Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS BESAR

KARSINOMA SEL SQUAMUS

Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Senior Bagian Ilmu Kesehatan


THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Dokter Pendidik Klinis:

dr. Wawan Siswadi, Sp.THT-KL

Disusun Oleh :

Rasi irfan asany (1513010036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PROGRAM PROFESI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

BAGIAN THT-KL RSUD DOKTOR SOESELO SLAWI

2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Melaporkan kasus Seorang Laki-laki usia 76 Tahun menderita Karsinoma


sel skuamos dengan :

Penguji Kasus : dr. Wawan Siswadi, Sp.THT-KL


Dibacakan Oleh : Rasi Irfan Asany
Dibacakan : 31 Oktober 2019

Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan di Bagian Ilmu Kesehatan


THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Slawi, 31 Oktober 2019


Mengetahui
Penguji kasus

dr. Wawan Siswadi, Sp.THT-KL

ii
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ......................................................................................... ii


Daftar Isi............................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................................. 1
BAB II : LAPORAN KASUS ............................................................................ 2
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8
3.1 Karsinoma Sel Skuamos ........................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker merupakan penyakit seluler yang ditandai dengan ciri
adanya sifat pertumbuhan yang tidak terkendali diikuti proses invasi ke
jaringan dan penyebaran atau metastasis ke bagian organ tubuh yang lain.1
Hampir semua kasus kanker disebabkan oleh mutasi atau aktivasi abnormal
gen selular yang mengendalikan pertumbuhan sel dan mitosis sel. Gen
abnormal disebut onkogen. Di dalam semua sel ditemukan antionkogen
yang menekan aktivasi dari onkogen tertentu. Inaktivasi dari antionkogen
dapat memungkinkan aktivasi dari onkogen dan mengarah kepada kanker.
Hanya sejumlah kecil dari sel yang bermutasi mengarah pada kanker.
Daerah rongga mulut merupakan satu dari sepuluh lokasi tubuh yang paling
sering terserang kanker. Kanker mulut menempati peringkat ketiga sesudah
kanker lambung dan leher rahim.
Keganasan pada daerah kepala dan leher sering ditemukan di seluruh
dunia dengan angka prognosis keganasan di rongga mulut lebih buruk
dibandingkan lokasi lainnya.1 Karsinoma palatum durum merupakan satu
diantara keganasan yang ditemukan pada rongga mulut. Angka kejadian
karsinoma palatum durum hanya 5% dari seluruh keganasan rongga mulut
dengan 53% diantaranya merupakan karsinoma sel skuamosa.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui,
mengerti dan memahami kasus Karsinoma sel squamos.
1.3 Manfaat
Penulisan laporan kasus ini memiliki manfaat untuk mengetahui dan
memahami maupun sebagai sarana edukasi terkait penyakit Karsinoma sel
squamos.

1
BAB II
LAPORAN KASUS

Tanggal : 11 Agustus 2019

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. T
2. Usia : 76 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Balapulang wetan RT.04, RW.09, Tegal
6. Pekerjaan : Petani
7. Suku : Jawa
8. No. RM : 607627

II. KELUHAN UTAMA

Benjolan pada pipi sebelah kanan

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke RSUD Dr. Soeselo dengan keluhan terdapat
benjolan di pipi kanan sejak 3 bulan yang lalu, benjolan semula kecil dan
semakin membesar. Benjolan terasa nyeri yang terus menerus. Benjolan
tambah nyeri apabila kena air atau mengunyah ketika makan. Nyeri yang
dirasakan menganggu akivitas sehari-hari pasien hingga berhenti bertani.
Pasien juga mengeluh hidung sebelah kanan tersumbat dan mengganggu
ketika bernafas. Pasien sudah pernah mondok dan dilakukan biopsi. Setelah
di biopsi bekas irisan sering mengeluarkan cairan kental berwarna putih.
Keluhan pasien semakin memberat sehingga penglihatan pada mata sebelah
kanan terganggu karena benjolan di pipi kanan yang terus membesar. Pasien
tidak batuk (-) pilek (+) pasien tidak demam tetapi pasien merasa mual (+)
tetapi tidak muntah. Pasien juga merasa nyeri di langit-langit mulutnya
ketika makan.

2
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien belum pernah menderita keluhan yang sama seperti ini


sebelumnya. Pasien tidak pernah mengalami gejala penyakit seperti ini
sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit alergi, asma,
hipertensi, jantung, DM dan penyakit sistemik lainnya

V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Pasien mengatakan bahwa pada keluarganya tidak ada yang


menderita penyakit yang sama atau menderita penyakit kanker lainnya.
Pasien mengatakan bahwa dari keluarga tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit alergi, asma, hipertensi, jantung, DM dan penyakit sistemik
lainnya.

VI. RIWAYAT SOSIAL, EKONOMI DAN GAYA HIDUP


Kebiasaan pasien sering minum kopi hitam. Pasien dahulu
merupakan perokok aktif sehari 1 bungkus,tetapi sudah berhenti sejak 2
tahun terakhir. Pasien sehari-hari biasa menyemprot pestisida di sawah.

VII. PEMERIKSAAN UMUM


1. Kesadaran : Compos mentis
2. Keadaan umum : Baik, tampak sakit sedang
3. Tanda vital
a. Tekanan darah : 130/90 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. RR : 20x/menit
d. Suhu : 36,9oC
4. Thorrax : Tidak dilakukan pemeriksaan
5. Jantung : EKG dalam batas normal
6. Paru-paru : Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan

3
VIII. PEMERIKSAAN THT
1. Telinga
Dextra Sinistra
Daun Telinga Normotia Normotia
Canalis auricularis Lapang, Lapang, hiperemis
hiperemis (-), (-), edema (-)
edema (-)

Membran timpani Bulging (-), Intak, perforasi (-),


perforasi (-), hiperemis (-),
hiperemis (-), edema (-), reflek
edema (- cahaya (+)
),reflek cahaya
(+)
Tragus pain (-) (-)
Discharge (-) (-)
Serumen (-) (-)

2. Hidung
Dextra Sinistra
Hidung luar Bentuk Bentuk (normal),
(normal), hiperemi (-), nyeri
hiperemis (+), tekan (-),
nyeri tekan deformitas (-)
(+), deformitas
(-)
Cavum nasi Normal, Normal, mukosa
mukosa pucat pucat (-), hiperemis
(-), hiperemis (-)
(-)
Discharge (-) (-)
Concha inferior Hipertrofi (+), Hipertrofi (-),
mukosa mukosa hiperemis
hiperemis (+) (-)
Meatus Nasi Media Mukosa Mukosa hiperemis,
hiperemis, sekret (-), massa
sekret (-),

4
massa berwarna putih
berwarna putih mengkilat (-).
mengkilat (-).
Septum nasi Deviasi (-), Deviasi (-),
perdarahan (-) perdarahan (-)
Nyeri pada daerah
 Sinus (-) (-)
frontalis
 Sinus (+) (-)
maksillaris
 Sinus (-) (-)
sphenoidalis
 Sinus
ethmoidalis (-) (-)

3. Mulut
a. Bibir : dalam batas normal
b. Ginggiva : dalam batas normal
c. Gigi : dalam batas normal
d. Lidah : dalam batas normal
e. Palatum durum : terdapat benjolan berwarna putih
f. KGB : tidak ada perbesaran KGB

4. Wajah
Terdapat benjolan di sebelah pipi kanan. Ukuran diamater benjolan ± 3cm,
Hiperemis (+) konsistensi keras dan nyeri apabila di tekan. Benjolan keluar
cairan berwarna putih susu apabila di tekan.

5. Tenggorokan
Dextra Sinistra
Tonsil T1 T1
Faring Hiperemis
Laring Tidak dievaluasi
Nasofaring Tidak dievaluasi
Lain-lain (-)

5
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang disarankan:

 CT scan
 Biopsi massa benjolan  hasilnya adalah karsinoma sel squamos non
keratin

X. RESUME
Pasien datang ke RSUD Dr. Soeselo dengan keluhan terdapat benjolan di
pipi kanan sejak 3 bulan yang lalu, benjolan semula kecil dan semakin
membesar. Benjolan terasa nyeri yang terus menerus. Benjolan tambah nyeri
apabila kena air atau mengunyah ketika makan. Nyeri yang dirasakan
menganggu akivitas sehari-hari pasien hingga berhenti bertani. Pasien juga
mengeluh hidung sebelah kanan tersumbat dan mengganggu ketika bernafas.
Pasien sudah pernah mondok dan dilakukan biopsi. Setelah di biopsi bekas
irisan sering mengeluarkan cairan kental berwarna putih. Keluhan pasien
semakin memberat sehingga penglihatan pada mata sebelah kanan terganggu
karena benjolan di pipi kanan yang terus membesar. Pasien tidak batuk (-)
dan tidak pilek (-) pasien tidak demam tetapi pasien merasa mual (+) tetapi
tidak muntah. Pasien juga merasa nyeri di langit-langit mulutnya ketika
makan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan Terdapat benjolan di sebelah pipi
kanan. Ukuran diamater benjolan ± 3cm, Hiperemis (+) konsistensi keras dan
nyeri apabila di tekan. Benjolan keluar cairan berwarna putih susu apabila di
tekan.

XI. DIAGNOSIS BANDING


 Keratoakantoma
 Ulkus atau granuloma kronik
 Melanoma yang amelanotik
 Karsinoma Sel Basal

6
XII. DIAGNOSIS
Karsinoma Sel Skuamos

XIII. TATALAKSANA
- Asam fenamat tab 500 mg 3x1
- Asam folat tab 1 mg 3x1
- Ciprofloxacin tab 500 mg 2x1
- Gentamycin salep 3x1
- Ranitidin tab 150 mg 3x1

XIV. PLAN
- Istirahat
- Dirujuk untuk program terapi di RSUP Dr. Kariadi untuk kemoterapi
dan radioterapi.

XV. PROGNOSIS
Dubia ad malam

7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan tumor keratinosit yang dapat
mengenai kulit dan membrane mukosa dengan tingkat keganasan yang
bervariasi, dapat bermetastasis, dan berkembang dari ulkus atau radang
kronik, prakanker, atau rangsangan karsinogen tertentu. Sering kali tumor ini
terlihat pada orang tua berkulit terang. (Sri Linuwih SW Menaldi, 2016)
Karsinoma sel skuamosa merupakan salah satu jenis kanker yang
berasal dari lapisan tengah epidermis. Jenis kanker ini menyusup ke jaringan
di bawah kulit (dermis). Kulit yang terkena tampak coklat-kemerahan dan
bersisik atau berkerompeng dan mendatar, kadang menyerupai bercak pada
psoriasis, dermatitis atau infeksi jamur (Price Sylvia,2005)
Karsinoma sel skuamosa dapat tumbuh dalam setiap epitel berlapis
skuamosa atau mukosa yang mengalami metaplasia skuamosa. Jadi
bentuk kanker ini dapat terjadi misalnya di lidah, bibir, esofagus, serviks,
vulva,vagina, bronkus atau kandung kencing. Pada permukaan mukosa mulut
mulutatau vulva, leukoplakia merupakan predisposisi yang penting. Tetapi
kebanyakan karsinoma sel skuamosa tumbuh di kulit (90-95%) (Price Sylvia,
2005)
Dikenal 2 bentuk yaitu bentuk intraepidermal (non-invasif) merupakan
karsinoma yang tidak lengkap, bentuk invasif sebagai tumor ganas lengkap.
Karakteristik keganasan berdasarkan terjadinya aplasia, pertumbuhan yang
cepat, invasi ke jaringan setempat, dan kemampuan untuk mengadakan
metastasis. Pertumbuhan sel skuamosa lebih cepat dan lebih sering
mengadakan metastasis, dibandingkan karsinoma sel basal. Secara
histogenesis, berasal dari sel prickle epidermis atau keratinosit epidermal.
KSS bersifat invasive secara lokal dan kemungkinan terjadi metastasis
ke kelenjar limfe regional dan tempat yang jauh (terutama lesi-lesi pada bibir,
mulut dan daerah genital). Radiasi UV penting cara etiologis, tapi faktor-

8
faktor lsin jug memegang peranan : merokok pada kasus kanker di bibir dan
mulut : virus kutil pada lesi lesi genital.
Sinonim :
Karsinoma epidermoid, karsinoma sel prickle, epitelioma spinoselular,
spinolioma, karsinoma spinoselular

Gambar 1. Karsinoma Sel Skuamosa

3.2 Epidemiologi
Karsinoma Sel Skuamosa adalah tumor ganas kulit ke dua yang paling
sering djumpai pada orang kulit putih yang tinggal di daerah banyak sinar
matahari (tropik),jarang pada orang kulit berwarna. Insiden tertinggi pada
usia 50-70 tahun. Frekuensi pada pria lebih banyak dari pada wanita dengan
perbandingan 2 : 1. Karsinoma sel skuamosa merupakan salah satu dari 10
jenis kanker yang paling sering terjadi di seluruh dunia, dengan insidensi pada
pria 5% dan wanita 2%. Karsinoma sel skuamosa pada rongga mulut pada
umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun. Di Amerika Serikat prevalensi
kanker mencapai 34.000 kasus baru per tahun (Sri Linuwih SW Menaldi,
2016).
3.3 Etiologi
Penyebab yang pasti tidak diketahui. Dapat timbul dari kulit yang
normal (denovo), tetapi biasan yang timbul dari suatu kelainan yang sudah
ada sebelumnya seperti keratosis aktinik, penyakit bowen, leukoplakia,

9
peradangan atau ulkus kr onis, jaringan parut, dan penyakit genetic tertentu(
Xeroderma pigmentosum).
Banyak faktor yang diduga berperan dalam timbulnya KSS. Pada orang
kulit putih diduga bahwa rangsangan sinar ultraviolet merupakan faktor yang
penting. Dapat pula terjadi karena rangsangan karsinogen kimia seperti
coaltar, hidrokarbon polisiklik, arsen. Pada orang kulit berwarna didaerah
tropic, faktor predisposisi yang penting adalah trauma, ulkus kronik dan
jaringan parut
Penyebab lain dari karsinoma sel skuamosa adalah menelan arsenic,
iradiasi dengan sinar-x, luka bakar, jaringan parut dan kerentangan genetic.
Pasien yang pernah menjalani pengobatan akne atau hemgioma dengan
radioterapi beberapa tahun sebelumnya dapat mengalami kanker sel basal dan
kanker sel skuamosa :
1. Sinar matahari (2900Å- 3000Å) masih merupakan faktor yang paling
menonjol sebagai penyebab karsinoma sel skuamosa. Pada daerah-
daerah terpapar lebih banyak ditemukan kasus keganasan ini
2. Ras/ herediter. Pada kulit berwarna ditemukan lebih banyak pada daerah
tertutup dari pada terbuka. Orang kulit putih lebih banyak dari pada orang
kulit berwarna
3. Faktor genetic yang paling menonjol tampak pada xeroderma
pigmentosum (X.P). Pada X.P ditemukan defek pembentukan DNA oleh
karena pengaruh sinar ultraviolet
4. Arsen inorganic yang terdapat dalam alam (air sumur), maupun yang
dipakai sebagai obat. Keganasan umumnya timbul dibagian badan
5. Radiasi (sinar-X atau gamma)
6. Faktor hidrokarbon (tar, minyak mineral, paraffin likuidum dll)
7. Sikatriks, keloid, ulkus kronik, fistula (osteomilitis)

10
3.4 Histopatologi
Menunjukan gambaran :
 Sel-sel ganas epithelial yang atipik dan mengadakan infiltrasi ke dalam
lapisan dermis
 Sel-sel mitotic
 Hilangnya jembatan intraselular
 Bagian yang tersusun konsentrik dikelilingi sel epitel gepeng, dikenal
sebagai mutiara tanduk (horn pearl)

Menurut WHO, secara histopatologi terdapat 2 jenis variasi karsinoma sel


skuamosa yaitu :
 Jenis adenoid
Gambaran struktur mirip kelenjar dan dapat ditemukan adanya
akantolisis pada bagian kelenjar.
 Jenis sel spindel
Merupakan jenis yang jarang dijumpai, dimana sel ganas berbentuk
spindel (kumparan).

Tingkatan keganasan Histopatologi


Berdasarkan perbandingan sel-sel yang berdiferensiasi baik dan atipik,
broders mengemukakan tingkat keganasan histopatologi KSS dalam 4 tingkat
sebagai berikut :
Tingkat I : yang berdiferensiasi lebih dari 75%
Tingkat II : yang berdiferensiasi baik antara 50-75%
Tingkat III : yang berdiferensiasi baik anatara 25-50%
Tingkat IV : yang berdiferensiasi kurang dari 25%
Beberapa ahli patologi membagi tingkat keganasan tersebut dalam ukuran
semikuantitatif yaitu deferensiasi baik, sedang dan buruk

11
3.5 Patofisiologi dan Patogenesis
Kasinoma sel skuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai
beberapa tingkat kematangan, dapat intraepidermal, dapat pula bersifat
invasive dan bermetastasis jauh.
Karsinoma sel skuamosa adalah kanker sel-sel epidermis yang dapat
menyebar secara horizontal di kulit atau secara vertical ke dalam dermis.
Penyebaran dapat agresif atau lambat. Karsinoma sel skuamosa dapat
bermetastasis ke bagian lain tubuh. Karsinoma sel skumosa paling sering
timbul pada lansia dan trejadi akibat pajanan. Tumor ini sering timbul di
daerah-daerah kulit memeperlihatkan lesi lesi prakanker misalnya keratosis
(pertumbuhan bersisik, dermatitis aktinik, atau didaerah kulit yang pernah
berubah warnanya dan bekas jaringan parut misalnya jaringan parut luka
bakar. Penggunaan obat penekanan imun (imunosupresif) memicu timbulnya
tumor ini pada pasien transplant karena sensitivitas akibat obat terhadap
radiasi UVA dan UVB. Orang yang tinggal didaerah dengan iklim tropis
seperti Australia (Negara dengan insiden kasus terbesar) beresiko tinggi
menderita karsinoma sel skuamosa.

3.6 Gambaran Klinik


Karsinoma sel skuamosa yang belum menginvasi menembus membran
basal taut dermoepidermis (karsinoma in situ) tampak sebagai plak merah,
berskuama, dan berbatas tegas. Lesi tahap lanjut yang tampak nodular dan
memperlihatkan produksi keratin dalam jumlah bervariasi yang secara klinis
tampak sebagai hyperkeratosis dan mungkin mengalami ulserasi. Lokasi
tumor tergantung penyebabnya. Bila penyebebnya sinar matahari, lokasi
tersering adalah daerah terpajan sinar, misalnya wajah dan lengan bawah.
Karsinogen zat kimia pada penyapu ceobong asap menyebabkan tumor pada
skrotum, lokasi karsinoma sel skuamosa di tungkai, disebabkan sering terjadi
luka dan jaringan parut dari trauma kronik.Umur yang paling sering ialah 40-

12
50 tahun (dekade V-VI) dengan lokalisasi yang tersering ditungkai bawah dan
secara umum ditemukan lebih banyak pada laki-laki dari pada wanita.
Tumor ini dapat tumbuh lambat, merusak jaringan setempat dengan
kecil kemungkinan bermetastasis. Sebaliknya tumor ini dapat pula tumbuh
cepat, merusak jaringan disekitarnya dan bermetastasis jauh, umumnya
melalui saluran getah bening.
Secara histopatologik ditemukan :
1. Bentuk intraepidermal
Bentuk intraepidermal ditemukan pada : keratosis solaris, kornu
kutanea, keratosis arsenical, penyakit bowen, entroplasia (queyrat),
epiteloma jadassohn. Penyakit ini dapat menetap dalam jangka waktu
lama ataupun menembus lapisan basal sampai ke dermis dan
selanjutnya bermetastasis melalui saluran getah bening.
2. Bentuk invasif
Bentuk ini terdiri dari :
a. Bentuk intraepidermal
b. Bentuk prakanker
c. De novo (kulit normal)
Mula-mula ini berupa nodus yang keras dengan batas-batas yang
tidak tegas, permukaannya mula-mula licin seperti kulit normal yang
akhirnya berkembang menjadi verukosa atau menjadi papiloma. Pada
keadaan ini biasanya tampak skuamasi yang menonjol .
Pada perkembangan lebih lanjut tumor ini biasanya menjadi
keras, bertambah besar ke samping maupun kearah jaringan yang lebih
dalam. Invasi ke arah jaringan lunak maupun otot serta tulang akan
memberikan perabaan yang sulit digerakan dari jaringan disekitarnya.
Ulserasi dapat terjadi umumnya mulai ditengah dan dapat timbul
pada waktu berukuran 1-2 cm. ulserasi tersebut didikuti pembentukan
krusta dengan pinggir yang keras dan mudah berdarah. Bentuk
papiloma eksofitik jarang ditemukan.
Urutan kecepatan invasive dan metastas tumor sebagai berikut :

13
 Tumor yang tumbuh diatas kulit normal (de novo) : 30%
 Tumor didahului oleh pranker (radio dermatitis, sikarik, ulkus,
sinud fistula) : 25%
 Penyakit Bowen, eriyoplasia Queyrat: 20%
 Keratosis solaris : 2%
Tumor yang terletak didaerah bibir, vulva, penis lebih epat
mengadakan invasi dan bermetastasis dibandingkan dengan daerah
lainya. Metastasis umumnya melalui saluran getah bening, dengan
perkiraan sekitar 0.1-50% semua kasus. Perbedaan metastasis
bergantung pada diagnosis dini, cara pengobatan dam pengawasan
terapi.
Predileksi terjadi pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari
dan membrane mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian
tubuh. Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka
dan ekstrimitas sedangkan pada orang kulit berwarna gelap didaerah
tropic lebih banyak pada ekstrimitas bawah, badan, dan dapat pula
dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan
Gambaran klinis KSS bervariasi :
 Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaanya halus tanpa
krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas
 Nodul kemerahan dengan permukaan yang papilomatosa atau
verukosa, menyerupai bunga kol
 Ulkus dengan krusta pada permukaan, tepi meninggi, berwarna
kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya, lesi akan
meluas dan mengadakan metastasis ke kelanjar limfe regional
atau organ-organ dalam
 KSS yang timbul dari kulit normal (denovo) lebih sering
mengadakan metastasis dibandingkan lesi yang timbul dari
keratosis aktinik

14
Gambar 2. Karsinoma Sel Skuamosa yang bermetastase

3.7 Diagnosis
a. Anamnesis
Perhatikan bahwa KSS selalu asimtomatik. Potensi karsinogen
sering dapat dideteksi hanya setelah interogasi rinci pasien. Kanker
kulit ini sering berkembang pada kulit yang telah terpapar matahari
selama bertahun-tahun. Wajah, telinga, bibir, punggung tangan, lengan,
dan kaki adalah tempat-tempat umum untuk karsinoma sel skuamosa
(KSS) untuk membentuk. Tanda-tanda meliputi:
 Sebuah benjolan atau benjolan pada kulit yang teraba kasar.
 Benjolan tumbuh mungkin menjadi berbentuk kubah atau kerak
dan dapat berdarah.
 Sakit yang tidak sembuh-sembuh, atau sembuh dan kambuh
kembali.

15
 Flat, kemerahan, bersisik patch yang tumbuh lambat (penyakit
Bowen).
 Dalam kasus yang jarang terjadi, KSS dimulai di bawah kuku,
yang dapat tumbuh dan merusak kuku.

b. Pemeriksaan Fisis
Gambaran klinis yang paling umum adalah nodul berkembang
pesat yang segera mengembangkan ulkus sentral dan mengangkat
perbatasan indurated dengan beberapa kemerahan di sekitarnya.

Gambar 3. Gambaran Skuamosa Sel Karsinoma

KSS Sangat berbeda, secara praktis selalu menunjukkan tanda-


tanda keratinisasi baik di dalam atau di permukaan (hiperkeratosis)
tumor. Berbatas tidak tegas dan keras pada palpasi. Diferensiasi buruk
pada KSS tidak menunjukkan tanda-tanda keratinisasi dan klinis
muncul berdaging, granulomatous, dan lembut pada palpasi.
Lesi pada KSS dapat berupa indurasi, plak, atau nodul. skala
tebal keratotik atau hiperkeratosis dan ketika terkikis atau ulserasi, lesi
mungkin memiliki kerak di tengah, hiperkeratosis, tepi tinggi. Bisa
terdapat bahan tanduk dari tepi atau pusat lesi. Warna kulit kekuningan,
eritem, dan keras.6
16
Gambar 4. Skuamosa Sel Karsinoma

c. Pemeriksaan Penunjang
1. Hystologi
Keratinosit menunjukan adanya keratin penuh kawah simetris,
dengan epidermis di setiap sisi lebih luas untuk membentuk bibir yang
berbeda.3
Broder’s Grading histologis KSS didasarkan pada derajat
diferensiasi selular :3

Gambar 5. Broder’s Grading For Squamos Cell Carcinoma

17
Resiko tinggi Squamous cell carcinoma: 3
 Diameter > 2 cm
 Kedalaman > 4 mm dan clark level IV atau V
 Tumor melibatkan tulang, otot dan saraf
 Lokasi pada telinga dan bibir
 Muncul scar pada tumor
 Broders grade 3 atau 4
 Pasien immunosupresi
 Adanya infiltrate sel radang

2. Pemeriksaan sinar-x toraks, hitung sel darah yang lengkap, tes faal
hepar dan pemeriksaan CT scan atau radionukleida biasanya diminta
dokter kalau terdapat kecurigaan ke arah kelainan metastatic.

3.8 Penatalaksanaan
Kebanyakan karsinoma sel skuamosa dapat dihilangkan seutunya
dengan bedah minor atau kadang-kadang pengobatan terapi. Tipe pengobatan
sel skuamosa bisanya tergantung ukuran, lokasi dan keagresifan tumor.
Penatalaksanaan Medis :
 Pembekuan (cryosurgery). Membekukan sel kanker dengan niotrogen
efektif untuk karsinoma sel basal yang kecil, tetapi tidak
direkomenkasikan untuk tumor yang lebih besar atau yang ada di
hidung atau kelopak mata
 Eksisi sederhana. Dalam prosedur ini, dokter memotong jaringan
kanker dengan kulit sekat yang membatasinya. Pada beberapa kasus,
dokter menyarankan eksisi luas yaitu memotong tambahan kulit normal
disekitar. Untuk meninimalisasikan terutama diwajah, konsultasikan ke
dokter yang memiliki keahlian dalam rekonstruksi kulit
 Laser therapy. Biasanya menyebabkan sedikit kerusakan pada jaringan
sekitar dan mereduksi risiko perdarahan, bengkak, pembentukan scar .
biasanya digunakan untuk karsinoma superficial di bibir.
18
 Bedah Mohs. Bedah mohs merupakan cara pengobatan karsinoma sel
skuamosa yang paling efektif, terutama untuk karsinoma yang lebih
besar dari 3 cm, kambuh, atau berlokasi di wajah, membrane mukosa
dan area genital. Dokter membuang tumor lapisan per lapisan,
memeriksa setiap lapisan di bawah mikroskop hingga tidak ada sel
abnormal yang tertinggal. Hal ini memungkinkan pembuangan tumor
tanpa mengambil jaringan kulit sehat disekitarnya secara berlebihan.
Karena hal ini membutuhkan seorang ahli, bedah Mohs hanya boleh
dilakukan dokter yang telah terlatih denga prosedur ini. Indikasi Mohs
Micrographic surgery :3
 Infiltrative squamous sel carcinoma
 Klinis yang buruk
 Pasien immunosupresi
 Lokasi pada bibir, telinga, kuku, genitalia, dan kelopak mata
 Melibatkan tulang, otot dan saraf
 Terapi radisasi, ini dapat menjadi pilihan untuk merawat kanker yang
besaran seperti di kelopak mata , bibit, dan telinga yang merupakan area
yang sulit untuk diterapi secara bedah atau untuk tumor yang terlalu
dalam untuk dipotong
 Kemoterapi. Untuk kanker yang sangat superficial, krim, atau lotion
yang mengandung agen antikanker dapat diaplikasikan secara langsung
ke kulit. Beberapa obat ini dapat menyebabkan inflamasi dan
pembentukan parut yang parah
 Terapi Topical. Topikal 5-fluorouracil dan imiquimod telah digunakan
pada pasien dengan SCC dalam praktek in situ bervariasi, tetapi
sebagian besar regimen baik digunakan sekali atau dua kali sehari
selama 2-4 minggu (5-fluorouracil) atau 3-5 kali per minggu untuk 2 4
month (imiquimod). Terapi topikal tidak sesuai untuk penyakit invasif
karena akan ada penetrasi minimal obat ke dalam dermis.3
 Proteksi sinar matahari

19
Penggunaan sunscreen, pakai topi, pakai baju pelindung dan
menghindari sinar matahari selama jam intensitas puncak.

3.9 Pencegahan
Kebanyakan karsinoma sel skuamosa dapat dicegah. Cara pencegahannya
antara lain
 Hindari sinar matahari pada tengah hari. Sinar matahari terkkuat adalah
antara pukul 10.00-16.00 ingat bahwa sianr matahari lebih kuat jika
dipantulkan oleh air, pasir dan salju
 Menggunakan sunscreen. Sunscreen tidak memfilter semua radiasi
sinar UV yang berbahaya. Gunakan sunscreen spectrum luas dengan
SPF minimal 15. Gunakan sekitar 1 oz (29,5 mm), lindungi semua
permukaan tubuh, termasuk bibir, telinga, punggung tangan dan leher.
Gunakan sunscreen 20-30 menit sebelum pajanan sinar matahari dan
gunakan kembali setiap 2 jam dan setelah berenang atau latihan fisik.
UV A mempenetrasi kulit lebih kuat dibandingkan UVB dan berperan
dalam penuaan serta peningkatan risiko kanker
 Gunakan pakaian pelindung. Karena sunscreen tidak menyediakan
proteksi lengkap, penting untuk menggunakan pakaian yang ditenun
secara rapat untuk menutupi tangan dan kaki, serta topi dengan
pinggiran luas daripada topi baseball atau peci. Jangan lupa
menggunakan kacamata hitam
 Hindari tanning beds. Tanning secara indoor dapat lebih berbahaya dari
pada sinar matahari alami. Tanning beds mengemisikan sninar UVA
yang mempenetrasi kulit lebih dalam dan menyebabkan lesi kanker.
Penelitian menemukan peningkatan tidak wajar kanker kulit diantara
orang-orang yang menggunakan tanning beds. Jika tetap ingin
mendapatkan warna kulit seperti terjemur matahari, gunakan tanning
lotion atau spray
 Hati-hati terhadap obat yang menggunakan sensitisasi terhadap sinar
matahari. Obat-obat tertentu, ibuprofen, obat jerawat isotretionin
20
 Lakukan pemeriksaan kulit secara teratur
 Konsumsi vitamin D yang cukup. Vitamin ini membentuk menurunkan
risiko kanker tertentu
 Makan 4 sehat 5 sempurna, terutama buah dan sayur. Vitamin C, E, dan
karotenosis menurunkan risiko kanker.

3.10 Diagnosa Banding


- Keratoakantoma
- Ulkus atau granuloma kronik
- Melanoma yang amelanotik
- Karsinoma Sel Basal

3.11 Komplikasi
1. Invasi lokal dan kerusakan jaringan dapat terjadi pada semua jenis
kanker kuit
2. Dapat terjadi metastasis ke kelanjar limfe regional dan ke seluruh tubuh
terutama melanoma maligna. Karsinoma sel basal sangat kecil untuk
bermetastase sedangkan karsinoma sel skuamosa berpotensi sedang
3. Kecacatan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut
kambuh ada wajah yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi
luas dibutuhkan seperti halnya ada melanoma. Selain itu juga dapat
terjadi metastase penyakit ke otak biasanya fatal kecuali bila reseksi
pembedahan masih mungkin di lakukan.
4. Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan
nyeri berat dan mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.

3.12 Prognosis
Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5 tahun) dianggap jelek
kalau tebal lesi melebihi 4 mm. metastasis pada melanoma cenderung terjadi
pada tulang, hepar, paru-paru, lien, sistem saraf pusat dan kelenjar limfe.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Quinn AG, Perkins W. Non-melanoma Skin Cancer and Other


Epidermal Skin Tumor : Squamous Cell Carcinoma In: Rook’s textbook
of dermatology. 8th ed. United kingdom. Willey-blacqkwell; 2010. p.
52.24
2. William DJ, Timothy GB, Dirk ME. Epidermal Nevi, Neoplasma, and
Cysts. In: Sue Hodgson/Karen Bowler, editors. Andrews’ Disease of the
skin: Clinical Dermatology. 10th ed. Canada: Saunders Elsevier; 2006.
p. 652-653
3. Grossman Douglas, Leffell J.David. Squamous Cell Carcinoma in:
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed. United state of
America. McGraw-Hill; 2012. P. 1821-1832
4. American Academy of Dermatology. Squamous Cell Carcinoma: Sign
and Symptoms. [online]. 2010. [cited 2014 september 17] Available
from URL : http://www.aad.org/dermatology-a-to-z/diseases-and-
treatments/q---t/squamous-cell-carcinoma/signs-symptoms
5. Hall John C. Tumors of The Skin : Squamous Cell Carcinoma In:
Sauer’s Manual of Skin Diseases, 9th ed. Kansas City. Missouri; 2006.
P. 284
6. Wolff Klaus, Johnson Richard Allen. Precancerous Lesion and
Cutaneous Carcinomas. In. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology. 5th ed. United kingdom. Willey-blacqkwell;
2007.
7. Chen, P, Lin, F, Helen, HW, Chen, Hsiao JR, Yang, MW, Hsueh WT,
Tasi, ST, Lin, FC, Wu, YH. Intensity-Modulated Radiotherapy
Improves Outcomes in Postoperative Patients With Squamous Cell
Carcinoma of The Oral Cavity. Oral Oncology. 48th Edition. Taiwan:
National Cheng Kung University. 2012. p 747-52.

22
8. Truitt, TQ, Gleigh, LL, Huntress, GP, Gluckman, JL. Surgical
Management of Hard Palate Malignancies. Otolaryngology-Head and
Neck Surgery. 121st edition. Ohio: Taylor’s University. 1999. P 548-
62.
9. Li, Q, Zhang, XR, Liu, XK, Liu, ZM, Liu, WW, Li, Hao, Guo, ZM.
Long-term Treatment Outcome of Minor Salivary Gland Carcinoma of
The Hard Palate. Oral Oncology. 48th Edition. Taiwan: National Cheng
Kung University. 2012. p 456-62.
10. Guyton, Arthur C., Hall, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.
9. Jakarta : EGC. 1997. h. 49-50.
11. Sudiono, Janti. Pemeriksaan Patologi untuk Diagnosis Neoplasma
Mulut. Jakarta: EGC.2008.h.1-17

23

Anda mungkin juga menyukai