Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

Demam Berdarah Dengue

Pembimbing:
dr. Hushaemah Syam, Sp. A
Identifikasi

• Nama :MN
• Umur : 2 Tahun 2 bulan
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Bangsa : Indonesia
• Alamat : Makassar
• MRS tanggal : 10 Mei 2018
• MedRec : 082074
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Demam
• Keluhan Tambahan : Menggigil, lesu, nafsu makan
menurun, nyeri kepala, mimisan, muntah
• Riwayat Perjalanan Penyakit
• 2 hari SMRS: demam, demam terus menerus,
semakin hari suhu semakin meninggi, mengigil (+),
kejang (-), lesu (+), nafsu makan menurun (+), nyeri
kepala (-), nyeri sendi (-), nyeri ulu hati (-), batuk (-
), pilek (-), sulit menelan (-), nyeri telinga (-).
• 1 hari SMRS: muntah, frekuensi 1x, isi apa yang
dimakan, mual (-).
• BAB dan BAK biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat pernah menderita penyakit dengan keluhan
yang sama disangkal.
• Riwayat bepergian ke luar kota atau ke daerah
endemis malaria disangkal.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


• Riwayat adanya tetangga sekitar rumah yang
menderita DBD (+)

Riwayat Kelahiran
• Lahir dari ibu G2P2A0, cukup bulan, spontan
langsung menangis, ditolong bidan, BBL = 3100
gram, PB = 49 cm. Riwayat ibu demam tidak ada,
riwayat PEB tidak ada, riwayat KPSW tidak ada.
Riwayat Makanan
• Kesan : Kualitas dan kuantitas gizi cukup baik

Riwayat Perkembangan
• Kesan : Perkembangan motorik masih normal

Riwayat Imunisasi
• Kesan : status imunisasi dasar penderita lengkap

Riwayat Sosial Ekonomi


• Penderita adalah anak pertama dari Tn.S yang
bekerja sebagai pedagang dan Ny.NH sebagai ibu
rumah tangga. Secara ekonomi, keluarga penderita
tergolong mampu.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
• Keadaan Umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : kompos mentis
• Nadi : 80 x/menit, isi & tegangan cukup
• Tekanan Darah : 100/60 mmHg
• Pernapasan : 32 x/menit
• Suhu badan : 38,6 oC
• Berat badan : 11 kg
• Tinggi badan : 91 cm
• Status Gizi : Gizi baik

Pemeriksaan Khusus
• Kepala
Hidung : epistaksis (-)
Gigi dan mulut : gusi berdarah (-)
• Leher : dalam batas normal
• Thoraks : dalam batas normal
• Abdomen : dalam batas normal
• Ekstremitas : akral dingin (-), edema tidak ada,
ptekiae spontan tidak ada, CRT < 3 detik, Rumple
leed (-)
• Status neurologikus : dalam batas normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hb : 15,2 g/dl
• Ht : 46 %
• Trombosi : 16.000/ul
• Leukosit : 2.600/ul
• Hitung Jenis : 0/1/2/58/32/7
RESUME
• Seorang pasien anak laki-laki berusia 2 tahun 2
bulan dengan berat badan 11 kg, datang ke RS.
Pelamonia dengan keluhan demam sejak 2 hari yang
lalu. Demam terus menerus dan kadang mengigil.
Selain itu pasien juga muntah dengan frekuensi 1 kali
berupa air dan makanan, batuk berdahak (+), mual (-
), nyeri kepala (-), nyeri perut (-), kejang (-), BAB baik
dan BAK lancar, nafsu makan menurun, nafsu minum
baik
DIAGNOSIS BANDING
• Bronkopneumoni
• Demam Berdarah Dengue grade II
• Infeksi Salurah Kemih (ISK)

DIAGNOSIS KERJA
Twrsangka Infeksi Virus Dengue

PENATALAKSANAAN
• Tirah baring dan perbanyak minum
• IVFD RL 14 Tpm
• Paracetamol Flc 110 mg/8j/IV
• Ambroxol Syr
• Cek Hb, Ht, Trombosit tiap 12 jam
• Cek urin rutin
• Observasi tanda vital, perdarahan, diuresis, cairan/ balance
cairan

PROGNOSIS
• Quo ad vitam dan fungsional : dubia ad bonam
(Tanggal 10 Mei 2018)
• Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan demam
tinggi sejak 2 hari yang lalu, demam terus menerus
dan menggigil, muntah (+) dengan frekuensi 1 kali
berupa air dan makanan, batuk berdahak (+), nyeri
kepala (-) , nyeri perut (-), kejang (-), BAB Baik, BAK
Lancar, Nafsu Makan Menurun, Nafsu Minum Baik
• Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD : 100/70 mm/hg
Nadi : 88 x/mnt, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 36 x/mnt
Suhu : 36,5 oC
CRT : < 3 detik
• Diagnosis kerja : Hiperpireksia EC Susp ISP
Darah Rutin
• WBC : 4.24 x103 /uL
• RBC : 4.12 x106 /uL
• HGB : 10.8 g/dl
• HCT : 31.4 %
• MCV : 76.2 fL
• MCH : 26.2 pg
• LED : 20 mm/jam

Penatalaksanaan IGD
• IVFD RL 14 tpm
• Paracetamol Flc 110 mg/ 8j/ IV
• Ambroxol Syr 3x1/4 cth
• Little U Syr 1 x 1
(Tanggal 11 Mei 2018)
• Demam (+), hari ke 3 batuk (+), berdahak (-), mual (-),
muntah (-), nyeri perut (-). Rumple Leed = Positif
• Nafsu makan : menurun
• Nafsu makan : baik
• Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD : 90/60 mm/hg
Nadi : 92 x/menit, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 44 x/menit
Suhu : 39,1oC
CRT : < 3 detik
• Diagnosis kerja : TIVD
Darah Rutin
Darah Rutin
• WBC : 4.19 x103 /uL
• RBC : 4.18 x106 /uL
• HGB : 10.9 g/dl
• HCT : 33.1 %
• MCV : 79.2 fL
• MCH : 26.1 pg
(Tanggal 12 Mei 2018)
• Demam (+).Batuk (+), sakit kepala (+), pusing (+), mual
(+), muntah (-), epiktasis (+)
• Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD : 90/60 mm/hg
Nadi : 98 x/menit, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 40 x/menit
Suhu : 37,9 oC
CRT : < 3 detik
• Diagnosis kerja : TIVD
(Tanggal 13 Mei 2018)
• Keluhan : demam (-), menggigil (-), mimisan (-), gusi
berdarah (-), BAB cair (+) 1x, nyeri epigastrium(+),
muntah (-)
• Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD : 110/70 mm/hg
Nadi : 92 x/menit, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 32 x/menit
Suhu : 36,4 oC
CRT : < 3 detik

• Diagnosis kerja : TIVD


• Darah Rutin
(Tanggal 14 Mei 2018)
• Keluhan : demam (-), menggigil (-), mimisan (-), gusi
berdarah (-), BAB cair (-), nyeri epigastrium (-),
muntah (-)
• Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD : 110/80 mm/hg
Nadi : 88 x/menit, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu : 36,5oC
CRT : < 3 detik
• Diagnosis kerja : TIVD + Bronkopneumoni
(Tanggal 15 Mei 2018)
• Keluhan : demam (-), menggigil (-), mimisan (-), gusi
berdarah (-), BAB cair (-), nyeri epigastrium (-),
muntah (-)
• Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD : 110/80 mm/hg
Nadi : 88 x/menit, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu : 36,5oC
CRT : < 3 detik
• Diagnosis kerja : DBD grade II dengan perbaikan
Pasien diperbolehkan pulang
DIAGNOSA AKHIR
• TIVD + Broncopneumoni
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
demam akut yang disebabkan oleh virus dengue serta
memenuhi kriteria WHO untuk DBD.6 DBD adalah
salah satu manifestasi simptomatik dari infeksi virus
dengue.
Patofisiologi
• Dua teori yang banyak dianut : hipotesis infeksi
sekunder (secondary heterologous infection theory)
dan hipotesis immune enhancement.
Bentuk klinis
Berdasarkan kepastian diagnosis
• Tersangka Demam Dengue (TDD)
• Tersangka Demam Berdarah Dengue (TDBD)
• Demam dengue
• Demam berdarah dengue

Berdasarkan kriteria WHO 1997, diagnosis DBD


– Demam atau riwayat demam akut, 2-7 hari
– Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan
berikut: uji bendung positif; petekie, ekimosis,
atau purpura; perdarahan mukosa; hematemesis
dan melena.
– Trombositopenia
– Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma

Terdapat 4 derajat spektrum klinis DBD (WHO, 1997)


• Derajat 1, Derajat 2, Derajat 3, Derajat 4
Pemeriksaan penunjang
• kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah
trombosit, dan hapusan darah tepi
• Pada DBD yang disertai manifestasi perdarahan atau
kecurigaan terjadinya gangguan koagulasi, dapat
dilakukan pemeriksaan hemostasis (PT, APTT,
Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP).
• Untuk membuktikan etiologi DBD, dapat dilakukan
uji diagnostik melalui pemeriksaan isolasi virus,
pemeriksaan serologi yaitu dengan mendeteksi IgM
dan IgG-anti dengue, atau biologi molekular
• pemeriksaan antigen spesifik virus Dengue, yaitu
antigen nonstructural protein 1 (NS1).
• Pemeriksaan radiologis
Terapi
• bersifat suportif dan simtomatis
• ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat
kebocoran plasma dan memberikan terapi substitusi
komponen darah bilamana diperlukan.
• Terapi nonfarmakologis tirah baring dan pemberian
makanan dengan kandungan gizi yang cukup, lunak
dan tidak mengandung zat atau bumbu yang
mengiritasi saluran cerna.
• Sebagai terapi simptomatis, antipiretik berupa
parasetamol, obat simptomatis untuk mengatasi
keluhan dispepsia. Pemberian aspirin ataupun obat
antiinflamasi nonsteroid sebaiknya dihindari karena
berisiko terjadinya perdarahan pada saluran cerna
bagaian atas (lambung/duodenum). 13
• Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam
terapi cairan khususnya: pertama adalah jenis cairan
dan kedua adalah jumlah serta kecepatan cairan yang
akan diberikan.
Indikasi Rawat
• Penderita TDBD derajat I dengan panas 3 hari atau
lebih dianjurkan untuk dirawat
• TDBD derajat I disertai: hiperpireksia atau tidak mau
makan atau muntah-muntah atau kejang-kejang atau
Ht cenderung meningkat, trombosit cenderung
turun, atau trombosit < 100.000/mm3
• Seluruh derajat II, III, IV

• Indikasi pulang
– Keadaan umum baik dan masa kritis berlalu (> 7
hari sejak panas).
– Tidak demam selama 48 jam tanpa antipiretik
– Nafsu makan membaik
– Secara klinis tampak perbaikan
– Hematokrit stabil
– Tiga hari setelah syok teratasi
– Jumlah trombosit >50.000/uL dengan
kecenderungan meningkat
Komplikasi
• Perdarahan gastrointestinal masif, ensepalopati,
edema paru, DIC, dan efusi pleura.19

Prognosis
• Angka kematian kasus di Indonesia secara
keseluruhan <3%. Angka kematian DSS di RS 5-10%.
Kematian meningkat bila disertai komplikasi. DBD
akan berlanjut menjadi syok atau penderita dengan
komplikasi sulit diramalkan.19
ANALISA KASUS
• Dari anamnesis didapatkan penderita datang dengan
keluhan utama demam terus menerus, semakin hari
suhu semakin meninggi disertai keluhan tambahan
berupa menggigil, lesu, nafsu makan menurun, nyeri
kepala, muntah. sejak 5 hari sbelum masuk rumah
sakit, Ada riwayat mimisan sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, tidak nyeri menelan, tidak nyeri
saat BAK dan tidak nyeri telinga.
• Dari keluhan tersebut menyingkirkan, malaria,
tonsilopharingitis, infeksi saluran kemih dan otitis
media akut sebagai penyebab demam pada penderita
ini.
• Pada demam typhoid biasanya demam bersifat
remitten dan terdapat keluhan gastrointestinal lain
seperti periode diare yang diselingi oleh konstipasi
dan nyeri perut.
• Demam pada malaria sesuai dengan tipe plasmodium
penyebab malaria. Plasmodium vivax/ovale
menyebabkan demam timbul selang satu hari.
Demam pada malaria yang disebabkan oleh
Plasmodium malariae timbul selang dua hari.
• Pada demam berdarah dengue (DBD), demam tinggi
timbul secara mendadak dan terjadi terus menerus
selama 2-7 hari yang diselingi fase turunnya demam
(fase kritis) pada hari ke 4-6 demam dan pada
penderita ditemukan manifestasi perdarahan yaitu
ptekiae yang muncul pada hari ke-5, pada penderita
yaitu mimisan, gusi berdarah, dan ptekiae pada
lengan kiri, keluhan lain sebagai gejala prodormal
infeksi virus dengue seperti nyeri kepala dapat
menguatkan kriteria untuk mendiagnosis DBD.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital
menunjukkan keadaan sakit sedang dimana
kesadaran kompos mentis, nadi 126x/menit,
pernafasan 32x/menit, tekanan darah 90/60 mmHg,
suhu 38,60C dan ada tanda perdarahan spontan
seperti mimisan dan gusi berdarah serta rumple leed
(+) pada lengan kiri. Berdasarkan hasil temuan
tersebut, pasien didiagnosis tersangka DBD derajat II.
• Kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium,
didapatkan hemoglobin 15,2 g/dl, hematokrit 46 %,
trombosit menurun (16.000 mm3). Jika dilakukan
perhitungan terhadap hematokrit tanggal 25 Juli
yaitu 46% dan hematokrit tanggal 30 Juli yaitu 37%,
didapatkan ∆Ht >20%. Salah satu kriteria WHO
untuk menegakkan diagnosis DBD menjadi
terpenuhi. Kemudian keluhan BAB cair 3x pada hari
kedua dirawat dan tidak ada tanda- tanda dehidrasi,
itu menunjukkan diagnosa diare akut tanpa
dehidrasi.
• Tatalaksana awal yang diberikan saat penderita
datang pertama kali di IRD adalah penderita
dikirim ke bangsal untuk dirawat inap dengan
anjuran untuk tirah baring dengan IVFD RL 36
gtt/menit, paracetamol 3x 250 mg, ranitidin 2x1 cc,
cek Hb, Ht, dan trombosit setiap 12 jam, diobservasi
tanda vital sampai keadaan stabil.

Anda mungkin juga menyukai