Anda di halaman 1dari 19

SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT ANAK

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL, PKU


MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT I, DAN PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

Naskah Publikasi
Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

FEBRI ALVIONITA
20100320111

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKRTA
2014
Sikap Perawat Terhadap Patient Safety di Unit Anak Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul, PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit I dan PKU
Muhammadiyah unit II.
Nurse’s Attitude of Patient Safety on Pediatric Unit at PKU Muhammadiyah
Hospital in DIY
Febri Alvionita1 , Rahmah2 , Falasifah3
School of nursing1 , Departement of Nursing, muhammadiyah university of
Yogyakarta2 3
Korespondensi:
Febri Alvionita. Muhammadiyah Yogyakarta University. Lingkar selatan,
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, phone (0274) 387656, 387649. Email:
febryalvionta@gmail.com, febririalvio@yahoo.com

INTISARI

Patient safety yang diartikan sebagai kebebasan dari trauma atau injuri
yang terjadi secara kebetulan, telah menjadi isu global dalam pelayanan
kesehatan. Patient safety menjadi prioritas utama karena sangat berkaitan erat
dengan mutu dan citra perumah sakitan. Perawat sebagai pemberi pelayanan di
rumah sakit sudah semestinya memiliki sikap yang mendukung terlaksananya
patient safety di rumah sakit. Melalui sikap akan terlihat respon yang ditunjukan
seseorang terhadap suatu objek, baik, buruk, positif maupun negatif. Tingginya
angka kejadian pelanggaran patient safety pada anak perlu menjadi perhatian
karena anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya perlu diberikan
perlindungan dalam upaya mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan serta
pencegahan terjadinya kecacatan pada anak.
Penelitian deskriptif observasional ini memiliki 28 responden yang
merupakan perawat tetap yang bekerja di bangsal anak RS PKU Muhammadiyah
Bantul, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit I dan RS PKU Muhammadiyah
unit II. Dengan menggunakan 2 buah instrumen yang terdiri dari kuesioner dan
checklist observasi.
Hasil dari penelitian yang dilakukan dari bulan April hingga Juni 2014 ini
ditemukan sikap perawat terhadap patient safety dengan prosentase paling tinggi
sebesar (71%) terdiri dari 20 responden dikategorikan memiliki sikap mendukung,
dan kurang mendukung sebanyak 8 responden (29%). Dilihat dari 6 prinsip
patient safety diperoleh bahwa tertinggi adalah prinsip check patient medicines
(60,70%) yang didukung dengan hasil observasi I (86,4%) dan observasi II
(100%) pada tindakan responden selalu mengaplikasikan 6 benar dalam
pemberian obat. Prinsip terendah sebesar 47,63% pada prinsip Identify patient
safety risks didukung dengan hasil observasi I hanya sebesar 36,4% dan 54,5%
pada observasi II responden tidak melakukan tindakan memastikan pengaman
pada tempat tidur telah terpasang atau tidak.
Kata Kunci : Sikap, Patient Safety, Perawat, Joint Commission International
ABSTRACT
Freedom of trauma or injury that is accidentally happened is the meaning
of patient safety which becomes global issue recently. Patient safety becomes
priority because it strongly relates with the quality of hospitalities. Nurses as
caregivers should have the attitudes that support the success of patient safety.
Through attitude that will be seen someone response about an object that good or
bad and positive or negative. The high numbers of patient safety incidents on
children need to be handled because children in their growth and developmental
stage need to get secured as the effort to prevent disabilities.
This descriptive observational study conducted 28 respondents who were
the nurses that work in pediatric units of RS PKU Muhammadiyah Bantul, RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit I dan RS PKU Muhammadiyah unit II. This
study was using two kinds of instruments; they were questionnaires and
observational checklist.
The result of this study which conducted during April to June 2014 found
that the nurses highest attitude of patient safety (70%) contained 20 respondents
who had supportive attitude, and less supportive was 8 respondents (29%).
Depends on 6 principals of patient safety, this study found that the highest one
principal was check patient medicines (60,70%) which supported by the first
observation result (86,4%) and the second observation (100%) which was on
attitude 6 right on medication. And the lowest principal was Identify patient safety
risks (47,63%) which supported by the first observation result 36,4% and the
second observation 54,5% respondent did not doing the attitude of setting the rail
on patients bed.
Keyword : Attitude, Patient safety, Nurse, Joint Commission International

PENDAHULUAN

Sistem kesehatan dunia telah Patient safety yang didefinisikan


merubah paradigma pelayanan sebagai “kebebasan dari trauma atau
kesehatan menuju keselamatan pasien injuri yang terjadi secara kebetulan”
(patient safety). Penetapan patient yang dapat disebabkan oleh
safety sebagai salah satu indikator perawatan medis, seperti rasa sakit
utama dalam pelayanan kesehatan atau kematian akibat kesalahan
dilatar belakangi dengan tingginya pemberian obat, salah pasien, dan
pelaporan angka insidensi kejadian infeksi nasokomial1
yang tidak diinginkan pada pasien.

4
Tingginya angka pelaporan yaitu untuk mengetahui bagaimana
pelanggaran patient safety pada anak sikap perawat terhadap patient safety
perlu menjadi perhatian karena anak di Daerah Istimewa Yogyakarta,
dalam masa pertumbuhan dan yakni rumah sakit PKU
perkembangannyaperlu diberikan muhammadiyah Yogyakarta unit I,
perlindungan dalam upaya PKU Muhammadiyah Yogyakarta
mengoptimalkan pertumbuhan dan unit II dan PKU Muhammadiyah
perkembangan serta pencegahan Bantul, serta untuk mengetahui sikap
terjadinya kecacatan pada anak. Oleh paling baik perawat terhadap prinsip
karena itu tujuan dari penelitian ini patient safety

METODE

Sampel dalam penelitian ini 16 pernyataan reliable dengan nilai


merupakan perawat tetap yang 0,930 > 0.600. Dengan demikian 16
bekerja diunit diketiga rumah sakit penyataan dalam kuesioner dapat
yang berjumlah 30 responden. digunakan dalam penelitian ini2
Selanjutnya dengan menggunakan Kuesioner yang telah
teknik total sampling seluruh sampel terkumpul kemudian dianalisis dan
akan diteliti. Variabel dalam dimasukkan kedalam tabel distribusi.
penelitian deskriptif observasional ini Yang sebelumnya telah melalui
merupakan variabel tunggal yaitu proses editing, coding, tabulating,
sikap. Peneliti akan meneliti dan data entry, kemudian data disajikan
menilai sikap responden terhadap dalam bentuk tabel dan diperjelas
patient safety dengan menggunakan dalam bentuk narasi.
instrument berupa kuesioner dan Dalam proses penelitian
checklist observasi . kuesioner dan peneliti memberikan inform consent
checklist observasi telah disusun sebagai bukti pernyataan responden
sendiri oleh peneliti dan telah melalui untuk ikut serta dalam penelitian.
uji validitas serta reabilitas dengan Pada saaat pengisian kuesioner
nilai r tabel > 0,553 dengan (n=13)2 responden tidak perlu mencantumkan
dan Uji reabilitas menunjukan bahwa nama (anonymities) dan hanya

5
peneliti yang mengetahui data keperluan penelitian
yang hanya dignakan untuk

HASIL
1. Karakteristik responden Karakteristik Responden Frekuensi (n%)

Jenis kelamin
Tabel 1. Karakteristik Perempuan 28 (100%)
Laki-laki 0 (0%)
Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Tingkat Pendidika Tingkat pendidikan 24 (86%)
DIII 1 (3%)
DIV 3 (11%)
SI (Ners)

Total 28 (100%)

Tabel 2. Karakteristik
Karakteristik Responden Mean (min – max)
Responden Berdasarkan Usia,
Usia 35 (25 – 48)
Lama Kerja dan Jam Kerja
Lama Kerja di :
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah 10 (2 – 22)
Unit Anak 8 (2 – 20)
Sebagai Perawat 10 (2 - 22)

Jam Kerja per Minggu 39 (28 – 44)

6
Hasil sikap perawat berdasarkan kuesioner

Tabel 3. Sikap Perawat Anak di RS PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta


unit I dan Yogyakarta unit II Terhadap Patient Safety Berdasarkan Hasil Pengisian
Kuesioner

ITEM PERNYATAAN S S KS SKS

1. Identify patient correctly


Memberikan gelang/papan nama dapat memudahkan
19 9
mengidentifikasi pasien
67.90% 32.10%
Menyebutkan nama dapat meningkatkan kepercayaan pasien
16 12
kepada perawat
57.10% 42.90%
Mengecek ulang nama dan identitas agar tidak salah pasien 21 7
sebelum diberikan intervensi agar tidak salah pasien
75% 25%
2. Improve staff communication
Bertukar informasi mengenai kondisi pasien dengan rekan kerja
15 10 3
lain setelah akhir shif penting dilakukan
53,6% 35.70% 10.70%
Menginformasikan kondisi pasien kepada rekan kerja/perawat
13 12 3
lain dapat dilakukan dengan teknik apapun
46.40% 42.90% 10.70%
Informasi tentang kondisi pasien diperoleh dari rekam medis
1 12 15
saja saat pasien pertama kali masuk
3.60% 42.90% 53.60%
3. Use medicines safely
Melakukan skin tes dan tes alergi pada pasien perlu dilakukan 11 14 3
sebelum pemberian obat
39.30% 50% 10.70%
Menanyakan terlebih dahulu persetujuan dari pasien/wali pasien
18 9 1
sebelum memberikan obat
64.30% 32.10% 3.60%
4. Reduce the risk of health care associated infections
Selalu menerapkan procedure cuci tangan 6 langkah sebelum
22 5 1
dan setelah memberikan intervensi kepada pasein
78.60% 17.90% 3.60%
Menggunakan sarung tangan saat akan mengambil sampel dari
20 7 1
tubuh pasien untuk dijadikan spesimen
71.40% 25% 3.60%
5. Check patient medicines
Selalu mengaplikasikan 6 prinsip benar dalam memberikan obat 16 8 4
pada pasien
57.10% 28.60% 14.30%
Setelah memberikan mengakhiri terapi obat selalu 22 5 1
mengakhirinya dengan dokumentasi
78.60% 17.90% 3.60%
Meletakkan obat yang memiliki nama dan bentuk yang hampir
1 4 10 13
berdekatan agar mempermudah perawat
3.60% 14.30% 35.70% 46.40%
6. Identify patient safety risks
Memastikan pengaman pada tempat tidur pasien terpasang dan
17 9 2
terkunci dengan baik sebelum meninggalkan pasien
60.70% 32.10% 7.10%
Memberikan sentuhan lembut dan hati-hati saat akan 12 16
menggendong/memindahkan dapat membuat nyaman pasien 42.90% 57.10%

Meminimalkan suara saat bercengkrama dengan rekan kerja lain 11 17


dapat membantu pasien istirahat dengan tenang dan nyaman 39.30% 60.70%

7
Tabel 4. Sikap Perawat Anak di RS Sikap Frekuensi (n%)
PKU Muhammadiyah Bantul, Tidak mendukung 0
Yogyakarta unit I dan Yogyakarta unit II Kurang mendukung 8(29%)
Mendukung 20(71%)
Terhadap Patient Safety Berdasarkan
Hasil Pengisian Kuesioner
Total 28(100)

Sumber : data primer 2014

Dari hasil analisis menunjukan menggunakan kuesioner dilakukan juga


perawat yang sikap mendukung patient dengan cara observasi. Berikut Tabel 5
safety sebanyak 20 (71%), kurang menunjukan hasil dari observasi selama
mendukung sebanyak 8(29%) dan tidak dua kali pengamatan yang dilakukan
mendukung sebanyak 0. langsung oleh peneliti bersama asisten
peneliti.
Penilaian sikap perawat terhadap
patient safety dalam penelitian selain

8
Tabel 5. Distribusi Hasil Observasi Sikap Perawat Anak Terhadap Patient Safety di Unit
Anak RS PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta Unit I, Yogyakarta Unit II

OBSERVASI I OBSERVASI II
CHECKLIST OBSERVASI n YA TIDAK YA TIDAK
1 Identify patient correctly
Perawat memberikan gelang/papan nama memudahkan 22 10 12 17 5
mengidentifikasi pasien (45.5%) (54.5%) (77.3%) (22.7%)

Perawat menyebutkan nama dapat meningkatkan kepercayaan 22 16 6 16 6


(72.7%) (27.3%) (72.7%) ((27.3%)
Perawat mengecek ulang nama dan identitas agar tidak salah 22 10 12 16 6
pasien (45.5%) (54.5%) (72.7%) (27.3%)
2 Improve staff communication
Perawat saling bertukar informasi mengenai kondisi pasien 22 22 22
dengan rekan kerja lain (100%) (100%)
0 0
Perawat menginformasikan kondisi pasien dilakukan dengan 22 21 1 22
teknik apapun (95.5%) (4.5%) (100%)
0
Perawat memperoleh informasi tentang kondisi pasien tidak 22 16 6 22
hanya dari rekam medis saja (72.7%) (27.3%) (100%)
0
3 Use safely medicines
Perawat melakukan skin tes dan tes alergi sebelum 9 6 - 3 -
memberikan obat pada pasien (27,2%) (13.3%)

Perawat menanyakan terlebih dahulu persetujuan dari 22 17 5 18 4


pasien/wali pasien sebelum memberikan obat (77.3%) (22.7%) (81.8%) (18.2%)

4 Reduce the risk of health care associated infections


Perawat selalu menerapkan procedure cuci tangan 6 langkah 22 11 11 16 6
sebelum dan setelah mengintervensi pasien (50%) (50%) (72.7%) (27.3%)

Perawat menggunakan sarung tangan saat akan memberikan 22 13 9 12 10


intervensi yang berhubungan dengan cairan tubuh pasien. (59.1%) (40.9%) (54.5%) (45.5%)
Tabel 5. Distribusi Hasil Observasi Sikap Perawat Anak Terhadap Patient Safety di Unit
Anak RS PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta Unit I, Yogyakarta Unit II (lanjutan)

LEMBAR OBSERVASI OBSERVASI I OBSERVASI II


n YA TIDAK YA TIDAK
5 Check patient medicines
Perawat mengaplikasikan 6 prinsip benar dalam pemberian 22 19 3 22
obat
(86.4%) (13.6%) (100%)
Perawat mengakhiri terapi obat dengan dokumentasi 16 6 18 4
(72.7%) (27.3%) (81.8%) (18.2%)
Perawat menandai obat yang memiliki nama dan bentuk yang 22 12 10 15 7
sama berdekatan (54.5%) (45.5%) (68.2%) (31.8%)
6 Identify patient safety risks
Perawat memastikan pengaman pada tempat tidur pasien 22 8 14 12 10
terpasang dan terkunci sebelum akan meninggalkan pasien (36.4%) (63.6%) (54.5%) (45.5%)

Perawat memberikan sentuhan lembut dan hati-hati pada 22 20 2 21 1


pasien saat menggendong/memindahkan pasien (90.9%) (9.1%) (95.5%) (4.5%)

Perawat meminimalkan suara saat bercengkrama untuk 22 14 8 19 3


kenyamanan pasien (63.6%) (36.4%) (86.4%) (13.6%)

Diperoleh sebesar 100% maupun memindahkan pasien, namun

pada observasi I dan II responden terjadi peningkatan sebesar 95,5%

melakukan tindakan saling bertukar pada observasi ke II. Ditemukan pula

informasi dengan staf lain mengenai sebesar 86,4% pada observasi I

kondisi pasien. Pada observasi responden melakukan tindakan

sebesar 90,9% responden memperhatikan 6 benar dalam

menunjukan sikap mendukung pemberian obat, pada observasi II

dengan memberikan sentuhan lembut menjadi sebesar 100%.

dan berhati-hati saat menggendong


PEMBAHASAN

Sikap perawat berdasarkan karakteristik Responden

 Jenis kelamin

keseluruhan responden berjumlah 28 yang identik dengan ibu ataupun


dalam penelitian berjenis kelamin wanita lebih dikenal dengan mother
perempuan. Tidak ditemukan instinct. Naluri keibuan yang dimiliki
responden yang berjenis kelamin laki- seorang perempuan merupakan suatu
laki 0%. Temuan yang demikian hal yang alami3
dikarenakan oleh dunia keperawatan
 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan keperawatan dan diharakan dapat


responden dalam penelitian melanjutkan ke jenjang S1
didominasi oleh D III dengan keperawatan4. Semakin tinggi tingkat
porsentase 86% yakni sebanyak 24 pendidikan cenderung akan
orang dari 28 jumlah keseluruhan menunjukkan sikap positif atau
responden. Pengembangan mendukung terhadap patient safety.
pendidikan pada profesi keperawatan Orang berpendidikan tinggi akan lebih

diperlukan untuk menghadapi rasional dan kreatif serta terbuka dalam

permasalahan pelayanan kesehatan menerima adanya bermacam usaha


pembaharuan, ia juga akan lebih dapat
yang semakin kompleks sehingga
menyesuaikan diri terhadap berbagai
tingkat pendidikan perawat yang ada
perubahan5.
di rumah sakit minimal D III
 Usia

Rata–rata usia responden dalam dikatakan dewasa jika mempunyai

penelitian adalah 35 tahun dengan tanggung jawab yang besar, mengetahui

rentang usia 25-48 tahun yang kelebihan dan kelemahan yang ada pada
dirinya, percaya diri, dapat belajar dari
tergolong usia dewasa. Usia dewasa
pengalaman, serta mempunyai ambisi
adalah usia produktif, seseorang
6
yang sehat
 Lama kerja

Lama bekerja dibagi menjadi seberapa banyak pengalaman yang telah


3 yaitu: lama kerja di Rumah Sakit didapat serta kemampuann dari masing-

dengan rata-ratanya selama 10 tahun, masing perawat. Masa kerja sangat

lama kerja di unit anak selama 8 penting karena dapat mencerminkan

tahun, dan rata-rata lama kerja tingkat kemampuan akhir yang

sebagai perawat selama 10 tahun. dicapai seseorang7.

Pengalaman banyak memberikan


kompetensi yang dimiliki
keahlian dan keterampilan kerja.
perawat dipertanyakan karena

Perbedaan pengalaman dari tingginya angka kematian pasien saat


tiap perawat akan menyebabkan dirawat di rumah sakit. Hal ini
kemampuan yang berbeda dalam menggerakkan program pendidikan
pemecahan masalah terkait insiden keperawatan untuk menambah
keselamatan pasien maupun kinerja patient safety ke dalam pembelajaran
pelayanan yang memperhatikan sejak dini, tujuannya untuk
8
keselamatan pasien memproduksi lulusan keperawatan

Semakin rendah lama kerja yang mampu memberikan


seseorang maka akan cenderung keselamatan pada pasien selama
menunjukkan sikap yang mendukung perawatan9.
patient safety. Ini tergantung dari
 Jam kerja per minggu

Jam kerja adalah jumlah digunakan pelayanan kesehatan


beban kerja yang diberikan pada langsung dan sisanya 39,9%
seseorang untuk menyelesaikan suatu digunakan untuk kegiatan
pekerjaan dalam waktu tertentu10. penunjang11.

