KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izinnya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “NEVUS”. Laporan Kasus
ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik
dibagian Ilmu oftalmologi yang dilaksanakan di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
pembimbing dr. Hasnawati Sp.M yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga Laporan Kasus ini
dapat terselesaikan.
Besar harapan penulis agar Laporan Kasus ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca serta dapat memberikan suatu pengetahuam baru bagi mahasiswa untuk
meningkatkan keilmuannya.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Nevus (tahi lalat) adalah tumor jinak dari sel pembentuk yang berpigmen, atau
disebut sel nevus. Hal itu digambarkan dengan adanya bercak berpigmen pada kulit.
Nevi adalah bawaan atau diperoleh . Nevus junctional adalah makula, dengan
sel nevus terbatas pada epidermis. Nevi tipe compound dan intradermal adalah
yang populer, dengan sel-sel nevus pada epidermis dan dermis.
Sumber lain mengatakan bahwa "Nevus" adalah bahasa Latin untuk
"kesan ibu" atau "tanda lahir." Ini terlihat berbatas tegas, kulit non-
neoplastik atau lesi pada mukosa. Istilah ini memenuhi syarat yang sesuai dengan sel
atau jaringan asal. Nevi dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau faktor
embriologis dan dapat muncul setiap saat dalam hidup (Unna, 1894). Mereka
berkembang sangat lambat.
Ada dua jenis sel yang terbentuk dan memilki pigmen di dalam kulit, yaitu
melanosit dan sel nevus. Melanosit merupakan sel dendrit yang ditemukan di lapisan
basal epidermis. Sedangkan sel-sel nevus ditemukan di lapisan basal epidermis dan
juga di lapisan dermis. Sel-sel nevus berbeda dari melanosit, mereka tersusun dalam
sarang dan tidak memiliki proses dendritik.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
I . Identifikasi
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 30
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Padang sirabu
Tanggal masuk : 21 .11.2018
No. RM : 86.19.03
Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan mengalami benjolan pada kelopak mata
Pemeriksaan Fisik
Status Ophtalmikus OD OS
Visus 20/30 20/30
Refleks fundus + +
5
- macula
DIAGNOSIS BANDING
Nevus pigmentosus
Nevus Melanositik
Xantelasma
Kelainan refraksi
DIAGNOSIS SEMENTARA
Nevus Pigmentosus + Katarak Senilis Immatur ODS
PENATALAKSANAAN
Biopsi Eksisi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Palpebra
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip dapat melindungi
kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata
sedangkan palpebra inferior menyatu dengan pipi.13
Palpebra terdiri atas 5 bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam
terdapat lapiskulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebra).13
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,
dan elastis dengan sedikit folikel rambut tanpa lemak subkutan.
2. Muskulus orbikularis okuli
Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat ototnya
mengelilingi fisura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati
tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat
di dalam palpebra dikenal sebagai pratarsal, bagian di atas septum orbita adalah
praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli
dipersarafi oleh nervus fasialis.
3. Jaringan areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan dengan lapis
subaponeurotik dari kulit kepala.
4. Tarsus
8
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang
disebuttarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong
kelopak mata dengan kelenjar meibom.
5. Konjungtiva palpebra
Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa yaitu konjungtiva
palpebra yang melekat erat pada tarsus.
Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30mm dan lebar 2 mm. Ia
dipisahkan oleh gariskelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan
posterior. Tepian anterior terdiri dari bulumata, glandula zeiss, dan moll.13
Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu
mata atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang di bawah. Selain itu,
melengkung ke atas sedangkan bulu mata bawah melengkung ke bawah. Glandula
zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut
pada dasar bulu mata. Glandula moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang
bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata.13
Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata dan sepanjang tepian
ini terdapatmuara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi
(glandula meibom atau tarsal).13
Pungtum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior
palpebra berupa elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada
palpebra superior dan inferior. Pungtum ini berfungsi menghantarkan air mata ke
bawah melalui kanalikuli terkait ke sakus lakrimalis.13
Fisura palpebra adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka.
Fisura ini berakhir di kantus medialis dan lateralis. Kantus lateralis kira-kira 0,5 cm
dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.10
Septum orbita adalah fasia di belakang bagian muskularis orbikularis yang
terletak di antara tepian orbita dan tarsus. Berfungsi sebagai sawar antara palpebra
orbita. Septum orbita superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior
dan tarsus superior sedangkan septum orbita inferius menyatu dengan tarsus
inferior.13
9
1. NEVUS
a. Definisi
10
b. Klasifikasi
1) Junctional nevus
Junctional nevus biasanya datar dan berbatas tegas dengan warna
cokelat seragam. Dinamakan junctional nevus karena sel-sel nevus ini
terletak pada perbatasan antara epidermis dan dermis. Memiliki
potensi rendah berubah menjadi keganasan.
2) Intradermal nevus
Intradermal nevus umumnya meninggi di atas kulit dan merupakan
jenis nevus paling umum. Biasanya berwarna cokelat hingga hitam.
Nevus intradermal sering terdapat pada pinggir kelopak mata dan bulu
mata pada kelopak mata yang ditumbuhi nevus tersebut dapat tumbuh
normal di atas nevus. Bisa tumbuh pada alis mata dan bulu-bulu alis
mata juga dapat tumbuh baik pada nevus. Sebagian besar ahli
berpendapat bahwa nevus ini tidak memiliki potensi keganasan.
3) Compound nevus
Compound nevus adalah nevus yang berasal dari gabungan komponen
jaringan pembatas antara epidermis dan dermis dengan komponen
jaringan dermis kulit. Nevus ini memiliki potensi keganasan yang
rendah.
11
Gambar Nevus
4) Nevus biru
Nevus biru biasanya datar tetapi dapat pula berupa nodul yang
berbatas tegas. Nevus ini dapat berwarna biru, abu-abu, hingga hitam.
Warna biru hitam dikarenakan letaknya yang jauh lebih dalam dari
kulit yang di atasnya.
BAB IV
13
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini perempuan berusia 48 tahun datang dengan keluhan timbul tahi
lalat yang semakin lama semakin membesar di kelopak mata kanan sejak ± 6 bulan
yang lalu. Pasien mengaku pernah mengalami keluhan serupa pada 1 tahun yang lalu di
kelopak mata kiri dan dibuang dengan operasi Pasien merasa berat untuk menutup dan
membuka karena ada tahi lalat yang mengganjal.Pasien mengeluhkan pandangannya
kabur di kedua mata , pandangan seperti berasap dan berkabut (+), penglihatan silau
pada siang hari (+), penglihatan lebih terang pada malam hari daripada siang hari,
penglihatan kembar (-), penderita mengaku lebih terang membaca tanpa kacamata, mata
merah (-), mata berair (+), nyeri (-), mata seperti melihat pelangi bila melihat lampu (-),
sakit kepala (-), mual muntah (-).
Dari anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi didapatkan penglihatan kabur dan
visus mata kanan 20/30 pin hole 20/25, visus mata kiri 20/30 pin hole 20/25. Hal ini
menunjukkan bahwa tajam penglihatan pasien berkurang. Untuk mengetahui apakah
berkurangnya tajam penglihatan disebabkan oleh kelainan refraksi atau media refraksi,
maka harus dilakukan pemeriksaan pinhole. Setelah pemeriksaan pinhole tajam
penglihatan tetap atau menurun, maka letak kelainan terjadi pada media refraksi. Jadi,
kelainan refraksi dapat disingkirkan.
Diagnosis nebus pigmentosus dan katarak ditegakkan dari keluhan adanya tahi
lalat yang semakin membesar di kelopak mata nyeri (-) yang disertai penglihatan turun
perlahan, Penderita merasa pandangan seperti berasap atau berkabut, penglihatan silau
pada siang hari, dan penglihatan lebih terang pada malam hari daripada siang hari. Pada
pasien ini, katarak terjadi pada usia lanjut sehingga jenis katarak pada pasien ini adalah
katarak senil. Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia di atas 40 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara
pasti. Katarak senil secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur,
hipermatur. Pada pemeriksaan oftalmologi pada pasien ini ditemukan tanda-tanda
katarak imatur yaitu katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak
14
imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan
lensa yang degeneratif, kedalaman bilik mata depan dangkal, terdapat bayangan iris
pada lensa, sehingga uji bayangan iris positif.
DAFTAR PUSTAKA
15