Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN ANESTESI PASIEN

MENGGIGIL PASCA ANESTESI SPINAL

MUHAMMAD ZUBAIR, S.KED


10542 0249 10
 
Pembimbing:
dr. Dian Wirdiyana, M.Kes, Sp. An
PENDAHULUAN

 Menggigil (shivering) merupakan keadaan yang


ditandai dengan adanya peningkatan aktifitas
muskular yang sering terjadi setelah tindakan
anastesi, khususnya anastesi spinal pada
pasien yang menjalani operasi
 Menggigil pasca-anestesi dapat diatasi dengan

non-farmakologis dan farmakologis dengan


obat-obatan.
IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. S A
 Jeniskelamin : Laki laki

 TanggalLahir/Usia : 18 Agustus 1999 /20

tahun
 Agama : Islam

 Suku : Makassar

 Pekerjaan : Pelajar

 Alamat : Galesong, Takalar

 No. RM : 608206
ANAMNESIS
 KeluhanUtama : Nyeri Perut Tembus ke Belakang

 Anamnesis Terpimpin : Pasien perempuan 23

tahun masuk RS Pelamonia dengan GIP0A0 gestasi


36 minggu 5 hari belum inpartu + oligohidramnion
+ gagal induksi maka diputuskan dilakukan
Operasi Sectio Caesarea. Tidak ada keluhan
demam, mual, muntah, batuk dan sesak. Buang air
besar terakhir 1 hari yang lalu dengan konsistensi
padat dan buang air kecil spontan dengan
frekuensi 3-4 kali sehari berwarna kekuningan.
 Riwayat alergi : tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIK
 Status Generalisata : Sakit sedang/Gizi

baik/Composmentis GCS 15 (E4M6V5)


 Tanda Vital :
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 85x/menit, reguler kuat angkat
 Suhu : 36,50C
 Pernapasan : 20x/menit, spontan
 SpO2 : 99%
 B1 (Breath) :
 Airway : bebas, gerak leher bebas, tonsil (T1-T1),
faring hiperemis (-), frekuensi pernapasan : 20
kali/menit, suara pernapasan : vesikular (+/+), suara
pernapasan tambahan ronchi (-/-), wheezing (-/-),
skor Mallampati : 2, massa (-), gigi ompong (-), gigi
palsu (-).
 B2 (Blood) :
 Akral hangat pada ekstremitas atas (+/+) dan
ekstremitas bawah (+/+), tekanan darah : 120/80
mmHg, denyut nadi : 85 kali/menit, reguler, kuat
angkat, bunyi jantung S1/S2 murni regular.
 B3 (Brain) :
 Kesadaran : Composmentis, Pupil : isokor
dextra/sinistra, defisit neurologi (-), suhu: 36,50C.
 B4 (Bladder) :
 Buang air kecil spontan. Sebelum dilakukan operasi,
pasien dipasangkan kateter.
 B5 (Bowel) :
 Abdomen : Flat, soefl, bising usus (+) menurun, nyeri
tekan (+) McBurney
 B6 Back & Bone :
Skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-), edema ekstremitas
atas (-/-), edema ekstremitas bawah (-/-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Usg Abdomen
 Pemeriksaan pada tanggal 19 Desember 2018:
 Mc.Burney: Tampak gambaran tubular non kompreseble dengan
ukuran 0,82c, disertai fluid collection disekitarnya.
 Kesan: Sesuai Appendicitis Akut.
DIAGNOSA KERJA
 Post Anesthetic Shivering (PAS)

PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan yaitu :

◦ Intravena fluid drip (IVFD) RL 20 tpm


◦ Informed Consent Operasi
◦ Konsul ke Bagian Anestesi
◦ Informed Conset Pembiusan
Pre Operasi
 Informed consent (+)
 Pasien puasa sejak pukul 10.00 wita
 Sudah terpasang kateter.
 Terpasang cairan infuse RL.
 Keadaan umum : Composmentis
 Tanda vital :
o Tekanan darah : 120/80 mmHg
o Nadi : 82 x/menit
o Suhu : 36,5C
o Pernafasan : 20 x/menit
Penatalaksanaan Anestesi
 Jenis Pembedahan : Sectio Caesarea
 Jenis Anestesi : Spinal Anestesi Blok
Intra Operative
 Pukul 14.15 wita, pasien mulai di Anestesi

Spinal, tampak pada layar monitor tanda vital


pasien seperti pernafasan (22 x/m), nadi (85
x/m), suhu (36,6oC), dan saturasi O2 (99 %) ,
tekanan darah (116/73 mmHg). Setelah itu,
dilakukan tes terhadap pasien untuk
mengetahui apakah obat anestesinya sudah
bekerja. Setelah itu dilakukanlah prosedur
Appendictomy terhadap pasien
Post Operative
Pukul 15.20 wita, pasien selesai dilakukan operasi
Appendictomy.
Tanda vital Monitor :

TD : 110/80 mmHg
 Nadi : 82 x/m
 Pernafasan : 20x/m
 Suhu : 35,00 C

 Saturasi O2 : 99 %

 GCS : Composmentis
 Motorik kaki : belum bisa digerakkan
 Sensorik kaki : belum bisa dirasakan
PEMBAHASAN

Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan


tindakan penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam ruang
subaraknoid. Anestesi spinal/subaraknoid disebut juga sebagai
blok spinal intradural atau blok intratekal

Menggigil (shivering) merupakan keadaan yang ditandai dengan


adanya peningkatan aktifitas muskular yang sering terjadi setelah
tindakan anastesi, khususnya anastesi spinal pada pasien yang
menjalani operasi
Pathophysiology
• Discomfort
• Increased pain
• IICP, IOP
• O2 consumption (VO2): more 40 – 120%
• Increased minute ventilationCardiac morbidity
•Menggigil mengakibatkan konsumsi oksigen menjadi 2-3
kali lipat dan juga meningkatkan produksi karbondioksida.
•. Mengigil meningkatkan tekanan intrakranial dan tekanan
intraokular. Kadar katekolamin plasma darah meningkat.
• Gangguan jantung berupa iskemia otot jantung dapat
terjadi pada pasien yang mengigil.
•Menggigil juga dapat mengakiatkan rasa nyeri pada luka
operasi karena terjadi regangan pada luka operasi.
 Two types of postanesthetic shivering
◦ Thermoregulated shivering
 With cutaneous vasoconstriction, the response of
hypothermia
 Perioperative hypothermia
◦ Non-thermoregulated shivering
 Mechanism unknown
 Postoperative pain related?
 Origins of Postanesthetic Shivering
◦ Perioperative hypothermia
◦ Postoperative pain
◦ Perioperative heat loss
◦ Direct effect of certain anesthetics
◦ Hypercapnia or respiratory alkalosis
◦ The existence of pyogens
◦ Hypoxia
◦ Early recovery of spinal reflex activity
◦ Sympathetic overactivity
 Early recovery of spinal reflex activity
◦ Residual effect of anesthetics on the inhibiting
control exercised by supraspinal structure
◦ Propofol in low concentration may have less effect
on certain central structure such as the reticular
formation, thus faster recovery of descending
inhibiter control
Temperature-regulating system
Thermosensors
Skin to hypothalamus
Afferent pathway, integration
area
Spinal cord
Modulate: NRM( serotonin),
LS(NE)
Integration inputs: PO-AH
Efferent pathway
Central descending shivering
pathway: PH
Multiple inputs>common
efferent signal
Spinal α motor neurons, axons
patofisiologi
 Human defenses to hypothermia:
◦ Skin vasomotor activity
◦ Nonshivering thermogenesis
 Cell metabolic without mechanical work, Neonate
◦ Shivering
◦ Sweating
 Shivering is the last-resort defense
Faktor yang mendukung kejadian hipotermia
bervariasi, meliputi berikut ini:
 Kehamilan

 Suhu ruangan

 Lama dan jenis prosedur bedah

 Kondisi yang ada sebelumnya (kehamilan, luka

bakar, luka terbuka, dll)


 Status hidrasi

 Penggunaan cairan dan irigasi yang dingin

 Pemberian anestesi umum

 Pemberian anestesi regional.


PENANGANAN MENGGIGIL PASCA ANESTESI SPINAL

Non
Farmakologi
Menggunakan Menggunakan
sistem selimut
Temperatur penghangat penghangat,
ruang operasi konveksi untuk
24-26oC. dengan mengurangi
forced warm kehilangan
air. panas
farmakologis
 Pethidin
 Fentanyl
 Ondansetron
 clonidin
KESIMPULAN

Post Anesthesia Shivering (PAS) atau menggigil pasca


anestesia terjadi pada 5-65% pasien yang menjalani
anestesia umum dan lebih kurang 33-57% pada anestesia
spinal. Menggigil pasca-anestesia merupakan mekanisme
kompensasi tubuh yang dapat menimbulkan efek samping
yang merugikan diantaranya menyebabkan pasien merasa
tidak nyaman bahkan nyeri akibat regangan bekas luka
operasi serta dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
karena adanya peningkatan aktifitas otot.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai