Anda di halaman 1dari 19

Konsep Gawat Darurat

Non-Trauma : SEPSIS
KELOMPOK 2
KEPERAWATAN 6A
StiKes Ngudia Husada Madura
APA ITU
SEPSIS ???
The Third International Consensus Definitions for
Sepsis and Septic Shock (Sepsis-3, 2016): Sepsis
adalah respons hidup, disfungsi organ, terhadap
infeksi. Syok septik adalah sepsis yang menyebabkan
tekanan darah rendah yang berlanjut, meskipun
adekuatnya cairan intravena.World Health
Organization (WHO): Sepsis adalah sindrom
respons inflamasi sistemik yang disebabkan oleh
infeksi.Sepsis adalah respons tubuh terhadap infeksi
yang melibatkan reaksi sistemik dan peradangan
yang dapat menyebabkan kerusakan organ.
1. Konsep Dasar Sepsis
Saat ini sepsis didefinisikan kondisi yang mengancam jiwa
akibat disfungsi organ yang yang disebabkan oleh disregulasi
respon tubuh terhadap infeksi, Singer, (2020). Infeksi sendiri
adalah suatu proses patologis yang dimulai oleh invasi
mikroorganisme ke jaringan atau cairan atau rongga tubuh
yang biasanya steril dari mikroorganisme patogen atau
berpotensi patogen, Jean Louis Vincent, (2017). Awal dari
definisi sepsis dikembangkan pada konferensi konsensus
tahun 1991 yang mengembangkan definisi awal bahwa
systemic inflammatory response syndrome (SIRS) atau
respon inflamasi sistemik terhadap infeksi akan disebut
sepsis. (Fethi Gul, 2017).Sepsis adalah suatu kondisi dimana
terjadi reaksi peradangan sistemik (inflammatory systemic
rection) yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri, virus,
jamur atau parasite.selain itu, sepsis dapat juga disebabkan
oleh adanya kuman – kuman yang berpoliferasi dalam darah
dan osteomyelitis yang menahun. Efek yang sangat
berbahaya dari sepsis adalah terjadinya kerusakan organ
dan dalam fase lanjut akan melibatkan lebih dari satu organ.
(Mahapatra dan Heffner, 2021).
2. Etiologi Sepsis
Sepsis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri
(meskipun sepsis dapat disebabkan oleh virus,
atau semakin sering, disebabkan oleh jamur).
Mikroorganisme kausal yang paling sering
ditemukan pada orang dewasa adalah
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan
Streptococcus pneumonia. Spesies Enterococcus,
Klebsiella, dan Pseudomonas juga sering
ditemukan. Umumnya, sepsis merupakan suatu
interaksi yang kompleks antara efek toksik
langsung dari mikroorganisme penyebab infeksi
dan gangguan respons inflamasi normal dari
host terhadap infeksi.
Daerah infeksi yang paling sering menyebabkan sepsis adalah paru-paru,
saluran kemih, perut, dan panggul. Jenis infeksi yang sering dihubungkan
dengan sepsis yaitu:

- Infeksi paru-paru (pneumonia)


- Flu (influenza)
- Appendiksitis
- Infeksi lapisan saluran pencernaan (peritonitis)
- Infeksi kandung kemih, uretra, atau ginjal (infeksi
tractus urinarius)
- Infeksi kulit, seperti selulitis, sering disebabkan
ketika infus atau kateter telah dimasukkan ke dalam
tubuh melalui kulit
- Infeksi pasca operasi
- Infeksi sistem saraf, seperti meningitis atau
encephalitis.
Sekitar pada satu dari lima kasus, infeksi dan sumber
sepsis tidak dapat
terdeteksi.
3. Patofisiologi Sepsis
Pada penyakit infeksi terjadi jejas sehingga timbul reaksi
inflamasi. Meskipun dasar proses inflamasi sama, namun
intesitas dan luasnya tidak sama, tergantung luas jejas dan
reaksi tubuh. Inflamasi akut dapat terbatas pada tempat jejas
saja atau meluas serta menyebabkan tanda gejala sistemik.
