Anda di halaman 1dari 3

F1.

Vertigo

Latar Belakang

Vertigo merupakan salah satu gangguan yang paling sering dialami dan menjadi masalah bagi sebagian
besar manusia. Umumnya keluhan vertigo menyerang sebentar saja; hari ini terjadi, besok hilang,
namun ada kalanya vertigo yang kambuh lagi setelah beberapa bulan atau beberapa tahun. Penyebab
vertigo umumnya terjadi disebabkan oleh stress, mata lelah, dan makan atau minum tertentu. Selain itu,
vertigo bisa bersifat fungsional dan tidak ada hubunganya dengan perubahan - perubahan organ di
dalam otak. Otak sendiri sebenarnya tidak peka terhadap nyeri. Pada umumnya vertigo tidak disebabkan
kerusakan di dalam otak. Namun, dapat menyebabkan ketegangan atau tekanan pada selaput otak atau
pembuluh darah besar, dan di dalam kepala dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat dan ketika
seorang yang mengidap vertigo tidak berada pada tempat yang aman ketika gejalanya timbul maka
dapat mengakibatkan terjadinya cedera (Junaidi, 2013).

Vertigo diangap bukan merupakan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit penyebabnya. Salah
satu gejala vertigo ialah ilusi bergerak, penderita merasakan atau melihat lingkungannya bergerak,
padahal lingkungannya diam, atau penderita merasakan dirinya bergerak, padahal tidak. Penyebab
gangguan keseimbangan dapat merupakan suatu kondisi anatomis atau suatu reaksi fisiologis sederhana
yang dapat menganggu kehidupan seorang penderita vertigo (Wreksoatmodjo, 2004; Dewanto, 2009).

Pada pervalensi angka kejadian vertigo perifer (BPPV) di Amerika Serikat sekitar 64 dari 100.000 orang
dengan kecenderungan terjadi pada wanita (64%). BPPV diperkirakan sering terjadi pada rata-rata usia
51-57 tahun dan jarang pada usia di bawah 35 tahun tanpa riwayat trauma kepala. Sedangkan pada
tahun 2008 di Indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi sekitar 50% dari orang tua yang berumur
75 tahun. Hal ini juga merupakan keluhan nomer tiga paling sering dikemukakan oleh penderita yang
datang ke praktek kesehatan. Pada umumnya vertigo ditemukan 4-7 persen dari keseluruhan populasi
dan hanya 15 persen yang diperiksakan ke dokter (Dewanto, 2009). Pada studi pendahuluan yang
dilakukan secara sederhana oleh peneliti, dari jumlah penduduk kota Malang pada tahun 2013 sekitar
835.082 jiwa, dan tercatat pada tahun 2012-2013 sebanyak 1643 orang menderita vertigo (19%). Data
tersebut didapatkan pada rekap data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan kota Malang yang diperoleh
dari rekap medis seluruh Puskesmas diwilayah kota Malang.

Vertigo salah satunya diakibatkan oleh terganggunya sistem vestibular yang terbagi menjadi vertigo
perifer (telinga – dalam, atau saraf vestibular) dan vertigo sentral (akibat gangguan pada saraf vestibular
atau hubungan sentral menuju batang otak atau cerebellum). Gangguan keseimbangan tersebut
beragam bentuknya dan penyebabnya pun bermacam-macam, pada saat tertentu kondisi gangguan
keseimbangan ini dapat mengancam jiwa. Banyak sistem atau organ pada tubuh yang ikut terlibat dalam
mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Diantara sistem ini yang banyak perannya
ialah system vestibular, sistem visual, dan sistem somatosensorik (Lumbantobing, 2004)
Pada saat di dalam otak memproses data-data dan menggunakan informasi untuk melakukan penilaian
dengan cepat terhadap kondisi pada kepala, badan, sendi dan mata. Akan melibatkan tiga sistem
sensoris dan otak, bila berfungsi dengan baik hasil akhirnya adalah sistem keseimbangan yang sehat.
Ketika sistem keseimbangan tidak berfungsi, kita dapat menyusuri masalah kembali pada suatu
gangguan dari salah satu dari ketiga sistem sensoris atau pemroses data (otak). Masalah-masalah dari
tiap-tiap area tersebut berhubungan dengan sistem-sistem sensoris ini atau otak. Fungsi alat
keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal atau dalam kondisi tidak
fisiologis, bisa juga karena ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan
informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons
penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa
nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri atau berjalan dan gejala lainnya (Yatim, 2004)

Untuk mengatasi keluhan ini banyak dari pasien melakukan tindakan pencegahan agar gangguan pada
vertigo tidak timbul. Namun hanya sebagian kecil dari mereka, dan orang – orang disekitarnya yang
mengetahui penagganan yang tepat. Kondisi ini sering dianggap tidak begitu berarti tetapi pada waktu
yang lain dapat merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa (Sumarliya, Sukadino, dan Sofiyah,
2007). Ada beberapa cara untuk menggurangi gejalanya baik secara farmakologis atau non farmakologis.
Seperti pemberian obat-obatan gangguan keseimbangan seperti antihistamin yakni meclizine,
dymenhydrinat atau promethazine, dan terkadang menggunakan obat-obat penenang seperti diazepam.
Selain menggunakan beberapa obat 4 tersebut penderita juga disarankan perbanyak istirahat terutama
tidur (Yatim, 2004).

Permasalahan

Sangat sering sekali penderita yang mendatangi klinik kesehatan dengan mengunakan kata yang tidak
sesuai dengan arti yang lazim difahami oleh seorang tenaga medis. Kata yang sering digunakan oleh
penderita untuk mendeskripsikan kondisinya misalnya: puyeng, sempoyongan, mumet, pening, pusing
tujuh keliling, rasa mengambang, kepala rasa enteng, rasa melayang. Oleh karenanya tenaga medis
harus meminta agar penderita mengemukakan keluhannya secara rinci dan jelas. Hal ini penting untuk
menegakkan diagnosis yang tepat. Misalnya apa yang dimaksud penderita bila ia mengeluhkan rasa
mumet, rasa sempoyongan, dan merasa puyeng. (Lumbantobing, 2004).

Perenecanaan & Pemilihan Intervensi

Metode yang digunakan merupakan metode penyuluhan.

Sasarannya adalah para pengunjung UPTD Puskesmas Ungaran baik pasien maupun pengantar

Pelaksanaan

Penyuluhan dilakukan pada tanggal 27 April 2019 di ruang tunggu UPTD Puskesmas Ungaran.
Pengunjung diebri materi tentang Tuberkulosis (TB) selama 15 menit. Kemudian dilakukan diskusi dan
tanya jawab.
Monitoring dan Evaluasi

Antusiasme dari peserta penyuluhan di UPTD Puskesmas Ungaran cukup baik. Sebanyak 40%
pengunjung bertanya mengenai topik penyuluhan.

Anda mungkin juga menyukai