Anda di halaman 1dari 30

Lab/Smf Ilmu Kesehatan Anak Tutorial

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

Demam Dengue
Disusun oleh:

Ery Irawan
NIM. 0708015017
Listyono Wahid R.
NIM. 0808015009

Pembimbing:
dr. Fatchul Wahab, Sp. A
Identitas
Ruang perawatan : Melati
Nama : An. Nd
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 4 Tahun 11 Bulan
Alamat : Jln. TVRI,
Samarinda
Anak ke : 1 dari 2
bersaudara
Anamnesa
Keluhan Utama
Muntah sejak semalam sebelum masuk rumah sakit

Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk rumah sakit melalui IGD pada hari sabtu pagi
pukul 11.00 WITA. Keluhan awal berupa demam dirasakan
sejak hari jumat malam. Keluhan demam tinggi dibarengi
dengan mual dan muntah, serta menggigil. Keesokan harinya
pasien dibawa ke IGD karena lemah dan terus muntah.
Demam terus dirasakan hingga hari selasa pagi pasien tidak
mengeluhkan demam kembali. Demam sempat meninggi dari
hari senin pagi hingga selasa pagi.

Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah menderita ISPA saat usia 3
tahun dan pernah di rawat di RS selama 6 hari.

Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
keluhan serupa
Keadaan Sosial Ekonomi :
Pasien tinggal dan dirawat oleh kedua orang tua.
Konsumsi untuk keluarga pasien berasal dari
penghasilan ayahnya sebagai PNS.
Dalam satu hari keluarga pasien biasa makan tiga kali
sehari dengan nasi, lauk, pauk, dan buah
Pasien dan keluarga tinggal di rumah kontrakan yang
berdinding beton, beratap genteng dan lantai semen
berukuran 15 x 7 meter, berlantai satu, 3 kamar.
Dalam satu rumah dihuni oleh 4 orang, yaitu: ayah,
ibu, pasien, dan adik pasien.
Kamar mandi dan toilet berada di dalam rumah.
Sumber air: PDAM
Listrik: PLN
Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada tanggal : 30 September 2012


(pukul 13.00 WITA)
Antropometri
Berat badan : 14 kg
Panjang Badan : 98 cm
BMI : 12,62 Kg/m2
Lingkar Kepala : 53 cm
Lingkar Lengan Atas : 16,2 cm
Tanda Vital
Nadi : 90 x/menit (reguler, isi cukup, kuat angkat)
Frekuensi napas : 36 x/menit
Suhu aksiler : 36,7 C
Keadaan Umum
Kesan sakit : Sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Status Gizi : gizi baik (menggunakan Z-score)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Hb Ht Plt WBC

40

35

30

25

20

15

10

0
IGD 09.00 / 28 09.00 / 29 21.00 / 29 09.00 / 30 21.00 / 30 09.00 / 31 21.00 / 31
Tangg 27 28 29 30 31
al
Jam IGD 09.0 09.0 21.0 09.0 21.0 09.0 21.0
0 0 0 0 0 0 0
Hb 12,4 11,4 12,2 9,3 12,1 9,9 11,5 10,5
Ht 35,4 33,5 34,7 29 35 30 33 31
PLT 267 154 134 107 107 98 95 112
WBC 12,9 3,3 2,3 2,6 3,3 3,2 3,5 4,5

29/09.00 : IgG dengue (-), IgM dengue (+)


Suhu
Suhu
41

40

39

38

37

36

35

34

33

32
Diagnosis Kerja

Dengue Hemoragic Fever


Terapi

IVFD RL 20 tpm
Paracetamol syr 3x1 cth
Vometa syr 3x1 cth
Amoxicillin syr 3x1 cth
Antasida syr 3x1 cth
Ranitidine 3x15 mg
Dengue Hemoragic
Fever
Virus dengue
Etiologi
Termasuk Arthropode borne viruses
Genus Flavivirus, family Flaviviridae
Serotipe :
Dengue 1
Dengue 2
Dengue 3 (Indonesia : dominan dan klinis berat)
Dengue 4
Infeksi 1 serotipe antibody (terhadap yang lain kurang)
Didaerah endemis bisa kena 3 atau 4 serotipe selama hidup
Cara penularan
3 faktor yang memegang peranan :
manusia
virus dengue
vektor perantara (nyamuk) :
aedes aegypti
aedes albopictus
aedes polynesiensis
Penularan (+) bila nyamuk menggigit orang saat viremia :
2 hari sebelum 5 hari setelah panas (+)
Nyamuk terinfeksi dapat menularkan virus seumur hidup
Patofisiologi utama
Menentukan derajat penyakit
Membedakan antara DBD dan DD

Peningkatan permeabilitas dinding pembuluh
darah
Penurunan volume plasma
Terjadinya hipotensi
Trombositopenia
Diatesis hemoragik
Gejala klinik

Masa inkubasi : 4 6 hari


Gambaran klinis infeksi virus dengue sangat bervariasi
(mulai asimptomatis, undifferentiated fever, DD sampai
DBD / DSS)
2 kelompok penderita DBD / DSS berdasarkan umur :
Kelompok > 1 tahun : terinfeksi kedua kalinya oleh serotype
berbeda dengan serotype virus penyebab infeksi primer (> 90 %
kasus DBD / DSS)
Kelompok < 1 tahun : terinfeksi virus dengue untuk pertama
kalinya, dalam darah ibunya telah ada Ab terhadap virus dengue
DD Gejala DBD
++ Nyeri kepala +
+++ Muntah ++
+ Mual +
++ Nyeri otot +
++ Ruam kulit +
++ Diare +

Gejala klinis +
+
Batuk
Pilek
+
+
DD dan DBD ++ Lymphadenopathi +
+ Kejang +
- Kesadaran menurun ++
- Obstipasi +
+ Uji tourniquet (+) ++
++ Petechiae +++
- Perdarahan saluran cerna +
++ Hepatomegali +++
+ Nyeri perut +++
++ Trombositopenia ++++
- Shock +++
Tourniquete test

Manset 2/3 upper arm


Fixed between systolic and dyastolic
Wait for 5 minute
Positive : > 20 petechiae /inchi or 2,5
cm2
Komplikasi

Encephalopathi DBD :
Perdarahan otak
Encephalitis
Gangguan metabolik dan elektrolit
Kegagalan hati akut
Gangguan fungsi ginjal :
Gagal ginjal akut
Sindroma uremik hemoitik
Edema paru
Criteria Diagnosa DBD
Klinis : (WHO, 1997)
Demam mendadak tinggi 2 7 hari
Perdarahan (uji bendung (+), petechie, epistaxis, dll)
Hepatomegali
Shock (nadi kecil dan cepat, tekanan nadi < 20 mmHg,
acral dingin, hipotensi, gelisah, kulit lembab)
Laboratories :
Trombositopenia (100.000 / ul atau kurang)
Hemokonsentrasi (kadar Ht > 20 % dari normal)
Catatan : pada penderita anemia dan atau
perdarahan efusi pleura dan atau
hipoalbunemia membantu diagnosa
Derajat / berat penyakit
(WHO, 1997)
Derajat :
I : Demam dengan uji bendung (+)
II : Derajat I ditambah perdarahan spontan
III : Didapatkan kegagalan sirkulasi (nadi cepat dan
lemah, tekanan nadi < 20 mmHg, hipotensi, sianosis
circumoral, acral dingin, gelisah)
IV : Shock berat, nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak terukur

Catatan : adanya trombositopenia dan


hemokonsentrasi membedakan DBD derajat I / II
dengan DD
Rapid Serodiagnostic
test
IgM IgG Interpretation

+ - Primary infection

+ + Secondary infection

- + Suspected infection
No infection or repeat a week later if
- -
clinically suspected
Diagnosa banding
Awal : demam tifoid, campak, influenza, malaria
Demam dengue
Demam chikungunya
Penyakit infeksi + perdarahan kulit :
Sepsis
Meningitis meningococcus
Penyakit darah :
ITP
Leukemia
Anemia aplastik
Pengobatan

Pengobatan kausa belum ditemukan


Berdasarkan atas patofisiologi mengganti cairan intra
vascular yang hilang
Terapi penderita DBD tanpa shock :
Monitor tanda tanda shock dini (keadaan umum, nadi, tensi, suhu,
respirasi, urine, Hb, Ht, trombosit) Ht dan trombosit > T / N
Penggantian cairan
Beri minum banyak (1,5 2 liter oralit / 24 jam)
i.v.f.d. : bila :
muntah terus
Ht terus meningkat / > 40 %
Trombosit cepat menurun setelah hari III
Obat (antipiretik, antikonvulsan, antibiotik)
Criteria pemulangan pasien DBD

Tampak perbaikan secara klinis


Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
Tidak dijumpai distress resp (efusi pleura /
asidosis)
Hematokrit stabil
Jumlah trombosit cenderung naik > 50.000 ul
3 hari setelah shock teratasi
Nafsu makan membaik
Pencegahan

Memberantas vektor :
Fogging (malathion)
Abate
Pembersihan sarang nyamuk 3 M :
Menguras tempat penampungan air secara teratur
Menutup tempat penampungan air
Mengubur / menyingkirkan kaleng, botol bekas, plastik sehingga
tidak menjadi sarang nyamuk

Menghindari gigitan nyamuk (kelambu, kawat kasa,


kamar cukup sinar dan tidak ada pakaian bergantung)
Vaksin
Prognosis

Jelek bila :
Encephalitis / encephalopathi (+)
Jelek oleh karena :
Keterlambatan datang berobat
Keterlambatan / kesalahan diagnosa
Kurang mengenal tanda DBD yang kurang
lazim
Kurang mengenal tanda kegawatan

Anda mungkin juga menyukai