Anda di halaman 1dari 25

ABSTRAK

Karya ilmiah yang berjudul “pengaruh tingkat kebersihan lingkungan terhadap

kesehatan warga di Dusun Porot, Desa Getas, Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung, Provinsi Jawa Tengah” yang membahas tentang hubungan

kebersihan bagi kesehatan warga Dusun Porot. Metode yang digunakan adalah

dengan melakukan survei langsung melalui pengalaman dan wawancara secara

langsung, juga mendapat informasi melalui orang-orang sekitar.


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kebersihan lingkungan sangatlah penting bagi kesehatan manusia.

Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan

manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan

pencegahan (Lastriyah, 2011)1. 2


Kebersihan lingkungan adalah menciptakan

lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti

diare, demam berdarah, muntaber dan lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan

menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman (Buhungo, 2012).

Kebersihan merupakan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga

kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebersihan

lingkungan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran dan

penyakit, yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan

dan perilaku lingkungan masyarakat, dimana kehidupan manusia tidak bisa

dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial (Buhungo, 2012).

Kebersihan lingkungan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran

dan penyakit, yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut setiap

kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat, dimana kehidupan manusia tidak

bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial (Buhungo,

2012). Adanya hal tersebut menyebabkan terdapat hubungan antara kebersihan


1
Lastriyah, 2011:3

2
Buhungo, 2012 : 14
lingkungan dengan kesehatan masyarakat. Kesehatan adalah keadaan seimbang

yang dinamis, dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari

seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat, hingga pengelolaan kehidupan

emosional. Status kesehatan tersebut menjadi rusak bila keadaan keseimbangan

terganggu, tetapi kebanyakan kerusakan pada periode-periode awal bukanlah

kerusakan yang serius jika orang mau menyadarinya. (Santoso, 2012: 8)3 .

Kesehatan merupakan faktor pertama dan utama yang mempengaruhi kualitas

SDM dalam mendukung pembangunan berkelanjutan (Hapsari et al, 2009)4.

Dalam pencapaian peningkatan status kesehatan bukan hanya tanggungjawab atau

kebijakan dari Departemen Kesehatan, tetapi merupakan pengintegrasian dari

berbagai departemen/institusi serta dukungan dari masyarakat untuk

meningkatkan kesehatannya (Hapsari et al, 2009). Secara garis besar status

kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan, gaya hidup/perilaku,

pelayanan kesehatan, dan genetik/keturunan. Faktor lingkungan, yang mencakup

lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya (Hapsari et al,

2009). Faktor lingkungan mempengaruhi sebanyak 45%, faktor perilaku 30%,

faktor pelayanan kesehatan 20%, dan faktor genetik 5% terhadap status kesehatan

(Hapsari et al, 2009). Data profil Dinas Kesehatan Ponorogo Tahun 2011-2012

menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit diare yang di akibat kurangnya

kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan masih cukup tinggi,

khususnya di cakupan Puskesmas Jambon pada tahun 2011 sebesar 1600 dan pada

tahun 2012 sebesar 1603 (Dinas Kesehatan Ponorogo, 2012 dalam Hapsari 2012).
3
Santoso, 2012: 8

4
Hapsari, et al., 2012 : 41
Status kesehatan masyarakat dapat dinilai berdasarkan pencapaian umur harapan

hidup, angka kesakitan, angka kecacatan, angka kematian, pencapaian

keikutsertaan dalam pelayanan kesehatan, pencapaian kepuasan internal, kepuasan

eksternal, partisipasi dalam kehidupan sosial dan lingkungan(Hapsari et al, 2009).

Jika dikaitkan dengan situasi di Desa Porot, desa tersebut terlihat bahwa belum

memperhatikan kebersihan lingkungan sehingga dapat memungkinkan akan

berpengaruh kepada kesehatan desa tersebut.

Adanya pemaparan diatas, peneliti menjadi tertarik untuk meneliti terkait

hubungan kebersihan lingkungan terhadap kesehatan warga di Dusun Porot Desa

Getas, Kabupaten Temanggung.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah ini, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran tingkat kebersihan lingkungan di Dusun

Porot?

2. Bagaimana pengaruh tingkat kebersihan lingkungan terhadap

kesehatan warga Dusun Porot?

3.Bagaimana cara meningkatkan kebersihan lingkungan di Dusun

Porot?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian dalam makalah

ini adalah:

1. Mengetahui gambaran tingkat kebersihan lingkungan di Dusun

Porot

2. Mengetahui pegaruh tingkat kebersihan lingkungan terhadap

kesehatan warga di Dusun Porot

3. Mengetahui cara meningkatkan kebersihan lingkungan di Dusun

Porot

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Siswa/i, dapat mengetahui manfaat dari kebersihan lingkungan

yang dapat mempengaruhi kesehatan.

2. Warga Dusun Porot, dapat mengetahui pengaruh tingkat

kebersihan lingkungan terhadap kesehatan

3. Warga Dusun Porot, dapat mengetahui upaya dalam

meningkatkan kebersihan lingkungan.

E. BATASAN MASALAH

Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi penulisan pada hal hal

kebersihan lingkungan terhadap kesehatan sebagai berikut:

1. Kebersihan : “perihal (keadaan) bersih”

2. Kesehatan : “kebaikan keadaan (badan dan sebagainya)”


3. Lingkungan : ”daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk

di dalamnya”

Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan di Dusun

Porot adalah keadaan yang bersih yang merunjuk kepada kebaikan

keadaan tentang badan dan lainya yang berada pada daerah dan

kawasan-kawasan yang ada.


BAB II

Landasan Teori

II.A. Kebersihan

II. A. 1 Definisi Kebersihan


5
Kebersihan merupakan upaya menusia untuk memelihara

diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam

rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan

nyaman .9 (Fathul Muin, 2008)

Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan,

dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan

kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja merusak keindahan tetapi

juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit

merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan

(Fathul Muin, 2008)

II. A.2. Perilaku Kebersihan


6
Hines, Hungerford dan Tomera (1986) melakukan

meta analisis terhadap penelitian-penelitian yang berkenaan

dengan perilaku yang bertanggung jawab terhadap

lingkungan, mendapatkan sejumlah variabel yang

berasosiasi dengan perilaku yang dimaksud, yaitu


5
Muin, 2008 : 23
6
Wibowo, 2009 : 38-41
pengetahuan tentang issues, pengetahuan tentang strategi

tindakan, locus of control, sikap, komitmen verbal dan rasa

tanggung jawab yang dimiliki seseorang. Menurut model

tersebut intensi untuk bertindak ditentukan oleh faktor-

faktor internal pelaku. Di lain pihak, perilaku yang

bertanggung jawab terhadap lingkungan selain ditentukan

oleh faktor-faktor internal, juga tidak terlepas dari faktor

situasional (faktor eksternal).

Perilaku tidak terbentuk dengan sendirinya tapi

terbentuk melalui proses pembelajaran. Sebagai contoh,

untuk menyapu jalanan diperlukan keterampilan menyapu

dan pengetahuan tentang kebersihan. Pengetahuan tentang

masalah lingkungan dan pengetahuan tentang berbagai

tindakan yang tepat untuk mengatasinya menjadi salah satu

prasyarat bagi perilaku bertanggungjawab. Memiliki

pengetahuan dan kemampuan saja tidak cukup, perlu

disertai hasrat atau keinginan untuk mewujudkan perbuatan

yang dimaksud.

Hasrat atau keinginan seseorang itu sendiri sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor kepribadian, yaitu sikap,

locus of control dan rasa tanggung jawab. Masih menurut

model di atas, individu yang memiliki pengetahuan dan

keterampilan dan mempunyai sikap positif terhadap


lingkungan serta terhadap perilaku prolingkungan, biasanya

memiliki intensi untuk mewujudkan tindakan-tindakan

perilaku bertanggung jawab. Namun faktor-faktor

situasional, seperti keadaan ekonomi, tekanan sosial dan

peluang yang tersedia, dapat menghambat atau memperkuat

kemungkinan munculnya perilaku yang dimaksud.

Perilaku bertanggungjawab merupakan hasil dari

transaksi terus menerus antara faktor internal individu

dengan faktor situasional. Sampah sebagai stimulus (S)

akan menimbulkan respon/ perilaku (R). Hubungan

langsung antara S dan R, dapat digunakan untuk

menjelaskan terbentuknya kebiasaan – kebiasaan perilaku

sehari-hari. Misalnya, sejak kecil seorang anak dilatih

membuang benda-benda sisa ke keranjang sampah oleh

orang tuanya. Pengalaman ini terjadi berulang-ulang,

sehingga menjadi kebiasaan yang melekat setelah ia

dewasa.

Tindakan terhadap sampah bervariasi antar individu

dan tergantung pada tempat dan situasi. Secara psikologis,

orang-orang, benda-benda, serta kejadian-kejadian

bermakna yang terdapat di sekitar individu membangun

suasana atau situasi lingkungan di suatu tempat.

Dibandingkan karakteristik individual, maka situasi


lingkungan yang dialami langsung lebih berperan

menentukan wujud perilaku/tindakan seseorang (Wicker,

1987). Artinya, ada kemungkinan bila berada di rumahnya

sendiri seseorang akan membuang tissue bekas pakai pada

tempat sampah yang telah tersedia namun dalam situasi lain

(misalnya dalam perjalanan), orang yang sama akan

membuang tissue serupa dari mobil ke jalan raya. Hingga di

sini dapat dimengerti mengapa seseorang ketika di Jakarta

sering membuang sampah sembarangan, namun ketika ia

berada di Singapura perbuatannya terhadap sampah berbeda

sekali. Secara keseluruhan, gambaran perilaku kebersihan

yang ditampilkan orang dalam kehidupan keseharian di

perkotaan merupakan hubungan yang saling terkait antara

makna subjektif pelaku dengan situasi lingkungan di

sekitarnya (Wibowo, 1993). Melalui pengamatan di

wilayah perkotaan maupun kampung-kampung di pedesaan,

kita dengan mudah mendapatkan lokasi-lokasi yang bersih

walau memiliki sarana kebersihan yang minim atau

seadanya. Sebaliknya, tidak jarang pula ditemui tempat

yang kotor walaupun telah tersedia sarana kebersihan yang

memadai. Dapat dinyatakan bahwa peran perilaku jauh

lebih penting dalam memelihara kebersihan lingkungan

dibanding persoalan kelengkapan sarana. Tanpa tindakan


nyata, sarana selengkap apa pun tidak akan mampu

berfungsi untuk mewujudkan kebersihan lingkungan.

Masalah-masalah di sekitar perilaku kebersihan bersifat

kompleks dan berlangsung dalam berbagai situasi di

wilayah perkotaan, di daerah permukiman, di kawasan

industri dan perkantoran serta di tempat-tempat umum,

sehingga pantas diakui sebagai masalah bersama atau

tanggung jawab setiap orang/penghuni kota. Hal itu

merupakan kombinasi dari bermacam-macam faktor dari

berbagai unsur yang terkait. Keterkaitan hubungan antara

berbagai unsur memang menentukan pola perilaku

kebersihan mereka. Hingga di sini, dapat diasumsikan

bahwa perilaku kebersihan yang dimaksud adalah tindakan

kolektif warga terhadap sampah yang bertujuan untuk

memelihara dan membersihkan lingkungan kota.

Selanjutnya dapat dibuat dua pernyataan tunggal sebagai

berikut: (1) Pola perilaku kebersihan adalah tindakan

kolektif terhadap sampah. (2) Pola perilaku kebersihan

bertujuan untuk mewujudkan dan memelihara kebersihan

lingkungan. Kedua pernyataan di atas merupakan dasar

pemikiran untuk penyelidikan di lapangan.

II. B. Kesehatan
II.B. 1 Definisi Kesehatan
7
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan , jiwa dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomi (UU Kesehatan No 23,1992 dalam Kemenskes, 2015)

kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

karena akan mendasari peningkatan kualitas dan kuantitas hidup dalam

masyarakat.Pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan pembangunan

nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat

untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan

yang bermutu, merata dan terjangkau, memelihara dan meningkatkan

kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkunganya (DepKes

RI,1999 dalam Kemenkes 2015).

II.B.2 Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kesehatan

Menurut Theresa (2012), Terdapat beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap kesehatan antara lain :

1. Udara

Pencemaran udara sudah tidak bisa dipungkiri lagi sebagai faktor

yang mempengaruhi kesehatan. Udara yang kita hirup setiap hari dapat

dipastikan dalam kondisi tercemar. Polusi kendaraan bermotor, asap

pabrik dan asap rokok menjadi faktor dominan pencemaran udara.

Alangkah baiknya jika kita melakukan hal preventif untuk meminimalisir

7
Kemenkes, 2015
resiko dari pencemaran udara. Hal ini bisa dilakukan dengan cara

menghijaukan perkarangan rumah kita dengan menanam pepohonan di

sekitar rumah untuk menjaga agar lingkungan kita tetap segar

2. Air

Air merupakan zat yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas air. Tentu saja tubuh kita

memerlukan asupan air yang bersih dan sehat untuk menjaga agar semua

organ berfungsi dengan baik. Air yang kotor dan tercemar akan

mengakibatkan menurunnya kualitas kesehatan kita. Pastikan air yang kita

konsumsi dalam kehidupan sehari-hari terbebas dari polusi dan bakteri

3. Makanan dan Minuman

Sadarkah kita akan makanan dan minuman yang kita konsumsi

sehari-hari selama bertahun tahun? Yakinkah bahwa makanan dan

minuman tersebut diproses dengan tingkat kebersihan yang tinggi?? Jika

kita tidak yakin, mungkin ada baiknya makan dan minuman masakan

sendiri, makanan dan minuman dari bahan yang alami dan bebas dari zat

kimia seperti makanan organic

3. Makanan dan Minuman

Sadarkah kita akan makanan dan minuman yang kita konsumsi

sehari-hari selama bertahun tahun? Yakinkah bahwa makanan dan

minuman tersebut diproses dengan tingkat kebersihan yang tinggi?? Jika

kita tidak yakin, mungkin ada baiknya makan dan minuman masakan
sendiri, makanan dan minuman dari bahan yang alami dan bebas dari zat

kimia seperti makanan organic

4. Keseimbangan Emosi

Emosi turut menyumbang dalam perannya mempengaruhi

kesehatan. Emosi seringkali dikaitkan dengan produksi hormone dalam

tubuh. Di masa sekarang telah banyak pakar yang mengemukakan

pentingnya kecerdasan emosi, karena hal itu cukup penting dalam menjaga

kesehatan. Untuk menjaga emosi tetap stabil beraktivitas dan, berekspresi

secara wajar dalam kehidupan sehari-hari

5. Olahraga Teratur

Jika pola hidup kita sehat, termasuk berolahragalah secara teratur,

tubuh kita dapat dikatakan sehat. Hampir semua orang sadar dan setuju

akan pentingnya berolahraga. Sayang, hanya sedikit dari kita yang mau

melakukannya. Alangkah baiknya setiap hari kita meluangkan waktu kita

beberapa menit untuk berolahraga. Tidak harus olahraga yang sifatnya

berat dan menguras banyak tenaga, cukup melakukan olahraga ringan

yang dapat kita lakukan di rumah

6. Istirahat Cukup

Tidur merupakan ritual yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari. Itulah kenapa Tuhan menciptakan siang dan malam. Agar

sebagian dari hari yang kita lalui itu digunakan untuk istirahat, dalam hal

ini tidur. Tidur dibutuhkan untuk mengistirahatkan organ-organ tubuh kita

setelah lelah bekerja. Saat kita tidur, metabolisme tubuh bekerja, dari
mulai peremajaan sel-sel sampai kepada pembuangan sejumlah toksin

yang ada di dalam tubuh. Jangan sepelekan tidur, tidur yang berkualitas

tidak diukur dari lama atau tidaknya kita tertidur. Tidurlah dengan suasana

hati yang tenang agar ketika bangun kita akan merasa segar
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III. A. Metode Penelitian

Menurut Hanurawan (2016), Metode penelitian merupakan alat,

prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam

menyimpulkan data). Metodologi menyangkut berbagai hal yang

diperlukan dan digunakan selama penelitian berlangsung.

Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh

peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta

melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut. Metode

penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi

antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu

penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut

diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.

Metode yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode


8
kulitatif. Menurut Hanurawan (2016), metode kualitatif merupakan

prosedur sistematik yang bertujuan untuk mengungkap suatu makna

subjektif partisipan penelitian tentang suatu gejala yang menjadi objek

penelitian.

8
Hanurawan, 2016 : 18
Penelitian dapat dikategorikan sebagai 9penelitian deskriptif jika

ditunjukkan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis dan

faktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang di

teliti (Nazir dalam Bela, 2010).

III. B Sumber Data

Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah individu yang telah

diwawancarai oleh penulis yang sesuai dengan kriteria pemilihan sampel sehingga

dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan topik makalah

III.C Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas atau keseluruhan subjek penelitian baik benda,

orang, ataupun suatu hal lain yang di dalamnya bisa diambil informasi penting

berupa data penelitian. 10Menurut Willig (2013), penelitian kualititatif merupakan

penelitian yang tidak terdapat rumus pasti untuk menentukan jumlah sampel untuk

pengumpulan data. Selain itu, penelitian kualitatif dimaksudkan untuk

memaksimalkan informasi. Penulis menggunakan tiga sampel untuk dijadikan


11
subjek penelitian. Purposive sampling merupakan teknik sampling dimana

peneliti memilih responden yang dianggap memiliki informasi yang paling akurat

atau kaya akan fenomena yang diteliti dan dengan ini pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria penelitian

9
Bela, 2010: 3

10
Willig, 2012 : 116
11
Creswell, 2012 : 314
(Creswell, 2012). Adapun kriteria yang digunakan adalah merupakan penduduk

Dusun Porot.

III.D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang kami dapatkan untuk penelitian ini yaitu melalui wawancara

secara langsung dengan Bapak dan Ibu Surahno dan dengan melihat dan
12
memerhatikan secara langsung kebersihan lingkungan di Dusun Porot. Menurut

Johnson dan Christensen (2004) wawancara adalah metode pengumpulan data

atau alat alat pengumpul data yang menunjukkan peneliti sebagai pewawancara

mengajukan sejumlah pertanyaan pada partisipan sebagai subjek yang di

wawancarai (dalam Hanurawan, 2016).

III.E. Cara Menganalisis Data

Penulis menganalisis data dengan melalui beberapa tahapan antara lain

memasukkan hasil wawancara berupa uraian sehingga dapat dibandingkan hasil

wawancara antar narasumber. Setelah itu, penulis akan melakukan koding yaitu

melakukan pemberian kode berdasarkan hasil yang muncul pada saat pengambilan

data. Setelah melakukan koding, penulis akan melakukan kategorisasi yaitu

penyesuaian hasil wawancara dengan teori makalah.

12
Hanurawan, 2016 : 6
BAB IV

Hasil Penelitian

IV. A. Deskripsi Latar Belakang Subjek

Nama Subjek Surahno Maryo Reko

Nama Lengkap Surahno Iin Lisa

Usia 65 28 18 tahun

Agama Islam Islam Islam

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan

IV.B Hasil Temuan Wawancara

Bapak Surahno merupakan salah satu warga di Desa Porot yang pekerjaan

sehari-harinya adalah berladang dan beternak. Bapak Surahno setiap harinya

menghabiskan 8-10 jam untuk melakukan pekerjaannya. Demi memenuhi

kebutuhan sehari-harinya, Bapak Surahno mengandalkan hasil dari berladang dan

beternak pada setiap minggunya. Begitu pula dengan Iin, beliau memiliki

pekerjaan pedagang kue manis keliling. Lisa merupakan salah satu siswi SMK

jurusan administrasi.

Bapak Surahno menyadari bahwa Dusun Porot belum memperhatikan

kebersihan. Beliau mengaku bahwa seringkali melihat banyak sampah berserakan

dan sungai penuh dengan sampah pada saat musim kemarau. Namun, beliau

mengaku bahwa sulit untuk menyadarkan masyarakat untuk lebih memperhatikan

kebersihan karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat untuk tidak


memperhatikan lingkungan. Bapak Surahno seringkali melihat anak-anak yang

sedang bermain dan melihat banyak sampah yang dibuang sembarangan sehingga

lapangan seringkali terlihat kotor. Disamping itu, Iin juga merasa bahwa Dusun

Porot belum memiliki lingkungan yang bersih. Hal tersebut didasarkan oleh

banyaknya sampah yang berserakan dijalan atau disungai. Iin menuturkan bahwa

bukti dari banyaknya sampah di Dusun Porot adalah selokan-selokan yang

seringkali penuh ketika hujan karena banyaknya sampah. Selain itu, Iin juga

merasa bahwa banyak makanan yang dijual seringkali tidak bersih dan tidak

higienis sehingga Iin merasa prihatin dengan banyaknya kondisi tersebut. Menurut

narasumber yang bernama Lisa, beliau merasa bahwa setuju dengan kurangnya

kebersihan di Desa Porot.

Bapak Surahno beserta keluarganya hanya dapat menerapkan kebersihan

dirumah. Hal tersebut dikarenakan beliau merasa bahwa jika beliau

memperhatikan kebersihan dijalanan tidak akan berpengaruh secara signifikan

karena banyak warga yang seringkali membuang sampah disungai maupun

dijalanan. Begitu pula hal nya dengan Iin, beliau sudah membantu kebersihan

lingkungan dengan menjual makanan yang bersih. Hal tersebut sudah dapat

membantu kesehatan masyarakat Dusun Porot. Menurut Lisa, beliau sudah mulai

menerapkan untuk membuang sampah pada tempatnya ataupun menjaga

kebersihan. Adanya hal tersebut seringkali didukung dengan perilaku teman-

teman sekolah Lisa yang membuang sampah sembarangan sehingga kadangkala

menimbulkan perilaku meniru yang dilakukan oleh Lisa.


Jika dikaitkan dengan kesehatan, Bapak Suratno mengaku bahwa pada

beliau sering mendengar bahwa tetangga atau rekan seperkumpulannya di Dusun

Porot mengalami beberapa penyakit yang menyebabkan harus ditangani secara

cepat, secara umum penyakitnya adalah diare, sakit perut, batuk, tipes, demam

berdarah, dan pilek. Menurut Bapak Surahno, penyakit tersebut mungkin saja

terjadi akibat kurang bersihnya makanan atau bahkan bak mandi yang jarang

dikuras. Bapak Surahno menuturkan bahwa beliau merasa ikut sedih jika terdapat

anak tetangga atau rekan yang sakit. Adanya hal tersebut menimbulkan keinginan

istri Bapak Surahno untuk tetap menjaga kebersihan dirumahnya agar dapat

mendukung kesehatan keluarga.Begitu pula dengan Iin yang merasa bahwa

kesehatan masyarakat Desa Porot masih belum baik karena Iin merasa bahwa

selokan depan rumah pada musim kemarau sangatlah tidak sehat karena dapat

menimbulkan beberapa virus penyakit bahkan binatang-binatang kecil. Iinpun

juga merasa bahwa selokan sangat penting untuk dibersihkan pada musim

kemarau karena virus dari selokan dapat menyebar kepada tetangga-tetangga yang

ada. Disisi lain, Lisa pernah mengalami diare yang cukup parah dan didiagnosa

akibat keracunan makanan. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan kurangnya

masyarakat Desa Porot dalam menjaga kebersihan dan higienisnya sebuah

makanan. Hal tersebut menjadi pengalaman yang cukup menimbulkan kurangnya

kepercayaan terkait kehigienisan makanan yang dijual di Dusun Porot.

