Anda di halaman 1dari 30

ASKEP KEGAWATAN PASIEN

dengan SYOK HIPOVOLEMIK

Nama Kelompok 8

1. Abed Nego S (130801046)

2. Fitrisia Della D (130801061)

3. Lilik Choirotun N (130801069)


Definisi
Syok Hipovolemik adalah keadaan tidak
cukup cairan dalam pembuluh darah atau
keluaran jantung tidak cukup tinggi untuk
mempertahankan peredaran darah, sehingga
pasokan oksigen ke organ vital, terutama
otak , jantung, dan ginjal tidak cukup
sehingga untuk mempertahankan organ ini
tubuh akan mengimbangi dengan menutup
nadi pada organ seperti kulit dan usus.(
asuhan keperawatan gadar book tim
Ns Santun setiawan, Skep ).
Syok hipovolemik terjadi apabila ada
defisit volume darah 15%, sehingga
menimbulkan ketidakcukupan pengiriman
oksigen dan nutrisi ke jaringan dan
penumpukan sisa-sisa metabolisme sel.
Berkurangnya volume intravaskular dapat
diakibatkan oleh kehilangan cairan tubuh
secara akut atau kronik, misalnya karena
oligemia, hemoragi, atau kebakaran. (
Collins 2000)
Etiologi
1. Absolut
a. kehilangan darah dan seluruh komponennya ( Hand
2001 ):
1) trauma
2) pembedahan
3) perdarahan gastrointestinal
b. kehilangan plasma
1) luka bakar
2) lesi luas
c. kehilangan cairantubuh lain ( Hand 2001 ):
1) muntah hebat
2) diare berat
3) diuresis massive
2. Relatif
a. kehilangan integritas pembuluh darah
1) Ruptur limpa
2) Fraktur tulang panjang Atau pelvis
3) Pankreatitis hemoragi
4) Hemothorax / hemoperitoneum
5) Diseksi arteri
b. peningkatan permeabilitas
1) membran kapiler
2) sepsis
3) anaphylaxis
4) luka bakar
c. penurunan tekanan osmotik koloid
1) pengeluaran sodium hebat
2) hypopituitarism
3) cirrhosis
4) obstruksi intestinal
WOC
Menurut patofisiologinya, syok
terbagi atas 3 fase yaitu :
1.Fase kompensasi
Mekanisme kompensasi dilakukan
melalui vasokonstriksi untuk menaikkan
aliran darah ke jantung, otak dan otot
skelet dan penurunan aliran darah ke
tempat yang kurang vital.Jadi pada fase
kompensasi ini terjadi peningkatan
detak dan kontraktilitas otot jantung
untuk menaikkan curah jantung dan
peningkatan respirasi untuk
memperbaiki ventilasi alveolar.
2.Fase progesif
Faktor utama yang berperan adalah
jantung. Curah jantung tidak lagi
mencukupi sehingga terjadi gangguan
seluler di seluruh tubuh. Pada saat
tekanan darah arteri menurun, aliran
darah menurun, hipoksia jaringan
bertambah nyata, gangguan seluler,
metabolisme terganggu, produk
metabolisme menumpuk, dan akhirnya
terjadi kematian sel.
3. Fase irrevesible
Kekurangan oksigen mempercepat
timbulnya ireversibilitas syok. Gagal
sistem kardiorespirasi, jantung tidak
mampu lagi memompa darah yang
cukup, paru menjadi kaku, timbul
edema interstisial, daya respirasi
menurun, dan akhirnya anoksia dan
hiperkapnea.
MANIFESTASI KLINIS
Denyut nadi cepat (Takikardi).
Denyut nadi lemah.
Rasa haus
Tekanan darah menurun (hipotensi).
Cemas.
Kesadaran menurun.
Kulit memucat dan dingin.
Jumlah urine menurun.
Pernafasan tidak normal dangkal dan cepat
(takipnea).
Tingkat kesaradan berubah.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi
pada pasien syock hipovolemik adalah :
Kerusakan organ susunan saraf.
Kerusakan hati.
Kerusakan gingal.
Walaupun kerusakan organ akhir jarang
terjadi pada syock hipovolemik, tetapi
gagal ginjal merupakan komplikasi yang
sangat penting pada syock ini.
Derajat Syok menurut Kegawatannya

1. Syok Ringan
Kehilangan volume darah <20%,
Penurunan perfusi hanya pada jaringan
dan organ non vital seperti kulit, lemak,
otot rangka, dan tulang.
Tanda klinis: rasa dingin, hipotensi
postural, takikardi, kulit lembab, urine
pekat, diuresis kurang, kesadaran masih
normal
2. Syok Sedang
Kehilangan cairan 20%-40% dari volume
darah total .Perfusi ke organ vital selain
jantung dan otak menurun (hati, usus,
ginjal).
Tanda klinis: penurunan kesadaran,
delirium/agitasi, hipotensi, takikardi,
nafas cepat dan dalam, oliguri, asidosis
metabolik.
3. Syok Berat
Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat.
Tahap Syok Hipovolemik
1) Tahap I :
terjadi bika kehilangan darah 0-10% (kira-kira 500ml)
terjadi kompensasi dimana biasanya Cardiak output dan
tekanan darah masih dapat dipertahankan
2) Tahap II :
terjadi apabila kehilanagan darah 15-20%
tekanan darah turun, PO2 turun, takikardi, takipneu,
diaforetik, gelisah, pucat.
3) Tahap III
bila terjadi kehilengan darah lebih dari 25%
terjadi penurunan : tekanan darah, Cardiak output,PO2,
perfusi jaringan secara cepat
terjadi iskemik pada organ
terjadi ekstravasasi cairan
Syok dapat dibagi dalam tiga tahap
yang makin lama makin berat :
a) tahap 1, syok terkompensasi (non
progresif), yaitu tahap terjadinya respon
kompensatorik.
b) tahap 2, tahap progresif, ditandai oleh
manifestasi sistemik dari hipoperfusi
dan kemunduran fungsi organ.
c) tahap 3, tahap refrakter (irreversible )
yaitu tahap kerusakan sel yang hebat
tidak dapat lagi dihindari, dan pada
akhirnya menuju pada kematian
PENANGANAN
1. Lakukan A-B-C (airway-breathing-
circulation) dahulu.
2. Tinggikan posisi kaki pasien.
3. Jaga jalur pernafasaan.
4. Berikan cairan intra vena (infus) 2 - 4 liter
dalam waktu 20 - 30 menit. Seperti cairan
infus RL (hati-hati pemberian terlalu cepat
pada pasien asidosis hiperkloremia).
5. Jika perdarahan atau kehilangan cairan belum
bisa diatasi maka lakukan cek kadar
hemoglobin, jika hasilnya < 10 g/dl maka
berikan tranfusi darah.
6. Pastikan darah sesuai dengan golongan darah
pasien serta disarankan darah yang digunakan
sudah menjalani tes uji silang.
7. Dalam kasus hipovolemik yang berat, pemberian
dukungan inotropik dengan dopam*n,
dobutam*n dapat untuk dipertimbangkan agar
ventrikel memiliki kekuatan yang cukup.
8. Pemberian naloks*n bolus 30 mcg/kg dalam 3
hingga 5 menit lalu dilanjutkan 60 mcg/kg dalam
1 jam kedalam cairan rose 5% bisa membantu
meningkatkan mean arterial pressure (MAP).
9. Perlu di ingat ! selain resusitasi cairan, saluran
pernafasan harus tetap dijaga.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sel Darah Putih :Ht mungkin meningkat pada


status hipovolemik karena hemokonsentrasi.
2. Elektrolit serum
3. Pemeriksaan pembekuan : Trombosit terjadi
penurunan ( trombositopenia ) dapat terjadi
karena agregasi trombosit.
4. Laktat serum meningkat dalam asidosis
metabolic,disfungsi hati, syok.
5. Glukosa serum terjadi hiperglikemia yang
terjadi menunjukan glukoneogenesis dan
glikogenolisis di dalam hati
6. BUN/Kr terjadi peningkatan kadar
disasosiasikan dengan dehidrasi ,
ketidakseimbangan / gagalan hati.
7. GDA terjadi alkalosis respiratori dan
hipoksemia
8. Urinalisis adanya SDP / bakteri penyebab
infeksi
9. Sinar X film abdominal dan dada bagian
bawah yang mengindentifikasikan udara bebas
didalam abdomen dapat menunjukan infeksi
karena perforasi abdomen / organ pelvis.
Asuhan Keperawatan Syok
Hipovolemik
Kasus :
Tn. A umur 18 tahun mengeluh lemas,
Keluarga mengatakan sudah 2 hari badannya
panas, menggigil disertai mual muntah, tidak
nafsu makan, pusing, jarang minum, gelisah,
tampak pucat di bagian bibir. Pasien hanya
minum obat penurun panas yang di beli di
apotik, setelah 4 hari panasnya belum turun dan,
BAB Melena kurang lebih 150 cc, hematemesis
darah merah segar kurang lebih 400cc. setelah itu
keluarga membawa ke RSUD jombang pada
tanggal 1 april 2016 dan pada Saat dilakukan
pemeriksaan di IGD didapatkan hasil
pemeriksaan TTV yaitu TD : 80/50 mmHg, Suhu
: 38 0 C, N : 71 x/mnt, RR : 30 x/menit
1. IDENTITAS KLIEN Identitas Penanggung
1. Nama : Tn . A Jawab
2. Umur : 18 Tahun 1. Nama : Ny.B
3. Jenis Kelamin: 2. Umur : 37 th
laki laki
4. Pendidikan: SMA 3. Suku/bangsa :
5. Suku bangsa : Jawa/Indonesia
jawa indonesia
6. Tgl Masuk RS: 4. Agama : Islam
1-04 -2016 5. Alamat : Jombang
7. Alamat : 6. Pekerjaan: Swasta
jombang 7. Pendidikan: SMA
8. Tanggal MRS :
1 April 2016
II. Primary Survey
Airway
a. Bunyi suara nafas tambahan (-)
b. Obstruksi (-)
c. Tidak terdapat jejas pada daerah dada
Breathing
a. Dispnea (+)
b. Retraksi Dinding Dada (-)
c. Pengembangan paru (-)
d. Suara napas : Vesikuler
e. Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung (-)
f. Aritmia (-)
g. Reflek batuk (-)
h. Ortopnea (+)
i. Dispnea nokturnal paroksismal (-)
Circulation
a. CRT < 3 detik
b. Kesadaran : Apatis.
c. Nadi baik, teratur
d. Penuranan curah jantung : gelisah, lemah, pucat di
bagian bibir, konjungtiva anemis ,pusing,mual muntah
e. Ditensi vena jugularis (-)
f. Akral dingin (+)
g. Hipotensi (+)
Disability
a. Kesadaran : Apatis
b. GCS : 435
c. Keadaan umum lemah
d. Pupil isokor diameter
e. Gelisah
f. Pupil : Bulat, Isokor, ukuran 3 mm.
III. Secondary Survey
1. Nursing History
Tn. A umur 18 tahun datang ke IGD
RSUD Jombang dengan keluhan panas,
menggigil disertai mual muntah, tidak
nafsu makan, pusing, minum berkurang,
gelisah, tampak pucat, lemas. setelah 4
hari panasnya belum turun dan, BAB
Melena kurang lebih 150 cc, hematemesis
darah merah segar kurang lebih 400 cc.
2. Observasi dan Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum: Kesadaran apatis, pucat di bagian


bibir, lemah.
b. Tanda tanda vital
Suhu : 38 0 C
N : 71 x/menit, reguler, lemah
TD : 80/50 mmHg
RR : 30 x/menit
c. Keluhan utama : Klien badannya panas tidak mau
makan dan lemas.
d. Riwayat Penyakit Sekarang : Tn. A umur 18 tahun
datang ke IGD RSUD Jombang dengan keluhan panas,
menggigil disertai mual muntah, tidak nafsu makan,
pusing, minum berkurang, gelisah, tampak pucat di
bagian bibir, lemas. setelah 4 hari panasnya belum turun
dan, BAB Melena kurang lebih 150 cc, hematemesis
darah merah segar kurang lebih 400cc

e. Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga mengatakan


sebelumnya klien tidak pernah masuk rumah sakit, Klien
tidak memiliki riwayat penyakit menular ataupun
menurun. Klien hanya mengalami sakit biasa seperti
batuk, flu, dan berobat ke puskesmas.
f. Riwayat Penyakit keluarga : Di keluarga klien
tidak memiliki riwayat penyakit menular
g. Riwayat Alergi : Pasien tidak memiliki alergi
terhadap obat & makanan.
h. Riwayat Pengobatan : Pasien kalau sakit hanya
pergi ke puskesmas dan membeli obat di apotik.
i. Riwayat kesehatan lingkungan : Menurut ibu
kondisi lingkungan rumah cukup bersih,
walaupun tinggal dekat kali kecil, sekitar rumah
terdapat beberapa ban bekas untuk menanam
tanaman yang belum dipakai, bak mandi dikuras
setiap seminggu 1 kali. Menurut ibu seminggu
yang lalu ada tetangga gang yang menderita
DHF, tetapi sekarang sudah sembuh, dan
lingkungan wilayah belum pernah disemprot.
IV. Pemeriksaan fisik Head to toe.docx
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai