SKRIPSI
Oleh :
Arif Saifullah
NIM : ST 13005
Segala puji syukur dan sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT serta salam terhatur kepada Rasulullah Muhammad S.A.W, yang selalu
perawat dengan tindakan perawat dalam managemen nyeri pasien post operasi di
hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi S-1
skripsi ini.
ini.
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
ABSTRAK xii
ABSTRACT xiii
BAB I PENDAHULUAN
2.5 Hipotesis 35
BAB III METODE PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan 72
6.2 Saran 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Abstrak
Arif Saifullah
ABSTRACT
Nurses with their knowledge can deal with the post-operative pain problem
individually and collaboratively. The nurses in charge when faced with pain
complaints all this time take the initial measures by having collaboration with
doctors for the analgesic drug administration. The collaboration rarely uses the
non-pharmacological technique.
The objective of this research is to investigate the nurses’ knowledge level
and their intervention on the post-operative patients’ pain management.
This research used the descriptive corelational method with the cross-
sectional approach. The samples of research consisted of 36 nurses employed at
the surgical wards (Wards Mawar and Wijaya Kusuma) of dr. Soehadi
Prijonegoro Local General Hospital of Sragen. The research used the
Spearman’s Rank correlation test to analyze the nurses’ knowledge level and their
intervention.
The result of the research shows that 20 nurses (56%) had the good
knowledge level. 19 respondents (53%) had the good intervention on the pain
management as indicated by the significance-value (p-value) = 0.000 which was
less than 0.05, meaning that the nurses’ knowledge level affected their
intervention on the pain management.
Thus, there was a correlation between the nurses’ knowledge level and
their intervention on the post-operative patient’s pain management at the surgical
wards of dr. Soehadi Prijonegoro Local General Hospital of Sragen.
PENDAHULUAN
lokal, regional atau umum (Smeltzer & Bare, 2007). Proses pembedahan
berbagai keluhan dan gejala dimana salah satu keluhan yang sering
(Asmadi, 2008). Nyeri pada pasien post operasi merupakan nyeri akut yang
intensitas ringan sampai berat, durasinya singkat (dari beberapa detik sampai
2005)
meskipun demikian nyeri merupakan salah satu keluhan yang paling ditakuti
oleh pasien post operasi. Sensasi nyeri mulai terasa sebelum kesadaran klien
pengaruh obat anestesi. Nyeri yang dialami oleh pasien post operasi adalah
nyeri akut yang terjadi karena adanya luka insisi bekas pembedahan. Nyeri
akut yang dirasakan oleh pasien post operasi merupakan penyebab stress,
cemas, tidak nafsu makan dan ekspresi tegang (Perry & Potter, 2006).Selain
hal itu nyeri post operasi juga dapat menimbulkan peningkatan laju
bersifat subjektif, maka perawat mesti peka terhadap sensasi nyeri yang
dialami pasien (Asmadi, 2008).Namun sayangnya belum banyak yang
diketahui dan belum dikelola dengan baik, padahal perawat memiliki lebih
2005).
luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat yang memiliki
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra
masalah nyeri post operasi baik secara mandiri maupun secara kolaboratif
obat yang mampu menghilangkan sensasi nyeri (Brunner & Suddart, 2005).
234 juta per tahun, hampir dua kali lipat melebihi angka kelahiran per tahun
(Weiser et al. 2008). Studi pada negara-negara industri, angka komplikasi
mayor termasuk satu juta orang yang meninggal selama atau setelah tindakan
Indonesia terjadi peningkatan dimana tahun 2000 sebesar 47.22%, tahun 2001
sebesar 45.19%, tahun 2002 sebesar 47.13%, tahun 2003 sebesar 46.87%,
tahun 2004 sebesar 53.22%, tahun 2005 sebesar 51.59 %, tahun 2006 sebesar
53.68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang signifikan (Grace, 2007).
sampai Desember 2013 sebanyak 3538 pasien. Jumlah pasien operasi di ruang
Mawar dan Wijaya Kusuma dari bulan Januari sampai Juni 2014 sebanyak
487 pasien. Peneliti juga mendapatkan data jumlah perawat di Bangsal Bedah
orang, S1 ada 11 orang, DIV ada 1 orang dan DIII ada 23 orang.
dengan keluhan nyeri selama ini kebanyakan langkah awal yang diambil
adalah kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan analgetik,
sudah ada program terapi dari dokter, ada pula yang mengatakan mereka
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan
2. Tujuan Khusus
Sragen.
perioperatif.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
tingkat, yakni :
1. Tahu (know)
Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
2. Memahami (comprehension )
3. Aplikasi (aplication)
4. Analisis (analysis )
5. Sintesis (synthesis )
yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
1. Pendidikan
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
2. Pekerjaan
langsung.
3. Umur
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada
hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir
4. Minat
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan
5. Pengalaman
positif.