Jam kerja berkaitan erat Kelebihan jam kerja kerja


dengan produktifitas kerja perawat. maupun penambahan jam kerja yang
Sebesar 53,2% merupakan waktu tidak sesuai, dapat mempengaruhi
yang benar-benar produktif yang emotional perawat sehingga
cendrung menunjukan objek12
ketidakdukungannya terhadap suatu

Sikap perawat terhadap patient safety berdasarkan kuesioner dan hasil


observasi

1. Identify patient correctly

67% responden menyatakan pasien. Beberapa tindakan dalam


sikap sangat setuju mendukung pelayanan kesehatan yang perlu
prinsip Identify patient correctly. Hal memperhatikan proses identifikasi
tersebut sejalan dengan hasil pasien: pasien diidentifikasi
observasi I dan II yaitu sebesar 72,7% menggunakan dua identitas pasien
responden menunjukan sikap (nama pasien, nomor rekam medis,
mendukung yaitu pada saat tanggal lahir, gelang identitas pasien
memberikan intervensi perawat dengan bar-code, dan lain-lain) tidak
menyebutkan nama saat, pada boleh menggunakan nomor kamar
observasi II sebesar 77,3%. atau lokasi pasien, pasien
diidentifikasi sebelum pemberian
Salah satu bentuk
obat, darah, atau produk darah, serta
profesionalisme dari keperawatan
pasien diidentifikasi sebelum
adalah mampu mengidentifikasi
mengambil darah dan spesimen13.

2. Improve staff communication

Sebesar 51,3% menyatakan Komunikasi yang baik dalam


sikap sangat setuju terhadap prinsip pelayanan kesehatan dimaksudkan
Improve staff communication. Hal ini adalah komunikasi antar perawat
sejalan dengan hasil observasi I dan dengan perawat, maupun perawat
II yaitu sebesar 100% responden dengan tim kesehatan lain yang ikut
menunjukkan sikap mendukung pada memberikan pelayanan kesehatan
tindakan responden saling bertukar pada pasien. Komunikasi antar staf
informasi dengan rekan kerja lain dapat meningkatkan kualitas
diakhir shif.
pelayanan berbasis patient safety dengan menurunkan insiden KTD14.

3. Use safely medicines


Sebesar 51,8% menyatakan Selama proses observasi peneliti
sangat setuju terhadap Use safely hanya mendapatkan 9 responden
medicines yang merupakan prinsip dalam mengobservasi tindakan skin
menggunakan obat-obatan dengan test. Hal ini dikarenakan oleh tidak
benar. Hal ini didukung oleh hasil semua pasien dapat dilakukan skin
observasi II sebesar 81,8% test, Pasien yang mungkin bisa
responden saat memberikan terapi dilakukan skin test seperti pasien
obat meminta persetujuan terlebih yang baru masuk, dan pasien yang
dulu pada pasien maupun wali pasien memiliki riwayat alergi terhadap
yang ikut menjaga pasien. jenis obat15.
Tindakan lainya dalam Use
safely medicines yaitu skin test
4. Reduce the risk of health care associated infections
Sebesar 75% menyatakan sikap 45,5% responden tidak
sangat setuju terhadap prinsip menggunakan sarung tangan saat
Reduce the risk of health care akan melakukan kontak dengan
associated infections, namun hal ini cairan tubuh pasien seperti tindakan
bertentangan dengan hasil observasi injeksi, pengambilan darah,
(tabel 4.5) yaitu hanya sebesar 50% melakukan pemeriksaan fisik dan
responden selalu mencuci tangan 6 lainnya.
langkah pada observasi I dan 72,7%
Kebersihan tangan adalah
pada observasi II. Hal ini
komponen terpenting dari
membuktikan bahwa meskipun
kewaspadaan standar dan salah satu
responden telah mengetahui cara
metode yang paling efektif dalam
pencegahan infeksi, namun masih
mencegah penularan patogen yang
terdapat 50% yang tidak mencuci
berhubungan dengan pelayanan
tangan 6 langkah dan 40,9% dan
kesehatan16.
5. Check patient medicines
Sebesar 60,7% responden samping obat. Prinsip yang kedua
menyatakan sikap sangat setuju adalah tepat dosis yaitu mengecek
terhadap prinsip Check patient hasil hitungan dosis dan
medicines yaitu tindakan mengecek mencampur/mengoplos obat. Prinsip
kembali obat yang akan maupun yang ketiga tepat waktu yaitu
telah diberikan. Hal ini sejalan mengecek tanggal kadarluarsa obat
dengan hasil observasi II sebesar dan memberikan obat dalam rentang
100% responden memperhatikan 6 30 menit. Prinsip yang keempat tepat
prinsip benar dalam memberikan pasien yaitu memanggil nama pasien
obat. yang akan diberikan obat dan
mengecek identitas pasien pada
Terdapat 6 prinsip dalam pemberian
17 papan di tempat tidur pasien. Prinsip
obat . Prinsip yang pertama tepat obat
yang kelima tepat cara pemberian
adalah mengecek program terapi
pengobatan; menanyakan ada tidaknya yaitu mengecek cara pemberian pada

alergi obat; menanyakan keluhan pasien label/kemasan obat. Prinsip keenam


sebelum dan setelah memberikan obat; dokumentasi yaitu mencatat nama
mengecek label obat; mengetahui pasien; nama obat; dosis; cara; dan
reaksi obat; mengetahui efek waktu pemberian obat.

6. Identify patient safety risks

Sebesar 47,63% menyatakan sebelum meninggalkan pasien. Dari


sikap setuju terhadap prinsip Identify hasil tersebut menunjukan sikap
patient safety risks yang diartikan yang tidak menunjukkan dukungan
sebagai prinsip mengidentifikasi terkait Identify patient safety risks.
resiko keselamatan pasien. Hal ini
Pencegahan resiko jatuh
berbeda dengan hasil observasi yakni
dapat dilakukan pasa saat pasien
sebesar 36,4% pada observasi I
pertma kali masuk. Pengkajian
responden tidak memastikan
secara menyeluruh termasuk
pengaman tempat tidur seperti rail
pengkajian resiko jatuh pada pasien
dan pengunci roda sudah terpasang
diperlukan perhatian lebih dalam
mengkaji pasien dengan keterbatasan pencahayaan yang adekut, pasang
gerak, jelaskan semua sistem pengaman tempat tidur terutama
komunikasi yang ada, seperti pada pasien dengan penurunan
anjurkan pasien untuk menggunakan kesadaran dan gangguan mobilitas,
bila membutuhkan bantuan terutama serta jaga lantai kamar mandi agar
pada malam hari, berikan alas kaki tidak licin18.
yang tidak licin, berikan

KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN

Kekuatan penelitian

a. Belum ada penelitian tentang b. Kuesioner disusun sendiri oleh


sikap perawat terhadap patient peneliti dan telah dilakukan uji
safety di unit anak di rumah validitas dan reabilitasnya
sakit PKU Muhammadiyah c. Metode observasi dalam
Bantul, PKU Muhammadiyah penelitian dapat mendukung
unit I, PKU Muhammadiyah kevalidan dan keobjektifan dari
unit II. hasil penelitian.
Kelemahan penelitian

a. Proses observasi hanya b. Observasi tidak dapat dilakukan


dilakukan dua kali pengamatan. dengan efektif karena kondisi di
Perlu beberapa kali dilakukan lapangan kurang mendukung
observasi untuk hasil penelitian
yang lebih akurat.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang Bantul, unit Ibnu sina RS PKU


telah dilakukan dari bulan April Muhammadiyah Yogyakarta unit I
hingga Juni 2014, dengan jumlah dan unit Firdaus RS PKU
responden 28 perawat di unit Ar- Muhammadiyah Yogyakarta unit II
rahman RS PKU Muhammadiyah dapat ditarik kesimpulan:
1. Sikap perawat terhadap patient responden selalu mengaplikasikan
safety dengan prosentase sebesar 6 benar dalam pemberian obat.
(71%) terdiri dari 20 responden Prinsip terendah sebesar 47,63%
dikategorikan memiliki sikap pada prinsip Identify patient safety
mendukung, kurang mendukung risks didukung dengan hasil
sebanyak 8 responden (29%). observasi I hanya sebesar 36,4%
2. Prosentase tertinggi pada prinsip dan 54,5% pada observasi II
check patient medicines (60,70%) responden yang melakukan
yang didukung dengan hasil tindakan memastikan pengaman
observasi I (86,4%) dan observasi pada tempat tidur telah terpasang
II (100%) pada tindakan atau tidak

SARAN

1. Bagi rumah sakit 3. Bagi peneliti selanjutnya


Penelitian ini dapat dijadikan - Setelah melihat gambaran sikap
wacana oleh manajemen perawat dalam penelitian ini
keperawatan RS PKU peneliti lain dapat meneliti sikap
Muhammadiyah di DIY khususnya
perawat yang bekerja di unit lain
di unit anak agar sikap mendukung
dirumah sakit yang memiliki
patient safety yang dimiliki perawat
kerentanan terhadap patient
merata. Dengan cara mengadakan
safety seperti pada perawat yang
seminar dan training tentang patient
safety secara berkala.
bekerja di unit gawat darurat,

2. Bagi perawat ICU, dan sebagainya.


Penelitian ini dapat dijadikan - Untuk penelitian selanjutnya agar
wacana oleh tenaga keperawatan dilakukan pengamatan lebih
agar dalam praktik perawat dapat banyak serta dapat dengan
menunjukan sikap yang mendukung menggunakan metode
terhadap patient safety. Dengan cara wawancara
sering mengikuti seminar dan
pelatihan tentang patient safety.
DAFTAR PUSTAKA

1. Miller, M.R., Takata, G., Stucky, E. R., Neuspiel, D.R. (2011). Principles
of Pediatric Patient safety: Reducing Harm Due to Medical Care.
Pediatrics, 127,1199.
2. Notoatmodjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
3. Narendra, Moersintowarti B. Tumbang Anak dan Remaja. Jakarta: CV Sag
ung Seto. 2002
4. Nursalam (2011) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
5. Maltis. (2000). Knowledge and the environment responses. Nursing
theorists and
their work (2nd ed.). St. Louis: C.V. Mosby.
6. Timpe DA (2000) Sari Manajemen Sumber Daya Manusia: Produktivitas.
Edisi:5. Jakarta : PT Gramedia
7. Robbins Stephen P. (2001)`Perilaku Organisasi, Jakarta: PT.
Prenhallindo.
8. Nivalinda, Hartini, Santoso, (2013) Pengaruh Motivasi Perawat Dan
Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap Penerapan Budaya
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana Pada Rumah Sakit
Pemerintah Di Semarang. Diunduh tanggal 30 Juli 2014, dari :
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JMK/article/view/1010/1059
9. Durham dan Alden (2010) Enhancing Patient Safety in Nursing Education
through Patient Simulation. Diunduh tanggal 30 Juni 2014 dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21328731
10. Irwandy, 2007, Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Beban Kerja
Perawat di Unit Rawat Inap RSJ Dadi Makassar Tahun 2005. Magister
Rumah Sakit. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Hasanuddin
11. Ilyas, 2004, Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori, Metoda dan Formula,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
12. Eddie, Jones, David, and Gable (2011) Attitudes Toward Emotions.
Diunduh tanggal 12 juni 2014 dari : http://amodiolab.org/wp-
content/uploads/2011/11/Harmon-Jones-Attitudes-Toward-Emotions.pdf
13. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011.tentang keselamatan pasien dirumah
sakit.
14. Mascioli, S., Laskowski-Jones, L., Urban, S., Moran, S.(2009).Improving
Handoff Communication. Nursing 2009 39 (2).
15. IDAI (2009). Program Nasional Bagi Anak Indonesia 2015 Oleh Ikatan
Dokter Indonesia. Diunduh tanggal: 2 Juli 2014 dari:
http://www.idai.or.id/perlindungananak/artikel.asp?q=2009416121921.
16. WHO (2008) dalam Guidelines on Hand Hygiene in Health Care.
Diunduh tanggal 18 Juni 2014, dari
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241597906_eng.pdf
17. Melmon, K.L., Morelli, H.F., (2000) Clinical Pharmacology, Basic
Principles in Therapeutics, 3th ed., Macmilan Publishing Co. Inc, New
York.
18. Potter, P. A. & Perry,.A. G., 1997, Fundamentals of nursing: concepts,
process,and practice. (4th edition). St. Louis: Mosby year book.
.

Anda mungkin juga menyukai