TUGAS ANASTESI
OBAT-OBATAN ANALGETIK
1. Analgetik opioid
2. Analgetik non opioid
I. ANALGETIK NON-OPIOID
Digunakan sebagai tambahan penggunaan opioid dosis rendah untuk menghindari
efek samping opioid berupa depresi jalan napas. Kerja obat yaitu dengan menghambat
aktivasi enzim siklo-oksigenase (10x), sehingga terjadi penghambatan sintesis
prostaglandin perifer. Analgesik non-opioid digolongkan menjadi :
1. Acetaminophen (paracetamol) :
Indikasi :
- nyeri ringan-sedang seperti pada sakit kepala, nyeri otot, saki gigi,
keram saat menstruasi
- Demam
Kontraindikasi :
- Alergi
- Gangguan hepar
Dosis :
- Dosis oral 500-1000 mg/4-6 jam
- Dosis maksimal 4000 mg/hari
2. Non steroid anti-inflammatorydrugs (NSAID)
Klasifikasi kimia NSAID
Piroksikam
Dipiron Salisilat Asam propionat Asam asetat Asam antranilat
3 Diklofenak Nyeri RA, OA, - gagal ginjal, hati, 100-150 mg dibagi 2-3
ankylosing, spondilitis, jantung berat dosis
dismenorrhea - hamil dan meyusui Max : 150 mg/hari
- ulkus/ perforasi gaster RA : 225 mg/hari
4 Ketorolac Tatalaksana jangka - ulkus GI/ bleeding Awal 10 mg, lalu 10-30
pendek untuk nyeri post- - bronko spasme mg/4-6 jam
op akut - hipovolemia Max : 90 mg
- gagal ginjal Durasi max : 5 hari
- resiko tinggi perdarahan
- <18 tahun Lansia, gangguan ginjal
- Hamil, menyusui : max 60mg/hari
Durasi max 2 hari
7 Asam asetil Profilaksis MI, nyeri, - Ulkus peptik 325-650 mg, tiap 4-6
salisilat demam - Hipersensitivitas jam
- Hamil & menyusui Max : 4 gram / hari
- <12 tahun
- Gangguan ginjal & hati
berat
Theffany / 406161053