Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN

INSPEKSI SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU)


KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PONTIANAK

WILKER PLBDN BADAU | APRIL 2021


1.1 Latar Belakang
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Pontianak adalah unit pelaksana
teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. KKP Kelas II
Pontianak memiliki 10 Wilayah Kerja yang tersebar di Pelabuhan, Bandara, dan Pos
Lintas Batas Darat Negara (PLBDN) yang ada di Provinsi Kalimantan Barat dan salah
satunya adalah Wilker PLBDN Badau yang terletak di Kecamatan Badau Kabupaten
Kapuas Hulu.

Gambar 1.1 Peta Lokasi Kerja KKP Kelas II Pontianak Wilker PLBDN Badau

Wilayah PLBDN merupakan tempat bertemunya segala aktifitas baik orang


maupun barang yang keluar atau masuk ke suatu negara melalui pintu masuk negara
dengan aktifitas yang padat dan mobilitas yang tinggi. Untuk memudahkan dan
memperlancar aktifitas tersebut, maka dibangun berbagai fasilitas seperti gedung atau
bangunan yang mempunyai kepentingan mengatur kedatangan dan keberangkatan
alat angkut, ekspor dan impor serta memudahkan pelintas dalam melakukan
aktifitasnya. Bangunan di wilayah PLBDN dengan berbagai fasilitas sarana untuk
umum seperti tempat pemeriksaan Karantina Kesehatan, pemeriksaan Imigrasi,
pemeriksaan Bea Cukai, pemeriksaan Karantina Ikan, pemeriksaan Karantina
Pertanian, dan mushola serta fasilitas sanitasi yang ada seperti toilet, penanganan
sampah, limbah dan air bersih perlu selalu dilakukan pengawasan dan pemeriksaan
agar keberadaan tempat-tempat umum tersebut tidak menimbulkan faktor risiko bagi
penggunanya. Untuk mencegah timbulnya faktor risiko tersebut KKP Kelas II Pontianak

1
setiap tahunnya selalu melakukan kegiatan Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum
(TTU) di Area wilayah kerja.

2.1 Dasar Hukum


Dasar hukum kegiatan Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah
sebagai berikut:
1. IHR 2005.
2. UU No. 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut.
3. UU No. 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara.
4. UU No. 84 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
5. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. Permenkes RI no.2348/Menkes/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai perubahan atas peraturan Menkes nomor
356/Menkes/PER/IV/2008.
7. Kepmenkes RI No. 431/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Tehnis
Pengendalian Risiko Lingkungan di Pelabuhan Lintas Batas, Bandara dan
Pelabuhan Laut dalam rangka Karantina Kesehatan.
8. Kepmenkes Nomor 1096/Menkes/PER/VI/2011 tentang Batas Laik Hygiene
Sanitasi untuk jasa Boga.
9. Kepmenkes Nomor 1098/Menkes/PER/VII/2004 tentang Batas Laik Hygiene
Sanitasi untuk Rumah Makan dan Restoran.
10. KepMenLH No. KEP-51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi
kegiatan Industri

3.1 Maksud dan Tujuan


3.1.1 Maksud
Pelaksanaan kegiatan Pengawasan dan Pemeriksaan Tempat–Tempat Umum
(TTU) bermaksud agar Tempat-Tempat Umum yang ada diwilayah PLBDN Badau,
baik keadaan lingkungannya maupun fasilitas sanitasinya dapat dikendalikan dan
diawasi kebersihannya sehingga fasilitas sanitasi yang ada tidak menjadi faktor risiko
yang akan menimbulkan penyakit ataupun gangguan kesehatan bagi konsumen
ataupun masyarakat di wilayah tersebut.
3.1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan Pemeriksaan Tempat-Tempat
Umum (TTU) yang ada di wilayah PLBDN Badau adalah untuk menciptakan
lingkungan yang bersih dan sehat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah PLBDN Badau.

2
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan Pemeriksaan dan Pengawasan TTU yaitu:
a. Mengendalikan faktor risiko, baik yang ditimbulkan oleh lingkungan maupun
vektor yang ada pada fasilitas sanitasi tempat-tempat umum di wilayah
PLBDN Badau sehingga tidak menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan bagi masyarakat penggunanya.
b. Meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan tempat-tempat umum di wilayah
PLBDN Badau.

4.1 Persiapan Alat, Bahan & Sumber Daya Manusia


4.1.1 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia adalah Fungsional Sanitarian yang telah mendapat
Pelatihan.
4.1.2 Sarana Dan Prasarana
1. Peralatan
 Kendaraan roda 4
 Pengukuran pencahayaan (Lux Meter)
 Pengukuran kelembaban (Hygrometer)
 Pengukur kebisingan (Sound Level Meter)
 Sanitarian Kit
 Water Test Kit dan Vektor Test Kit
 Sepatu safety
 Helmet
 Peralatan pengambilan sampel air bersih, limbah, debu dan mikroba dalam
ruangan
 Termometer
 Fly grill
 Senter
 Thermo-anemometer
 Pengukur radiasi
 Pengukur getaran
 Kertas Label
 Masker
 Kamera
2. Bahan
 Surat Tugas

3
 Formulir
 ATK
 Alkohol

1.5 Pelaksanaan
1. Pengawasan Hygiene Sanitasi Bangunan/Gedung, Industri, Perkantoran Dan
Tempat-Tempat Umum
 Pemberitahuan ke pimpinan instansi bangunan/gedung, perkantoran, industri,
dan tempat-tempat umum.
 Petugas melakukan kunjungan ke lokasi pengawasan disertai Surat Tugas.
 Pemeriksaan/inspeksi sanitasi bangunan/gedung, industri, perkantoran dan
tempat-tempat umum.
 Pengukuran kualitas lingkungan dan sampling.
 Parameter yang diukur meliputi : air bersih, kebersihan, udara ruangan (suhu
dan kelembaban, debu, pertukaraan udara, gas pencemar, mikrobiologi),
limbah, pencahayaan, kebisingan di ruangan, getaran di ruangan, radiasi di
ruangan, vektor penyakit, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi.
 Standar parameter yang diukur mengacu pada Kepmenkes RI No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri.
 Tata cara pengukuran dan sampling, lihat petunjuk pada alat yang digunakan
dan parameter yang akan diukur.
 Analisis hasil pemeriksaan dan pengukuran kualitas lingkungan/sampling.
 Rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengukuran kualitas lingkungan.
 Hasil yang memenuhi syarat diberikan sertifikat.
 Hasil yang tidak memenuhi syarat diberikan saran perbaikan untuk
ditindaklanjuti.
 Bila dipandang perlu, pelanggaran terhadap ketentuan ini diserahkan kepada
PPNS untuk diproses hukum sesuai UU No. 23 tentang Kesehatan.
2. Monitoring Secara Berkala
 Monitoring dilakukan secara berkala dengan melakukan inspeksi sanitasi dan
sampling.
 Hasil monitoring dan kajiannya disampaikan kepada lintas sektor terkait.
 Untuk meningkatkan pemahaman kepada masyarakat dilakukan penyuluhan
dan penerapan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4
1.6 Hasil Kajian
Kegiatan Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum di wilayah PLBDN Badau
dilaksanakan pada tanggal 14 s.d 15 April 2021. Adapun hasil kajian data yang
diperoleh pada kegiatan Pemeriksaan dan Pengawasan TTU di area perimeter dan
buffer Wilker PLBDN Badau Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak bulan April
2021, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1 Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)


Bulan April Tahun 2021

No Lokasi Skor Hasil

Tingkat resiko gangguan


Bangunan Utama Total Skor : 1.050
1 kesehatan rendah dan
PLBDN Badau (Hasil kajian terlampir)
memenuhi syarat kesehatan.
Tingkat resiko gangguan
Total Skor : 965
2 Pasar Wisata Badau kesehatan rendah dan
(Hasil kajian terlampir)
memenuhi syarat kesehatan.
Tingkat resiko gangguan
Wisma, Masjid dan Total Skor : 940
3 kesehatan rendah dan
Gereja (Hasil kajian terlampir)
memenuhi syarat kesehatan.

1.7 Rekomendasi
Setelah kami lakukan kajian data dari hasil pemeriksaan sanitasi bangunan di
wilayah PLBDN Badau, terdapat beberapa item yang belum sesuai dengan standart
sanitasi bangunan yang tersedia. Untuk itu kami merekomendasikan agar segera
dilakukan tindakan perbaikan terhadap kekurangan yang ada pada kondisi bangunan
tersebut diatas. Adapun tindakan perbaikan atau saran yang kami rekomendasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.2 Rekomendasi Tindakan Perbaikan atau Saran
Bulan April Tahun 2021

Temuan Hasil Rekomendasi/ Tindakan


No Lokasi
Pemeriksaan Perbaikan
1 Bangunan Utama Tidak ada kamar mandi Perlu disediakan kamar
PLBDN Badau untuk karyawan pria dan mandi untuk karyawan pria
wanita tidak ada. terpisah dengan karyawan
wanita.
2 Pasar Wisata 1. Tidak ada kamar mandi 1. Perlu disediakan kamar
Badau untuk karyawan pria dan mandi untuk karyawan
wanita terpisah. pria terpisah dengan
2. Limbah cair tidak diolah karyawan wanita.
dalam IPAL. 2. Perlu IPAL untuk
pengelolaan Limbah Cair.

5
3 Wisma, Masjid 1. Jamban dan kamar 1. Perlu disediakan jamban
dan Gereja mandi untuk karyawan dan kamar mandi untuk
pria dan wanita tidak karyawan pria terpisah
terpisah. dengan karyawan wanita.
2. Limbah cair tidak diolah 2. Perlu IPAL untuk
dalam IPAL. pengelolaan Limbah Cair.

Demikian hasil kajian data yang kami lakukan agar dapat digunakan sebagai tindak
lanjut pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai