OLEH :
KELOMPOK 4
1. DARA AVIOLIN (1711316022)
2. REFMAIZA FARZI (1711316024)
3. YOLANDA ROVA (1711316025)
4. NILAM MARTA YULBA (1711316026)
5. NUTRADILLAH ALENDINA (1711316027)
6. RIKA SYUBRI DEWI (1711316028)
A. TRAUMA DADA
a. Pengertian......................................................................................... 5
b. Faktor predisposisi........................................................................... 5
c. Klasifikasi ....................................................................................... 5
d. Patofisiologi .................................................................................... 6
e. WOC Trauma Dada.......................................................................... 7
f. Tanda dan gejala............................................................................... 8
g. Pemeriksaan Penunjang................................................................... 8
h. Penatalaksanaan medis .................................................................... 8
i. Komplikasi....................................................................................... 9
j. Konsep dasar asuhan keperawatan................................................... 10
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 26
A. Kesimpulan .......................................................................................... 26
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam
rumah sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga
medis maupun non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan pertama
yang cepat dan tepat akan menyebabkan pasien/ korban dapat tetap bertahan hidup
untuk mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut.
Adapun yang disebut sebagai penderita gawat darurat adalah penderita yang
memerlukan pertolongan segera karena berada dalam keadaan yang mengancam
nyawa, sehingga memerlukan suatu pertolongan yang cepat, tepat, cermat untuk
mencegah kematian maupun kecacatan. Untuk memudahkan dalam pemberian
keadaan gawat thorax akut. Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan
tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax
yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya
karena gejala-gejala umum dan rancu (Brunner & Suddarth, 2002).
Trauma dada menyebabkan hampir 25% dari semua kematian yang
berhubungan dengan trauma di amerika serikat dan berkaitan dengan 50% kematian
yang berhubungan dengan trauma yang mencakup cedera sistem multiple. Trauma
dada diklasifikasikan dengan tumpul atau tembus (penetrasi). Meski trauma tumpul
dada lebih umum, pada trauma ini seringtimbul kesulitan dalam mengidentifikasi
3
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
a) Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pernafasan : trauma dada
2) Tujuan Khusus
C. Manfaat
Agar mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan pada klien
dengan kegawatan sistem pernafasan : trauma dada.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Trauma dada adalah suatu trauma yang terjadi pada dada yang dibagi menjadi dua
(2) yaitu, trauma tumpul dan trauma tusuk yang kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan
kendaraan bermotor (80%), terjatuh, pukulan dada dan kecelakaan pada bidang industri.
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan
emosional yang hebat (Brooker, 2001).
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada
dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma ataupun isi
mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan
sistem pernapasan (Suzanne & Smetzler, 2001)
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang
disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat
thorax akut. Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul
merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda
tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan
rancu (Brunner & Suddarth, 2002).
Kesimpulan : Dari ketiga pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Trauma
Dada / Thorax adalah suatu kondisi dimana terjadinya benturan baik tumpul maupun
tajam pada dada atau dinding thorax, yang menyebabkan abnormalitas (bentuk) pada
rangka thorax. Perubahan bentuk pada thorax akibat trauma dapat menyebabkan
gangguan fungsi atau cedera pada organ bagian dalam rongga thorax seperti jantung dan
paru-paru, sehingga dapat terjadi beberapa kondisi patologis traumatik seperti
Haematothorax, Pneumothorax, Tamponade Jantung, dan sebagainya
B. Faktor Predisposisi / Etiologi
1. Mekanisme kecelakaan
a. Kecelakaan kendaraan bermotor
b. Tertembak pada daerah dada
5
2. Penyakit yang mendahului
a. Asma
b. Tuberkulosis
c. Bronkhitis
d. Pneumonia
C. Klasifikasi
Trauma dada dikalsifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
1) Trauma tajam
a. Pneumothoraks terbuka
b. Hemothoraks
c. Trauma tracheobronkial
d. Contusio Paru
e. Ruptur diafragma
f. Trauma Mediastinal
2) Trauma tumpul
a. Tension pneumothoraks
b. Trauma tracheobronkhial
c. Flail Chest
d. Ruptur diafragma
e. Trauma mediastinal
f. Fraktur kosta
D. Patofisiologi
Trauma dada (baik tumpul/tusuk) sering terjadi karena kecelakaan/ penyakit yang
sebelumnya ada seperti tertabrak mobil, motor, terjatuh, tertusuk/ tertembak dapat
mengakibatkan salah satu/ lebih mekanisme patologi berikut ini.
1. Open Pneumothorak
Timbul karena trauma tajam, ada hubungan dengan rongga pleura sehingga
paru menjadi kuncup. Seringkali terlihat sebagai luka pada dinding dada yang
menghisap pada setiap inspirasi ( sucking chest wound ). Apabila luban ini lebih besar
dari pada 2/3 diameter trachea, maka pada inspirasi udara lebih mudah melewati
lubang dada dibandingkan melewati mulut sehingga terjadi sesak nafas yang hebat
6
2. Tension Pneumothorak
Adanya udara didalam cavum pleura mengakibatkan tension pneumothorak.
Apabila ada mekanisme ventil karena lubang pada paru maka udara akan semakin
banyak pada sisi rongga pleura, sehingga mengakibatkan :
a.Paru sebelahnya akan terekan dengan akibat sesak yang berat
Tulang iga patah pada 2 tempat pada lebih dari 2 iga sehingga ada satu segmen
dinding dada yang tidak ikut pada pernafasan. Pada ekspirasi segmen akan menonjol
keluar, pada inspirasi justru masuk kedalam yang dikenal dengan pernafasan
paradoksal.
5. Tamponade jantung
Luka tembus / tusuk jantung adalah penyebab kematian utama pada daerah
perkotaan.Tamponade jarang terjadi akibat trauma tumpul..
7
E. WOC Trauma Dada
Trauma
Trauma tajam
Trauma tumpul
McuKra:hPjaentur
nugnan 8
10
11
Sangat membantu dalam membuat diagnosa pada trauma tumpul toraks, seperti
fraktur kosta, sternum dan sterno clavikular dislokasi. Adanya retro sternal hematoma
serta cedera pada vertebra torakalis dapat diketahui dari pemeriksaan ini. Adanya
pelebaran mediastinum pada pemeriksaan toraks foto dapat dipertegas dengan
pemeriksaan ini sebelum dilakukan Aortografi.
5. Ekhokardiografi
Transtorasik dan transesofagus sangat membantu dalam menegakkan diagnosa
adanya kelainan pada jantung dan esophagus. Hemoperikardium, cedera pada
esophagus dan aspirasi, adanya cedera pada dinding jantung ataupun sekat serta katub
jantung dapat diketahui segera. Pemeriksaan ini bila dilakukan oleh seseorang yang
ahli, kepekaannya meliputi 90% dan spesifitasnya hampir 96%.
6. EKG (Elektrokardiografi)
Gold Standard’ untuk pemeriksaan aorta torakalis dengan dugaan adanya cedera
aorta pada trauma tumpul toraks.
8. Hb (Hemoglobin)
Mengukur status dan resiko pemenuhan kebutuhan oksigen jaringan tubuh.
12
I. Komplikasi
1) Surgical Emfisema Subcutis
Kerusakan pada paru dan pleura oleh ujung patahan iga yang tajam
memungkinkan keluarnya udara ke dalam cavitas pleura dari jaringan dinding dada,
paru. Tanda-tanda khas: penmbengkakan kaki, krepitasi.
2) Cedera Vaskuler
kembali. Pembulu vena leher akan mengembung dan denyut nadi cepat serta lemah
yang akhirnya membawa kematian akibat penekanan pada jantung.
3) Pneumothorak
Adanya udara dalam kavum pleura. Begitu udara masuk ke dalam tapi keluar
lagi sehingga volume pneumothorak meningkat dan mendorong mediastinim menekan
paru sisi lain.
4) Pleura Effusion
Adanya udara, cairan, darah dalam kavum pleura, sama dengan efusi pleura
yaitu sesak nafas pada waktu bergerak atau istirahat tetapi nyeri dada lebih mencolok.
Bila kejadian mendadak maka pasien akan syok. Akibat adanya cairan udara dan
darah yang berlebihan dalam rongga pleura maka terjadi tanda – tanda :
a) Dypsnea sewaktu bergerak/ kalau efusinya luas pada waktu istirahatpun bisa
terjadi dypsnea.
b) Sedikit nyeri pada dada ketika bernafas.
c) Gerakan pada sisi yang sakit sedikit berkurang.
d) Dapat terjadi pyrexia (peningkatan suhu badan di atas normal)
5) Plail Chest
Pada trauma yang hebat dapat terjadi multiple fraktur iga dan bagian tersebut.
Pada saat insprirasi bagian tersebut masuk sedangkan saat ekspirasi keluar, ini
menunjukan adanya paroxicqalmution (gerakan pernafasan yang berlawanan)
6) Hemopneumothorak
13
14
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardia ; disritmia ; irama jantunng gallops, nadi apical berpindah,
tanda Homman ; TD : hipotensi/hipertensi ; DVJ.
c. Integritas ego
Tanda : ketakutan atau gelisah.
d. Makanan dan cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan, tajam dan
nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan menyebar
ke leher, bahu dan abdomen. Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku
distraksi, mengkerutkan wajah.
f. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk keganasan.
g. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat factor risiko keluarga, TBC, kanker ; adanya bedah
intratorakal/biopsy paru.
C. Pemeriksaan Fisik
Sistem Pernapasan :
Sesak napas
Nyeri, batuk-batuk.
Terdapat retraksi klavikula/dada.
•
Pekak dengan batas seperti garis miring/tidak jelas.
Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
•
Takhikardia, lemah
15
Sistem Endokrine :
Terjadi peningkatan metabolisme.
Kelemahan.
Spiritual :
16
• Menganalisa
• Kolaborasi pengawasan hasil
tingkat kesadaran
pemeriksaan laboraturium. Berikan sel
• Memberikan
darah merah lengkap/packed produk
informasi tentang
darah sesuai indikasi
derajat/keadekuat
an perfusi
17
jaringan dan
membantu
menentukan keb.
intervensi.
• Memaksimalkan
transport oksigen
ke jaringan
• Mengidentifikasi
defisiensi dan
kebutuhan
pengobatan
/respons terhadap
terapi
keperawatan selama(…x…)
dapatmemperta yang nyaman,
biasanya dengan peninggian kepala -Meningkatkan inspirasi maksimal,
tempat tidur. meningkatkan
Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien
hanjalannafaspasiendengan KH untuk duduk sebanyak mungkin. ekspansi paru dan
: • Observasi fungsi pernapasan, catat ventilasi pada sisi
18
-Pengetahuan apa
yang diharapkan
dapat mengurangi
ansietas dan
mengembangkan
kepatuhan klien
terhadap rencana
teraupetik.
-Membantu
klien
mengalami efek
fisiologi hipoksia,
yang dapat
dimanifestasikan
sebagai ketakutan/ansietas.
