Anda di halaman 1dari 37

KKP SEMARANG

1
Meningkatkan
Pemeriksaan, Bimbingan dan kondisi
Penyuluhan, Pelayanan kesehatan JH
Kesehatan, Imunisasi, sebelum JH sehat
Surveilans, SKD dan Respon berangkat selama
KLB, Penanggulangan KLB menunaikan
dan Musibah Massal, ibadah –
Kesehatan Lingkungan dan kembali ke
Manajemen TA
Mencegah
Penyelenggaraan Kesehatan transmisi
Haji penyakit
menular

PROMOTIF PREVENTIF KURATIF REHABILITATIF


2
TANAH AIR PERJALANAN ARAB SAUDI
3
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
( KEPMENKES No. 442 / 2009 )

PEMERIKSAAN KESEHATAN

TAHAP I PUSKESMAS

Tim Penyelenggara Kesehatan Haji


Kabupaten / Kota (Dinkes & RS Kab /
TAHAP II
Kota). Penanggungjawab : Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota

Tim Penyelenggara Kesehatan Haji


TAHAP III / Embarkasi / Debarkasi Haji (Dinas
AKHIR Kesehatan Provinsi, Kabupaten / Kota,
Rumah Sakit, Laboratorium.
Penanggungjawab : Kepala KKP
4
Unit Pelaksana Teknis Tugas : Melaksanakan
(UPT) di lingkungan Pencegahan masuk dan
Kementerian Kesehatan keluarnya penyakit, penyakit
yang berada di bawah dan potensial wabah, surveilans
bertanggung jawab kepada epidemiologi, kekarantinaan,
Direktorat Jenderal pengendalian dampak
Pengendalian Penyakit dan kesehatan lingkungan,
Penyehatan Lingkungan pelayanan kesehatan,
(Permenkes 2348 Tahun pengawasan OMKABA, serta
2011 tentang Perubahan pengamanan terhadap penyakit
Atas Permenkes 356 Tahun baru & penyakit yang muncul
2008 tentang Organisasi kembali, bioterorisme, unsur
dan Tata Kerja KKP). biologi, kimia dan pengamanan
radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabuhan dan lintas
batas darat negara.

5
1. Pelaksanaan kekarantinaan;
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara;
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah penyakit baru, dan
penyakit yang muncul kembali;
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia;
F 6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang
U 7.
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;
Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar
N Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
G 8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,
S 9.
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
Pelaksana pemberian sertifikat kesehatan OMKABA ekspor dan mengawasi
I persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan
lintas barat darat negara;
K 12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
K 13.
dan lintas batras darat negara;
Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan,
P dan lintas batas darat negara;
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans
kesehatan pelabuhan;
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara;
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

6
Melakukan pengawasan
Mencegah penyebaran terhadap alat angkut.
penyakit antar negara Mengetahui riwayat
tanpa pembatasan perjalanan penumpang.
perjalanan dan Pemeriksaan medik non-
perdagangan yang tidak invasif,
perlu.
Melakukan tindakan
penyehatan (desinfeksi,
Tidak hanya penyakit
desinseksi,
tetapi PHEIC
dekontaminasi dan
derattisasi / fumigasi),
Pemberian vaksinasi dan
propilaksis, Pelaksanaan
SE

7
8
KKP EMBARKASI / DEBARKASI
BANDA BALIKPAPA
PADANG BATAM 13 EMBARKASI
ACEH N
HAJI
4 EMBARKASI
GORONTALO
HAJI ANTARA

MEDAN

PALEMBANG BANJARMASIN

BENGKULU PALANGKARAY
A
PANJANG
(LAMPUNG)

BANDUNG
SOETA (BEKASI) MAKASAR
(PONDOK MATARAM
GEDE)
SURABAYA
SEMARANG
(SOLO)

KELAS
KELAS II :: 77 KELAS
KELAS II
II :: 21
21 KELAS
KELAS III
III :: 20
20 KELAS
KELAS IV
IV :: 11 WILKER
WILKER :: 304
304 9
surveilans

surveilans

surveilans

surveilans
Pelayanan
Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Selama
surveilans Pelayanan Selama di Perjalanan di
Kesehatan di Arab Saudi Arab Saudi
Pesawat (BPHI, RSAS (Kloter)
Pelayanan Terbang
Kesehatan di (Kloter)
Asrama Haji
Pelayanan Embarkasi /
Kesehatan di Debarkasi
Daerah

TANAH AIR PERJALANAN ARAB SAUDI


Tujuan SE kesehatan haji adalah mencegah
keluarnya penyakit menular dari Indonesia dan
masuknya penyakit menular dari luar negeri
yang mungkin terbawa oleh calon/jemaah haji
ke Indonesia, mengetahui distribusi penyakit,
kematian menurut orang, tempat, dan waktu
serta faktor risiko yang terdapat pada calon/
jemaah haji Indonesia
 Sumber data SE kesehatan haji meliputi hasil
pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji di
puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/
kota, laboratorium, rumah sakit dan unit-unit
rujukan lainnya, di embarkasi/debarkasi serta
data selama di Arab Saudi,

12
 Pengumpulan, pengolahan, analisis dan
disiminasi data atau informasi, dilakukan
sejak calon jemaah haji melakukan
pemeriksaan kesehatan di daerah asal
(pemeriksaan I, dan II), di
embarkasi/debarkasi, diperjalanan
(pesawat), selama di Arab Saudi dan setelah
kembali dari Arab Saudi sampai ke daerah
asal selama 14 hari.
 Dilakukan oleh puskesmas
 Memberikan pelayanan pengobatan rawat jalan,

rawat inap bila tersedia dan rujukan ke rumah sakit


(pemeriksaan lanjutan 2) kabupaten/ kota bila
diperlukan
 Jenis Data:

 Karakteristik jemaah haji (umur, pendidikan,


pekerjaan, status pernikahan, asal/alamat, dll)
 Hasil pemeriksaan: riwayat penyakit (penyakit
dulu-sekarang), hasil laboratorium
 Status kesehatan jemaah : Mandiri, Observasi,
Pengawasan, Tunda
14
 Dilakukan oleh Dinas Kab/kota  bekerja sama
dengan RS, Lab, yankes rujukan lain
 Merupakan pemeriksaan lanjutan dari pemeriksaan

sebelumnya  melakukan tindakan/pengobatan


yang tidak bisa ditangani di RS
 Contoh: Haemodialisa, Perlu konsultasi dokter

spesialis, dll
 Jenis Data:

 Jemaah haji yang melakukan pemeriksaan lanjutan


 Jenis pelayanan pemeriksaan lanjutan

15
 Tanggung jawab KKP (KKP Semarang)
 Kerja sama: Dinkesprop jateng, DKK Solo, Boyolali,

Kota Semarang (=termasuk puskesmasnya), BLK


prop Jateng, BTKL Yogyakarta, KKP Cilacap, RSDM,
RS TNI AU dll
 Jenis Data Embarkasi:

 Data-data yang ada di pemeriksaan I dan II


 Pengobatan jemaah haji
 Pemeriksaan penunjang dan laborat: EKG, PP test
(kehamilan), gula darah, Hb, tensi, kolesterol, asam
urat, pemeriksaan BTA, dll
 Data jemaah rawat jalan dan observasi masa
Embarkasi
16
 Data jemaah yang dirujuk di RS (beserta
jenis penyakitnya)
 Jenis penyakit pada pemeriksaan akhir
 Jenis penyakit menular yang ditemukan saat
embarkasi
 Data jemaah hamil
 Data jemaah tunda keberangkatanya (tidak
mengikuti kloternya karena alasan
kesehatan/sakit)
 Data jemaah batal berangkat haji
 Data jemaah meninggal selama di Asrama
Haji dan atau RS Rujukan 17
 Data jemaah yang di vaksinasi saat di
embarkasi
 Jemaah RISTI masing-masing kloter
(termasuk jumlah jemaah haji: M,O,P,T) 
diberika kepada TKHI (petugas kloter)
sebagai
 Data jemaah haemodialisa
 Data jemaah dengan pendampingan

18
 Data hasil pemeriksaan organoleptik dan
laboratorium makanan
 Data hasil pemeriksaan penjamah makanan
(catering asrama & Aeroprima)
 Data hasil pemeriksaan usap pada alat
makanan (catering asrama & Aeroprima)
 Data pengawasan sanitasi catering asrama &
Aeroprima
 Data pemeriksaan sampel lingkungan
(limbah, udara, air dll)

19
 Semua kejadian terkait dengan data
kesehatan yang terjadi selama penerbangan
keberangkatan (9-11 jam) dicatat di buku
laporan dan dikirim secara elektronik melalui
Siskohatkes pada Android. Sistem ini
terkoneksi ke Siskohatkes Kementerian
Kesehatan RI
 Data: jemaah yang diobati slm di pesawat,
data kekambuhan penyakit (karena hypobarik)
 Yang bertanggung jawab mengirim adalah:
TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia) pada
kloter masing-masing (1 Dokter, 2 perawat)
 Di arab Saudi terbagi menjadi 3 Daker
1. Daker Jedah  Bertanggung jawab di
bandara Jeddah dan bandara Madinah
2. Daker Makkah  terdiri dari: 1 daker, dan
8-10 sektor
3. Daker Madinah  terdiri dari: 1 daker, dan
dari 4-5 sektor
 Yang bertanggung jawab terhadap
surveilans pada saat di Arab Saudi adalah:
Petugas Sansur Dakker, dan Sektor
Data-data:
Data kedatangan jemaah pada masing-
masing sektor
Data jemaah titipan, tunda
Data pengobatan di Poliklinik Daker (BPHI)
maupun poliklinik sektor
Data jemaah dirawat di Poliklinik Daker (BPHI)
maupun poliklinik sektor
Data jemaah di rujuk ke poliklinik Daker
(BPHI) dan RS Arab Saudi (RSAS)
Data-data:
Data jemaah meninggal (dipondokan, poli sektor,
jalanan, masjid, BPHI, RSAS)
Data penyebab kematian jemaah
Data penyakit menular
Data kejadian KLB
Data jemaah Tanazul (pulang dini)
Data jemaah safari wukuf
Data Sanitasi pondokan
Data sanitasi catering dan jajanan
Data lingkungan: suhu, kelembaban, kecepatan
angin
dll
 Semua kejadian terkait dengan data
kesehatan yang terjadi selama penerbangan
kepulangan (9-11 jam) dicatat di buku
laporan dan dikirim secara elektronik
melalui Siskohatkes pada Android. Sistem ini
terkoneksi ke Siskohatkes Kementerian
Kesehatan RI
 Yang bertanggung jawab mengirim adalah:
TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia) pada
kloter masing-masing (1 Dokter, 2 perawat)
 Data Jamaah haji yang dirujuk saat debarkasi
 Data Jamaah haji yang diperiksa tes usap
nasopharing (pemeriksaan meningitis)
 Data jemaah haji dengan demam tinggi diatas 37
derajat celcius (untuk screening penyakit menular
(PHEIC) yang sedang terjadi
 Data penggantian lembar K3JH  pengawasan
surveilans pasca haji
 Data jemaah haji yang meninggal di pesawat dan
RS rujukan
 Pengawasan pasca haji  H +14 (kerja sama
dengan Dinkesprop, DKK, serta lintas
program/sektor jika ditemukan kasus
meningitis/penyakit yg tergolong PHEIC
 dll 25
NETWORKING PELAPORAN
WAKTU MELA
CONTOH INTERPRETASI
DAN ANALISA DATA SERTA
PEMANFAATNANYA