Menurut Bapak Surahno terdapat beberapa hal yang dapat diusulkan untuk

meningkatkan kesehatan antara lain dengan melakukan penyuluhan menjaga

kebersihan lingkungan. Hal tersebut dapat memberikan edukasi kepada Dusun


Porot untuk mengetahui bagaimana cara untuk menjaga kebersihan dan

mengetahui dampak-dampak bila kebersihan lingkungan tidak terjaga sehingga

memberikan pemikiran jangka panjang bagi masyarakat Dusun Porot. Disamping

itu Iin memiliki hal yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kebersihan di

Dusun Porot antara lain dengan memberikan kegiatan warga untuk setiap hari

Minggu pagi untuk bersama membersihkan lingkungan. Begitu pula dengan Lisa,

beliau mengusulkan bahwa untuk meningkatkan kebersihan dapat didukung

dengan penanaman kebiasaan unuk membuang sampah pada tempatnya.

BAB V

Kesimpulan dan Saran

V.1. Kesimpulan

Pada penulisan makalah ini, penulis dapat menyimpukan bahwa

ketiga narasumber menyadari bahwa kebersihan pada Dusun Porot

masihlah sangat minim. Hal tersebut terlihat dengan adanya sampah yang

berserakan dijalan ataupun disungai. Selain itu, makanan yang dijualpun

kebanyakan masih dianggap kurang higienis. Selokan didepan rumah

warga juga dianggap masih sangat kotor ketika musim kemarau sehingga

menimbulkan banyak virus penyakit maupun binatang-binatang kecil.

Kurangnya kebersihan yang terdapat di Dusun Porot menyebabkan

beberapa penyakit yang diderita oleh Masyarakat Dusun Porot antara lain
diare, demam berdarah, pilek, dll. Adapun beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kebersihan antara lain kegiatan edukasi

masyarakat, kegiatan rutin untuk membersihkan Dusun bersama, dan

kegiatan penerapan sejak dini agar anak-anak Dusun Porot terbiasa untuk

menjaga kebersihan

V.2 Saran

Pemilihan subjek dalam penelitian ini termasuk mudah karena

banyak masyarakat Dusun Porot yang sudah menyadari kurangnya

kebersihan lingkungan di daerah tersebut. Dalam penelitian ini narasumber

memiliki kemampuan verbal yang kurang baik sehingga penulis perlu

untuk memberikan pertanyaan dalam bentuk yang lebih sederhana. Bagi

peneliti selanjutnya, pertanyaan yang diberikan kepada narasumber dapat

disederhanakan sejak awal wawancara.

Kebersihan lingkungan sangat penting dilakukan oleh setiap

individu karena akan mempengaruhi kesehatan lingkungan. Kesadaran

akan pentingnya kebersihan sebaiknya sudah diterapkan sejak dini.


Daftar Pustaka

Buhungo (2012). Hubungan Kebersihan Lingkungan Terhadap Prestasi Kota X

Gracia, Theresa (2012). Pengaruh Kesehatan Fisik Terhadap Kesehatan Mental.

Hanurawan, F. (2016). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Jakarta:

PT Raja

Grafindo Persada.

Lastriyah (2011). Pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap Kebersihan

Masyarakat

Bandung.

Muin, Fathul (2008). Kebersihan yang Menguntungkan Bagi Warga Palembang.

Santoso (2012). Gambaran Pentingnya Kesehatan Masyarakat Sejak Dini

Wibowo, I. (2009). POLA PERILAKU KEBERSIHAN: STUDI PSIKOLOGI

LINGKUNGAN

TENTANG PENANGGULANGAN SAMPAH PERKOTAAN.

Willig, C. (2008). Introducing Qualitative Research in Psychology: Adventures in

Theory and

Method. New York: McGraw-Hill.

Creswell, J., W., 2012, Research design Pendekatan kualitatif, Kuantitatif dan

Mixed;

Cetakan ke-2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemenkes. Rencana Strategis Kementrian Kesehatab Tahun 2015-2019 Jakarta :

Kementrian

RI : 2015

Anda mungkin juga menyukai