Oleh:
dr. Muthiah Hasnah Suri
Pembimbing:
dr. M. Rajab, Sp.B
Segala puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan Ruptur
Uretra Anterior. Di kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. M. Rajab, Sp.B selaku pembimbing yang telah
membantu penyelesaian laporan kasus ini.
Penulis juga mengucapan terima kasih kepada teman sejawat dokter
lainnya dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Demikianlah penulisan laporan ini, semoga bermanfaat, amin YRA.
Penulis
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
Judul
Oleh:
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program
Dokter Internship di Rumah Sakit Umum Daerah Lahat periode 10 November
2017- 4 November 2018.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
BAB I LAPORAN KASUS....................................................................... 1
BAB II ANALISIS MASALAH.................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10
iv
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI
Nama : Tn. SB
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Muara Gula Kota Agung
Tanggal masuk RS : 14 Agustus 2018
II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis pada 14 Agustus 2018)
Keluhan Utama : Keluar darah dari saluran kencing
0
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130 / 90 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 37 oC
Keadaan Spesifik
Kepala
Bentuk : Normochepali
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor,
refleks cahaya (+/+), gerak bola mata baik (+/+) kesegala arah
Hidung : simetris, deviasi septum tidak ada, pernafasan cuping hidung
tidak ada, sekret tidak ada
Mulut : Bibir tidak sianosis, pucat (-)
Leher : jejas tidak ada, gerakan tidak terbatas
Thorax
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : pulsasi ictus cordis dalam batas normal
Perkusi : redup, batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II reguler, gallop tidak ada, murmur tidak ada
Paru
Inspeksi : Jejas tidak ada. Simetris paru kanan dan kiri pada posisi statis
dan dinamis retraksi interkostal, suprasternal dan
supraklavikula tidak ada
Palpasi : Krepitasi tidak ada. Stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler normal, ronki (-/-), wheezing (-/-)
1
Abdomen
Inspeksi : jejas tidak ada, tampak datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
Ekstremitas
Diskrepansi tidak ada, akral hangat, edema tidak ada.
Status Lokalis
Regio suprapubis
Inspeksi : massa tidak ada, bulging tidak ada, jejas tidak ada
Palpasi : nyeri tekan (+)
Genitalia eksterna
Hiperemis (-), bengkak (-), nyeri (-), darah (+) pada meatus uretra
Skrotum : bengkak (+), ekimosis (+)
Hematom (+) di perineum
Pemeriksaan Radiologi
2
(Tanggal Pemeriksaan 5 September 2018)
Uretrogram
Kesan :
1. Gambaran cyctitis disertai divertikel pada sisi posterolateral kiri vesika
urinaria.
2. Striktur total pada uretra pars bulbosa.
V. DIAGNOSIS BANDING
Ruptur Uretra Anterior
Ruptur Uretra Posterior
VII. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
IVFD RL gtt XX / menit
Injeksi Ceftriaxone 1 x 2 gram IV
3
Injeksi Ranitidine 2 x 1 ampul IV
Injeksi Ketorolac 3 x 1 ampul IV
Injeksi Asam Tranexamat 3 x 1 amp IV
2. Operatif
Sistostomi
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
4
BAB II
ANALISIS KASUS
Laporan kasus ini akan membahas seorang laki-laki usia 50 tahun datang
dengan keluhan keluar darah dari saluran kencing. Darah berwarna merah segar,
tidak bercampur dengan kencing. Ada riwayat trauma jatuh terduduk serta
selangkangan membentur batang pohon sekitar 6 jam sebelum masuk rumah sakit.
Dari anamnesis diatas, diagnosis dapat langsung mengarah ke ruptur uretra,
ataupun ruptur buli. Ruptur uretra adalah kerusakan kontinuitas uretra yang
disebabkan oleh ruda paksa yang datang dari luar (patah tulang panggul atau
straddle injury) atau dari dalam (kateterisasi, tindakan-tindakan melalui uretra).
Trauma uretra sering disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, dan kasus jatuh dari
ketinggian terutama posisi terduduk (straddle injury). Lebih panjangnya uretra
pada laki-laki menyebabkan kasus trauma uretra lebih sering pada laki-laki
dibanding wanita. 1, 2
Pada umumnya kasus trauma uretra posterior, uretra pars membranasea
ataupun pars prostatika merupakan bagian prostat yang ruptur. Uretra pars
membranasea melalui diafragma urogenital dan bagian ini yang sering mengalami
kerusakan. Diafragma urogenital terikat pada rami inferior os pubis dan bila
terjadi patah tulang panggul maka diafragma bergerak dan terjadi robekan pada
uretra pars membranase tersebut. Uretra bagian proksimal terdorong ke atas oleh
hematoma di daerah periprostatika dan perivesikal. Pada kasus straddle injury
terjadi trauma tumpul daerah perineum, bagian uretra yang ruptur adalah uretra
pars bulbosa, karena tekanan objek dari luar menyebabkan kompresi uretra
bulbosa dengan simfisis pubis sehingga terjadi kontusio atau laserasi dinding
uretra.2
5
6
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien sadar penuh, tampak sakit sedang,
tanda-tanda vital stabil. Pada status lokalis terdapat darah merah segar di meatus
uretra, ekimosis dan bengkak pada skrotum, serta hematom pada perineum. Tidak
terdapat gangguan ROM aktif-pasif pada ekstremitas bawah. Tidak tampak adanya
fraktur dari hasil Rontgen Pelvis.
7
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa pada kasus ini pasien kemungkinan
mengalami ruptur uretra anterior.
Tatalaksana awal kegawatdaruratan bertujuan untuk menstabilkan kondisi
pasien dan mencegah keadaan syok karena perdarahan, sehingga dilakukan
pemasangan IVFD RL dengan jumlah tetesan maintenance. Diberikan asam
tranexamat untuk membantu menghentikan perdarahan, serta terapi suportif
berupa ketorolac dan ranitidine.
Penatalaksanaan akut pada trauma tumpul uretra hanya dengan sistostomi
suprapubik atau kateterisasi untuk diversi urin. Uretroplasti segera tidak
diindikasikan, karena pada kasus trauma tumpul uretra anterior sering disertai
kontusio spongiosal yang menyulitkan debridemen dan penilaian anatomi jaringan
sekitar.2
Trauma uretra posterior pada laki-laki, tidak dilakukan tindakan eksplorasi
dan rekonstruksi dengan anastomosis karena tingginya angka striktur,
inkontinensia, dan impotensi setelah tindakan. Pada cedera uretra posterior,
penting dibedakan antara ruptur komplit dan inkomplit untuk menentukan
penatalaksanaan berikutnya. Pada ruptur inkomplit, pemasangan kateter
suprapubik atau uretra merupakan pilihan, cedera dapat sembuh sendiri tanpa
jaringan parut yang signifikan. Pada ruptur komplit penatalaksanaan berupa
realignment, eksplorasi, rekonstruksi, dan pemasangan kateter suprapubik. Jangka
waktu 3-6 bulan dianggap cukup untuk menunda operasi sambil menunggu
terbentuknya jaringan parut yang stabil dan penyembuhan luka.2
8
1. Purnomo, BB., Daryanto, B., Seputra, KP.2010. Ruptur Uretra Traumatika
dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi 1 Urologi Laboratorium Ilmu
Bedah. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; pg 8-10
2. Kusumajaya, C. 2018. Diagnosis dan Tatalaksana Ruptur Uretra. 2-
246/vol.45 no 5 th 2018. pg 340-342