HORDEOLUM
Disusun Oleh:
20174011059
Pembimbing:
2019
HALAMAN PENGESAHAN
HORDEOLUM
Disusun oleh:
Telah dipresentasikan
Hari, Tanggal:
Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing,
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :Nn. T
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Kemiri, Salatiga
Keluhan utama : Benjolan di kelopak mata kiri bawah bagian dalam sejak 3
bulanyang lalu.
Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Salatiga dengan keluhan ada benjolan di
kelopak mata kiribawahbagiandalam kurang lebih sejak tiga bulan yang lalu sebelum
nyeribiladitekan dan gatal, kemudian semakin lama semakin membesar sehingga kelopak
sudah berkurang, namun pasien merasa mengganjal di bagian kelopak mata kiri bawah.
Pasien juga mengaku jarang membersihkan muka sehabis melakukan aktifitas. Pasien
mengaku jarang menggunaan alat kosmetik seperti maskara. Riwayat trauma sebelumnya
disangkal.Keluar kotoran, mata merah, mata berair dan penglihatan kabur disangkal oleh
• Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit dengan keluhan serupa pada
disangkal
• Riwayat mengalami benturan atau trauma benda lain pada mata disangkal
Status generalis:
• Tanda Vital
TD : tidak diperiksa
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Status Oftalmologikus
OD OS
Pemeriksaan palpasi
OS
Pemeriksaan slitlamp :
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Tonometri :
Tidak dilakukan
4. DIAGNOSIS BANDING :
Hordeolum Interna OS
Hordeolum Externa OS
Kalazion OS
Blefaritis OS
5. DIAGNOSA KERJA :
- Insisi hordeolum
- SalepmataCendoXitrol3 x ue OS
7. PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI
Anatomi Palpebra
Palpebra (kelopak mata) superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit
yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip membantu
nenyebarkan lapisan tipis air mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan
pipi.1
1. Struktur Palpebra
a. Lapisan Kulit
karena tipis, longgar dan elastic, dengan sedikit folikel rambut serta tanpa lemak
subkutan
jarak pendek mengelilingi tepi orbita. Sebgaian serat berjalan ke pipi dan dahi.
bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal;
bagian diatas septum orbitale adalah bagian praseptal. Segmen di luar palpebra
c. Jaringan Areolar
e. Konjungtiva Palpebrae
2. Tepian Palpebra
Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30 mm dan lebarnya 2 mm. Tepian
ini dipisahkan oleh garis kelabu (sambungan mukokutan) menjadi tepian anterior
dan posterior.
a. Tepian Anterior
- Bulu mata : Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur.
Bulu mata atas lebih panjang dan lebih banyak daripada bulu mata bawah serta
- Glandula Zeis : Struktur ini merupakan modifikasi kelenjar sebasea kecil, yang
b. Tepian Posterior
Tepian palpebra superior berkontak dengan bulu mata dan sepanjang tepian
ini terdapat muara-muara kecil kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (kelenjar
Pada ujung median tepian posterior palpebra terdapat penonjolan kecil di pusat
yang terlihat pada palpebra superios dan inferior. Punctum ini berfungsi
3. Fissura Palpebrae
Fissura palpebrae adalah ruang berbentuk elips diantara kedua palpebra yang
terbuka. Fissure ini berakhir di kantus medialis dan lateralis. Kantus lateralis kira-
kira 0.5 cm di tepi lateral orbita dan membentuk sudut tajam. Kantus medialis lebih
4. Septum Orbitale
Septum orbitale adalah fasia di belakang bagian otot orbikularis yang terletak
di antara tepian orbita dan tarsus serta berfungsi sebagai sawar antara palpebra dan
orbita. 1
5. Retraktor Palpebrae
kompleks muskulofasial dengan komponen otot rangka dan polos, yang dikneal
inferior. 1
bawah ala minar ossis sphenoidalis, di atas dan di depan foramen opticum. 1
7. Persarafan Sensoris
Persarafan sensoris palpebra berasal dari divisi pertama dan kedua nervus
Pasokan darah palpebra datang dari arteria lacrimalis dam ophtalmica melalui
dalam jaringan areolar submuskular. Drainase vena dari palpebra mengalir ke dalam
vena optalmica dan vena-vena yang membawa darah dari dai dan temporal. Vena-
vena ini tersusun dalam pleksus pra- dan pascatarsal. Pembulug limfe segmen lateral
palpebra berjalan ke dalam kelenjar getah bening preaurikular dan parotis, pembuluh
limfe dari sisi medial palpebra mengalirkan isinya ke dalam kelenjar getah bening
submandibular. 1
2. DEFINISI
Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak
mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh
kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom,
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang
hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss
atau Moll.2
3. EPIDEMIOLOGI
penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran.
Insidensi tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin. Dapat mengenai semua usia, tapi
lebih sering pada orang dewasa, kemungkinan karena kombinasi dari beberapa faktor
seperti tingginya level androgen dan peningkatan insidensi meibomitis dan rosacea pada
dewasa.2
4. ETIOLOGI
adalah kelompok beresiko tinggi untuk hordeolum. Pada beberapa studi kasus ditemukan
M (IgM). Peningkatan kadar lipid serum dilaporkan juga dapat meningkatkan resiko
terjadinya hordeolum.3
5. FAKTOR PREDISPOSISI
- Penyakit kronik
6. PATOFISIOLOGI
Hordeolum eksterna timbul dari blockade dan infeksi dari kelenjar Zeisdan Moll
sedangkan hordeolum interna timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di
dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan
dalam lumen kelenjar oleh infeksi stafilokokus aureus (90 – 95 % kasus), Infeksi tersebut
dapat mengenai kelenjar Meibom (hordeoluminterna), maupun kelenjar Zeis dan Moll
(hordeolumeksterna).8
Proses tersebut diawali dengan pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar.
Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus sehingga
terjadi pembentukan pus dalam lumen kelenjar. Secara histologis akan tampak gambaran
abses, dengan ditemukannya sel polimorfonuklear (PMN) dan debris nekrotik. Nyeri,
hiperemis, dan edema palpebral adalah gejala khas pada hordeolum. Intensitas nyeri
bertambah.5
dan nyeri tekan, dapat disertai bintik kuning atau putih yang merupakan akumulasi pus
7. KLASIFIKASI
pada kelenjar Zeis dan Moll disebut sebagai hordeolum eksternum dan peradangan
a. Hordeolum eksternum
Hordeolum eksternum adalah infeksi kelnjar sebaceous dari Zeis di dasar bulu
mata, atau infeksi pada kelenjar keringat apokrin dari Moll. Hoerdeolum eksternum
terbentuk pada pada bagian luar palpebra dan dapat dilihat sebagai benjolan merah
kecil.2
b. Hordeolum internum
bagian dalam kelopak mata. Penyakit ini juga menyebabkan benjolan merah di bawah
palpebra (pada konjungtiva tarsalis) dan tampak dari luar sebagai bengkak dan
kemerahan. Hordeolum internum ditandai dengan onset akut dan biasanya durasinya
yaitu, antara 7-10 hari pada fase infiltrate. Fase supuratif adalah fase dimana sudah
timbul abses pada hordeolum dan pengobatan dengan kompres hangat serta
tindakan pembedahan.2
8. GAMBARAN KLINIS
menunduk dan nyeri bila ditekan. Gejala obyektif tampak suatu benjolan pada kelopak
mata atas/bawah yang berwarna merah dan sakit bila ditekan di dekat pangkal bulu
mata.3
kelopak. Pada hordeolum eksternum nanah dapat keluar dari pangkal rambut.
dan biasanya berukuran lebih besar dibandingkan hordeolum eksternum. Dapat disertai
pseudoptosis atau ptosis akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat.
Kadang disertai dengan pembesaran kelenjar preaurikel dan secara umum gambaran ini
- Pembengkakan
Berdasarkan tanda:
- Eritema
- Edema
Keluhan utama dapat berupa bengkak dan kemerahan pada kelopak mata yang
terasa nyeri untuk hoedeolum internum, dan bisul atau benjolan kmerahan, dapat
disertai nanah atau tidak pada hordeolum eksternum. Selain keluhan utama diatas
hordeolum juga dapat disertai dengan beberapa gejala tambahan, yaitu : benjolan di
kelopak mata atas atau bawah, pembengkakan lokal kelopak mata, nyeri lokal kelopak
mata, kemerahan pada kelopak mata, nyeri sentuh, pengerasan kulit dari margo kelopak
mata, sensasi terbakar di mata, terasa berat pada kelopak mata, gatal pada bola mata,
penglihatan kabur, secret purulen di mata, iritasi pada mata, sensitivitas cahaya, tearing,
kemerahan, lokal, nyeri, edema, umumnya pada margo palpebral.Pada stadium abses
(supuratif) ditandai dengan adanya pus yang dapat terlihat berupa bintik kuning atau
putih pada kelopak mata pada silia yang terifeksi. Umumnya pembentukan hordeolum
Pseudoptosis atau ptosis dapat terjadi akibat bertambah beratnya kelopak mata
sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum, kelenjar preaurikel kadang
ditemukan iku tmembesar. Keluhan lain yang umumnya dirasakan oleh penderita
hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri tekan dan intensitas
nyeri bertambah bila pasien menunduk. Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak
9. DIAGNOSIS BANDING
1. Kalazion
tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan
gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan dan
mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanan sehingga terjadi kelainan
2. Selulitis praseptal
Selulitis praseptal merupakan infeksi umum pada kelopak mata dan jaringan
lunak periorbital yang dikarakteristikkan dengan adanya eritema pada kelopak mata
yang akut dan edema. Infeksi yang umumnya terjadi berasal dari persebaran dari
infeksi lokal sekitar seperti sinusitis ataupun trauma terhadap kelopak mata.7
3. Blefaritis Anterior
Blefaritis anterior adalah radang bilateral kronik yang umumnya terjadi di tepi
palpebra. Ada dua jenis; stafilokok dan seboroik. Blefaritis stafilokok dapat
disebabkan oleh infeksi stafilokokus aureus yang sering ulcerative atau stafilokokus
epidermidis. Gejala utamanya adalah iritasi, rasa terbakar, dan gatal pada tepi
palpebra. Mata yang terkena “bertepi merah”, banyak sisik atau granulasi terlihat
menggantung pada bulu mata palpebra superior maupun inferior. Blefaritis stafilokok
10. KOMPLIKASI
Suatu hordeolum yang besar dapat menimbulkan abses palpebra dan selulitis
palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita :
Jikatidakditanganidenganbaik, hordeolumdapatmenjadiinfeksi
yangmenyebarpadajaringanperiorbita, sepertiselulitis.
Dapatterjadihordeolumrekurenapabilakurangmenjagahigienitas.
Deformitaspalpebraatauadanya fistula
padapalpebramerupakankomplikasipadatindakandrainaseatau kuretase.8
11. PENATALAKSANAAN
Umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 7-10 hari. Hordeolum
internum memberi respon terhadap antibiotik topical namun kadang diperlukan insisi,
sedangkan hordeolum eksternum terapi dengan kompres air hangat namun kebanyakan
a) Nonfarmakologi6
- Kompres air hangat 3-4 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup
- Jangan menekan atau menusuk hordeolum karena dapat menimbulkan infeksi
yang lebih serius
- Hindari pemakaian make up pada mata, karena mungkin saja hal itu menjadi
penyebab infeksi
- Jangan memakai lensa kontak karena dapt menyebarkan infeksi ke kornea
b) Farmakologi
- Antibiotik:
Bila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan konservatif, atau sudah fase
Kalau perlu diberikan anastesi umum, misal pada anak-anak atau orang-orang
Pada hordeolum internum insisi dilakukan pada konjungtiva, ke arah muka dan
Pada hordeolum eksternum arah insisi horizontal sesuai dengan lipatan kulit atau
Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
mengalami penyembuhan dengan sendirinya, selama kebersihan daerah mata dijaga dan
dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai. Perlu
Hordeolum biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2 minggu. Resolusi lebih
cepat dengan penggunaan kompres hangat dan ditutup yang bersih. Hordeolum termasuk
gangguan kelopak mata yang jinak, namun umumnya sering rekuren. Apabila ditangani
dengan cepat dan dapat menghindarkan komplikasi, maka prognosisnya akan baik.7
Penekanan terhadap aksis penglihatan mungkin terjadi jika lesi semakin tidak
tertangani dan membesar. Terapi insisi dilakukan jika terapi lini pertama dengan
kompres hangat dan terapi lini kedua dengan medikamentosa tidak menunjukan
perbaikan. Scar bekas insisi kuretase menjadi focus perhatian akhir-akhir ini sehingga
13. PENCEGAHAN
menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang serta menjaga kebersihan
peralatan make up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman. Usap kelopak mata
PEMBAHASAN
Hordeolum merupakan penyakit yang self limited namun rekuren. Hordeolum lebih
sering terjadi pada anak kecil dan dewasa muda, meskipun tidak ada batasan umur. Insiden
tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin. Pasien mempunyai kebiasaan mengucek mata
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki keluhan utama yaitu terdapat
benjolan di kelopak mata kiri bawah. Keluhan ini dirasakan tiga bulan sebelum pasien datang
nyeri namun pasien merasa mengganjal di bagian kelopak mata kiri bawah.Visus pasien
normal dan tidak terganggu, Hal ini sesuai dengan manifestasi klinis pada hordeolum.
Dari hasil pemeriksaan fisik khusus dengan membalikan kelopak mata inferior kiri
terlihat benjolan dan terdapat daerah yang berwarna kemerahan. Hal ini sesuai dengan
keadaan klinis hordeoluminternum terjadi apabila yang terkena kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus dengan penonjolan terutama ke daerah kulit konjungtiva tarsal. Hal
ini membedakan hordeolum interna dengan externa. Pada hordeolum eksternum terjadi
apabila yang terkena kelenjar yang berada di anterior palpebra yaitu pada kelenjar Moll atau
Edema pada kelopak mata kiri inferior disebabkan adanya peningkatan permeabilitas
pembuluh darah. Gejala ini disebabkan infeksi atau peradangan pada kelenjar Meibom di
kelopak mata bagian bawah. Penyebab dari hordeolum adalah infeksi bakteri, biasanya
tersisa sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pasien sedang dalam tahap supurasi. Berdasarkan
gejala dan tanda yang didapat pada pasien ini disimpulkan bahwa pasien ini mengalami
hordeolum internum fase supurasi pada mata kirinya. Ada beberapa penyakit yang
menyerupai penyaki thordeolum, seperti kalazion. Kalazion dan hordeolum secara klinis
Pada pasien disarankan untuk dilakukan insisi lalu menggunakan teknik curetase,
yaitu mengeluarkan pus yang berada di kelenjar meibom nama lain dari teknik ini adalah
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini adalah Cendo xytrol salep, asam
mefenamat, dan amoxicilin oral. Cendo xytrol yang mengandung Dexamethasone Sodium
merupakan salah satu jenis dari obat anti inflamasi non steroid yang dapat mengurangi
keluhan merah atau tanda peradangan lainnya pada hordeolum. Amoxicilin per oral diberikan
sebagai antibiotik untuk menghambat penyebarani nfeksi bakteri, dan mencegah timbulnya
Dexametason adalah obat steroid jenis glukokortikoid sintetis yang digunakan sebagai
agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat. Obat ini 20-
30 kali lebih kuat daripada hidrokortison dan 5-7 kali lebih kuat daripada prednison.
Dexamethasone bekerja dengan cara menembus membran sel sehingga akan terbentuk suatu
kompleks steroid-protein reseptor. Sebagai anti inflamasi, obat ini menekan migrasi neutrofil,
dan menyebabkan dilatasi kapiler. Hal ini akan mengurangi repon tubuh terhadap kondisi
peradangan (inflamasi).
Neomisin adalah antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan untuk
mengobati infeksi-infeksi yang disebabkan terutama oleh bakteri gram negatif. Neomycin
bekerja dengan cara mengikat secara reversibel terhadap sub unit 30s dari ribosom bakteri
sehingga menghambat sintesa protein yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan bakteri
itu.
Polymixin B adalah antibiotik yang aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram
positif. Antibiotik ini bekerja dengan cara mengikat membran sel dan mengubah strukturnya
Prognosis pada penderita ini adalah baik, karena hordeolum biasanya sembuh
spontan. Resolusi lebih cepat dengan penggunaan kompres hangat dan ditutup yang bersih.
Hordeolum termasuk gangguan kelopak mata yang jinak, namun umumnya sering
cukup besar disarankan untuk dilakukan insisi untuk mengeluakan pus di dalam kelenjar
meibom.
yang sakit dan menjaga kebersihan daerah mata untuk mempercepat penyembuhan penyakit
dan mencegah terjadinya infeksi sekunder. Penderita dianjurkan untuk kontrol kepoliklinik
mata untuk memantau perkembangan penyakit dan keberhasilan penyakit dan keberhasilan
terapi.
BAB IV
KESIMPULAN
Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila
kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss
atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum. Pada hordeolum internum,
benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta
jarang mengalami supurasi dan tidak dapat memecah sendiri. Hordeolum eksternum tonjolan
kearah kulit, ikut dengan pergerakan kulit, dan mengalami supurasi, memecah sendiri kearah
kulit. Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.
Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak mata, perasaan
tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki riwayat penyakit yang sama,
eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata. Seperti gambaran absces
kecil.Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik topikal
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan, D.G. 2000. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta.
2. Bessette, M.J. 2012. Hordeolum and Stye in Emergency Medicine Follow-up. Medscape
journal. at:http://emedicine.medscape.com/article/798940-followup
3. Ehrenhaus MP. Hordeolum. [online]. 2017. [cited 2018 April 13]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1213080-
overview?pa=xXgIqFzJEgfSOpKVCdLJGYNNqixjGEGaE7yBUghsN3jpuMGASuJGP
DyBgUmntoMQs7CF3wx2Tu1U792SxywYLg%3D%3D#a5
BadanPenerbit FKUI.
hordeolum. Cochrane Database Syst Rev. 2013 Apr 30. 4:CD007742. [Medline].
7. Gupta, A., Stacey, S., & Amissah-Arthur, K. 2014. Eyelid lumps and lesions.BMJ :
co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://emedicine.medscape. com /
article/1213080-overview