Anda di halaman 1dari 12

TUTORIAL KLINIK

KEJANG DEMAM KOMPLEKS DAN TUBERCULOSIS PARU


DENGAN STATUS GIZI KURANG
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh
program Pendidikan Profesi Dokter bagian Ilmu Kesehatan Anak
di Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Pembimbing:
dr. Sri Priyantini, Sp.A
Oleh :
Ainun Nadzifatul A H (30101306857)
Ajeng Aisha Amalia (30101206561)
Hanantyo Iqbal D (30101306960)
Muhammad Dhiya R (30101206667)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
A. IDENTITAS PASIEN

Nama penderita : An. NR


Umur/tgl lahir : 19 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Alamat : Sayung RT 03 RW 02

Nama ayah : Tn. B


Umur : 37 th
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sayung RT 03 RW 02

Nama ibu : Ny. K


Umur : 34 th
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Sayung RT 03 RW 02

Masuk RS : 21 Agustus 2017


Keluar RS :

B. DATA DASAR
Anamnesis
Alloanamnesis dengan Ibu penderita, dilakukan pada tanggal 21 Agustus
2017 pukul 09.40 WIB di ruang bangsal anak ITH lantai III.
Keluhan utama : Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang :
- 3 hari SMRS, sejak Jumat 18 Agustus, pasien panas semlenget. panas
disertai batuk, pasien sudah diperiksakan ke dokter dan diberi obat turun
panas, setelah minum obat turun panas, panas bisa turun namun beberapa
jam kemudian naik lagi. Tidak disertai mual muntah, adanya ruam merah
dikulit disangkal, menggigil disangkal, adanya nyeri sendi disangkal.

- 2 hari SMRS pasien masih panas dan tidak disertai mual muntah, adanya
ruam merah dikulit disangkal, menggigil disangkal, adanya nyeri sendi
disangkal.

- Beberapa jam SMRS (pukul 03.30) pasien tiba tiba kejang di rumah.
Kejang tonik klonik seluruh tubuh dengan durasi +/- 5 menit dan tidak
sadar. Sebelum kejang, pasien panas tinggi. Kejang berulang lagi pada
pukul 07.00 selama +/- 5 menit, kemudian pasien dibawa ke IGD RSI
SA. Selama di IGD pasien kejang 3x sejak pukul 07.10 hingga 10.00.
Sebelum kejang anak sadar, saat kejang anak tidak sadar dan setelah
kejang anak sadar dan menangis.

- Ada riwayat kejang saat demam tinggi pada usia 4 bulan

Riwayat Penyakit Dahulu :

Penyakit anak yang pernah diderita:


Faringitis : disangkal Diare : diakui
Bronkitis : disangkal Disentri basiler : disangkal
Pneumonia : disangkal Disentri amoeba : disangkal
Morbili : disangkal Typh.abdominalis : disangkal
Pertusis : disangkal Cacing : disangkal
Varisela : disangkal Operasi : disangkal
Difteri : disangkal Trauma : disangkal
Malaria : disangkal Reaksi obat/alergi : disangkal
Polio : disangkal TB paru : diakui

Saat ini pasien dalam pengobatan TB paru bulan kedua


Riwayat Penyakit Keluarga :
Kedua kakak pasien dalam pengobatan TB Paru (flek). Tidak ada anggota
keluarga yang memiliki riwayat kejang.

Riwayat Sosial Ekonomi :


Ayah bekerja wiraswasta & Ibu sebagai ibu rumah tannga. Ayah, ibu, dan
pasien tinggal serumah. Biaya pengobatan menggunakan BPJS NPBI.
Kesan sosial ekonomi : cukup

C. DATA KHUSUS
Riwayat Perinatal :
Anak perempuan lahir dari ibu P3A0 pada kehamilan 37 minggu, antenatal
care teratur, penyakit kehamilan tidak ada, masa gestasi cukup bulan, lahir
secara spontan di bidan, anak lahir langsung menangis, berat badan lahir 2800
gram dengan panjang badan 47 cm.
Riwayat Makan-Minum
Anak sampai saat ini masih diberikan ASI eksklusif. Makanan pendamping
ASI mulai diberikan saat anak berusia 6 bulan.
Kesan : Asi eksklusif dan MPASI sesuai umur

Riwayat Imunisasi Dasar


No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar
1. BCG 1x 1 bulan
2. Polio 4x 0, 2, 4,6 bulan
3. Hepatitis B 3x 0,2,6 bulan
4. DPT 3x 2, 4, 6 bulan
5. Campak 1x 9 bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


- Tersenyum : 2 bulan
- Miring dan tengkurap : 3 bulan
- Duduk tanpa berpegangan : 7 bulan
- Berdiri berpegangan : 9 bulan
- Berjalan : 11 bulan
Kesan : Pertumbuhan dan Perkembangan sesuai dengan umur

Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :


Anak perempuan, umur 19 bulan
BB = 8 kg
TB = 79 cm
WAZ = (8-11.0) / 1.20 = -2.5 SD (Berat Badan Rendah)
HAZ = (79-81.9) / 3.10= -0.93 SD (Normal)
WHZ = (8-10.4) / 0.9= -2.6 SD (Kurus)
Kesan : Gizi Kurang

Riwayat Keluarga Berencana :


Ibu pernah mengikuti program KB suntik 3 bulan.

I. Pemeriksaan Fisik
a. Tanggal 21 Agustus 2017, pukul 09.40 WIB di bangsal anak
Baitunnisa 1
Kesan umum : Tampak gelisah, kesadaran composmentis
Tanda vital
- Nadi : 125x/ menit, isi dan tegangan cukup
- Laju nafas : 30x/ menit
- Suhu : 38.5 C ( axilla )

Status Internus
Kepala : kesan mesocephal, UUB datar
Mata : conjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-),
mata cekung (-), reflek pupil (+/+), pupil isokor
Telinga : normotia, low set ear (-), discharge (-)
Hidung : secret - , napas cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-), lidah kotor (-), tepi hiperemis(-) lidah
tremor, pernapasan mulut (-)
Tenggorok : T1/T1 , Faring hiperemis (-), sekret (-)
Kulit : hipopogmentasi (-), hiperpigmentasi (-)
Leher : pembesaran KGB (-), trachea terdorong (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak
Palpasi : ictus cordis teraba dengan 1 jari dari ICS 5 linea
midclavikula 2 cm ke medial, pulsus parasternal
(-), pulsus epigastrium (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, bising (-)

Paru
Inspeksi : Pengembangan hemithoraks simetris
Palpasi : Sterm fremitus (+), sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+),
Rhonki(-),Wheezing(-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : Tymphani di seluruh kuadran
Palpasi : Supel (+), nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
besar
Ekstremitas
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Pelebaran vena -/- -/-
Capillary refill time < 2/ < 2 < 2/ < 2

Status Neurologis
Rangsang Meningeal:
a. Kaku kuduk : negatif
b. Brudzinsky I IV
- Neck sign : negatif
- Cheek sign : negatif
- Symphisis sign : negatif
- Leg sign : negatif
c. Kernig sign : negatif
Pemeriksaan Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Gerakan Bebas Bebas
Kekuatan 5 5
Refleks fisiologis (+) N / (+) N (+) N / (+) N
Tonus Normotonus/ Normotonus Normotonus/ Normotonus

II. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. LABORATORIUM
Tanggal 21 Agustus 2017
Darah Rutin
Hemoglobin : 11,7g/dl
Hematokrit : 36.8 %
Leukosit : 4.81 ribu/ul (L)
Trombosit : 176 ribu/ul ( L )
Gol Darah/rhesus : O/positif
Kimia
Natrium : 130,7 mmol/L (L)
Kalium : 4.48 mmol/L
Chloride : 104.6 mmol/L
III. ASSESMENT : (Diagnosis Kerja)
Kejang Demam Komplek
Tuberculosis paru
Status Gizi Kurang
DAFTAR MASALAH

NO PROBLEM AKTIF TGL PROBLEM INAKTIF TGL


1. Kejang 5x durasi 5 menit 21 Agustus 2017
2. Demam sejak 4 hari 21 Agustus 2017
3. Batuk sejak 1,5 bulan 21 Agustus 2017

IV. INITIAL PLANS


1. Assesment : Kejang demam komplek
DD :
- Kejang demam simplek
- Epilepsi

Ip..Dx : S : -
O: Elektrolit, EEG, Pungsi lumbal
Ip.Tx :
Antikonvulsan
Saat kejang
1. Diazepam i.v 0,3 0,5 mg/KgBB dalam waktu 3-5 menit, dosis
maksimal 20 mg. atau
2. Diazepam perrektal 5 mg (BB < 10kg)

Diulang dengan cara dan dosis yang sama (interval 5 menit)

Diazepam i.v0,3 0,5 mg/KgBB diberikan secara perlahan

Fenitoin i.v 10-20 mg/kg/kali diberikan pelan

Kejang berhenti Kejang tidak berhenti

4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 ICU


jam setelah dosis awal.

Antipiretik
Parasetamol 10 15 mg/kg/kali diberikan 4 kali
sehari dan tidak lebih dari 5 kali.
Paracetamol syr 1cth
Oksigen nasal 2 L / menit
Cefotaxime 3x125 mg i.v
Dexamethasone 3x1/2 A
RL 16 tpm
BB = 8 kg
Rumus Darrow = 10kg I = 8x100 = 800 cc
Kenaikan suhu 2C = (12,5% x 2) x 800cc
= 25% x 800cc
= 200cc
Total kebutuhan cairan = 800cc + 200cc
= 1000cc
= (1000x15)/(60x24) = 11 tpm

Saat kejang berhenti


Terapi profilaksis kontinyu, diberikan :
Fenobarbital 4-6 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis
Asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis
*Diberikan selama 1 tahun

Ip. Mx :
TTV (HR, RR, Suhu)
Saturasi oksigen
Kejang berulang
Kesadaran

Ip. Ex :
Bed rest
Minum obat secara teratur
Makan makanan bergizi
Menyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis
baik.
Memberitahukan cara penanganan kejang
Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi
harus diingat adanya efek samping
Apabila terjadi kejang kembali :
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala
miring.Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu
kedalam mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah
berhenti.
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih

2. Assesment : Tuberculosis Paru


DD: - Asma Bronkhiale
- Pertusis
- Pneumonia
Parameter 0 1 2 3

Kontak TB Tidak - Laporan keluarga, BTA (+)


jelas BTA (-), tidak tahu/
tidak jelas

Uji tuberkulin Negative - - Positif (10 mm,


atau 5 mm
pada keadaan
imunosupresi)
Berat - BB/TB Klinis gizi buruk -
badan/keadaan <90% atau BB/TB <70% atau
gizi BB/U BB/U < 60%
<80%
Demam tanpa - 2 minggu - -
sebab yang jelas

Batuk - 3 minggu - -

Pembesaran - 1 cm, - -
kelenjar limfe jumlah > 1,
koli, aksila, tidak nyeri
inguinal
Pembengkakan - Ada - -
tulang/sendi pembengka
panggul, lutut, kan
falang
Foto rontgen Normal Kesan TB - -
thoraks

Jumlah skor = 9

- Ip.Dx : S : -
O : Foto thorax AP dan lateral, pemeriksaan darah rutin, tes mantoux,
pemeriksaan bilas lambung, pemeriksaan kultur Mycobacterium
tuberculosis.

- Ip.Tx : OAT
Fase awal / intensif untuk 2 bulan pertama 2RHZ
o Rifampisin 75 mg/hari
o Isoniazid 50 mg/hari
o Pirazinamid 150 mg/hari
Fase Lanjutan untuk 4 bulan selanjutnya 4RH
o Rifampisin 75 mg/hari
o Isoniazid 50 mg/hari
OAT fixed dose combination 1 box (1x1 tablet)
- Fase awal 2RHZ (75 mg/50 mg/150 mg)
- Fase lanjutan 4RH (75 mg/50 mg)
- Ip.Mx : Keadaa umum, vital sign, berat badan, panjang badan, nafsu makan

- Ip.Ex : Menjelaskan keluarga bahwa lama pengobatan TB paru 6 bulan


Rutin kontrol terkait pengobatan TB paru
Edukasi pentingnya kepatuhan minum obat setiap hari
Sering membuka pintu dan jendela rumah terutama saat pagi hari
Mengajarkan etika batuk kepada keluarga
Skrining terhadap saudara dan kedua orang tua pasien
Menjaga kebersihan lingkungan rumah

3. Assesment : Gizi Kurang


DD : Gizi Baik
Ip. Dx :S-
O-
IP Tx :
Kebutuhan kalori
o BBI: 11 kg
(61 x 11) - 51 = 620 kkal
Karbohidrat : 60% x 620 = 372 kkal
Lemak : 35% x 620 = 217 kkal
Protein : 10 % x 620 = 62 kkal

IP Mx : Keadaan umum pasien


Data antropometri (berat badan, panjang badan)

IP Ex : Makan teratur dengan gizi seimbang sesuai kebutuhan gizi


Jaga higien dan sanitasi makanan maupun lingkungan

Anda mungkin juga menyukai