1
Meningkatkan
Pemeriksaan, Bimbingan dan kondisi
Penyuluhan, Pelayanan kesehatan JH
Kesehatan, Imunisasi, sebelum JH sehat
Surveilans, SKD dan Respon berangkat selama
KLB, Penanggulangan KLB menunaikan
dan Musibah Massal, ibadah –
Kesehatan Lingkungan dan kembali ke
Manajemen TA
Mencegah
Penyelenggaraan Kesehatan transmisi
Haji penyakit
menular
PEMERIKSAAN KESEHATAN
TAHAP I PUSKESMAS
5
1. Pelaksanaan kekarantinaan;
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara;
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah penyakit baru, dan
penyakit yang muncul kembali;
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia;
F 6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang
U 7.
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;
Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar
N Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
G 8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,
S 9.
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
Pelaksana pemberian sertifikat kesehatan OMKABA ekspor dan mengawasi
I persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan
lintas barat darat negara;
K 12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
K 13.
dan lintas batras darat negara;
Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan,
P dan lintas batas darat negara;
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans
kesehatan pelabuhan;
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara;
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
6
Melakukan pengawasan
Mencegah penyebaran terhadap alat angkut.
penyakit antar negara Mengetahui riwayat
tanpa pembatasan perjalanan penumpang.
perjalanan dan Pemeriksaan medik non-
perdagangan yang tidak invasif,
perlu.
Melakukan tindakan
penyehatan (desinfeksi,
Tidak hanya penyakit
desinseksi,
tetapi PHEIC
dekontaminasi dan
derattisasi / fumigasi),
Pemberian vaksinasi dan
propilaksis, Pelaksanaan
SE
7
8
KKP EMBARKASI / DEBARKASI
BANDA BALIKPAPA
PADANG BATAM 13 EMBARKASI
ACEH N
HAJI
4 EMBARKASI
GORONTALO
HAJI ANTARA
MEDAN
PALEMBANG BANJARMASIN
BENGKULU PALANGKARAY
A
PANJANG
(LAMPUNG)
BANDUNG
SOETA (BEKASI) MAKASAR
(PONDOK MATARAM
GEDE)
SURABAYA
SEMARANG
(SOLO)
KELAS
KELAS II :: 77 KELAS
KELAS II
II :: 21
21 KELAS
KELAS III
III :: 20
20 KELAS
KELAS IV
IV :: 11 WILKER
WILKER :: 304
304 9
surveilans
surveilans
surveilans
surveilans
Pelayanan
Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Selama
surveilans Pelayanan Selama di Perjalanan di
Kesehatan di Arab Saudi Arab Saudi
Pesawat (BPHI, RSAS (Kloter)
Pelayanan Terbang
Kesehatan di (Kloter)
Asrama Haji
Pelayanan Embarkasi /
Kesehatan di Debarkasi
Daerah
12
Pengumpulan, pengolahan, analisis dan
disiminasi data atau informasi, dilakukan
sejak calon jemaah haji melakukan
pemeriksaan kesehatan di daerah asal
(pemeriksaan I, dan II), di
embarkasi/debarkasi, diperjalanan
(pesawat), selama di Arab Saudi dan setelah
kembali dari Arab Saudi sampai ke daerah
asal selama 14 hari.
Dilakukan oleh puskesmas
Memberikan pelayanan pengobatan rawat jalan,
spesialis, dll
Jenis Data:
15
Tanggung jawab KKP (KKP Semarang)
Kerja sama: Dinkesprop jateng, DKK Solo, Boyolali,
18
Data hasil pemeriksaan organoleptik dan
laboratorium makanan
Data hasil pemeriksaan penjamah makanan
(catering asrama & Aeroprima)
Data hasil pemeriksaan usap pada alat
makanan (catering asrama & Aeroprima)
Data pengawasan sanitasi catering asrama &
Aeroprima
Data pemeriksaan sampel lingkungan
(limbah, udara, air dll)
19
Semua kejadian terkait dengan data
kesehatan yang terjadi selama penerbangan
keberangkatan (9-11 jam) dicatat di buku
laporan dan dikirim secara elektronik melalui
Siskohatkes pada Android. Sistem ini
terkoneksi ke Siskohatkes Kementerian
Kesehatan RI
Data: jemaah yang diobati slm di pesawat,
data kekambuhan penyakit (karena hypobarik)
Yang bertanggung jawab mengirim adalah:
TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia) pada
kloter masing-masing (1 Dokter, 2 perawat)
Di arab Saudi terbagi menjadi 3 Daker
1. Daker Jedah Bertanggung jawab di
bandara Jeddah dan bandara Madinah
2. Daker Makkah terdiri dari: 1 daker, dan
8-10 sektor
3. Daker Madinah terdiri dari: 1 daker, dan
dari 4-5 sektor
Yang bertanggung jawab terhadap
surveilans pada saat di Arab Saudi adalah:
Petugas Sansur Dakker, dan Sektor
Data-data:
Data kedatangan jemaah pada masing-
masing sektor
Data jemaah titipan, tunda
Data pengobatan di Poliklinik Daker (BPHI)
maupun poliklinik sektor
Data jemaah dirawat di Poliklinik Daker (BPHI)
maupun poliklinik sektor
Data jemaah di rujuk ke poliklinik Daker
(BPHI) dan RS Arab Saudi (RSAS)
Data-data:
Data jemaah meninggal (dipondokan, poli sektor,
jalanan, masjid, BPHI, RSAS)
Data penyebab kematian jemaah
Data penyakit menular
Data kejadian KLB
Data jemaah Tanazul (pulang dini)
Data jemaah safari wukuf
Data Sanitasi pondokan
Data sanitasi catering dan jajanan
Data lingkungan: suhu, kelembaban, kecepatan
angin
dll
Semua kejadian terkait dengan data
kesehatan yang terjadi selama penerbangan
kepulangan (9-11 jam) dicatat di buku
laporan dan dikirim secara elektronik
melalui Siskohatkes pada Android. Sistem ini
terkoneksi ke Siskohatkes Kementerian
Kesehatan RI
Yang bertanggung jawab mengirim adalah:
TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia) pada
kloter masing-masing (1 Dokter, 2 perawat)
Data Jamaah haji yang dirujuk saat debarkasi
Data Jamaah haji yang diperiksa tes usap
nasopharing (pemeriksaan meningitis)
Data jemaah haji dengan demam tinggi diatas 37
derajat celcius (untuk screening penyakit menular
(PHEIC) yang sedang terjadi
Data penggantian lembar K3JH pengawasan
surveilans pasca haji
Data jemaah haji yang meninggal di pesawat dan
RS rujukan
Pengawasan pasca haji H +14 (kerja sama
dengan Dinkesprop, DKK, serta lintas
program/sektor jika ditemukan kasus
meningitis/penyakit yg tergolong PHEIC
dll 25
NETWORKING PELAPORAN
WAKTU MELA
CONTOH INTERPRETASI
DAN ANALISA DATA SERTA
PEMANFAATNANYA
28
Profil Jemaah Haji Indonesia
1433 H/2012 M – 1435 H/2014 M (1)
Profil Jemaah Haji Indonesia Tahun 2012 – 2014 Profil Jemaah Haji Indonesia Tahun 2013 – 2014
Menurut Jenis Kelamin (persen) Menurut Pengalaman Berhaji (persen)
Proporsi antara Jemaah laki-laki dan perempuan hampir sama dengan proporsi
Jemaah haji perempuan sebesar 55 persen, dan Jemaah laki-laki sekitar 45
persen.
Sebagian besar Jemaah haji berstatus belum pernah berangkat
29 Haji
Profil Jemaah Haji Indonesia
1433 H/2012 M – 1435 H/2014 M (2)
Profil Jemaah Haji Indonesia Tahun 2012 – 2014
Menurut Pekerjaan Utama (persen)
Sekitar 1 dari 3 Jemaah haji ( lebih 30%) berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, pensiunan, dll.
Sementara itu, Karyawan dan Pejabat PNS/TNI/Polri merupakan profesi terbanyak kedua dan
ketiga Jemaah dengan proporsi berturut-turut mencapai 24,55 persen dan 21,33 persen
30
Profil Jemaah Haji Indonesia
1433 H/2012 M – 1435 H/2014 M (3)
Profil Jemaah Haji Indonesia Tahun 2012 – 2014
Menurut Pendidikan (persen)
Sepertiga lebih jemaah haji indonesia (dari tahun 2012-2014) mempunyai pendidikan yang
masih rendah yaitu sampai dengan tamat SD .
31
32
33
34
Distribusi 10 Penyakit terbanyak pada Jemaah Rawat Jalan Periode Pra Armina di
Sektor H tahun 2014 M
NB: Jumlah diagnosa ini adalah kumulatif (1 orang jemaah bisa mempunyai lebih dari 1 jenis penyakit)
Tingginya kasus ISPA pada jemaah dikarenakan kondisi iklim di Saudi Arabia yang ektrim
yaitu suhu yang tinggi, kelembaban yang sangat rendah, serta kecepatan angin yang cukup
tinggi. Oleh sebab itu selain menjaga kondisi dengan makanan dan cukup istirahat, perlu
sekali untuk selalu menggunakan masker saat berada di lapangan 35
Distribusi 10 Penyakit Rawat Inap Pra Armina di Sektor H Tahun 2014
NB: Jumlah diagnosa ini adalah kumulatif (1 orang jemaah bisa mempunyai lebih dari 1 jenis penyakit)
Tingginya kasus dehidrasi pada jemaah dikarenakan kondisi iklim di Saudi Arabia yang
ektrim yaitu suhu yang tinggi, kelembaban yang sangat rendah, serta kecepatan angin yang
cukup tinggi. Selain itu kurangnya minum sangat berpengaruh besar terjadinya dehidrasi
Selalu mengingatkan Jemaah agar banyak MINUM air putih. 36
37