
oleh dua factor yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar
perilaku (non-behavior causes).
Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu dalam akronim
PRECEDE : Predisposing, Reinforcing , dan Enabling Causes in
Educational Diagnosis and Evaluation. Precede ini adalah merupakan
arahan dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk
intervensi pendidikan (promosi) kesehatan. Precede merupakan fase
diagnosis masalah.
Sedangkan PROCEED : Policy, Regulatory, Organizational
Construct in Educational and Environmental Development, adalah
merupakan arahan dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi
pendidikan (promosi) kesehatan. Apabila precede merupakan fase
diagnosis masalah, maka proceed adalah merupakan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Bloom (1975) perilakumanusiadibagimenjadi 3 domain
yaituranahkognitif (cognitive domain),ranahafektif (affective domain),
dan ranahpsikomotor (psykomotor domain),diamanketiga domain
inidapatdiukurdaripengetahuansikap dan praktek
3. Domain perilaku
Menurut Bloom (dalam Notoatmodjo, 2007) membagi domain perilaku
dalam 3 bentuk yaitu :
a. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,
2010). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).
Berdasarkan pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).
2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan dalam aspek kognitif menurut
Notoatmodjo (2007), dibagi menjadi 6 (enam) tingkatan yaitu :
a. Tahu ( know ) Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, dari seluruh bahan yang dipelajari. Tahu ini
merupakan tingkat pengertian yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension) Memahami ini diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materi ke kondisi
sebenarnya.
c. Aplikasi (Aplication) Kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen - komponen,
tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan
untuk meletakan atau menghubungkan bagian - bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation) Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2007):
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi
respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola
hidup, terutama dalam memotivasi sikap berperan serta dalam
perkembangan kesehatan.
b. Paparan media massa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai
informasi dapat diterima masyarakat, sehingga seseorang yang lebih
sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain -
lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan
dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media.
c. Ekonomi
Usaha memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan
sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah
tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah.
Ekonomidapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang
berbagai hal.
d. Hubungan sosial Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam
kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu
yang dapat berinteraksi secara continue akan lebih besar terpapar 14
informasi.
e. Pengalaman Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa
diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya.
4. Pengukuran Pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang
menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden
(Notoatmodjo, 2007). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung atau
melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket. Indikator
pengetahuan adalah tingginya pengetahuan responden tentang
kesehatan, atau besarnya persentase kelompok responden
(Notoatmodjo, 2010).
5. Sumber – sumber pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang
berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat
dekat dan sebagainya.
b. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu. Kondisi kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap juga merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan
reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan
lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo,
2007).
2. Tingkatan Sikap Menurut Notoatmodjo (2007) sikap mempunyai 4
tingkatan dari yang terendah hingga yang tertinggi yaitu :
a. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu
indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga.
d.Bertanggung jawab (responsible) Pada tingkat ini, sikap individu akan
bertanggung jawab dan siap menanggung segala resiko atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya.
3.Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
a.Pengalaman pribadi
b.Pengaruh orang lain yang dianggap penting.
c. Pengaruh kebudayaan.
d.Media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang, sehingga terbentuklah arah sikap yang
tertentu.
e.Lembaga pendidikan dan lembaga agama.
f. Pengaruh faktor emosional.
g.Pendidikan Kurangnya pengetahuan seseorang akan mudah terpengaruh
dalam bersikap.
h.Faktor sosial dan ekonomi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-
beda.
i. Kesiapan fisik (status kesehatan) fisik yang kuat terdapat jiwa sehat.
j. Kesiapan psikologis / jiwa Interaksi sosial terjadi hubungan saling
mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain,
4.Pengukuran sikap
Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan
yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak
mendukung, apakah memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai
objek.
c.Praktik
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas.
1.Tingkat-tingkat Praktik
a.Respon Terpimpin (Guided Respons) Mampu melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indicator praktik
tingkat dua.
b.Mekanisme (Mecanism) Apabila seseorang telah melakukan sesuatu
dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
c. Adaptasi (Adaptation) Adaptasi adalah suatu tindakan atau praktik yang
sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindak dimodifikasinya sendiri
tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut (Notoatmodjo, 2010).
2.Pengukuran praktik cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua
cara, secara langsung maupun secara tidak langsung, pengukuran
perilaku yang paling baik adalah secara langsung, yakni dengan
pengamatan (observasi) yaitu mengamati tindakan dari subjek dalam
rangka memelihara kesehatannya. Metode tidak langsung adalah
dengan menggunakan mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan
melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek tentang apa yang telah
dilakukan berhubungan dengan objek tertentu (Notoatmodjo, 2010).
F. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu
pengetahuan dan sikap yang dapat mempengaruhi variabel terikat yaitu
perillaku mahasiswa dalam membuang sampah.
1. Media massa
2. Kebudayaan
Faktor yang Perilaku 3. Lembaga
mempengaruhi : membuang pendidikan
sampah 4. Psikologi
1. Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
Faktor yang
mempengaruhi :
1. Jenis kelamin
2. Pendidikan
3. Lingkungan
Sesuai dengan teori diatas, ada
4. banyak faktor yang memicu timbulnya
Ketersediaan
perilaku membuang sampah. Faktor fasilitas
yang mempengaruhi langsung adalah
pengetahuan dan sikap. Sikap dapat timbul dengan adanya pengetahuan
5. Kebudayaan
dari individu. Sedangkan, pengetahuan dapat langsung mempengaruhi
6. Kepribadian
individu untuk berperilaku dalam membuang sampah.
Selain pengetahuan dan sikap , perilaku juga dapat dipengaruhi oleh
jenis kelamin, pendidikan, lingkungan, ketersediaan fasilitas, kebudayaan,
kepribadian. Sikap juga dapat dipengaruhi oleh media massa,
kebudayaan, lembaga pendidikan, psikologi. Sedangkan pengetahuan
dapat dipengaruhi oleh pendidikan, informasi, budaya, pengalaman.
G. HIPOTESIS PENELITIAN
1. Ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku mahasiswa dalam
membuang sampah di kampus Undip
2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku mahasiswa dalam
membuang sampah di kampus Undip
3. Ada hubungan antara ketersediaan fasilitas dengan perilaku mahasiswa
dalam membuang sampah di kampus Undip
4. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku mahasiswa dalam
membuang sampah di kampus Undip
5. Ada hubungan antara kebudayaan dengan perilaku mahasiswa dalam
membuang sampah di kampus Undip
6. Ada hubungan antara kepribadian dengan perilaku mahasiswa dalam
membuang sampah di kampus Undip
H. DEFINISI OPERASIONAL
N Hasil
VARIABEL Definisi Operasional Pertanyaan
O ukur
Massa hidup
responden yang
Umur
dihitung sejak lahir
sampai terakhir
Karakteristik biologis
Jenis Kelamin yang dilihat dari
penampilan luar.
1 Pengetahuan Kemampuan 1 = benar 1. Pengelolaan samaph dengan
Responden responden 0 = salah membakar sampah adalah tidak benar
Tentang menyebutkan dengan (PENGET 1)
Sampah benar yang termasuk
pengertian
sampah,jenis
sampah,penggolangan
tempat
sampah,pengolahan
sampah.
1 = benar 2. apakah tempat sampah dengan kode
0 = salah warna merah untuk sampah organik?
1 = benar 3. tempat sampah warna kuning untuk
0 = salah sampah anorganik
1 = benar 4. apakah sampah organik adalah
0 = salah sampah yang dapat membusuk?
1 = benar 5. apakah sampah plastik adalah
sampah yang tidak mudah terbakar?
0 = salah
Tanggapan responden
Sikap
mengenai cara
Responden 1 = setuju
membuang 1.membuang sampah dijalan adalah sifat
2 Tentang 0 = tidak
sampah,pengolahan yang tidak baik
Membuang setuju
sampah,danpak
Sampah
membuang sampah
1 = setuju
2. sampah yang tidak dikelola dengan
0 = tidak
baik akan menimbulkan penyakit
setuju
1 = setuju 3. membiasakan membuang sampah
0 = tidak pada tempatnya aka berdampak positif
setuju pada kesehatan
1 = setuju 4. membuang sampah pada tempatnya
0 = tidak dapat membuat lingkungan menjadi
setuju bersih
1 = setuju
5. membuang sampah sembarangan
0 = tidak
akan menimbulkan banjir
setuju
Tindakan responden
dalam membuang
Perilaku sampah,cara
1 = YA 1. Saya selalu membuang sampah pada
3 Membuang membuang
0 = TIDAK tempatnya
Sampah sampah,tempat
sampah, dan memilah
sampah
1 = YA 2. Saya memilah sampah basah dan
0 = TIDAK sampah kering
I. KUESIONER
KUESIONER
Petunjuk :
1. Tulis identitas Anda dengan lengkap
2. Pilih salah satu jawaban di salah satu opsi dengan memberi tanda silang
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Asal : :
3. Umur :
4. Jenis kelamin :
PERTANYAAN
A. PENGETAHUAN
1. Pengelolaan samaph dengan membakar sampah adalah tidak benar
a. Benar b. Salah
2. Apakah tempat sampah dengan kode warna merah untuk sampah organik?
a. Benar b. Salah
3. Tempat sampah warna kuning untuk sampah anorganik
a. Benar b. Salah
4. Apakah sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk?
a. Benar b. Salah
5. Apakah sampah plastik adalah sampah yang tidak mudah terbakar?
a. Benar b. Salah
B. SIKAP
1. Membuang sampah dijalan adalah sifat yang tidak baik
a. Setuju b. Tidak Setuju
2. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan penyakit
a. Setuju b. Tidak Setuju
3. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya akan berdampak positif pada
kesehatan
a. Setuju b. Tidak Setuju
4. Membuang sampah pada tempatnya dapat membuat lingkungan menjadi bersih
a. Setuju b. Tidak Setuju
5. Membuang sampah sembarangan akan menimbulkan banjir
a. Setuju b. Tidak Setuju
C. PERILAKU
1. Saya selalu membuang sampah pada tempatnya
a. Ya b. Tidak
2. Saya memilah sampah basah dan sampah kering
a. Ya b. Tidak
3. Saya pernah membuang sampah ke halaman/pinggir jalan
a. Ya b. Tidak
4. Saya pernah mengurangi jumlah sampah dengan cara membakarnya
a. Ya b. Tidak
5. Saya membuang sampah ke tps setiap hari
a. Ya b. Tidak
DAFTAR PUSTAKA
1. Benjamin S. Bloom, et. al, Taxonomy of educational Objective,
Handbook I: Cognitive Domain (New York: David McKay, 1956).
2. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.
Rineka Cipta. Jakarta.
3. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.
Rineka Cipta. Jakarta.
4. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
5. Reksosoebroto, S. 1990. Hygiene dan Sanitasi. APK-TS. Jakarta.
6. Soedarso. 1985. Pembuangan Sampah. Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan Departemen Kesehatan. Jakarta.
7. Soemirat, J. S. 2000. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada
University Press Bulak Sumur. Yogyakarta.
8. Wasito, S. 1990. Sanitasi Pembuangan Sampah. Depkes. APK.
Jakarta.