-Mempertahankan
tekanannegatif
intrapleural sesuai
yang diberikan, yang
meningkatkan
ekspansi paru
optimum/drainase
cairan
3 Dx 3 Setelah diberikan asuhan • Jelaskan klien tentang kegunaan batuk -Pengetahuan
keperawatan selama (… yang efektif dan mengapa terdapat yang diharapkan
x…) jamdiharapkanjalannafasp penumpukan sekret di saluran akan
asien normal dengan KH : Pernapasan membantu
a.Menunjukkan batuk • Ajarkan klien tentang metode yang mengembangkan
yang efektif. tepat pengontrolan batuk. kepatuhan klien
b.Tidak ada lagi terhadap rencana
penumpukan sekret di teraupetik
• Auskultasi paru sebelum dan sesudah
sal. Pernapasan -Batuk yang tidak
terkontrol adalah
19
20
kepatuhan klien
terhadap rencana
teraupetik
•
Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda -Analgetik memblok
21
perkembangan luka
22
-Cairan intravena
8 diperlukan untuk
23
-mempengaruhi
penilaian terhadap
kemampuan
aktivitasapakah karena ke
ketidakmauan
-menilai batasan
kemampuan aktivitas
24
optimal
-
mempertahankan
/meningkatkan kekuatan
dan ketahanan otot
-sebagai suaatu
sumber untuk
mengembangkanper
encanaan dan
mempertahankan/me
ningkatkan mobilitas pasien
-mengidentifikasi
tanda-tanda peradangan t
-untukmengurangi
risikoinfeksi nosokomial
-antibiotik mencegah
25
perkembangan
mikroorganisme pathogen
-untuk mencegah
infeksi yang
berkelanjutan
-memberikan
pengetahuanpasien yang da
-mengetahui
seberapa jauh
pengalaman klien
dan keluarga tentang
penyakitnya
-mengetahui
seberapa jauh
pemahaman klien
dan keluarga serta
menilai keberhasilan dari
-untuk memudahkan peng
kondisi kronis dan penceg
komplikasi
26
-agar
pasien mengetahui perkem
F. Implementasi
Dx 1
1. Kaji faktor penyebab dari situasi/keadaan individu/penyebab penurunan perfusi
jaringan
2. Memonitor GCS dan mencatatnya
3. Memonitor keadaan umum pasien
4. Memberikan oksigen tambahan sesuai indikasi
5. Mengkolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah
merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi
Dx 2
1. Memberikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.
Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
2. Mengobservasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau
perubahan tanda-tanda vital.
3. Menjelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin
keamanan.
4. Menjelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps
paru-paru.
5. Membantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat
dan dalam
6. Memperhatikan alat bullow drainase berfungsi baik, cek setiap 1 – 2 jam
Dx 3
1. Menjelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif
27
Memerikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri danmemberikan posisi yang nyaman
Meningkatkan pengetahuan tentang : sebab-sebab nyeri, dan menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung
Berkolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik
Mengobservasi tingkat nyeri, dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian obat analgetik untuk mengkaji efe
Dx 5
Memonitor keadaan umum pasien
Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi perdarahan
Berkolaborasi : Pemberian cairan intravena
Berkolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombosit Dx 6
1. Mengkaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka
2. Mengkaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka
3. Memantau peningkatan suhu tubuh
4. Memberikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa kering
dan steril, gunakan plester kertas
5. Berkolaborasitindakansepertimelakukan debridement
Dx 7
1. Mengkaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan
2. Menentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas
3. Mengajarkan pasien dalam hal penggunaan alat bantu\
4. Mengajarkan pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif
5. Berkolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi
Dx 8
1. Memantau tanda-tanda vital
2. Melakukan perawatan luka dengan teknik aseptic
3. Melakukan perawatan terhadap prosedur invasif seperti infuse atupun Bullow
draignase
4. Berkolaborasi untuk pemberian antibiotic
28
A. KESIMPULAN
Trauma dada adalah suatu trauma yang terjadi pada dada yang dibagi
menjadi dua (2) yaitu, trauma tumpul dan trauma tusuk yang kebanyakan
29
disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor (80%), terjatuh, pukulan dada dan
kecelakaan pada bidang industri.
Untuk itu hendaknya kita mempelajari teori-toeri yang ada sebagai dasar
ilmu dalam melakukan intervensi dan pertolongan kegawat daruratan pada trauma
dada supaya tercipta keselamatan pada pasien trauma dada.
30