Anda di halaman 1dari 22

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGIS DBD


PUSKESMAS RAWAT INAP WAY HALIM II

I. PENDAHULUAN
Demam Berdarah merupakan salah satu penyakit menular yang sering
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), nyamuk penularnya Aedes Aegypti dan Virus
dengue tersebar luas di sebagiaan besar wilayah Indonesia, sehingga penularan DBD dapat
terjadi di semua tempat / wilayah yang terdapat nyamuk penular penyakit tersebut.
Setiap di ketahui adanya penderita DBD Segera di tindak lanjuti dengan kegiatan
penyelidikan epidemiologi (PE) sehingga kemungkinan penyebaran DBD dapat di batasi
dan KLB dapat di cegah.

II. LATAR BELAKANG.


Demam Berdarah Dengue masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di
Indonesia khususnya Lampung . Penyakit DBD adalah penyakit menular yang di sebabkan
oleh virus dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, Penyebaran
kasus DBD cenderung meluas dari tahun ke tahun di Bandar Lampung. CFR karena DBD
juga masih tinggi.
KLB DBD yang terus meningkat dari tahun ke tahun membutuhkan penanganan
yang baik, serius dan benar pada semua kejadian. Di harapkan dengan penanganan yang
baik serius dan benar maka KLB dapat di tanggulangi dan di cegah.Untuk menangani KLB
DBD dengan baik, serius dan benar di perlukan suatu petunjuk prosedur tetap yang layak
di gunakan di seluruh jajaran kesehatan.

III. TUJUAN
A. TujuanUmum :
Mengetahui potensi penularan dan penyebaran DBD lebih lanjut serta tindak lanjut
penanggulangan yang perlu di lakukan di wilayah di sekitar tempat tinggal penderita.
B. Tujuan Khusus:
1. Mengetahui adanya penderita dan tersangka DBD lainnya.
2. Mengetahui ada tidaknya jentik nyamuk penular DBD
3. Menentukan jenis tindakan (penanggulangan Fokus) yang akan di lakukan

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN :


1. Setelah menemukan atau menerima laporan adanya penderita DBD , petugas
puskesmas atau koordinator DBD segera mencatat dalam buku catatan harian penerita
DBD.
2. Menyiapkan peralatan survey, seperti: tensimeter, senter,Formulir PE dan surat tugas.
3. Memberitahu kades dan ketua RW/RT setempat bahwa wilayahnya ada penderita
DBD dan akan di laksanakan PE
4. Masyarakat di lokasi tempat tinggal penderita di mohon untuk membantu kelancaran
pelaksanaan PE.
5. Pelaksanaan PE

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN:


a. Petugas puskesmas memperkenalkan diri dan selanjutnya wawancara dengan
keluarga,untuk mengetahui ada tidaknya penderita DBD yang lainya.
b. Bila ditemukan penderita demam tanpa sebab yang jelas pada saat itu di lakukan
pemeriksaan di kulit dan di lakukan uji Tourniquit.
c. Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat penampungan air (TPA) dan tempat –
tempat lain yang menjadi tempat berkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti baik di
dalam maupun di luar rumah / bangunan.
d. Kegiatan dilakukan dalam radius 100 meter dari tempat tinggal penderita.
e. Bila penderita adalah siswa sekolah ,maka PE dilakukan juga di sekolah siswa yang
bersangkutan.
f. Hasil pemeriksaan adanya penderita lain dan hasil pemeriksaan terhadap penderita
demam (tersangka DBD)dan pemeriksaan jentik dicatat dalam formulir PE
g. Hasil PE dilaporkan kepada kepala dinas kesehatan kota, untuk tindak lanjut
lapangan di koordinasikan dengan Lurah setempat.
h. Berdasarkan hasil PE di lakukan penanggulangan Fokus.

VI. SASARAN
Semua desa yang ada penderita DBD baru

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
N0 Uraian Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Setiap ada
1 PE X X X X X X X X X X X X
kasus DBD
Pencatatan dan Pencatatan
2 X X X X X X X X X X X X
pelaporan hasil PE

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab program terhadap ketepatan pelaksanaan
kegiatan apakah sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan.
2. Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan oleh penanggung jawab program dan
di laporkan ke Dinas Kesehatan Kota.

IX.PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaksana program membuat laporan setiap selesai kegiatan dan di setorkan ke Dinas
kesehatan Kota.
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
No. 440/ / /
Dokumen KAK.V/2023
No. Revisi 00
KAK
Tanggal
2 Maret 2023
Terbit
PEMERINTAH KOTA Halaman 1/3
BANDAR LAMPUNG
DINAS KESEHATAN Ida Fitriyani, ST,M.Kes
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
NIP. 19741016 200312 2 003
WAY HALIM II

KERANGKA ACUAN KERJA


PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
PUSKESMAS RAWAT INAP WAY HALIM II

I. PENDAHULUAN
Nyamuk penular demam berdarah dengue Aedes aegypti hingga saat ini
masih tersebar luas hampir di seluruh pelosok Indonesia sehingga cara yang
efektif dalam pemberantasan penyakit ini adalah dengan melaksanakan
pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) oleh
selurah lapisan masyarakat di rumah rumah dan tempat tempat umum (TTU)
serta lingkungan masing – masing secara terus menerus
Apabila kegiatan PSN DBD ini dapat di laksanakan dengan intensif maka
populasi nyamuk aedes aegypti dapat di kendalikan sehingga penularan demam
berdarah dengue dapat dicegah atau dikurangi.

II. LATAR BELAKANG


Demam Berdarah Dengue masih menjadi masalah kesehatan yang cukup
serius di Indonesia khususnya Lampung . Penyakit DBD adalah penyakit menular
yang di sebabkan oleh virus dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti , Penyebaran kasus DBD cenderung meluas dari tahun ke tahun di
Lampung , CFR karena DBD juga masih tinggi.
Pencapaian hasil kegiatan PSN ( angka bebas jentik ) di puskesmas Rawat
Inap Way Halim II pada tahun 2022 adalah 90,2 % kurang dari target > 95 % .

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
3 M Plus

B. Tujuan Khusus:
Mengendalikan popolasi nyamuk aedes aegypti sehingga penularan DBD
dapat di cegah atau di kurang

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pemberitahuan kepada lurah
2. Jadwal pelaksanaan PSN.
3. Siapkan surat tugas pelaksanaan.
4. Siapkan perlengkapan bagi tenaga pelaksana (Form pemeriksaan sarang
nyamuk dan senter)
5. Siapkan data lokasi PSN.
6. Catat hasil pemeriksaan jentik pada Form PSN

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN :


1. Sebelum melaksanakan kegiatan pemeriksaan ,petugas melapor kepada
kepala desa dan RW / RT setempat dengan membawa surat tugas , dan
minta tenaga pendamping.
2. Petugas berserta tenaga pendamping melaksanakan pemeriksaan jentik
pada tempat penampungan air dan tempat – tempat lain yang dapat menjadi
tempat berkembangbiakannya nyamuk aedes aegypty.
3. Hasil pemeriksaan di catat pada form PSN
4. Hasil kegiatan PSN di laporkan ke dinas kesehatan kota setiap 3 bulan sekali
VI. SASARAN
a. Semua tempat berkembangbiaknya nyamuk penular DBD
b. Tempat penampungan air untuk keperluan sehari – hari
c. Tempat pemampungan air bukan untuk keperluan sehari – hari
d. Tempat penampungan air alamiah

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

N0 Uraian Bulan Keterangan


Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12
0
1 PSN x x x x x x x x x x x x Pelaporan
di lakukan
setiap 3 bln
se X pada
tgl 25

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab program terhadap ketepatan
pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan.
2. Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan oleh penanggung jawab
program .
3. Evaluasi kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk umpan balik ke petugas
petugas kesehatan kelurahan

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaksana program membuat laporan kegiatan setiap 3 bulan sekali, dan
disetorkan ke Dinas Kesehatan Kota
FOGGING
No. 440/ / /
Dokumen KAK.V/2023
No. Revisi 00
KAK
Tanggal
2 Maret 2023
Terbit
PEMERINTAH KOTA Halaman 1/3
BANDAR LAMPUNG
DINAS KESEHATAN Ida Fitriyani, ST,M.Kes
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
NIP. 19741016 200312 2 003
WAY HALIM II

KERANGKA ACUAN KERJA


FOGGING
PUSKESMAS RAWAT INAP WAY HALIM II

I. PENDAHULUAN
Demem berdarah dengue (DBD ) merupakan salah satu penyakit menular
yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) / wabah , nyamuk penularnya
aedes Aegypti dan virus dengue tersebar luas di sebagian luas wilayah Indonesia
sehingga penularan DBD dapat terjadi di semua tempat / wilayah yang terdapat
penularan nyamuk tersebut.
Setiap di ketahui adanya [enderita DBD Segera di tindak lanjuti dengan
kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan penanggulangan Fokus , sehingga
kemungkinan penyebaran dapat di batasi dan KLB dapat di cegah
Dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan DBD sangat di perlukan
peran serta masyarakat , baik untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan
pemberantasan nyamuk penularnya.

II. LATAR BELAKANG


KLB DBD yang terus meningkat dari tahun ke tahun membutuhkan
penanganan yang baik, serius dan benar pada semua kejadian . Di harapkan
dengan penanganan yang baik seriua dan benar maka KLB dapat di tanggulangi
dan di cegah.Untuk menangani KLB DBD dengan baik serius dan benar di
perlukan suatu petunjuk prosedur tetap yang layak di gunakan di seluruh jajaran
kesehatan.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum :
Mengendalikan populasi nyamuk aedes aegypti sehingga penularan DBD
dapat dicegah atau dikurangi
B. Tujuan Khusus:
Untuk membatasi penularan DBD dan mencegah terjadinya KLB di lokasi
tempat tinggal penderita DBD dan rumah / bangunan sekitarnya serta tempat
– tempat umum yang berpotensi menjadi sumber penular DBD lebih lanjut.

IV. KEGIATAN :
Tidak lanjut dari hasil PE adalah sebagai berikut:
Bila di temukan penderita DBD lainnya ( 1 atau lebih ) atau di temukan 3 atau lebih
tersangka DBD dan di temukan jentik ( > 5% ) dari rumah dan bangunan yang di
periksa, maka di lakukan penggerakan masyarakat dalam PSN DBD, Larvasida,
penyuluhan dan pengasapan dengan insektisida di rumah penderita DBD dan
rumah / bangunan sekitarnya dalam radius 200 meter , 2 siklus dengan interval 1
minggu

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Memberitahu kepada lurah tentang hasil PE dan rencana pelaksanaan
Fogging
2. Memberitahu kepada ketua RW/RT tentang jadwal kegiatan pelaksanaan
Fogging.
3. Kegiatan Fogging sesuai hasil PE
a. Fogging di laksanakan pada pagi hari jam 07.00 – 09.00,sore hari jam
15.00-17,00
b. Fogging sebaiknya di laksanakan pada kondisi tidak hujan ,angin.
c. Fogging di laksanakan dalam radius 200 meter ,2 siklus dengan interval 1
minggu
4. Hitung kebutuhan insektisida dan bahan pelarut ( Melation, Solar, Bensin ).
5. Hasil pelaksanaan pelaksanaan fogging di laporkan oleh puskesmas kepada
dinas Kesehatan kota

VI. SASARAN
Rumah penderita DBD dan rumah / bangunan/ lingkungan sekitarnya dalam
radius 200 Meter.

VII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Uraian Bulan Keterangan


Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Fogging X X X X X X X X X X X X Bila hasil PE
perlu tindak lanjut
2 Pencatatan X X X X X X X X X X X X
dan pelaporan

VIII.EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab program terhadap ketepatan
pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan.
2. Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan oleh penanggung jawab
program .
3. Evaluasi kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk umpan balik ke petugas-
petugas kesehatan desa.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pelaksana program membuat laporan setiap selesai melaksanakan kegiatan,
dan di setorkan ke Dinas Kesehatan Kota
PENYULUHAN DBD
No. 440/ / /
Dokumen KAK.V/2023
No. Revisi 00
KAK
Tanggal
2 Maret 2023
Terbit
PEMERINTAH KOTA Halaman 1/3
BANDAR LAMPUNG
DINAS KESEHATAN Ida Fitriyani, ST,M.Kes
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
NIP. 19741016 200312 2 003
WAY HALIM II

KERANGKA ACUAN KERJA


PENYULUHAN DBD

I PENDAHULUAN
Penyuluhan DBD merupakan kegiatan pelayanan DBD yang bersifat
promotif dan preventif. Pendidikan/penyuluhan DBD adalah serangkaian kegiatan
penyampaian pesan-pesan DBD dan kesehatan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta prilaku
positif sasaran dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan DBD dan kesehatan.
Penyuluhan DBD ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal dan
target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam melaksanakan pendidikan/penyuluhan DBD harus
berkoordinasi dengan tenaga promosi kesehatan sehingga kegiatan pendidikan
DBD berjalan lancar.

II LATAR BELAKANG
Masih rendahnya tingkat pengatahuan masyarakat tentang masalah DBD
yang diperlukan untuk pertumbuan dan perkembangan bagi manusia. Masih
banyaknya kasus penyakit yang terjadi di masyarakat yang sebagian besar
disebabkan karena masalah DBD

III TUJUAN
A. Tujuan Umum :
Mengubah pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat mengacu pada
Pedoman DBD dan sesuai dengan resiko/masalah DBD

B. Tujuan Khusus :
1. Masyarakat mampu mengatasi masalah DBD dan masalah kesehatan dalam
keluarganya.
2. Perubahan perilaku masyarakat sesuai dengan yang dianjurkan.

IV KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan DBD dilakukan didalam gedung dan di luar gedung, di luar
gedung dilakukan lewat pertemuan-pertemuan di kelurahan misalnya pengajian dll,
juga di posyandu. Di dalam gedung dilakukan melalui poli P2PL yang ada di
puskesmas

V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Pasien mendaftar di loket
b. Petugas menerima rujukan dari Poli lain atau pasien yang langsung menuju ke
ruang pojok gizi
c. Pasien menunjukkan surat / CM rujukan dari poli lain
d. Petugas bersikap ramah, sopan, terbuka, tegas pada klien & mempersilahkan
klien untuk duduk
e. Petugas mencatat identitas pasien : Nama, umur, alamat, keluhan yang dialami
klien, kebiasaan makan klien.
f. Melakukan Assesment terhadap klien tentang ( Status gizi, laborat, dan hasil
pemeriksaan yg lain ).
g. Menganamnesa klien tentang ( Kebiasaan makanan, pola makanan, pantangan
makanan, Asupan makanan)
h. Dengan menggunakan leaflet, petugas memberi penyuluhan dan konseling
tentang ( Dietetik yg harus dilaksanakan untuk klien baik tentang makanan yang
harus dipantang, dihindari, dikurangi, dianjurkan )
i. Petugas menetapkan dan menyimpulkan hasil konseling
j. Petugas mencatat hasil konsultasi ke CM
k. Bila diperlukan pasien dipersilahkan untuk kembali ke Poli yang merujuk
l. Bila klien sudah jelas dan sudah dapat ditangani klien bisa langsung pulang
dengan membawa lealflet diet dan hasil konselingnya
m.Petugas merapikan ruangan

VI. SASARAN
Penderita dengan gejala DBD

VII JADWAL PELAKSANAAN


Kegiatan dilaksanakan setiap saat menyesuaikan dengan jadwal pertemuan yang
ada di desa ( untuk kegiatan luar gedung ) untuk kegiatan di dalam gedung dilakukan
setiap hari kerja/hari buka pelayanan di puskesmas.

VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN – KEGIATAN DAN PELAPORAN


Masyarakat / sasaran mengerti tentang masalah DBD dan akibat yang
ditimbulkan.Bidan desa melaporkan hasil kegiatan penyuluhan DBD di desa ke
puskesmas yang kemudian direkap oleh puskaesmas bersama hasil kegiatan yang
di laksanakan di puskesmas.

IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan di kelurahan dan di puskesmas direkap kemudian dilaporkan ke dinas
kesehatan kota. Kegiatan dinyatakan berhasil bila 5 % dari semua kunjungan yang
ada di puskesmas telah dilakukan penyuluhan tentang DBD
Mengetahui

Kepala Puskesmas kanor Pengelola Program

dr. Vera Agustina Eny Lispurwati Skep.Ns


NIP. 19790817 201001 2 003 NIP. 196706031988122003
PROGRAM DBD
No. 440/ /412.43.16/
Dokumen KAK.V/2023
No. Revisi 00
KAK
Tanggal
2 Maret 2023
Terbit
PEMERINTAH KOTA Halaman 1/3
BANDAR LAMPUNG
DINAS KESEHATAN Ida Fitriyani, ST,M.Kes
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
NIP. 19741016 200312 2 003
WAY HALIM II

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM DEMAM BERDARAH DENGUE
PUSKESMAS RAWAT INAP WAY HALIM II

I. PENDAHULUAN
Demem berdarah dengue (DBD ) merupakan salah satu penyakit menular
yang sering menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah , nyamuk
penularnya aedes Aegypti dan virus dengue tersebar luas di sebagian luas
wilayah Indonesia sehingga penularan DBD dapat terjadi di semua tempat /
wilayah yang terdapat penularan nyamuk tersebut.
Menemukan kasus DBD secara dini bukanlah hal yang mudah karena pada
awal perjalanan penyakit gejala dan tandanya tidak spesifik, sehingga sulit di
bedakan dengan penyakit yang infeksi yang lain.
Penegakan diagnosa DBD secara klinis sesuai dengan kriteria WHO,
sekurang – kurangnya memerlukan pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan
trombosit dan hematokrit secara berkala, sedangkan untuk penegakan
diagnoasislaboratoris di perlukan pemeriksaan serologis [ uji HI (haemaglutination
inhibition)] atau ELISA ( IgM/IgG) yang pada saat initelah tersedia dalam bentuk
denguerapid test ( misalnya dengue rapid strip test),PCR ( polimerase chain
reaction) atau isolasi virus.
DBD termasuk salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan
wabahmaka sesuai dengan Undang – Undang No.4 Tahun 1984 tentang wabah
Penyakit Menular serta Peraturan Menteri Kesehatan No.560 tahun 1989, setiap
penderita termasuk tersangka DBD harus segera di laporkan selambat –
lambatnya dalam waktu 24 jam oleh unit pelayanan kesehatan ( rumah sakit,
puskesmas, poliklinik, balai pengobatan, dokter praktek swasta dll.

II. LATAR BELAKANG


Di Indonesia demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu
penyakit yang endemis dan hingga saat ini angka kesakitan DBD cenderung
meningkat dan kejadian luar biasa ( KLB ) masih sering terjadi di berbagai daerah
di Indonesia.
Cara yang tepat dalam mencegah dan menanggulangi DBD saat ini adalah
dengan mmmemberantas sarang nyamuk penularnya ( PSN DBD ) namun belum
optimal dan memerlukan partisipasi selurah lapisan masyarakat. Oleh karena itu
partisipasi tersebut perlu lebih di tingkatkan melalui strategi yang lebih bersikap
ekomodatif,fasilitatif/bottom up,kemitraan di mana masyarakat termasuk lembaga
swadaya masyarakat termasuk swasta dan lain-lain mempunyai peran yang lebih
besar,terfokus ( prioritas,local specitif,bertahap, ) lebih mengoptimalkan kerja
sama lintas sektor,di dukung data ( evidence base ) terutama data sosial-budaya
serta diprogramkannya PSN DBD secara luas di provinsi,kabupeten/kota dan
puskesmas.
Walaupun secara nasional angka kematian DBD cenderung menurun dari
tahun ke tahun,di beberapa wilayah angka kematian ini relatif masih cukup
tinggi,sedangkan secara nasional angka kematian DBD di indonesia kurang dari
1.0%.untuk itu manajemen kasus perlu lebih di tingkatkan terutama melalui penata
laksana kasus di rumah sakit.
Sistem surveilance yang ada pada saat ini belum memungkinkan
pencatatan/laporan kasus-kasus DD (demam dengue), DBD dan SSD ( sindrom
syok dengue ) diagnosis cepat ( early diagnosis ) dan akurat di perlukan sebagai
bahan perencanaan program pemberantasan penyakit DBD ( P2DBD ) selain
untuk pengobatan penderita secara individual, oleh karena itu surveilance
epidemiologis DBD perlu lebih dioptimalkan dan terintegrasi antara unit-unit yang
saling terkait dengan dukungan pemeriksaan laboratorium yang memadai.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena DBD
B. Tujuan Khusus:
1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan DBD
2. Menurunnya jumlah kelompok masyarakat yang terpajan faktor resiko
DBD.
3. Terlaksananya penangganan penderita DBD sesuai standar
4. Menurunnya angka kesakitan DBD
5. Menurunnya angka kematian DBD

IV. KEGIATAN
1. Penyelidikan Epidemiologi
2. Pemeriksaan Sarang Nyamuk.
3. Kerja sama dengan RS / Klinik swasta
4. Penyuluhan Masyarakat
5. Fogging
6. Gerakan pengendalian Vektor

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN:


1. Penyelidikan Epidemiologi di laksanakan setiap ada penderita DBD baru.
2. Pemeriksaan Sarang Nyamuk dilaksanakan tiap bulan sekali di semua
kelurahan tapi untuk pelaporan di laksanakan setiap 3 bulan sekali.
3. Kerja sama dengan Rumah sakit / klinik swasta di lakukan karena umpan balik
dari RS / Klinik swasta sering terlambat.
4. Penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
5. Fogging di lakukan menindak lanjuti hasil PE yang memerlukan penanganan
6. Gerakan Pengendalian vector di lakukan untuk mencegah populasi nyamuk
aedes aegypty

VI. SASARAN:
1. Penderita
2. Semua tempat penampungan air
3. Rumah sakit / Klinik swasta
4. Kader jumantik
5. Organisasi swasta
6. Masyarakat

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM DBD


N Kegiatan Bulan Keterangan
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PE X X X X X X X X X X X X Bila ada kasus
2 PSN X X X X X X X X X X X X Untuk pelaporanya
3 bulan sekali
3 Pemb. Kader jumantik X
4 Penyuluhan X X
5 Fogging X X X X X X X X X X X X Menindak lanjiti
hasil PE yang perlu
penanganan

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab program terhadap ketepatan
pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan.
Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan oleh penanggung jawab
program
Evaluasi kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk umpan balik ke petugas
petugas kesehatan kelurahan
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pelaksana program membuat laporan setiap selesai melaksanakan
kegiatan, dan dilaporkankan ke Dinas Kesehatan Kota.

Anda mungkin juga menyukai