Pembimbing:
dr. Sri Priyantini, Sp.A
Oleh :
Ainun Nadzifatul A H (30101306857)
Ajeng Aisha Amalia (30101206561)
Hanantyo Iqbal D (30101306960)
Muhammad Dhiya R (30101206667)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
A. IDENTITAS PASIEN
B. DATA DASAR
Anamnesis
Alloanamnesis dengan Ibu penderita, dilakukan pada tanggal 21 Agustus
2017 pukul 09.40 WIB di ruang bangsal anak ITH lantai III.
Keluhan utama : Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang :
- 3 hari SMRS, sejak Jumat 18 Agustus, pasien panas semlenget. panas
disertai batuk, pasien sudah diperiksakan ke dokter dan diberi obat turun
panas, setelah minum obat turun panas, panas bisa turun namun beberapa
jam kemudian naik lagi. Tidak disertai mual muntah, adanya ruam merah
dikulit disangkal, menggigil disangkal, adanya nyeri sendi disangkal.
- 2 hari SMRS pasien masih panas dan tidak disertai mual muntah, adanya
ruam merah dikulit disangkal, menggigil disangkal, adanya nyeri sendi
disangkal.
- Beberapa jam SMRS (pukul 03.30) pasien tiba tiba kejang di rumah.
Kejang tonik klonik seluruh tubuh dengan durasi +/- 5 menit dan tidak
sadar. Sebelum kejang, pasien panas tinggi. Kejang berulang lagi pada
pukul 07.00 selama +/- 5 menit, kemudian pasien dibawa ke IGD RSI
SA. Selama di IGD pasien kejang 3x sejak pukul 07.10 hingga 10.00.
Sebelum kejang anak sadar, saat kejang anak tidak sadar dan setelah
kejang anak sadar dan menangis.
C. DATA KHUSUS
Riwayat Perinatal :
Anak perempuan lahir dari ibu P3A0 pada kehamilan 37 minggu, antenatal
care teratur, penyakit kehamilan tidak ada, masa gestasi cukup bulan, lahir
secara spontan di bidan, anak lahir langsung menangis, berat badan lahir 2800
gram dengan panjang badan 47 cm.
Riwayat Makan-Minum
Anak sampai saat ini masih diberikan ASI eksklusif. Makanan pendamping
ASI mulai diberikan saat anak berusia 6 bulan.
Kesan : Asi eksklusif dan MPASI sesuai umur
I. Pemeriksaan Fisik
a. Tanggal 21 Agustus 2017, pukul 09.40 WIB di bangsal anak
Baitunnisa 1
Kesan umum : Tampak gelisah, kesadaran composmentis
Tanda vital
- Nadi : 125x/ menit, isi dan tegangan cukup
- Laju nafas : 30x/ menit
- Suhu : 38.5 C ( axilla )
Status Internus
Kepala : kesan mesocephal, UUB datar
Mata : conjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-),
mata cekung (-), reflek pupil (+/+), pupil isokor
Telinga : normotia, low set ear (-), discharge (-)
Hidung : secret - , napas cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-), lidah kotor (-), tepi hiperemis(-) lidah
tremor, pernapasan mulut (-)
Tenggorok : T1/T1 , Faring hiperemis (-), sekret (-)
Kulit : hipopogmentasi (-), hiperpigmentasi (-)
Leher : pembesaran KGB (-), trachea terdorong (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak
Palpasi : ictus cordis teraba dengan 1 jari dari ICS 5 linea
midclavikula 2 cm ke medial, pulsus parasternal
(-), pulsus epigastrium (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, bising (-)
Paru
Inspeksi : Pengembangan hemithoraks simetris
Palpasi : Sterm fremitus (+), sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+),
Rhonki(-),Wheezing(-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : Tymphani di seluruh kuadran
Palpasi : Supel (+), nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
besar
Ekstremitas
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Pelebaran vena -/- -/-
Capillary refill time < 2/ < 2 < 2/ < 2
Status Neurologis
Rangsang Meningeal:
a. Kaku kuduk : negatif
b. Brudzinsky I IV
- Neck sign : negatif
- Cheek sign : negatif
- Symphisis sign : negatif
- Leg sign : negatif
c. Kernig sign : negatif
Pemeriksaan Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Gerakan Bebas Bebas
Kekuatan 5 5
Refleks fisiologis (+) N / (+) N (+) N / (+) N
Tonus Normotonus/ Normotonus Normotonus/ Normotonus
Ip..Dx : S : -
O: Elektrolit, EEG, Pungsi lumbal
Ip.Tx :
Antikonvulsan
Saat kejang
1. Diazepam i.v 0,3 0,5 mg/KgBB dalam waktu 3-5 menit, dosis
maksimal 20 mg. atau
2. Diazepam perrektal 5 mg (BB < 10kg)
Antipiretik
Parasetamol 10 15 mg/kg/kali diberikan 4 kali
sehari dan tidak lebih dari 5 kali.
Paracetamol syr 1cth
Oksigen nasal 2 L / menit
Cefotaxime 3x125 mg i.v
Dexamethasone 3x1/2 A
RL 16 tpm
BB = 8 kg
Rumus Darrow = 10kg I = 8x100 = 800 cc
Kenaikan suhu 2C = (12,5% x 2) x 800cc
= 25% x 800cc
= 200cc
Total kebutuhan cairan = 800cc + 200cc
= 1000cc
= (1000x15)/(60x24) = 11 tpm
Ip. Mx :
TTV (HR, RR, Suhu)
Saturasi oksigen
Kejang berulang
Kesadaran
Ip. Ex :
Bed rest
Minum obat secara teratur
Makan makanan bergizi
Menyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis
baik.
Memberitahukan cara penanganan kejang
Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi
harus diingat adanya efek samping
Apabila terjadi kejang kembali :
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala
miring.Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu
kedalam mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah
berhenti.
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih
Batuk - 3 minggu - -
Pembesaran - 1 cm, - -
kelenjar limfe jumlah > 1,
koli, aksila, tidak nyeri
inguinal
Pembengkakan - Ada - -
tulang/sendi pembengka
panggul, lutut, kan
falang
Foto rontgen Normal Kesan TB - -
thoraks
Jumlah skor = 9
- Ip.Dx : S : -
O : Foto thorax AP dan lateral, pemeriksaan darah rutin, tes mantoux,
pemeriksaan bilas lambung, pemeriksaan kultur Mycobacterium
tuberculosis.
- Ip.Tx : OAT
Fase awal / intensif untuk 2 bulan pertama 2RHZ
o Rifampisin 75 mg/hari
o Isoniazid 50 mg/hari
o Pirazinamid 150 mg/hari
Fase Lanjutan untuk 4 bulan selanjutnya 4RH
o Rifampisin 75 mg/hari
o Isoniazid 50 mg/hari
OAT fixed dose combination 1 box (1x1 tablet)
- Fase awal 2RHZ (75 mg/50 mg/150 mg)
- Fase lanjutan 4RH (75 mg/50 mg)
- Ip.Mx : Keadaa umum, vital sign, berat badan, panjang badan, nafsu makan