Disusun Oleh:
30101206667
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
30101206667
Dosen Pembimbing,
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SR
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Magelang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Periksa : 11 Juli 2017
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mata kanan dan kiri gatal dan sepet
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli mata dengan keluhan mata kanan dan kiri gatal
dan sepet. Keluhan dirasakan sejak 4 bulan lalu setelah operasi katarak pada
mata kiri. Riwayat kemasukan benda asing disangkal, riwayat trauma
disangkal. Riwayat mata kemeng, nrocos dan lengket disangkal. Dua setengah
tahun lalu pasien mengeluh penglihatan mata kanan dan kiri kabur seperti
melihat kabut, awalnya kabur sedikit dan semakin buram serta meluas hingga
satu tahun setelahnya mata kanan hanya dapat melihat jari dari jarak dekat.
Pasien mengatakan saat itu untuk melihat pada malam hari lebih jelas daripada
siang hari. Kondisi bisa membaca tanpa kacamata baca disangkal. Riwayat
trauma sebelumnya disangkal. Riwayat Diabetes Mellitus diakui. Pada Mei
2016 pasien menjalani operasi pada mata kanan di RST. Kemudian pada
Maret 2017 pasien menjalani operasi pada mata kiri di RST. Saat ini
penglihatan mata kanan dan kiri pasien sudah tidak terasa kabur.
Sejak usia 37 tahun, pasien merasa kesulitan untuk membaca dari jarak
dekat dan harus dijauhkan, namun untuk melihat jauh masih jelas, sehingga
pasien memutuskan untuk periksa dan dari dokter diberikan resep untuk
membuat kacamata. Riwayat berganti kacamata pasien yaitu tiga kali dan saat
ini menggunakan kacamata yang dibuat dua tahun lalu.
Pasien juga mengeluhkan pada kelopak mata atas dan bawah pada
mata kanan dan kiri pasien terdapat bercak kuning yang muncul sejak 8 tahun
lalu. Awalnya bercak kecil dan semakin lama semakin meluas. Pasien tidak
merasakan keluhan apapun pada bercak tersebut selain karena mengganggu
penampilan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Trauma : disangkal
Riwayat DM : diakui
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat DM : diakui
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Pengobatan :
Pasien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit gula. Pasien
menyangkal pernah memakai obat-obatan seperti obat penenang, obat untuk
asam urat dan sangat jarang mengkonsusmsi obat penghilang nyeri, obat
pegal linu.
Pasien mengakui riwayat operasi mata dua kali yaitu Mei 2016 dan Maret
2017 di RST Magelang.
Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien sebagai ibu rumah tangga. Biaya pengobatan ditanggung oleh
BPJS, kesan ekonomi cukup.
Vital Sign
Status Ophthalmicus
Skema Ilustrasi
Pemeriksaan OD OS
Visus
6/20 S-1,25 6/9 NBC 6/12 NC
Add + 2,25 J6
Bulbus Oculi
Gerak bola mata Baik ke Segala arah Baik ke Segala arah
Strabismus - -
Eksoftalmus - -
Enoftalmus - -
Palpebra Superior
Edema - -
Hematom - -
Hiperemi - -
Entropion - -
Ektropion - -
Silia Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Ptosis - -
Xanthelasma + +
Palpebra Inferior
Edema - -
Hematom - -
Hiperemi - -
Entropion - -
Ektropion - -
Silia Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Xanthelasma Tidak ditemukan +
Konjungtiva
Injeksi konjungtiva - -
Injeksi siliar - -
Sekret - -
Perdarahan - -
subkonjungtiva
Bangunan patologis - -
Semblefaron - -
Jaringan
- -
Fibrovaskuler
Kornea
Kejernihan
Jernih Jernih
Edema - -
Lakrimasi - -
Infiltrat - -
Keratic Precipitat - -
Ulkus - -
Sikatrik - -
Bangunan - -
patologis
COA
Kedalaman cukup cukup
Hipopion - -
Hifema - -
Iris
Kripta + +
Edema - -
Sinekia - -
Atrofi - -
Irish Shadow - -
Pupil
Bentuk Bulat Lonjong
Diameter 3 mm 5x3 mm
Reflek pupil + +
Sinekia - -
Lensa Pseudofakia Pseudofakia
Kejernihan Jernih Jernih
Iris shadow - -
Corpus Vitreum
Floaters - -
Hemoftalmia - -
Fundus Refleks (+) cemerlang (+) cemerlang
Funduskopi
Fokus 0 0
Papil N II Batas tegas, Orange, Batas tegas, Orange,
CDR 0,3 CDR 0,3
vasa
o AV Rasio 2:3 2:3
o Mikroaneurisma Tidak ditemukan Tidak ditemukan
o Neovaskularisasi Tidak ditemukan Tidak ditemukan
o Dilatasi vena Tidak ditemukan Tidak ditemukan
TIO (Digital) N N
Lapang pandang Normal Normal
V. DIAGNOSIS BANDING
ODS Pseudofakia
Pseudofakia
Dipertahankan karena pada pemeriksaan slit lamp, tampak
pantulan cahaya dari IOL dan ada riwayat operasi katarak dengan
pemasangan Intra Ocular Lens.
