Gambar 1.1 Peta Lokasi Kerja KKP Kelas II Pontianak Wilker PLBDN Badau
1
dikenal sebagai kegiatan Pengendalian Nyamuk Aedes yang rutin dilaksanakan setiap
tahunnya sesuai dengan tugas yang diemban KKP.
Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi salah satu dari empat virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam
tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang
hidup di wilayah tropis dan subtropis. Berbeda dengan Nyamuk Anopheles sp, gigitan
nyamuk Aedes lebih sering terjadi pada pagi dan sore hari. Setelah nyamuk menggigit,
virus yang dibawanya kemudian akan masuk dan mengalir dalam darah Anda. Virus
dengue akan lebih dulu berada pada tahap inkubasi sampai pada akhirnya
memunculkan gejala dalam 3 tahapan. Fase demam berdarah sering juga disebut
“Siklus Pelana Kuda”.
Untuk memantau kemungkinan penyebaran penyakit Demam Berarah Dengue di
lokasi kerja KKP Kelas II Pontianak, Seksi PRL melakukan kegiatan Layanan
Pengendalian Vektor DBD (Pengendalian Nyamuk Aedes sp). Kegiatan ini terdiri dari
kegiatan survey dan pengendalian pada vektor penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes sp.
Kegiatan berupa survey jentik dan sementara kegiatan pengendalian yang umum
dilakukan adalah kegiatan larvasidasi dan pengasapan (fogging). Kegiatan survey
jentik bersifat rutin dan dilaksanakan tiap tahun selama 12 bulan kegiatan, sementara
kegiatan pengendalian menyesuaikan setidaknya hasil pengukuran kepadatan jentik di
lapangan. Kegiatan pada Area PLBDN Badau Bulan Desember Tahun 2021 dilakukan
terhadap 13 bangunan di Perimeter dan 78 bangunan di Buffer.
2
Kesehatan Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan.
10. Peraturan Menteri Kesehatan No 50 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 340 tahun 1985 tentang Pembantuan Taktis
Operasional Satuan Organisasi Ditjen PPM & PLP Dalam Lingkungan Kerja
Pelabuhan Laut Utama Kepada Administrator Pelabuhan.
12. Keputusan Menteri Kesehatan No 1314/MENKES/SK/IX/2010 Pedoman
Standarisasi Sumber daya Manusia, Sarana, dan Prasarana di Lingkungan Kantor
Kesehatan Pelabuhan.
13. Keputusan Menteri Kesehatan No 70 tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479 tahun 2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu.
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 431/MENKES/SK/IV/ 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di
Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Dalam Rangka Kekarantinaan Kesehatan.
16. International Health Regulation (IHR) Tahun 2005.
3
Terlaksananya tugas dan fungsi KKP Kelas II Pontianak secara umum dan
Seksi PRL secara khusus dalam rangka pelaksanaan kegiatan Layanan
Pengendalian Vektor DBD.
2. Bagi Stakeholder
Mengurangi faktor resiko kesehatan masyarakat dan meningkatkan sinergitas
LS/LP dalam bidang pengawasan dan pengendalian vektor khususnya vektor
penyakit DBD.
3. Bagi Masyarakat
Menjamin rasa aman dan nyaman dari gangguan vektor terutama vektor
penyakit DBD.
4
Survey jentik Aedes sp dilakukan pada tempat perindukan seperti penampungan
air pada dalam dan luar rumah serta memperhatikan breeding place potensial lainnya.
Perhitungan survey jentik Aedes sp untuk KKP betujuan untuk mengukur kepadatan
bangunan positif jentik (House Index/HI) dengan NAB Perimeter <0 dan Buffer <1,
kepadatan tempat penampungan air positif jentik (Container Index/CI) dengan NAB
Perimeter <0 dan Buffer <1, dan jumlah penampungan air positif jentik per seratus
bangunan diperiksa (Bruteau Index/BI) dengan NAB Perimeter <0 dan Buffer <50.
Adapun rumus perhitungan masing-masing indeks tersebut adalah sebagai berikut:
100
Bruteau Index (BI): x Jumlah Penampungan air positif jentik
Jumlah bangunan diperiksa
House Index
20.00%
16.39%
15.00%
10.00% 10.00% 10.00% 10.00% 10.00% 10.00% 10.00% 10.00% 10.00% 10.00% 10.00%
10.00% 8.96% 8.96% 9.09%
7.58% 7.46%
4.35% 4.35%
5.00%
2.90% 2.90% 2.86%
1.43% 1.43%
0.00%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
5
Pada Grafik 1.1 dapat dilihat bahwa selama pengamatan didapatkan hasil House
Index Bulan Desember Tahun 2021 melebihi NAB yang berlaku dengan hasil 1
bangunan positif jentik pada perimeter (HI = 9,09%) dan 10 bangunan positif jentik
pada area buffer (HI = 16,39%).
Grafik 1.2
Container Index (CI) Survey Jentik Aedes sp Bulan Desember Tahun 2021
Container Index
20.00% 18.48%
18.00%
16.00%
14.00% 13.16%
12.00% 10.26%
9.38%
10.00%
8.00% 7.50% 7.50% 7.92%
7.50%
8.00% 6.86%
6.00% 4.88% 4.88% 4.88% 4.81%
3.81%
4.00% 2.86% 2.38%
2.94%
2.38% 2.38% 2.38%
1.89% 1.94% 1.94%
2.00%
0.00%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Pada Grafik 1.2 dapat dilihat bahwa Container Index Bulan Desember Tahun 2021
melebihi NAB yang berlaku dengan hasil pada perimeter 2,38% dan buffer 18,48%.
Kesimpulannya, jika House Index melebihi NAB maka Container Index juga akan
melebihi NAB yang berlaku yaitu perimeter 0% dan buffer 1%. Untuk Bruteau Index
tidak ditampilkan karena jumlah bangunan diperiksa tidak sampai 100 bangunan.
7.1.2 Hasil Kegiatan Larvasida
Larvasida diberikan kepada pengelola bangunan untuk ditaburkan kepada tempat
penampungan air terutama yang terdapat larva nyamuk.
7.1.3 Hasil Kegiatan Fogging
Tidak dilakukan kegiatan fogging pada Bulan Desember 2021.