6. Kebudayaan
lingkungan.
7. Informasi
coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode ini
telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk
ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau
b. Secara Kebetulan
yang lalu.
cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak
dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan
deduksi.
i. Induksi
Proses berpikir induksi berasal dari hasil pengamatan indra atau hal-hal
yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal
j. Deduksi
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah‟, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research
2.1.1.5 Perilaku
adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku
perilaku manusia.
dari proses interaksi dengan lingkungan. Cara yang kedua inilah yang
2.1.2.1 Nyeri
2008).
(Tamsuri, 2007).
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat
individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain (Kozier & Erb,
2009).
menjadi dua golongan yaitu penyebab yang berhubungan dengan fisik dan
(2006), di antaranya :
1. Nyeri Perifer.
a. Nyeri superfisial, yaitu rasa nyeri yang muncul akibat rangsangan pada
b. Nyeri viseral, yaitu rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi dari
c. Nyeri alih, yaitu nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh dari
penyebab nyeri.
2. Nyeri Sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis, batang otak dan
talamus.
3. Nyeri Psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya. Dengan kata lain, nyeri ini
1. Nyeri Akut
Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Awitan
2. Nyeri Kronis
Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyerinya bisa
penuh rahasia dan menggugah rasa ingin tahu para ahli. Begitu pula untuk
bergantung pada aktivitas serat saraf aferen berdiameter besar atau kecil
1. Usia
mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka
diperiksakan.
2. Jenis Kelamin
nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (tidak pantas kalau laki-laki
3. Kebudayaan
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon
bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan
4. Makna Nyeri
5. Ansietas
6. Keletihan
7. Pengalaman Sebelumnya
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat
ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi
8. Gaya Koping
mengatasi nyeri.
9. Dukungan Sosial dan Keluarga
perlindungan.
sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.
sebagai berikut :
Skala numerik adalah suatu alat ukur yang meminta pasien untuk
VAS (Visual Analog Scale) adalah suatu garis lurus yang mewakili
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik.
berkomunikasi, memukul.
1. Pendekatan farmakologis
b. Analgetik Opioid
obat ini merupakan patokan dalam pengobatan nyeri pasca operasi dan
nyeri terkait kanker. Morfin merupakan salah satu jenis obat ini yang
farmakologi meliputi:
d. Distraksi
e. Teknik Relaksasi
rasa tidak nyaman atau nyeri/stress fisik dan emosi pada nyeri.
f. Imajinasi Terbimbing
g. Hipnosis
prosentase. Misalnya:
dari 6 bulan dengan serangan yang muncul mendadak dengan sebab dan
Menurut Brunner & Suddart (2005), bentuk nyeri pada post operasi
sebagai berikut:
1) Awitannya mendadak.
nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang hanya berespon pada
stimulus yang kuat yang secara potensial merusak jaringan (Brunner &
Suddart, 2005).
dilihat dibawah.
Pasien post operasi
Kerusakan jaringan
(Luka Insisi)
Nyeri
Factor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan: Pengetahuan tentang
managemen nyeri
Pendidikan
Pekerjaan
Umur
Tindakan perawat dalam
managemen nyeri
Perubahan intensitas
nyeri
Gambar 2.6
Kerangka konsep penelitian
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
(Arikunto, 2010).
Sragen.
BAB III
METODE PENELITIAN
terhadap data yang sudah ada (Arikunto, 2010). Metode pendekatan yang
3.2.1 Populasi
(Mawar dan Wijaya Kusuma) RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen yang
3.2.2 Sampel
penelitian semuanya.
Berdasarkan jumlah perawat yang bertugas di Bangsal Bedah RSUD
20 item dengan jawaban benar (B) atau salah (S). pertanyaan terdiri
a. Baik : 76 – 100 %
Berarti pengetahuan baik apabila jawaban benar 16-20 soal
b. Cukup : 56 – 75 %
soal
c. Kurang: ≤ 55 %
jawaban yaitu “Ya” atau “Tidak”, apabila dilakukan diberi skor 1 dan
pada kolom jawaban. Dari hasil observasi ini akan menghasilkan tiga
kategori cukup bila skor 12-15, dan kategori kurang baik bila skor ≤
11.
item dengan skor total ( Priyatno, 2009). Rumus yang digunakan adalah :
N XY X Y
rxy
N . X 2
X
2
N . Y 2
Y
2
Dimana :
N = jumlah responden
rhitungdengn tabel product moment. Bila rhitung lebih besar dari rtabel, maka
pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Bila rhitung
lebih kecil dari rtabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid dan harus diganti,
k t b
2 2
r11 =
k 1 t
2
Dimana :
r11 = reliabilitas
minimal 0,70.
oleh Febri (2010), dengan hasil uji validitas yang sudah dilakukan pada
soal r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir soal pengetahuan
bahwa nilai alpha lebih besar dari 0,70, maka instrumen penelitian
tersebut reliabel.
kuesioner kemudian membagikan kepada responden dan diisi saat itu juga
dengan menggunakan :
1. Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung diambil dari
nyeri.
2. Data sekunder yaitu data yang didapatkan secara tidak langsung dari
penelitian ini diperoleh dari data di rekam medik dan data dari bidang
1. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara langsung kepada responden untuk
2. Angket kuesioner.
terlebih dahulu.
3. Observasi responden
4. Dokumentasi
5. Tinjauan literatur
data yang sudah terkumpul sehingga hasil yang diperoleh tidak bias atau
2. Coding
dan pengetahuan kurang diberi kode 3. Pada check list observasi untuk
nyeri cukup diberi kode 2, dan untuk tindakan manajemen nyeri kurang
diberi kode 3.
3. Transfering
program excel.
4. Tabulating
Merupakan kegiatan menyusun data dalam bentuk tabel. Pada tahap ini,
mempermudah pembacaan.
5. Entry data
Analisa data hasil penelitian ini dilakukan dengan 2 cara yaitu sebagai
berikut:
a. Analisis univariat
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari
Keterangan:
Kriteria keputusan:
a. Apabila p value > 0,05 maka hipotesa nol (Ho) diterima dan Ha
b. Apabila p value < 0,05 maka hipotesa nol (Ho) ditolak dan Ha
Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-
hak subjek, dan prinsip keadilan (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini
pada:
namun apabila responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak boleh
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
BAB IV
HASIL PENELITIAN
tahun 1995 RSUD Sragen menjadi tipe C yang tertuang dalam SK Bupati
Swadana yang tertuang dalam Perda Nomor 7 Tahun 1999. Pada tahun 2011
rawat jalan (IGD 24 jam, poliklinik), rawat inap, kegawat daruratan, rawat
intensif (ICU dan ICCU), pelayanan operasi (one day care), pelayanan
Mata, Penyakit Saraf, Penyakit THT, Paru, Orthopedi, Anestesi, Jantung dan
Wijaya Kusuma (Bangsal VIP dan SVIP), Teratai, Mawar, Tulip, Aster,
Sakura, Anggrek, Melati dan Cempaka. Selain itu juga terdapat bangsal ICU,
sekitar 75. Sejak tahun 1960, merupakan tipe D dengan tempat tidur sekitar
100. Tahun 1993 ditingkatkan tipenya menjadi tipe C dengan jumlah tempat
tidur 174 dan pada tahun 2007 rumah sakit ini sudah memiliki 199 tempat
Ruang Mawar merupakan ruang rawat inap yang merawat pasien bedah
kelas II dan kelas III. Kapasitas tempat tidur sebanyak 42 buah. Perawat
merupakan ruang rawat inap dengan kapasitas 23 tempat tidur dan perawat
nyeri.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jml %
1. Laki-laki 11 31%
2. Perempuan 25 69%
Total 36 100%
Sumber : Data Primer
(31%).
berikut :
Jenis Kelamin
Laki-laki
31%
Perempuan
69%
Laki-laki Perempuan
No Umur Jml %
1. 26 – 30 Thn 12 33%
2. 31 – 35 Thn 13 36%
3. 36 – 40 Thn 5 14%
4. 41 – 45 Thn 1 3%
5. 46 – 50 Thn 4 11%
6. 51 – 55 Thn 1 3%
Total 36 100%
Sumber: Data Primer
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berusia 26-
berikut:
Umur
46-50 Thn
11%
51-55 Thn
41-45 Thn 3% 26-30 Thn
3%
36-40 33% 26-30 Thn
Thn 31-35 Thn
14% 36-40 Thn
41-45 Thn
46-50 Thn
51-55 Thn
31-35 Thn
36%
No Pendidikan Jml %
1. DIII 23 64%
2. DIV 1 3%
3. S1 11 30%
4. S2 1 3%
Total 36 100%
Sumber: Data Primer
S2.
berikut :
Pendidikan
S2
3%
S1
30% DIII
DIV
DIII
64% S1
S2
DIV
3%
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa 13 responden (36%) memiliki masa
kerja 1-5 Thn, 13 responden (36%) memiliki masa kerja 6-10 Thn, 5
memiliki masa kerja 16-20 Thn, 3 responden (8%) memiliki masa kerja
21-25 Thn, dan 2 responden (6%) memiliki masa kerja 26-30 Thn.
Distribusi frekuensi masa kerja dapat dilihat dari gambar 4.4 berikut :
Masa Kerja
21-25 Thn
8%
26-30 Thn
16-20 Thn 6%
0%
11-15 1-5 Thn
Thn 1-5 Thn
36%
14% 6-10 Thn
11-15 Thn
16-20 Thn
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
No Pengetahuan Jml %
1. Baik 20 56%
2. Cukup 16 44%
3. Kurang 0 0%
Total 42 100%
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai
yang mempunyai tingkat cukup 16 responden (44%), dan tidak ada yang
berikut:
Pengetahuan
Kurang
0%
Baik
Cukup
44% Cukup
Baik Kurang
56%
No Tindakan Jml %
1. Baik 19 53%
2. Cukup 17 47%
3. Kurang 0 0%
Total 36 100%
Sumber : Data Primer
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang mempunyai
4.7 berikut :
Tindakan Perawat
Kurang
0%
Cukup
47% Baik Baik Cukup
53% Kurang
SPSS versi 20.0 dengan uji Rank Spearman yang hasilnya dalam tabel
sebagai berikut:
Table 4.8
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Tindakan Perawat
Dalam Manajemen Nyeri Pasien Post Operasi di Bangsal Bedah
RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen
Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa, nilai Sig. (2-tailed) = 0,000
< p = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan ada
tinggi atau semakin baik tindakannya dalam manajemen nyeri. Begitu pula
erat dan jika mendekati 0 maka hubungan semakin lemah. Karena nilainya
PEMBAHASAN
Prijonegoro Sragen.
yang secara umum lebih baik dikerjakan oleh laki-laki, ada juga
adalah masa kerja 1-5 Thn 13 responden (36%) dan memiliki masa
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-
(44%), dan tidak ada yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang (0%).
Sehingga dapat dikatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan
2007).
(Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan terbentuk dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal antara lain yaitu umur dan intelegensi sedangkan faktor
semakin tinggi, akan semakin baik pula pola pikirnya. Pola pikir yang
analisis yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan
kesadaran akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
terhadap stimulus atau objek. Respon ini sudah dalam bentuk tindakan
hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
sebagai semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara
2012). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Eriawan
pengalaman kerja yang lebih dari 5 tahun. Karena itu dari pengalaman
(Kusrini, 2006).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
2012).
Analisa data menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < p = 0,05
Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki perawat,
operasi.
operasi. Karena itu dari pengalaman dan penelitian terbukti perilaku yang
didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
Murdeani, 2006)
Pengetahuan yang didapatkan oleh responden sangat berpengaruh
perawat. Oleh karena itu pengetahuan seorang perawat akan suatu hal
nyeri. Dengan pengetahuan yang baik maka perawat dapat lebih dinamis
sebesar 0,450 dan nilai signifikansi hitung (2-tailed) sebesar 0,036. Hasil
ini menunjukkan bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi perawat
melaksanakan tugasnya.
antara sikap dengan tindakan perawat dalam manajemen nyeri pasien post
Sikap yang positif dari perawat sangat membantu pasien dalam mengatasi
PENUTUP
6.1 Simpulan
berikut:
(64%), masa kerja paling banyak 1-5 Thn dan 6-10 Thn sebanyak 13
responden (53%).
4. Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan
kekuatan hubungan kuat. Hal ini dapat dilihat dari nilai signivikansi yang
kurang dari 0,05, p-value sebesar 0,000 dan koefisien korelasi sebesar
0,610.
6.2 Saran
Skripsi ini dapat menjadi informasi tambahan bagi pembaca, dan instansi
nyeri.
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Brunner & Suddart. 2005. Buku ajar keperawatan medikal bedah, (Edisi8). Alih
bahasa: Andry Hartono Kuncara, Elyna S. Laura Siahaan & Agung
Waluyo. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Grace A. N Pierce & Neil R Borley. 2007. Ilmu Bedah. Ed 3. Jakarta : EMS
Guyton, A. & Hall, J 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Hidayat, A. aziz. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Kozier Barbara ERD, Glenora, Berman Audrey & Snyder Shirlee, J. 2009.
Fundamental of nursing consept proses end praktice, (Seven Edition).
New Jersey: Pearson Prectice Hail Upper Saddel River.
Majid, A., Judha, M., dkk 2011. Keperawatan Perioperatif. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Notoatmodjo, 2011, Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni, Jakarta: Rineka Cipta
Price A,Sylvia & Wilson M Lorraine. 2006. Patofisiologi konsep klinis proses-
proses penyakit,( Edisi 6). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Robbins, S.P.,& Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi ke-12. Jakarta: salemba
Empat.
Sjamsuhidajat, R & Jong de Wim. 2004. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran, EGC.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2007. Buku Ajar Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Penerbit Alfa Beta.
Utami, W,Y. & Supratman. (2009). Pendokumentasian dilihat dari beban kerja
perawat. Berita ilmu keperawatan, 2, (I), 7-12.
Weiser S.D., Heisler M., Leiter K., et al. 2007. Routine HIV testing in Botswana:
A population-based study on attitudes, practices, and human right
concerns. PLoS Med 3(7): e261.