(Rijal, 2015). Meskipun manifestasi klinisnya sama, proses
molekular dan seluler untuk menimbulkan respon sepsis
neonatorum tergantung mikroorganisme penyebabnya,
sedangkan tahapan-tahapan pada respon sepsis neonatorum
sama dan tidak tergantung penyebab. Respon inflamasi
terhadap bakteri gram negatif dimulai dengan pelepasan
lipopolisakarida (LPS), suatu endotoksin dari dinding sel yang
dilepaskan pada saat lisis, yang kemudian mengaktifasi sel imun
non spesifik (innate immunity) yang didominasi oleh sel fagosit
mononuklear. LPS terikat pada protein pengikat LPS saat di
sirkulasi. Kompleks ini mengikat reseptor CD4 makrofag dan
monosit yang bersirkulasi
4. Manifestasi Klinis
1. Sepsis non spesifik : demam,
menggigil, dan gejala konstitutif seperti
lelah, malaise gelisah atau
kebingungan.
2. Hipotensi, oliguria atau anuria,
takipneu atau hipepne, hipotermia
tanpa sebab jelas, perdarahan
3. Tempat infeksi paling sering: Paru,
traktus digestifus, traktus urinarius,
kulit, jaringan lunak dan saraf pusat.
4. Tanda – tanda MODS dengan
terjadinya komplikasi.
5. Tanda Gejala Sepsis Parah
Gejalanya di antara lain: (Mahapatra dan
Heffner, 2021)
1. Bercak atau ruam merah
2. Kulit berubah warna
3. Produksi urine berkurang drastis
4. Perubahan mendadak dalam status
kejiwaan
5. Berkurangnya jumlah trombosit
6. Sulit bernapas
7. Detak jantung abnormal
8. Sakit perut
9. Ketidaksadaran
10. Kelemahan ekstrem.
6. Tanda Gejala
Kondisi yang Syok
lebih parah bisa Sepsis
berkembang menjadi syok septik
yang dapat menyebabkan kematian. Syok septik menunjukkan adanya
gangguan serius pada sistem peredaran darah dan metabolisme sel-sel
tubuh. Kondisi ini utamanya ditandai dengan tekanan darah yang
menurun. Beberapa gejala dan tanda-tanda syok septik, antara lain:
(Mahapatra dan Heffner, 2021)
1. Tekanan darah sangat rendah hingga harus mengonsumsi obat untuk
menjaga tekanan darah agar lebih tinggi dari atau sama dengan 65 mm Hg.
2. Tingginya kadar asam laktat dalam darah (serum laktat) setelah
menerima penggantian cairan yang memadai. Memiliki terlalu banyak
asam laktat dalam darah berarti sel-sel Anda tidak menggunakan
oksigen dengan baik.
7. Goal Directed Terapi Resusitasi 6 Jam Pertama
Goal Directed Therapy (GDT) dalam resusitasi sepsis mengacu pada pendekatan terapeutik yang
ditargetkan untuk mencapai tujuan spesifik dalam enam jam pertama penanganan pasien sepsis.
Berikut adalah langkah-langkah utama dalam Goal Directed Therapy pada 6 jam pertama resusitasi
sepsis:
1. Pengenalan Dini:
Identifikasi dini tanda dan gejala sepsis, serta pemberian perhatian khusus pada pasien yang
berisiko tinggi.
2. Resusitasi Cairan:
Pemberian cairan intravena secara agresif untuk mengatasi hipovolemia dan meningkatkan
perfusi organ. Tujuannya adalah mencapai target seperti tekanan venula sentral (CVP) dan
frekuensi denyut jantung.
3. Pemantauan Hemodinamik:
Pemantauan terus-menerus terhadap parameter hemodinamik, seperti tekanan arteri, CVP, dan
kadar laktat, untuk mengevaluasi respons terhadap resusitasi cairan.
4. Pemberian Antibiotik:
Pemberian antibiotik segera setelah diagnosis sepsis dengan memperhatikan pemilihan antibiotik
yang sesuai dengan sumber infeksi.
5. Kontrol Sirkulasi dan Oksigenasi:
Pemantauan dan kontrol suhu tubuh, kontrol sirkulasi melalui vasopressor jika diperlukan, serta
pemantauan dan optimisasi kadar oksigen dalam darah (SpO2).
6. Penilaian Output Urin:
Pemantauan output urin untuk menilai fungsi ginjal dan status hidrasi.
8. Asuhan Keperawatan Pasien Syok
1. PENGKAJIAN (Primer)
Airway Breathing Circulation
 Periksa apakah jalan napas  Periksa ada tidaknya  Periksa denyut nadi, kualitas
paten atau tidak pernafasan efektif dengan 3M dan karakternya.
 Periksa vokalisasi (melihat retraksi dada,  Periksa adanya gangguan
 Ada tidaknya aliran udara mendengarkan suara nafas, dan irama jantung atau
 Periksa adanya suara nafas merasakan hembusan nafas) abnormalitas jantung dengan
abnormal: stidor, snoring,  Warna kulit atau tanpa EKG
gurgling  Identifikasi pola pernafasan  Periksa pengisian kapiler,
abnormal warna kulit dan suhu tubuh
 Periksa adanya penggunaan serta adanya diaphoresis
otot bantu pernafasan deviasi
trakea, gerakan dinding dada
yang asimetris
 Periksa pola nafas pasien:
adanya
takipneu/bradipneu/pasien bisa
berbicara satu kalimat penuh
atau tidak adanya pernafasan
cuping hidung.
PENGKAJIAN (Sekunder)
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
Klien dengan shock mengeluh sulit bernafas mengeluh muntah dan
mual, kejang-kejang
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Riwayat Trauma ( Banyak perdarahan )
- Riwayat Penyakit Jantung ( Sesak nafas)
- Riwayat Infeksi ( Suhu tinggi )
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Pemeriksaan Fisik
- Kulit
- Status mental
- Tekana darah - Fungsi ginjal
- Status jantung - Fungsi metabolik
- Status respirasi - Sirkulasi
- Keseimbangan asam basa
7. Pemeriksaan Penunjang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Perfusi perifer tidak efektif b.d kekurangan volume cairan
d.d akral teraba dingin, warna
kulit pucat, turgor kulit menurun
2) Gangguan integritas kulit b.d kekurangan volume cairan d.d
kerusakan lapisan kulit, kemerahan.
3) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi
perfusi d.d
dispnea, takikardi, pola nafas abnormal, gelisah
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1. Perfusi perifer Setelah dilakukan asuhan Observasi
1. Identifikasi sirkulasi perifer (nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
tidak efektif b.d keperawatan selama 3×24 jam ankle brachial index)
kekurangan diharapkan perfusi perifer 2.3. Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/deformitas)
Open wound/ luka terbuka, tenderness / nyeri tekan, swelling/bengkak)
volume cairan meningkat dengan kriteria 4.tersedia)
Monitor status hemodynamic (tekanan darah, MAP, CVP,PAP,PCWP jika

hasil: 5. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas


Terapeutik:
1. Warna kulit pucat 6. Berikan oksigen sesuai indikasi
2. Turgor kulit membaik 7. Catat intake output dan hitung balance cairan
8. Hindari pemasangan infus atau pengembalian darah di area keterbatasan perfusi
3. Akral membaik 9. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan
berfungsi
10. Hindari penekanan pada pemasangan torniquet pada area yang cedera
11. Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas atau
dingin
Edukasi:
12. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (melembabkan kulit kering
pada kaki)
13. Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (rendah lemak jenuh,
minyak ikan omega 3)
14. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
Kolaborasi:
15. Kolaborasi pemberian analgetik
16. Kolaborasi pemberian kortikosteroid
17. Kolaborasi ventilasi mekanik bila perlu
18. Kolaborasi pemberian cairan IV
2. Gangguan Setelah dilakukan asuhan Observasi:
integritas kulit b.d keperawatan selama 3×24 jam 1. Monitor kondisi umum (mis. Demam, tekanan darah,
nadi, pernafasan, dan suhu tubuh)
kekurangan diharapkan integritas dan 2. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis.
volume caira jaringan meningkat dengan Perumahan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
kriteria hasil: penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstremitas,
1. Elastisitas kulit penurunan mobilitas)
meningkat Terapeutik:
3. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
2. Kemerahan menurun 4. Jadwalkan frekuensi perawatan luka berdasarkan ada
atau tidaknya infeksi, jumlah eksudat, dan jenis balutan
yang digunakan)
5. Gunakan modern dressing sesuai dengan kondisi luka
(mis. Hydrocollid, polymer, crystalline, cellulose)
Edukasi:
6. Anjurkan menggunakan pelembab (lotion atau serum)
7. Anjurkan minum air yang cukup
8. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, buah dan sayur
Kolaborasi:
9. Kolaborasi prosedur debridement (mis. Enzimatik,
biologis, mekanis, autolitik), jika perlu
10. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
3. Gangguan Setelah dilakukan Observasi:
pertukaran gas asuhan keperawatan 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman
b.d diharapkan pertukaran dan upaya nafas
ketidakseimba gas meningkat dengan 2. Monitor jalan nafas
ngan ventilasi kriteria hasil: 3. Monitor adanya sumbatan jalan
perfusi 1. dispnea menurun nafas
2. Takikardi membaik Terapeutik:
3. Pola nafas membaik 4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
Edukasi:
6. Ajarkan pasien melakukan relaksasi
nafas dalam
Kolaborasi:
7. Kolaborasi pemberian terapi
9. Monitoring Pasien Syok
1) Monitor tekanan darah
Pada pasien dengan syok hemoragik, tekanan darah sistol dipertahankan >70
mmHg dengan MAP >65 mmHg.
2) Mengukur CVP (Central Venous Pressure)
Nilai CVP normal yaitu 5-7 mmHg pada orang dewasa dengan bernapas secara
spontan. Nilai CVP <5 mmHg menandakan pasien mengalami syok hipovolemik.
3) Passive Leg Raising (PLR)
PLR merupakan pengaturan posisi dengan meninggikan kaki 45 derajat
dengan kepala dan badan sejajar. PLR berfungsi untuk meningkatkan aliran balik vena
dari ekstremitas kembali ke jantung.
10. Komplikasi Sepsis
1) Cedera paru akut (acute lung injury) dan sindrom gangguan fungsi respirasi akut (acute
respiratory distress syndrome)Milieu inflamasi dari sepsis menyebabkan kerusakan terutama pada paru.
2) Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)Pada DIC yang disebabkan oleh sepsis, kaskade
koagulasi diaktivasi secara difus sebagai bagian respons inflamasi.
3) Gagal jantung. Depresi miokardium merupakan komplikasi dini syok septik, dengan mekanisme
yang diperkirakan kemungkinannya adalah kerja langsung molekul inflamasi ketimbang penurunan perfusi
arteri koronaria. Sepsis memberikan beban kerja jantung yang berlebihan, yang dapat memicu sindroma
koronaria akut (ACS) atau infark miokardium (MCI), terutama pada pasien usia lanjut.
4) Gangguan fungsi hati. Gangguan fungsi hati biasanya manifest sebagai ikterus kolestatik, dengan
peningkatan bilirubin, aminotransferase, dan alkali fosfatase. Fungsi sintetik biasanya tidak berpengaruh
kecuali pasien mempunyai status hemodinamik yang tidak stabil dalam waktu yang lama.
5) Gagal ginjal. Hipoperfusi tampaknya merupakan mekanisme yang utama terjadinya gagal ginjal
pada keadaan sepsis, yang dimanifestasikan sebagai oliguria, azotemia, dan sel-sel peradangan pada urinalisis.
Jika gagal ginjal berlangsung berat atau ginjal tidak mendapatkan perfusi yang memadai, maka selanjutnya
terapi penggantian fungsi ginjal (misalnya hemodialisis) diindikasikan.
6) Sindroma disfungsi multiorgan
Disfungsi dua sistem organ atau lebih sehingga intervensi diperlukan untuk mempertahankan homeostasis.
• Primer, dimana gangguan fungsi organ disebabkan langsung oleh infeksi atau trauma pada
organ-organ tersebut. Misal, gangguan fungsi jantung/paru pada keadaan pneumonia yang berat.
• Sekunder, dimana gangguan fungsi organ disebabkan oleh respons peradangan yang menyeluruh
terhadap serangan. Misal, ALI atau ARDS pada keadaan urosepsis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai