Perdarahan Subkonjungtiva
Oleh:
Keishi G. D. Masengi
17014101208
Supervisor Pembimbing:
Residen Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
MANADO
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Residen Pembimbing
Mengetahui,
Supervisor Pembimbing
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Mata merupakan salah satu organ penting bagi manusia. Organ mata
merupakan salah satu alat komunikasi manusia terhadap dunia luar. Fungsi mata
sebagai salah satu panca indera menerima rangsang sensoris cahaya yang
kemudian akan divisualisasikan oleh otak kita sehingga kita dapat memahami
keadaan di sekitar kita. Mata merupakan panca indera yang halus yang
membungkus permukaan anterior dari bola mata dan permukaan posterior dari
dengan epidermis dari palpebra dan dengan lapisan permukaan dari kornea, yaitu
3
Gambar 1. Anatomi Konjungtiva. (1) Limbus, (2) Konjungtiva Bulbi, (3)
Konjungtiva Marginalis.2
dalam menjaga stabilitas tear film dan transparansi kornea. Selain itu, konjungtiva
juga mampu melindungi permukaan okular dari patogen, baik sebagai barier fisik,
cabang dari arteri karotis interna. Arteri oftalmika bercabang menjadi arteri retina
dan arteri siliaris anterior. Pleksus post tarsal dari palpebra, yang diperdarahi oleh
4
arkade marginal dan perifer dari palpebra superior akan memperdarahi
konjungtiva palpebralis. Arteri yang berasal dari arkade marginal palpebra akan
membentuk pembuluh darah marginal dan tarsal. Pembuluh darah dari arkade
perifer palpebra akan menembus otot Muller dan memperdarahi sebagian besar
pembuluh darah dari arkade marginal serta cabang asenden yang melalui forniks
sebagai arteri konjungtiva posterior. Suplai dari dari arteri siliaris anterior berjalan
konjungtiva anterior tepat sebelum menembus bola mata. Arteri ini mengirim
Pada daerah ini, terjadi anastomose antara pembuluh darah konjungtiva anterior
Diameter vena-vena ini bervariasi dari 0,01 hingga 0,1 mm dan dapat
5
Gambar 2. Arteri dan vena konjungtiva4,6
mata akan mendadak terlihat merah dan biasanya mengkhawatirkan bagi pasien.7,8
kelompok umur, namun hal ini dapat meningkat kejadiannya sesuai dengan
dua, yaitu perdarahan subkonjungtiva tipe spontan dan traumatik. Perdarahan tipe
rapuh dan mudah pecah. Keadaan yang dapat menyebabkan pembuluh darah
6
anemia, pemakaian antikoagulan dan batuk rejan. Pada perdarahan subkonjungtiva
trauma di mata langsung atau tidak langsung yang mengenai kepala daerah orbita.
Perdarahan yang terjadi kadang – kadang menutupi perforasi jaringan bola mata
yang terjadi.7
perdarahan subkonjungtiva selain terlihat darah pada bagian sklera. Pada mata
penderita dapat terlihat adanya perdarahan di sklera dengan warna merah terang
(tipis) atau merah tua (tebal), tidak ada tanda peradangan, kalaupun adanya
biasanya peradangan yang ringan, perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam
diabsorpsi.11
(vasokonstriktor) dan multivitamin. Air mata buatan untuk iritasi ringan dan
7
BAB II
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AK
Umur : 31 tahun
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : PNS
2. ANAMNESIS
Keluhan Utama
terkena lemparan benda tumpul oleh orang yang tidak dikenal pada mata
8
sebelumnya. Keluhan sering mimisan serta luka yang sukar sembuh
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Nadi : 90x/menit
Respirasi : 21x/menit
TB/BB : 172 cm / 72 kg
9
Status Psikiatri
wajah dan sikap yang ditunjukkan baik namun penderita merasa agak takut dan
Status Neurologis
Motorik dan sensorik normal, reflex fisiologis (+), reflex patologis (-)
JENIS PEMERIKSAAN OD OS
Pemeriksaan Subjektif
Visus 6/6 6/6
Pemeriksaan Objektif
Tekanan Intraokular dan Palpasi Bola Terdapat nyeri Palpasi tekanan
Mata tekan. Palpasi intraokular
tekanan normal
intraokular normal
Segmen Anterior Kornea Jernih, abrasi (-) Jernih, abrasi (-)
COA Dalam, hifema (-) Dalam, hifema (-)
Iris Normal, Normal,
iridodialisa (-) iridodialisa (-)
Lensa Jernih Jernih
(kekeruhan)
Segmen Posterior Refleks fundus (+) uniform, batas (+) uniform, batas
tegas, warna tegas, warna
normal normal
Papil Bulat, tegas, vital, Bulat, tegas, vital,
CDR 0,3 CDR 0,3
Retina Perdarahan (-), Perdarahan (-),
detachment (-) detachment (-)
10
Makula lutea Refleks fovea (+) Refleks fovea (+)
4. RESUME
dengan keluhan mata merah dan nyeri pada mata kanan sejak 1 hari SMRS.
tumpul oleh orang yang tidak dikenal pada mata kanannya sejak 1 hari SMRS
kemudian matanya menjadi merah dan nyeri di daerah sekitar mata. Pada
5. DIAGNOSIS
6. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana awal pada kasus ini dapat diberikan kompres dingin pada mata
penderita. Air mata buatan dapat digunakan untuk mengobati iritasi ringan yang
- Kompres dingin untuk penangan awal. Tidak diberikan apabila sudah 6-8
- Vasocon A ED 4xgtt 1 OD
- Lyteers ED 6xgtt 1 OD
11
7. PROGNOSIS
12
BAB III
PEMBAHASAN
pemeriksaan fisik, yang mana keluhan dan hasil dari beberapa pemeriksaan fisik
mengarah pada perdarahan subkonjungtiva, antara lain: merah pada mata kanan
yang muncul secara tiba-tiba, terdapat riwayat trauma pada penderita. Keluhan ini
tidak disertai adanya keluhan sering mimisan atau serta luka yang sukar sembuh
namun hal ini dapat meningkat kejadiannya sesuai dengan pertambahan umur.6
perdarahan: penyakit hati atau hematologik, diabetes, SLE dan defisiensi vitamin
C, penggunaan obat, gejala sisa dari operasi mata, beberapa infeksi sistemik.
dextra, yaitu terdapat perdarahan pada konjungtiva bulbi okulus dextra, kornea
tampak jernih dan intak, pupil isokor, reflek cahaya normal, lensa tampak jernih.
13
konjungitivitis dapat ditemukan adanya kotoran atau secret, mata terasa gatal dan
Pada kasus ini pasien mendapatkan terapi berupa kompres dingin 10 menit
NSAID lain yang dapat meningkatkan perdarahan, dan kontrol ke poli setelah 1
terabsorbsi dengan baik selama 1-2 minggu tetapi untuk mencegah perdarahan
multivitamin.9,11
14
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
karena terdapat trauma pada mata kanan penderita. Berdasarkan hasil yang
perdarahan pada konjungtiva bulbi okulus dextra, kornea tampak jernih dan intak,
pupil isokor, reflek cahaya normal, lensa juga tampak jernih. Diagnosis banding
pada kasus ini adalah konjungtivitis dimana pada konjungitivitis dapat ditemukan
adanya kotoran atau secret, mata terasa gatal dan peka terhadap cahaya . Pada
kasus ini pasien mendapatkan terapi berupa Vasocon A 4xgtt 1 OS, Lyteers ED
6xgtt 1 OD dan kompres dingin 10 menit 3x/hari. Pasien diberikan edukasi berupa
obat-obatan anti nyeri seperti aspirin, ibuprofen, atau beberapa NSAID lain yang
15
LAMPIRAN
16
Foto 2 dan 3. Foto perdarahan dengan slit lamp
17
DAFTAR PUSTAKA
3. Liesegang. TJ, Skuta GL, Contor LB. Anatomy and Embriology of the Eye
6. Snell RS, Lemp MA. The Ocular Appendages in: Clinical Anatomy of The
7. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. 2008. FK UI. Jakarta
dari http://emedicine.medscape.com/article/1192122-overview
18
11. American Academy. 2009. Subconjunctival Haemorrhages. Amerika
19