28
Profil Jemaah Haji Indonesia
1433 H/2012 M – 1435 H/2014 M (1)
Profil Jemaah Haji Indonesia Tahun 2012 – 2014 Profil Jemaah Haji Indonesia Tahun 2013 – 2014
Menurut Jenis Kelamin (persen) Menurut Pengalaman Berhaji (persen)

 Proporsi antara Jemaah laki-laki dan perempuan hampir sama dengan proporsi
Jemaah haji perempuan sebesar 55 persen, dan Jemaah laki-laki sekitar 45
persen.
 Sebagian besar Jemaah haji berstatus belum pernah berangkat
29 Haji
Profil Jemaah Haji Indonesia
1433 H/2012 M – 1435 H/2014 M (2)
Profil Jemaah Haji Indonesia Tahun 2012 – 2014
Menurut Pekerjaan Utama (persen)

 Sekitar 1 dari 3 Jemaah haji ( lebih 30%) berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, pensiunan, dll.
Sementara itu, Karyawan dan Pejabat PNS/TNI/Polri merupakan profesi terbanyak kedua dan
ketiga Jemaah dengan proporsi berturut-turut mencapai 24,55 persen dan 21,33 persen

30
Profil Jemaah Haji Indonesia
1433 H/2012 M – 1435 H/2014 M (3)
Profil Jemaah Haji Indonesia Tahun 2012 – 2014
Menurut Pendidikan (persen)

Sepertiga lebih jemaah haji indonesia (dari tahun 2012-2014) mempunyai pendidikan yang
masih rendah yaitu sampai dengan tamat SD .
31
32
33
34
Distribusi 10 Penyakit terbanyak pada Jemaah Rawat Jalan Periode Pra Armina di
Sektor H tahun 2014 M

NB: Jumlah diagnosa ini adalah kumulatif (1 orang jemaah bisa mempunyai lebih dari 1 jenis penyakit)

KODE ICD-X DESKRIPSI JML PENDERITA


J00 Acute nasopharyngitis [common cold] 80
I10 Essential (primary) hypertension 19
E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus 14
A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin 13
M79.1 Diarrhoea
Myalgia and gastroenteritis of presumed infectious origin 10
J44 Other chronic obstructive pulmonary disease 9
K30 Dyspepsia 8
I50.0 Congestive heart failure 6
K29 Gastritis and duodenitis 6
L23 Allergic contact dermatitris 6

Tingginya kasus ISPA pada jemaah dikarenakan kondisi iklim di Saudi Arabia yang ektrim
yaitu suhu yang tinggi, kelembaban yang sangat rendah, serta kecepatan angin yang cukup
tinggi. Oleh sebab itu selain menjaga kondisi dengan makanan dan cukup istirahat, perlu
sekali untuk selalu menggunakan masker saat berada di lapangan 35
Distribusi 10 Penyakit Rawat Inap Pra Armina di Sektor H Tahun 2014

RAWAT INAP BERDASARKAN 10 DIAGNOSA TERBANYAK

NB: Jumlah diagnosa ini adalah kumulatif (1 orang jemaah bisa mempunyai lebih dari 1 jenis penyakit)

KODE ICD-X DESKRIPSI JM L PENDERITA


E86 Volume depletion 17
K30 Dyspepsia 15
E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus 9
J44 Other chronic obstructive pulmonary disease 6
I10 Essential (primary) hypertension 5
K29 Gastritis and duodenitis 4
I50.0 Congestive heart f ailure 3
H81.4 Vertigo of central origin 3
J00 Acute nasopharyngitis [common cold] 3
N18 Chronic renal f ailure 2

Tingginya kasus dehidrasi pada jemaah dikarenakan kondisi iklim di Saudi Arabia yang
ektrim yaitu suhu yang tinggi, kelembaban yang sangat rendah, serta kecepatan angin yang
cukup tinggi. Selain itu kurangnya minum sangat berpengaruh besar terjadinya dehidrasi 
Selalu mengingatkan Jemaah agar banyak MINUM air putih. 36
37

Anda mungkin juga menyukai