Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH LAPORAN KASUS

RUPTUR URETRA ANTERIOR

Oleh:
dr. Muthiah Hasnah Suri

Pembimbing:
dr. M. Rajab, Sp.B

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP


DEPARTEMEN BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAHAT
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan Ruptur
Uretra Anterior. Di kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. M. Rajab, Sp.B selaku pembimbing yang telah
membantu penyelesaian laporan kasus ini.
Penulis juga mengucapan terima kasih kepada teman sejawat dokter
lainnya dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Demikianlah penulisan laporan ini, semoga bermanfaat, amin YRA.

Lahat, 26 September 2018

Penulis

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus

Judul

Ruptur Uretra Anterior

Oleh:

dr. Muthiah Hasnah Suri

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program
Dokter Internship di Rumah Sakit Umum Daerah Lahat periode 10 November
2017- 4 November 2018.

Lahat, September 2018

dr. M. Rajab, Sp.B

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
BAB I LAPORAN KASUS....................................................................... 1
BAB II ANALISIS MASALAH.................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10

iv
BAB I
LAPORAN KASUS

I. IDENTIFIKASI
 Nama : Tn. SB
 Umur : 50 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Swasta
 Agama : Islam
 Bangsa : Indonesia
 Alamat : Muara Gula Kota Agung
 Tanggal masuk RS : 14 Agustus 2018

II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis pada 14 Agustus 2018)
Keluhan Utama : Keluar darah dari saluran kencing

Riwayat Perjalanan Penyakit


+ sejak 6 jam yang lalu pasien jatuh dari pohon setinggi + 3 meter dalam
posisi terduduk. Selangkangan pasien terbentur batang pohon saat terjatuh. Pasien
langsung dibawa ke IGD Puskesmas Kota Agung. Saat di puskesmas pasien
mengeluh nyeri didaerah kemaluan, serta keluar darah menetes dari lubang
saluran kencing. Kepala pasien tidak terbentur saat jatuh, muntah disangkal,
pingsan disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat keluar darah dari kemaluan sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


 -
III. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

0
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130 / 90 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 37 oC

Keadaan Spesifik
Kepala
Bentuk : Normochepali
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor,
refleks cahaya (+/+), gerak bola mata baik (+/+) kesegala arah
Hidung : simetris, deviasi septum tidak ada, pernafasan cuping hidung
tidak ada, sekret tidak ada
Mulut : Bibir tidak sianosis, pucat (-)
Leher : jejas tidak ada, gerakan tidak terbatas

Thorax
Jantung
 Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
 Palpasi : pulsasi ictus cordis dalam batas normal
 Perkusi : redup, batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : bunyi jantung I/II reguler, gallop tidak ada, murmur tidak ada

Paru
 Inspeksi : Jejas tidak ada. Simetris paru kanan dan kiri pada posisi statis
dan dinamis retraksi interkostal, suprasternal dan
supraklavikula tidak ada
 Palpasi : Krepitasi tidak ada. Stem fremitus kanan sama dengan kiri
 Perkusi : Sonor kedua lapang paru
 Auskultasi : suara nafas vesikuler normal, ronki (-/-), wheezing (-/-)

1
Abdomen
 Inspeksi : jejas tidak ada, tampak datar
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
 Palpasi : nyeri tekan tidak ada

Ekstremitas
 Diskrepansi tidak ada, akral hangat, edema tidak ada.

Status Lokalis
Regio suprapubis
Inspeksi : massa tidak ada, bulging tidak ada, jejas tidak ada
Palpasi : nyeri tekan (+)

Genitalia eksterna
 Hiperemis (-), bengkak (-), nyeri (-), darah (+) pada meatus uretra
Skrotum : bengkak (+), ekimosis (+)
 Hematom (+) di perineum

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


(Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 14 Agustus 2018)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin 11,2 11,5-16,5
RBC 3.510.000 3.500.000-5.500.000/l
WBC 4000 3.500-10.000/l
Hematokrit 36% 35%-55%
Trombosit 250.000 100.000-400.000/l
MCV 76 75-100 fl
MCH 27 25-35 pg
MCHC 31 31-38 g/dl
Kimia Darah
Glukosa Sewaktu 106 mg/dl < 140 mg/dl
Ureum 18 mg/dl 15-45 mg/dl
Kreatinin 0,9 mg/dl 0,7-1,36 mg/dl

Pemeriksaan Radiologi

2
(Tanggal Pemeriksaan 5 September 2018)
Uretrogram

Kesan :
1. Gambaran cyctitis disertai divertikel pada sisi posterolateral kiri vesika
urinaria.
2. Striktur total pada uretra pars bulbosa.
V. DIAGNOSIS BANDING
 Ruptur Uretra Anterior
 Ruptur Uretra Posterior

VI. DIAGNOSIS KERJA


Ruptur Uretra Anterior

VII. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
 IVFD RL gtt XX / menit
 Injeksi Ceftriaxone 1 x 2 gram IV

3
 Injeksi Ranitidine 2 x 1 ampul IV
 Injeksi Ketorolac 3 x 1 ampul IV
 Injeksi Asam Tranexamat 3 x 1 amp IV

2. Operatif
 Sistostomi

VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

4
BAB II
ANALISIS KASUS

Laporan kasus ini akan membahas seorang laki-laki usia 50 tahun datang
dengan keluhan keluar darah dari saluran kencing. Darah berwarna merah segar,
tidak bercampur dengan kencing. Ada riwayat trauma jatuh terduduk serta
selangkangan membentur batang pohon sekitar 6 jam sebelum masuk rumah sakit.
Dari anamnesis diatas, diagnosis dapat langsung mengarah ke ruptur uretra,
ataupun ruptur buli. Ruptur uretra adalah kerusakan kontinuitas uretra yang
disebabkan oleh ruda paksa yang datang dari luar (patah tulang panggul atau
straddle injury) atau dari dalam (kateterisasi, tindakan-tindakan melalui uretra).
Trauma uretra sering disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, dan kasus jatuh dari
ketinggian terutama posisi terduduk (straddle injury). Lebih panjangnya uretra
pada laki-laki menyebabkan kasus trauma uretra lebih sering pada laki-laki
dibanding wanita. 1, 2
Pada umumnya kasus trauma uretra posterior, uretra pars membranasea
ataupun pars prostatika merupakan bagian prostat yang ruptur. Uretra pars
membranasea melalui diafragma urogenital dan bagian ini yang sering mengalami
kerusakan. Diafragma urogenital terikat pada rami inferior os pubis dan bila
terjadi patah tulang panggul maka diafragma bergerak dan terjadi robekan pada
uretra pars membranase tersebut. Uretra bagian proksimal terdorong ke atas oleh
hematoma di daerah periprostatika dan perivesikal. Pada kasus straddle injury
terjadi trauma tumpul daerah perineum, bagian uretra yang ruptur adalah uretra
pars bulbosa, karena tekanan objek dari luar menyebabkan kompresi uretra
bulbosa dengan simfisis pubis sehingga terjadi kontusio atau laserasi dinding
uretra.2

5
6
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien sadar penuh, tampak sakit sedang,
tanda-tanda vital stabil. Pada status lokalis terdapat darah merah segar di meatus
uretra, ekimosis dan bengkak pada skrotum, serta hematom pada perineum. Tidak
terdapat gangguan ROM aktif-pasif pada ekstremitas bawah. Tidak tampak adanya
fraktur dari hasil Rontgen Pelvis.

Kasus Ruptur Uretra Ruptur Uretra


Anterior Posterior

Gejala Keluar darah dari Perdarahan uretra Perdarahan uretra


lubang kemaluan,
merah segar, tidak
bercampur urin

Riwayat Jatuh dari Straddle Injury Adanya Fraktur


Trauma ketinggian, posisi Tulang Panggul
terduduk, dengan
selangkangan
membentur batang
pohon. Pasien masih
dapat menggerakkan
kedua kaki. Tidak
ada nyeri panggul.

Pemeriksaan Darah pada meatus hematoma atau Pemeriksaan colok


Fisik dan uretra (+) pembengkakan di dubur pada pasien
Penunjang Ekimosis dan daerah kantong dengan patah tulang
bengkak pada buah zakar, panggul dan
skrotum kadang-kadang persangkaan ruptur
Hematom pada disertai pula uretra, didapatkan
perineum (+) dengan massa lunak yang
pembengkakan menonjol ke dalam
Ro Pelvis : tidak rektum yang
perineum dan
tampak garis fraktur disebabkan kumpulan
batang penis,
pada pelvis darah rongga panggul.
disebut sebagai
hematoma kupu- Selain itu prostat
didapatkan tidak
kupu.
berada di tempatnya
semula, prostat pindah
ke atas (melayang).

7
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa pada kasus ini pasien kemungkinan
mengalami ruptur uretra anterior.
Tatalaksana awal kegawatdaruratan bertujuan untuk menstabilkan kondisi
pasien dan mencegah keadaan syok karena perdarahan, sehingga dilakukan
pemasangan IVFD RL dengan jumlah tetesan maintenance. Diberikan asam
tranexamat untuk membantu menghentikan perdarahan, serta terapi suportif
berupa ketorolac dan ranitidine.
Penatalaksanaan akut pada trauma tumpul uretra hanya dengan sistostomi
suprapubik atau kateterisasi untuk diversi urin. Uretroplasti segera tidak
diindikasikan, karena pada kasus trauma tumpul uretra anterior sering disertai
kontusio spongiosal yang menyulitkan debridemen dan penilaian anatomi jaringan
sekitar.2
Trauma uretra posterior pada laki-laki, tidak dilakukan tindakan eksplorasi
dan rekonstruksi dengan anastomosis karena tingginya angka striktur,
inkontinensia, dan impotensi setelah tindakan. Pada cedera uretra posterior,
penting dibedakan antara ruptur komplit dan inkomplit untuk menentukan
penatalaksanaan berikutnya. Pada ruptur inkomplit, pemasangan kateter
suprapubik atau uretra merupakan pilihan, cedera dapat sembuh sendiri tanpa
jaringan parut yang signifikan. Pada ruptur komplit penatalaksanaan berupa
realignment, eksplorasi, rekonstruksi, dan pemasangan kateter suprapubik. Jangka
waktu 3-6 bulan dianggap cukup untuk menunda operasi sambil menunggu
terbentuknya jaringan parut yang stabil dan penyembuhan luka.2

Pada pasien ini dilakukan sistostomi suprapubik untuk diversi urin.


Setelahnya dipasang kateter sistostomi selama 2 minggu. Setelahnya pasien
dirujuk ke RSUP Dr. M. Husein untuk tatalaksana lebih lanjut, dan dilakukan
uretrogram bipolar pada pasien (3 minggu setelah kejadian). Didapatkan kesan
striktur total pada uretra pars bulbosa. Saat ini pasien sedang menunggu
penjadwalan tindakan selanjutnya dari RSUP. Dr. M Husein Palembang.
DAFTAR PUSTAKA

8
1. Purnomo, BB., Daryanto, B., Seputra, KP.2010. Ruptur Uretra Traumatika
dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi 1 Urologi Laboratorium Ilmu
Bedah. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; pg 8-10
2. Kusumajaya, C. 2018. Diagnosis dan Tatalaksana Ruptur Uretra. 2-
246/vol.45 no 5 th 2018. pg 340-342

Anda mungkin juga menyukai