Afakia
Disingkirkan karena tak ada keluhan khas pada keadaan afakia
seperti penglihatan kabur di bagian tepi (fenomena jack in the box)
dan tak ada keluhan benda-benda terlihat melengkung. Pada
pemeriksaan juga tidak didapatkan adanya iris tremulans, yang
dapat terjadi pada keadaan afakia.
ODS Presbiopi
Tidak ada
Non Medikamentosa : -
B. ODS Xanthelasma
Medikamentosa
Oral :-
Topikal : Asam Trikloroasetat
Parenteral :-
Operatif : Cryotherapy, Eksisi xanthelasma
Non Medikamentosa : -
C. Presbiopi
Medikamentosa :
Oral / sistemik : -
Topikal : -
Parenteral : -
Operatif : -
Non Medikamentosa : dengan kacamata Sferis +2.25 Dioptri sesuai
dengan umur pasien 54 tahun
VIII. Komplikasi
ODS Pseudofakia
- Dry Eye Syndrome
- Posterior capsular opacification (Katarak Sekunder)
ODS Presbiopia
-
Xanthelasma
-
IX. Prognosis
Prognosis Oculus Dexter Oculus Sinister
Quo ad visam Ad Bonam Ad Bonam
XI. Edukasi
Pseudofakia
Kontrol rutin sesuai waktu yang telah ditentukan dokter
Jika keluhan melihat kabut muncul kembali, segera periksa ke dokter
Presbiopia
Menjelaskan pada pasien bahwa umurnya sudah > 40 th dan sudah
kesulitan membaca dari jarak dekat, sehingga untuk melihat dekat
sebaiknya menggunakan kacamata baca agar jelas dan mata tidak cepat
lelah dan pedas.
Diabetes Mellitus
Memberitahu pasien bahwa penyakit diabetes mellitus yang diderita
pasien dapat menimbulkan komplikasi pada mata, yang dapat
menyebabkan gangguan penglihatan
Jika pasien mengeluhkan pandangan kabur untuk melihat jauh ataupun
dekat, melihat jaring-jaring melayang-layang jika menghadap tembok,
segera periksa ke dokter mata. Jangan sampai pasien datang sudah
terlambat untuk diobati
Xanthelasma
Memberitahu pasien bahwa bercak kuning tersebut muncul karena
kadar gula darah pasien yang tinggi
Menyarankan pasien untuk rajin mengontrol kadar gula darah nya
Mengatakan bahwa untuk pengobatan bercak kuning tersebut dapat
diberikan obat-obatan oles sesuai anjuran dokter dan dapat pula
dioperasi. Namun dapat kambuh kembali, terutama jika kadar gula
darah pasien masih tinggi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pseudofakia
2.3 Presbiopia
2.4.1. Definisi
Presbiopia merupakan kelainan refraksi pada mata yang menyebabkan
punctum proksimum mata menjadi jauh. Hal ini disebabkan karena telah
terjadi gangguan akomodasi yang terjadi pada usia lanjut. Presbiopia
merupakan suatu keadaan yang fisiologis, bukan suatu penyakit dan terjadi
pada setiap mata.
2.4.2. Etiologi
Gangguan daya akomodasi akibat kelelahan otot akomodasi yaitu
menurunnya daya kontraksi dari otot siliaris sehingga zonulla zinii tidak
dapat mengendur secara sempurna. Gangguan akomodasi juga terjadi
karena lensa mata elastisitasnya berkurang pada usia lanjut akibat proses
sklerosis yang terjadi pada lensa mata.
2.4.3. Patofisiologi
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya
refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara
elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.
Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis)dan
kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian
kemampuan melihat dekat makin berkurang.
2.4.4. Klasifikasi
a. Presbiopi Insipien tahap awal perkembangan presbiopi, dari
anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat,
tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan
menolak preskripsi kaca mata baca
2.4 XANTHELASMA
DIAGNOSA BANDING
Penyakit lain yang perlu diperhatikan pada pasien dengan xanthelasma:2
Familial hypercholesterolemia types IIa and IIb
Familial dysbetalipoproteinemia type III
Familial hypertriglyceridemia type IV
Kelainan selain gangguan lipid:2
HDL rendah yang dibandingkan dengan LDL yang rendah
Diabetes yang tidak terkontrol yang dihubungkan dengan
hypertriglyceridemia
Necrobiotic xanthogranuloma
Tuberous xanthomata
Diffuse planar xanthoma
Orbital lipogranulomata
Juvenile xanthogranulomata
Erdheim-Chester disease
Wegener granulomatosis
Lipoid proteinosis
Primary systemic amyloidosis
Necrobiosis lipoidica
Sarcoid
Atypical lymphoid infiltrate
TERAPI
Tujuan utama terapi adalah untuk mengontrol kelainan yang mendasari
untuk mengurangi perkembangan xanthelasma dan xanthoma. Xanthelasma
dapat dibedah apabila mengganggu, tetapi mungkin bisa kambuh.4
Xanthelasma dapat dihilangkan dengan pengelupas trichloroacetic, bedah,
laser atau cryoterapi. Penghilangan xanthelasma dapat menyebabkan
timbulnya scar dan perubahan pigmen, tetapi tidak jika menggunakan
trichloroacetic.
o OBAT-OBATAN
Diet ketat dan obat-obatan yang menurunkan serum lipid, meskipun
penting pada pasien dengan lipid abnormal tetapi hanya memberikan
respon sedikit pada terapi xanthelasma. 2
o TERAPI BEDAH
Banyak pilihan untuk menghilangkan xanthelasma palpebra, termasuk
bedah eksisi, argon dan pengangkatan dengan laser karbondioksida,
kauterisasi kimia, elektrodesikasi dan cryoterapi. 2
o EKSISI BEDAH
Untuk lesi kecil yang linier eksisi direkomendasikan dimana scar akan
tercampur dalam jaringan kelopak. Lesi yang membengkak lebih kecil
dapat dihilangkan dan jaringan akan menyatu kembali. DOI
merekomendasikan menggunakan teknik bedah mikroskop, menggali
antara tumor dan okuli orbita dengan blade nomer 11, mengangkat atap
dan dengan hati-hati mengambil tumor sepotong demi sepotong dengan
gunting mikro dari sisi kebalikan dan menyatukan atap dengan benang
nylon 7 0. 2
Pada eksisi lebih tebal, kelopak mata bawah cenderung mudah terjadi scar
karena jaringan yang diambil juga lebih tebal. Eksisi sederhana pada lesi
yang lebih luas beresiko terjadi retraksi kelopak mata, ektropion sehingga
membutuhkan cara rekonstruksi lain. Pengangkatan xanthelasma sudah
menjadi bagian dari bedah kosmetik. 2
Pengangkatan dengan laser karbondioksida dan argon : menambah
hemostasis, memberi gambaran lebih baik, penutupan yang kurang dan
lebih cepat dalam menggunakan tehnik ini; scar dan perubahan pigmen
dapat terjadi. 2
Kauterisasi kimia: penggunaan chloracetic acid efektif untuk
menghilangkan xanthelasma. Agen ini mengendapkan dan
mengkoagulasikan protein dan lipid larut. Monochloroacetic acid,
dichloroacetic acid, dan trichloroacetic acid dilaporkan memberi hasil
yang baik. Haygood menggunakan kurang dari 0.01 ml dari 100%
2
dichloracetic acid dengan hasil yang sempurna dan scar minimal.
Elektrodesikasi dan cryoterapi dapat menghancurkan xanthelasma
superficial tetapi membutuhkan terapi berulang.10 Cryoterapi dapat
menyebabkan scar dan hipopigmentasi. 10
EDUKASI
Edukasi yang diberikan adalah untuk melakukan control terhadap
kolesterol juga trigliserid dan bagaimana cara untuk menurunkan
kolesterol juga membiasakan gaya hidup sehat untuk mengatur kolesterol.
PROGNOSIS
Kekambuhan sering terjadi. Pasien harus mengetahui bahwa dari penelitian
yang dilakukan pada eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan pada 40% pasien.
2.5 ANATOMI RETINA
Retina membentang ke anterior dan berakhir di tepi ora serrata. Pada orang
dewasa, ora serrata berada sekitar 6,5 mm di belakang garis Schwalbe pada
sistem temporal dan 5,7 mm di belakang garis ini pada sisi nasal. Permukaan
luar retina sensorik bertumpuk dengan membran Bruch, koroid dan sklera.
Retina menpunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,23 mm pada kutub
posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula. Secara klinis
makula dapat didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang
disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil), berdiameter 1,5 mm. Di tengah
makula, sekitar 3,5 mm disebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea yang
secara klinis merupakan suatu cekungan yang memberikan pantulan bila
dilihat dengan opthlasmoskop.
DEFINISI
Retinopati Diabetik adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada
penderita diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes melitus lama berupa aneurismata,
melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak. Retinopati ini dapat dibagi dalam dua
kelompok berdasarkan klinis yaitu retinopati diabetik non proliferatif dan retinopati
diabetik proliferatif, dimana retinopati diabetik non proliferatif merupakan gejala klinik
yang paling dini didapatkan pada penyakit retinopati diabetik. 7,8,11
KLASIFIKASI
Secara umum klasifikasi retinopati diabetik dibagi menjadi : 10,11,12
1. Retinopati diabetik non proliferatif. Merupakan stadium awal dari proses
penyakit ini.
Retinopati Diabetik Non Proliferatif, atau dikenal juga dengan
Background Diabetic retinopathy. Ditandai dengan: mikroaneurisma,
perdarahan retina, eksudat, IRMA, dan kelainan vena
a. Minimal: terdapat 1 tanda berupa dilatasi vena, mikroaneurisma,
perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat keras
b. Ringan-sedang: terdapat 1 tanda berupa dilatasi vena derajat
ringan, perdarahan, eksudat keras, cotton wool spots, IRMA
c. Berat: terdapat 1 tanda berupa perdarahan dan mikroaneurisma
pada 4 kuadran retina, dilatasi vena pada 2 quadran atau IRMA
pada 1 quadran
d. Sangat berat: ditamukan 2 tanda pada derajat berat.
15
Gambar Retinopati diabetik proliferatif
PATOGENESIS
Ada tiga proses biokimiawi yang diduga berkaitan dengan timbulnya
retinopati diabetik yaitu jalur poliol, glikasi nonenzimatik dan pembentukan
protein kinase C dan pembentukan reactive oxygen speciasi (ROS).
1) Akumulasi Sorbitol
Produksi berlebihan serta akumulasi dari sorbitol sebagai hasil dari
aktivasi jalur poliol terjadi karena peningkatan aktivitas enzim aldose
reduktase yang terdapat pada jaringan saraf, retina, lensa, glomerulus,
dan dinding pembuluh darah akibat hiperglikemi kronis. Sorbitol
merupakan suatu senyawa gula dan alkohol yang tidak dapat melewati
membrana basalis sehingga akan tertimbun dalam jumlah yang banyak
dalam sel. Kerusakan sel terjadi akibat akumulasi sorbitol yang bersifat
hidrofilik sehingga sel menjadi bengkak akibat proses osmotik. Selain
itu, sorbitol juga meningkatkan rasio NADH/NAD+ sehingga
menurunkan uptake mioinositol. Mioinositol berfungsi sebagai
prekursor sintesis fosfatidilinositol untuk modulasi enzim Na-K-ATPase
yang mengatur konduksi syaraf. Secara singkat, akumulasi sorbitol dapat
menyebabkan gangguan konduksi saraf.
17
Gambar II.12 Dilatasi pembuluh darah balik
Perdarahan (haemorrhages)
Perdarahan dapat dalam bentuk titik, garis, dan bercak yang biasanya terletak
dekat mikroaneurisma di polus posterior. Bentuk perdarahan dapat memberikan prognosis
penyakit dimana perdarahan yang luas memberikan prognosis yang lebih buruk
dibandingkan dengan perdarahan yang kecil. Perdarahan terjadi akibat gangguan
permeabilitas pada mikroaneurisma atau pecahnya kapiler. 6,8,13,20
Gambar II.13 Perdarahan pada retinopati diabetik nonproliferatif 17
Hard eksudat
Hard eksudat merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina. Gambarannya khusus
yaitu ireguler dan berwarna kekuning-kuningan. Pada permulaan eksudat berupa
6,8,13
pungtata, kemudian membesar dan bergabung.
DIAGNOSIS
Retinopati diabetik didiagnosis berdasarkan :
- Anamnesis
Adanya riwayat diabetes mellitus, penurunan ketajaman penglihatan
yang terjadi secara perlahan- lahan tergantung dari lokasi, luas dan beratnya
kelainan.
- Pemeriksaan Fisis
Tes ketajaman penglihatan
Dilatasi pupil
- Pemeriksaan Penunjang
Fundal flourescein angiography
Pemotretan dengan memakai film berwarna
Oftalmoskopi
Slit lamp biomicroscopy
Ocular Coherence Tomography (OCT); suatu pemeriksaan yang
menyerupai ultrasound yang digunakan untuk mengukur tekanan
intraocular. Uji ini digunakan untuk menentukan ketebalan retina
dan ada atau tidaknya pembengkakan di dalam retina akibat tarikan
vitreomakular. Tes ini juga digunakan untuk diagnosis dan
penatalaksanaan edema makular diabetik atau edema makular yang
signifikan secara klinis.
Gambar II.17 Abnormalitas Ketebalan Retina (Optical Coherence
Tomography)